IDENTIFIKASI TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DANPELAKSANAAN TIMBANG TERIMA DI RUANG RAWAT INAPRUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) NGUDI WALUYO WLINGI-BLITAR

(1)

IDENTIFIKASI TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DANPELAKSANAAN TIMBANG TERIMA DI RUANG RAWAT

INAPRUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) NGUDI WALUYO WLINGI-BLITAR

SKRIPSI

Oleh :

LALU AGUNG SURYAWAN

NIM. 09060083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHAN

UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(2)

IDENTIFIKASI TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DANPELAKSANAAN TIMBANG TERIMA DI RUANG RAWAT

INAPRUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) NGUDI WALUYO WLINGI-BLITAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

LALU AGUNG SURYAWAN

NIM. 09060083

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHAN

UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2014


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

IDENTIFIKASI TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA DI RUANG RAWAT

INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) NGUDI WALUYO WLINGI-BLITAR

SKRIPSI

Disusun Oleh :

LALU AGUNG SURYAWAN NIM. 09060083

Skripsi Telah Disetujui Untuk Di Ujikan Pada Tanggal November 2014

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Nurul Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep. NIP. UMM. 112.0501.0419 Penguji I,

Ledy Martha A.,S.Kep.,Ns.,M.Kes NIDN. 0725038204

Penguji II,

Sunardi.,M.Kep NIP. 112.0508.0425


(4)

LEMBAR PENGESAHAN

IDENTIFIKASI TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DAN PELAKSANAAN TIMBANG TERIMA DI RUANG RAWAT

INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) NGUDI WALUYO WLINGI-BLITAR

SKRIPSI Disusun Oleh :

LALU AGUNG SURYAWAN NIM. 09060083

Di Ujikan

Pada tanggal November 2014 Penguji I,

Ledy Martha Aridiana.,S.Kep.,Ns.,M.Kes NIDN. 0725038204

Penguji II,

Sunardi.,M.Kep NIP. 112.0508.0425 Penguji III,

Yoyok Bekti Prasetyo,M.Kep.Sp.Kom NIP.112.0309.0405

Penguji IV,

Nur Aini, S.Kep.,Ns.,M.Kep. NIDN.0729048301 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Yoyok Bekti Prasetyo,M.Kep.Sp.Kom NIP.112.0309.0405


(5)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lalu Agung Suryawan

NIM : 09060083

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Identifikasi Tingkat Stres Kerja Perawat dan Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi-Blitar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, November 2014 Yang Membuat Pernyatan

Lalu Agung Suryawan NIM. 09060083


(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Identifikasi Tingkat Stres Kerja Perawat dan Pelaksanaan Timbang Terima di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi-Blitar”. Tugas akhir skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini, dengan hati yang tulus perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Yoyok Bekti Prasetyo,M.Kep.Sp.Kom. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Ibu Ledy Martha A.,S.Kep.,Ns.,M.Kes. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Sunardi.,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Nur Aini.,S.Kep.,Ns.,M.Kep. selaku penguji II yang telah memberikan arahan serta masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini 6. Kedua Orang Tua saya yang telah memberikan semangat, doa dan bantuannya


(7)

pendidikan, serta kakak-kakak dan keluarga besar saya yang selalu memberikan semangat kepada saya .

7. Kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Daerah (RSUD) Ngudi Waluyo Wlingi-Blitar beserta jajarannya yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.

8. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.

9. Teman-teman PSIK 2009 sebagai teman seperjuangan dalam dunia perkuliahan.

10. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) komisariat Cardiovascular yang telah menjadi rumah dan keluarga bagi saya.

11. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi mahasiswa dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan.

Malang, November 2014


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

LembarPengesahan ... iii

LembarPernyataanKeaslian... iv

Kata Pengantar ... v

Abstract ... vii

Intisari ... viii

Dafatar Isi ... ix

Datar Tabel... xii

Daftar Gambar ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.3.1 Tujuan Umum ... 9

1.3.2 Tujuan Khusus ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

1.5 Keaslian Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Stres ... 13

2.1.1 Pengertian Stres ... 13

2.1.2 Pengertian Stres Kerja ... 14

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stres ... 15

2.1.4 Tingkatan Stres ... 20

2.1.5 Gejala dan Tanda-Tanda Stres... 22

2.1.6 Dampak Stres Kerja ... 23

2.1.7 Penanggulangan Stres ... 24

2.2 Timbang Terima ... 26

2.2.1 Pengertian Timbang terima ... 26

2.2.2 Tujuan Timbang Terima... 27

2.2.3 Jenis Timbang Terima... 27

2.2.4 Pelaksanaan Timbang Terima ... 29

2.2.5 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Timbang Terima ... 31


(9)

BAB III KERANGKA KONSEP ... 34

3.1 Kerangka Konsep ... 34

BAB IV METODE PENELITIAN ... 35

4.1 Desain Penelitian... 35

4.2 Kerangka Penelitian ... 35

4.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ... 37

4.3.1 Populasi ... 37

4.3.2 Sampel ... 37

4.3.3 Teknik Sampling ... 37

4.4 Definisi Operasional ... 38

4.5 Tempat Penelitian ... 39

4.6 Waktu Penelitian ... 39

4.7 Instrumen Penelitian ... 39

4.8 Prosedur Pengumpulan Data ... 40

4.9 Analisa Data ... 41

4.10Etika Penelitian ... 41

4.10.1 Lembar Persetujuan Penelitian ... 42

4.10.2 Tampa Nama... 42

4.10.3 Kerahasiaan ... 42

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 43

5.1 KarakteristikPerawat ... 43

5.1.1 Karakteristik berdasarkan usia ... 44

5.1.2 Karakteristik berdasarkan masa kerja ... 44

5.1.3 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin ... 45

5.1.4 Karakteristik berdasarkan pendidikan ... 45

5.2 Gambaran Tingkat StresKerjaPerawat ... 46

5.2.1 Gambaran tingkat stress kerja perawat ... 46

5.2.2 Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

5.2.3 Tingkat StresKerja Berdasarkan tingkat pendidikan ... 47

5.3 Gambaran Pelaksanaan TimbangTerima ... 47

5.3.1 Gambaran Pelaksanaan Timbang Terima berdasarkan jenis kelamin ... 48

5.3.2 Gambaran Pelaksanaan Timbang Terima berdasarkan tingkat pendidikan ... 48

5.3.3 Gambaran Pelaksanaan Timbang Terima berdasarkan indicator timbang terima ... 49

BAB VI PEMBAHASAN... 50

6.1 Gambaran Stres Kerja Perawat ... 50


(10)

6.1.2 Tingkat StresKerja Berdasarkan Jenis Kelamin ... 53

6.1.3 Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 54

6.1.4 Distribusi Stres KerjaPerawat di Ruangan ... 54

6.2 Gambaran Pelaksanaan Timbang Terima ... 55

6.3 Keterbatasan Penelitian ... 58

6.4 Implikasi Keperawatan ... 58

BAB VII PENUTUP... 60

7.1 Kesimpulan ... 60

7.2 Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN... 65


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima ... 33

Tabel 4.1 Definisi Operasional ... 39

Tabel 4.2 Kisi-Kisi Kuesioner Tingkat Stres Kerja ... 40

Tabel 4.3 Kisi-Kisi Ceklist Pelaksanaan Timbang Terima ... 41

Table 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 45

Table 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 45

Table 5.3 Gambaran Tingkat Stress Kerja Perawat... 47

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Jenis Kelamin ... 47

Tabel 5.5 Distribusi Tingkat Stres Kerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 48

Table 5.6Gambaran Pelaksanaan Timbang Terima ... 48

Tabel 5.7 Distribusi Pelaksanaan Timbang Terimaberdasarkan jenis kelamin ... 49 Tabel 5.8 Distribusi Pelaksanaan Timbang Terimaberdasarkan tingkat pendidikan . 49


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Timbang Terima ... 31

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ... 34

Gambar 4.1 Kerangka Penelitian ... 37

Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 46

Gambar 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 46

Gambar 5.3Pelaksanaan TimbangTerima ... 55


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Telah Melakukan Penelitian ... 67

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ... 68

Lampiran 3 Surat Permohonan Menjadi Responden ... 69

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ... 70

Lampiran 5 Kuesioner Tingkat Stres Kerja Perawat ... 71

Lampiran 6 CeklistPelaksanaanTimbang Terima ... 75

Lampiran 7Tabulasi Data Tingkat Stres Kerja Perawat ... 76

Lampiran 8Tabulasi Data Pelaksanaan Timbang Terima ... 77


(14)

DAFTAR PUSTAKA

Ani Suprapta, Made. 2012. Hubungan metoda komunikasi SBAR pada handover keperawatan dengan kinerja perawat di Ruang Triage IGD RSUP Sanglah Denpasar.

Fakultas Kedokteran: Universitas Udayana Denpasar. Tidak Di Publikasikan.

Iswanto, Sigit., Purwanti, Okti. (2008). Hubungan Stress Kerja dengan Perilaku Medikasi di RuangAl-Qomar dan Asy-Syam Rumah Sakit Islam Surakarta. Di publikasikan. Mamonto, Novita,. Dkk. (2013). Hubungan Gaya Kepemimpinan kepala Ruangandengan

Tingkat Stres Kerja Perawatdi Ruang Rawat Inap RSUD Bitung. Tidak di Publikasikan.

Martina, Anggra. (2012). Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Paru Dr.Moehaammad Goenawan Partowidigno Cisarua Bogor.

Fakultas Ilmu Keperawatan : Universitas Indonesia. Tidak di Publikasikan. Muthmainah, Iin. (2012). Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja di Ruangan ICU Pelayanan

Jantung Terpadu Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Fakultas Ilmu Keperawatan : Universitas Indonesia. Tidak di Publikasikan.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktk Keperawatan Profesional.

Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktk Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Oryza, Deltanni. (2009). Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Stres Kerja pada Perawat.

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya : Universitas Islam indonesia. Rochman, Kholil. (2010). Kesehatan Mental. Purwokerto : STAIN Press.

Rumaningsih, Mrihrahayu. (2011). Pengaruh Faktor Organisasional pada Stres Kerja Para Perawat dengan Pengalaman Kerja sebagai Variabel Pemoderasi. Di publikasikan.

Runtu, Delon Y,. Widyarini, Nilam. (2009).Iklim Organisasi, Stres Kerja, dan Kepuasan Kerja pada Perawat. Di publikasikan.

Saragih, Herlen. (2008). Pengaruh Karakteristik Organisasional dan Individual terhadap Stres Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Persoa. Sekolah Pascasarjana : Universitas Sumatra Utara. Tidak di Publikasikan.

Supardi. (2007). Analisa Stres kerja pada Kondisi dan Beban Kerja Perawat dalam Klasifikasi Pasien di Ruang Rawat Inap RUMKIT TK Putri Hijau KESDEM I/BB Medan.

Sekolah Pascasarjana : Universitas Sumatra Utara. Tidak di Publikasikan.


(15)

Supriatna,Soni,. Dkk. (2014). Usulan Strategi Peningkatan Performansi Kerja Perawat Berdasarkan Faktor Pemicu Stres dengan Menggunakan Dimensi Greenberg. Di publikasikan.

Wasis. (2008). Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Keperawatan. Jakarta : ECG.

Widyasari, jhohana, K. (2010). Hubungan Antara Kelelahan Kerja dengan Stres Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Islam Yarsis surakarta. Fakultas Kedokteran : Universitas Negri Sebelas Maret. Tidak di Publikasikan.

Winani. (2012). Hubungan Persepsi Perawat Pelaksana tentang Fungsi Pengawasan Kepala Ruangan dan Pelaksanaan Serah Terima Pasien di RSUD Gunung Jati Cirebon.

Program Magister Ilmu Keperawatan Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Universitas Indonesia.Tidak Di Publikasikan.

Yani, Achir. (2008). Buku Ajar Riset Keperawatan : Konsep, Etika, dan Instrumentasi.


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rumah sakit merupakan pusat penyelenggara kesehatan, yang merupakan

wadah dan dan pemberi harapan bagi masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan demi meningkatkan drajat kesehatan masyarakat.Rumah sakit dituntut mampu memberikan pertolongan dan perawatan yang cepat dan tanggap, berupa pelayanan yang nyaman, tepat, bermanfaat dan professional.Untuk itu rumah sakit harus mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan memiliki sarana perasarana yang memadai dan modern dengan perawat yang memiliki kualitas serta profesionalitas sehingga menciptakan pelayanan yang berkualitas dengan menghasilkan produktifitas kerja yang tinggi (Saragih, 2008).

Perawat merupakan tonggak tercapainya pelayanan kesehatan yang berkualitan dan professional yang berikan kepada pasien. Hal ini disebabkan karena jumlahnya perawat yang mendominasi pekerja yang ada di rumah sakit sekitar (50-60% dari seluruh tenaga yang ada), yang bertugas memberikan pelayanan dan menjaga pasien selama 24 jam sehari.Komitmen dari perawat pelaksana akan berefek pada pemberian pelayanan yang baik dan bermutu. Sikap tersebut akan senantiasa muncul bila perawat merasa puas akan pekerjaannya, merasa nyaman serta fokus pada tugas dan fungsinya sebagai perawat (Runtu, 2009).

Peran perawat seperti yang tertuang dalam konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 (dalam Supriatna., dkk, 2013)terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan


(17)

2

keperawatan, advokasi terhadap pasien, pemberi pendidikan dan pengetahuan kepada pasien, kordinator, kolaborator dengan tenaga medis lainnya. Perawat secara umum mempunyai tanggungjawab untuk memberikan asuhan keperawatan yang bermutu pada pasien, selalu meningkatkan ilmu pengetahuan dan mengembangkan diri sebagai profesi perawat sedangkan tugas perawat lebih kepada fungsi yang harus dilakukan sehubungan dengan hak, wewenang dan tanggungjawab seorang perawat seperti memperhatikan kebutuhan pasien saat mendapat pelayanan kesehatan dirumah sakit, merawat pasien dll.

Perawat sebagai sosok yang selalu ada disamping pasien selama 24 jam untuk memberikan atau mengadakan kebutuhan pasien untuk mencapai kesembuhan sangat berpotensi terjadinya stres. Banyaknya pasien yang dirawat dengan beragamnya penyakit atau masalah yang diderita oleh pasien dan kebutuhan pasien yang beragam belum lagi tuntutan dari pasien dan keluarga sangat berpotensi akan timbulnya stres perawat pada saat menjalankan tugas keperawatan. Ketidakmampuan seorangperawat mengantisipasi banyaknya tuntutan tersebut akan berdampak pada pelayanan yang akan diberikan serta akan mempengaruhi prilaku perawat dalam melaksanakan tanggungjawabnya(Iswanto, 2008).

Stres kerja adalahreaksi individu terhadap stimulus eksternal baik faktor sosial, pekerjaan, lingkungan dan psikologis yang dapat mengancam dan memberi tekanan secara fisiologis dan psikologis.Stres kerja mencakup penilaian emosional dari perbedaan yang dirasakan antara tuntutan pekerjaan dengan kemampuan seseorang untuk melaksanakan tuntutan pekerjaan. Stres kerja mengakibatkan


(18)

3

menurunnya performa kerja dari individu yang berimbas pada menurunnya pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit (Mamonto, 2013)

Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya kinerja perawat dalam

melaksanakan fungsi utamanya sebagai perawat adalah stres.Sumber stres daripengaruh lingkungan yang telahditeliti oleh Kaluzniacky (dalam Rumaningsih, 2011), bahwastres kerja seorang profesional dikarenakanbanyaknya tugas-tugas yang diembannyadilingkungan itu.Terjadinya stres kerja yang dialami oleh pekerja/individu dikarenakan karakter individu tersebut merasa tidak ada kecocokan denganjenis dan tugas pekerjaan yang diberikan padanya. Faktor lain juga dapat dikarenakan adanyakonflik di dalam tugas kerja di manahasilnya yang tidak sesuai dengankebutuhannya dan atau juga karena tidakadanya alasan untuk menolak ataskelebihan pekerjaan yang dikerjakan (Rumaningsih, 2011).Pekerjaan perawat yang berat akibat tanggungjawabnya terhadap kehidupan manusia tesebut dapat mengakibatkan stres yang berdampak pada menurunnya kinerja dan produktivitas kerja perawat tersebut.Saat ini banyak rumah sakit yang ingin meningkatkan kinerja/performansi kerja perawat yang lebih baik, maka dari itu perlu kiranya faktor penyebab stres kerja pada perawat dianalisis untuk dapat meminimisasi stres yang terjadi (Supriatna dkk, 2013).

Menurut NIOSH 2008 (dalam Muthmainah, 2012) profesi kesehatan

sejak dulu diketahuai memiliki tekanan psikologis yang sangat tinggi.Pekerja kesehatan dihadapkan dengan beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan pekerja menjadi stres mulai dari beban kerja yang besar, targetan waktu dalam menyelesaikan tugas, bahaya infeksi nosokomial, kondisi pasien yang selalu


(19)

4

berubah. Profesi perawat juga rawanakan terjadinya stres, menurut survey nasional di Prancis (Frasser, dalam Muthmainah, 2012) didapatkan bahwa persentase kejadian stres oleh perawat sekitar 74 %. Diindonesia menurut hasil survey PPNI 2006 (dalam Muthmainah, 2012) terdapat 50,9 % stres dialami oleh perawat dengan gejala yang dialami sering pusing dan lelah.

Perawat juga dibebani tugas tambahan lain serta diberikannya pekerjaan atau kegiatan yang tidak sesuai dengan peran dan fungsinya sebagai perawat misalnya menangani administrasi, keuangan dan lainnya. Hal ini senada dengan penelitian DEPKES dan Universitas Indonesia (dalam Saragih, 2008) mengemukakan bahwa kebanyakan perawat melaksanakan tugas kebersihan di rumah sakit, melakukan tugas administrasi dan melakukan tugas non keperawatan misalnya menetapkan diagnosa penyakit yang seharusnya dilakukan oleh dokter, membuat resep dan melakukan tindakan pengobatan, hanya sebagian kecil kegiatan yang bertuju pada pemberian asuhan keperawatan sesuai dengan fungsinya. Keadaan ini sangat berpotensi sebagai salah satu pemicu terjadinya stres pada perawat dalam sebuah rumah sakit (Saragih, 2008).

Pemberian asuhan keperawatan merupakan hak yang harus didapatkan oleh pasien rawat inap.Salah satunya adalah prosedur timbang terima yang merupakan kegiatan rutin dan harus dilakukan oleh perawat pada saat pergantian

shift. Pelaksanaan timbang terima pasien merupakan tindakan keperawatan secara

langsung yang akan berdampak pada perawatan pasien dan keluarga demi menyampaikan kondisi terkini dari pasien tersebut, selain itu juga timbang terima pasien dibangun sebagai sarana menyampaikan tanggungjawab perawat dalam


(20)

5

melaksanakan pelayanan keperawatan kepada klien dalam satu kali shift dinas serta

penyerahkan legalitas yang berkaitan dengan pelayanan keperawatan pada pasien selama perawatan (Winani, 2012).

Pelaksanaan timbang terima adalah salah satu elemen yang penting dalam

proses pemberian pelayanan keperawatan maka diperlukan komunikasi yang efektif serta tentunya waktu yang cukup dan memadai dalam melaksanakan proses

timbang terima, sebagaimana yang tertuang pada permenkes

1691/MENKES/PERVIII/2011 menyatakan bahwa sasaran keselamatan pasien meliputi: ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan resiko pasien jatuh. Semua elemen tersebut merupakan hal yang dapat membahayakan pasien maka perlu kiranya seorang perawat meminimalisir faktor penyebabnya, salah satu faktor penyebabnya adalah stres kerja. Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa kesenjangan yang terjadi pada

proses timbang terima sering disebabkan karena komunikasi yang

diberikan/diserah terimakan oleh shift sebelumnya tidak lengkap atau tidak efektif yang disebabkan oleh stres kerja sehingga dapat menyebabkan gangguan dalam proses keperawatan lanjutansehingga dapat berpotensi membahayakan pasien (Winani, 2012).

Menurur Walker, Evan dan Robbson (dalam Suprapta, 2012), komunikasi

adalah elemen yang sangat penting dan perlu menjadi perhatian bagi rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan khususnya dalam melaksanakan asuhan


(21)

6

keperawatan demi meningkatkan mutu dari pelayanan keperawatan dan salah satu kegiatan keperawatan yang memerlukan komunikasi yang baik adalah saat serah terima tugas (handover).

Menurut Potter & parry (dalam Winani, 2012) komunikasi pada saat pelaksanaan timbang terima sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah emosi/psikologis.Emosi adalah perasaaan yang sialami oleh individutentang peristiwa atau kondisi yang dialami.Cara seseorang perawat berinteraksi dan berkomunikasi dengan pasiensangat dipengaruhi oleh keadaan emosinya pada saat itu. Emosi atau keadaan psikologis seorang perawat yang tidak stabil dapat mepengaruhi atau bepotensi terhadap informasi yang disampaikan akan tidak efektif dalam penyampaiannya (Winani, 2012).

Menurut (Mamonto, 2013) Stres kerja dapat berpotensi mengakibatkan menurunnya produktvitas kerja dan memperburukpelayanan terhadap pasien salah satunya adalah pelaksanaan timbang terima pasien karena pelaksanaan timbang terima pasien dirumah sakit dapat dipengaruhi oleh karakteristik dari perawat itu sendiri khususnya psikologis perawat tersebut, apabila seorang perawatmengalami stres maka pelaksanaan terima berpotensi mengakibatkan kesalahan dalam penyampaiannya sehingga bisaterjadianya sentinel yaitu kejadian yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius di rumah sakit disebabkan karena buruknya komunikasi (Winani, 2012).

Keadaan fisik dan psikologis yang terganggu tersebut diakibatkan oleh tingkat stress kerja perawat sangat mempengruhi tingkat emosi dan kecemasan kronis yang dirasakan oleh perawat serta kondisi fisik perawat yang menurun


(22)

7

(Saragih, 2008). Hal ini semakin menegaskan bahwa tingkat stress perawat akansangat berdampak pada terbengkalainya tugas pokok dari seorang perawat, salah satu tugas pokok yang terganggu tersebut adalah timbang terima.

Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo wlingi blitar

merupakan rumah sakit milik PEMKAB blitar dan termaksud rumah sakit tipe B non pendidikan. Jumlah TT = 200 : 26 Paviliun, 174 kelas I, II dan III. Pencapaian BOR pada bulan februari 2014di ruang rawat inap dahlia I rumah sakit umum daerah ngudi waluyo-blitar adalah 93,53 % dengan kunjungan 119 pasien dengan jumlah tempat tidur sebanyak 22. Dari data yang didapatkan menyatakan bahwa tingkat ketergantungan pasien antara lain pasien dengan total care berjumlah 59 pasien, parsial care berjumlah 44 pasien dan pasien dengan minimal care berjumlah 77 pasien. Perbandingan jumlah tenaga perawat yang bertugas di ruang rawat inap dahlia I dengan jumlah kapasitas tempat tidur sebesar 2-3 :1 artinya dua pasien dirawat oleh satu perawat. Hal ini belum sesuai dengan Permenkes No.262/ MenKes/ per/ VII/ 1997 untuk Rumah Sakit tipe B yaitu dengan rasio 1:1 yang artinya satu pasien dirawat oleh satu perawat. Dari deskripsi pencapaian BOR diatas dapat disimpilkan bahwa beban kerja perawat di ruang rawat inap dahia I tinggi dan beban kerja yang tinggi bisa menyebabkan terjadinya stres kerja.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 26 maret dan 10 juni 2014 terhadap 9 orang perawat dari 14 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap dahlia I di dapatkan hasil bahwa, 5 orang perawat mengatakan bahwa sering merasakan capek saat melaksanakan tugas-tugas keperawatan hingga 6 perawat mengatakan bahwa banyak perawat yang mudah


(23)

8

tersinggung/sensitive dan memperlihatkan sikap kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan pasien dan keluarga merasa tidak nyaman ketika perawat memberikan pelayanan. Selain itu 6 perawat mengatakan bahwa sering melihat rekannya merasa stress atau depresi serta sikap pesimis dan kurang bersemangat dalam menjalankan tugas yang menyebabkan konsentrasi semakin berkurang, beberapa perawat pun sering diperingati atasan atau dihukum karena melanggar aturan rumah sakit seperti datang terlambat dan membolos. Selain itu perawat juga menyampaikan bahwa pada saat pelaksanaan timbang terima para perawat pelaksana sebelumnya merasa sangat lelah.Perawat pelaksana mengatakan bahwa jumlah tenaga perawat tidak sebanding dengan jumlah pasien yang ada, ini menyebabkan beban kerja di ruang rawat inap dahlia I sangat berat hingga menimbulkan stress kerja bagi para perawat.Keadaan fisik yang capek, lelah, sikap yang sensitif, kekhawatiran, kecemasan, pesimis dan kurang bersemangat yang dirasakan oleh para perawat merupakan tanda dan gejala dari stres kerja. Stress kerja yang kemudian berimbas pada pelaksanaan timbang terima sangat bepotensi terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini terjadi karena informasi yang seharusnya disampaikan secara komprehensif menjadi tidak efektik dikarenakan perawat pelaksana dalam kondisi yang tidak stabil sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan/kejadian yang tidak diingikan. Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 24 maret 2014, pada saat pelaksanaan timbang terima hal-hal yang di sampaikan hanya berupa masalah medis sedangkan masalah keperawatan tidak terlalu banyak dibahas, data pendukung yang seharusnya disampaikan agar menunjang dan membantu


(24)

9

perawatan selanjutnya tidak disampaikan secara lisan, hal tersebut terjadi dikarenakan beban kerja yang berlebih sehingga perawat merasa stres dalam melaksanakan tugasnya atau sering disebut stres kerja.

Berdasarkan latar belakang diatas dan mengingat pentinganya memperhatikan tingkat stress perawat dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemberi layanan kesehatan salah satunya adalah pelaksanaan timbang terima. Oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran tingkat stress kerja perawat dan pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap dahlia Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo wlingi-blitar.

1.2 Rumusan Masalah

Mengidentifikasi tingkat stres kerja perawat dan pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat stres kerja perawat dan pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar. 1.3.2.Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran tingkat stres kerja perawat di ruang rawat inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar.


(25)

10

2. Mendeskripsikan gambaran pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap

Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar. 1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perawat

Membantu perawat untuk mengenal lebih jauh tentang tingkat stres kerja dan pelaksanaan timbang terima sehingga perawat dapat meningkatkan kinerjanya

2. Bagi Rumah Sakit

Menjadi bahan referensi dan rekomendasi bagi rumah sakit dalam membuat strategi untuk meminimalisir terjadinya stres kerja pada perawat saat bekerjasehingga dapat meningkatkan pelayanan di ruang inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi bahan referensi dalam pendidikan keperawatan dalam hal proses timbang terima dan stres kerja serta khususnya menjadi refrensi bagi mata kuliah manajemen keperawatan.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan peneliti dan menjadi pengalaman berharga untuk peneliti dan kemudian sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.


(26)

11

1.5 Keaslian Penelitian

Supardi (2007) Analisa stres kerja pada kondisi dan beban kerja perawat dalam klasifikasi pasien di ruang rawatInap rumkit TK II putri hijauKesdam I/BB medan. Rancangan penelitian ini bersifat survei analitik yang memberikan gambaran terhadap stres kerja pada tipe kepribadian, beban dan kondisi kerja.Populasi dalam penelitian ini sebanyak 83 orang dan sampel adalah jumlah keseluruhan populasi.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap kondisi kerja dan dengan koesioner tentang tipe kepribadian, beban, kondisi dan stres kerja.Perbedaan penelitian di atas dengan yang akan peneliti lakukan adalah pada variablenya yaitu variabel tidak bebas (Dependent Variabel)dalam

penelitiansupardiadalah stres variabel bebas, (Independent Variabel)dalam

penelitiansupardiyaitu kondisi dan bebankerja perawat sedangkan variabel moderator (Moderating variable)dalam penelitia supardiyaitu tipe kepribadian

perawat. Sedangkan variable bebas pada penelitian ini adalah stres kerja dan variable terikatnya adalah pelaksanaan timbang terima (handover).

Ani Suprapta, Made. 2012. Hubungan metoda komunikasi SBAR pada

handover keperawatan dengan kinerja perawat di Ruang Triage IGD RSUP Sanglah

Denpasar, Provinsi Bali.Jenis penelitian ini adalah Deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling pada penelitian ini adalah non probability

sampling dengan teknik sampel yang digunakan total sampling dengan jumlah

sampel 43 orang perawat diluar kepala ruangan dan inventaris. Perbedaan penelitian di atas dengan yang akan peneliti lakukan adalah pada variablenya yaitu variabel tidak bebas (Dependent Variabel) dalam penelitianSuprapta adalah


(27)

12

komunikasi SBARvariabel bebas, (Independent Variabel) dalam penelitianSuprapta

yaitu handover sedangkan variabel moderator (Moderating variable) dalam penelitian

Supraptayaitu kinerja perawat. Sedangkan variable bebas pada penelitian ini adalah stres kerja dan variable terikatnya adalah pelaksanaan timbang terima (handover).


(1)

(Saragih, 2008). Hal ini semakin menegaskan bahwa tingkat stress perawat akansangat berdampak pada terbengkalainya tugas pokok dari seorang perawat, salah satu tugas pokok yang terganggu tersebut adalah timbang terima.

Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo wlingi blitar merupakan rumah sakit milik PEMKAB blitar dan termaksud rumah sakit tipe B non pendidikan. Jumlah TT = 200 : 26 Paviliun, 174 kelas I, II dan III. Pencapaian BOR pada bulan februari 2014di ruang rawat inap dahlia I rumah sakit umum daerah ngudi waluyo-blitar adalah 93,53 % dengan kunjungan 119 pasien dengan jumlah tempat tidur sebanyak 22. Dari data yang didapatkan menyatakan bahwa tingkat ketergantungan pasien antara lain pasien dengan total care berjumlah 59 pasien, parsial care berjumlah 44 pasien dan pasien dengan minimal care berjumlah 77 pasien. Perbandingan jumlah tenaga perawat yang bertugas di ruang rawat inap dahlia I dengan jumlah kapasitas tempat tidur sebesar 2-3 :1 artinya dua pasien dirawat oleh satu perawat. Hal ini belum sesuai dengan Permenkes No.262/ MenKes/ per/ VII/ 1997 untuk Rumah Sakit tipe B yaitu dengan rasio 1:1 yang artinya satu pasien dirawat oleh satu perawat. Dari deskripsi pencapaian BOR diatas dapat disimpilkan bahwa beban kerja perawat di ruang rawat inap dahia I tinggi dan beban kerja yang tinggi bisa menyebabkan terjadinya stres kerja.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 26 maret dan 10 juni 2014 terhadap 9 orang perawat dari 14 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap dahlia I di dapatkan hasil bahwa, 5 orang perawat mengatakan bahwa sering merasakan capek saat melaksanakan tugas-tugas keperawatan hingga 6 perawat mengatakan bahwa banyak perawat yang mudah


(2)

tersinggung/sensitive dan memperlihatkan sikap kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan pasien dan keluarga merasa tidak nyaman ketika perawat memberikan pelayanan. Selain itu 6 perawat mengatakan bahwa sering melihat rekannya merasa stress atau depresi serta sikap pesimis dan kurang bersemangat dalam menjalankan tugas yang menyebabkan konsentrasi semakin berkurang, beberapa perawat pun sering diperingati atasan atau dihukum karena melanggar aturan rumah sakit seperti datang terlambat dan membolos. Selain itu perawat juga menyampaikan bahwa pada saat pelaksanaan timbang terima para perawat pelaksana sebelumnya merasa sangat lelah.Perawat pelaksana mengatakan bahwa jumlah tenaga perawat tidak sebanding dengan jumlah pasien yang ada, ini menyebabkan beban kerja di ruang rawat inap dahlia I sangat berat hingga menimbulkan stress kerja bagi para perawat.Keadaan fisik yang capek, lelah, sikap yang sensitif, kekhawatiran, kecemasan, pesimis dan kurang bersemangat yang dirasakan oleh para perawat merupakan tanda dan gejala dari stres kerja. Stress kerja yang kemudian berimbas pada pelaksanaan timbang terima sangat bepotensi terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini terjadi karena informasi yang seharusnya disampaikan secara komprehensif menjadi tidak efektik dikarenakan perawat pelaksana dalam kondisi yang tidak stabil sehingga memungkinkan terjadinya kesalahan/kejadian yang tidak diingikan. Dari hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 24 maret 2014, pada saat pelaksanaan timbang terima hal-hal yang di sampaikan hanya berupa masalah medis sedangkan masalah keperawatan tidak terlalu banyak dibahas, data pendukung yang seharusnya disampaikan agar menunjang dan membantu


(3)

perawatan selanjutnya tidak disampaikan secara lisan, hal tersebut terjadi dikarenakan beban kerja yang berlebih sehingga perawat merasa stres dalam melaksanakan tugasnya atau sering disebut stres kerja.

Berdasarkan latar belakang diatas dan mengingat pentinganya memperhatikan tingkat stress perawat dalam melaksanakan tugasnya sebagai pemberi layanan kesehatan salah satunya adalah pelaksanaan timbang terima. Oleh karena itu maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran tingkat stress kerja perawat dan pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap dahlia Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo wlingi-blitar.

1.2 Rumusan Masalah

Mengidentifikasi tingkat stres kerja perawat dan pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat stres kerja perawat dan pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar. 1.3.2.Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan gambaran tingkat stres kerja perawat di ruang rawat inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar.


(4)

2. Mendeskripsikan gambaran pelaksanaan timbang terima di ruang rawat inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perawat

Membantu perawat untuk mengenal lebih jauh tentang tingkat stres kerja dan pelaksanaan timbang terima sehingga perawat dapat meningkatkan kinerjanya

2. Bagi Rumah Sakit

Menjadi bahan referensi dan rekomendasi bagi rumah sakit dalam membuat strategi untuk meminimalisir terjadinya stres kerja pada perawat saat bekerjasehingga dapat meningkatkan pelayanan di ruang inap Rumah sakit umum daerah (RSUD) ngudi waluyo Wlingi-Blitar.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Menjadi bahan referensi dalam pendidikan keperawatan dalam hal proses timbang terima dan stres kerja serta khususnya menjadi refrensi bagi mata kuliah manajemen keperawatan.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan peneliti dan menjadi pengalaman berharga untuk peneliti dan kemudian sebagai referensi untuk penelitian berikutnya.


(5)

1.5 Keaslian Penelitian

Supardi (2007) Analisa stres kerja pada kondisi dan beban kerja perawat dalam klasifikasi pasien di ruang rawatInap rumkit TK II putri hijauKesdam I/BB medan. Rancangan penelitian ini bersifat survei analitik yang memberikan gambaran terhadap stres kerja pada tipe kepribadian, beban dan kondisi kerja.Populasi dalam penelitian ini sebanyak 83 orang dan sampel adalah jumlah keseluruhan populasi.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi terhadap kondisi kerja dan dengan koesioner tentang tipe kepribadian, beban, kondisi dan stres kerja.Perbedaan penelitian di atas dengan yang akan peneliti lakukan adalah pada variablenya yaitu variabel tidak bebas (Dependent Variabel)dalam penelitiansupardiadalah stres variabel bebas, (Independent Variabel)dalam penelitiansupardiyaitu kondisi dan bebankerja perawat sedangkan variabel moderator (Moderating variable)dalam penelitia supardiyaitu tipe kepribadian perawat. Sedangkan variable bebas pada penelitian ini adalah stres kerja dan variable terikatnya adalah pelaksanaan timbang terima (handover).

Ani Suprapta, Made. 2012. Hubungan metoda komunikasi SBAR pada handover keperawatan dengan kinerja perawat di Ruang Triage IGD RSUP Sanglah Denpasar, Provinsi Bali.Jenis penelitian ini adalah Deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan teknik sampel yang digunakan total sampling dengan jumlah sampel 43 orang perawat diluar kepala ruangan dan inventaris. Perbedaan penelitian di atas dengan yang akan peneliti lakukan adalah pada variablenya yaitu variabel tidak bebas (Dependent Variabel) dalam penelitianSuprapta adalah


(6)

komunikasi SBARvariabel bebas, (Independent Variabel) dalam penelitianSuprapta yaitu handover sedangkan variabel moderator (Moderating variable) dalam penelitian Supraptayaitu kinerja perawat. Sedangkan variable bebas pada penelitian ini adalah stres kerja dan variable terikatnya adalah pelaksanaan timbang terima (handover).