Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

6 Kenyataan tersebut dialami oleh para pekerja harian lepas pada UD Berkah Sedulur. Dimana pekerjaburuh diperlakukan menurut kehendak pengusaha tanpa memandang rasa keadilan bagi pekerjaburuh untuk mendapatkan hak-haknya yang hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pengusaha. Desa Tanjungsari Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang, sebagian besar masyarakatnya berpencaharian sebagai nelayan. Kondisinya sangat memprihatinkan karena hasil tangkapan ikan yang sedikit serta pelelangan dengan harga yang tidak menentu mengakibatkan penghasilan rendah. Hal ini disebabkan oleh kapal atau perahu yang kecil serta mempunyai mesin yang sangat sederhana sehingga kalah bersaing dengan kapal-kapal yang besar dan mesin modern. Sebagian besar masyarakat nelayan dalam kebutuhan sehari-hari tidak hanya mengandalkan suami saja untuk mendukung kegiatan ekonomi keluarga melainkan secara ikhlas isteri nelayan membantu mencari tambahan penghasilan dengan kesadaran sendiri. Dengan kata lain, seorang istri nelayan bersedia menjadi seorang pekerjaburuh. Dalam pemenuhan kebutuhan tanpa adanya pengendalian sehingga apabila seorang suami dalam memperoleh hasil sebagai nelayan akan dibelanjakan keseluruhan dengan alasan besok dapat melaut lagi. Apabila perolehannya sedikit mereka mencari pinjaman kepada tetangganya atau orang lain.

1.2 Identifikasi Masalah dan Pembatasan Masalah

1.2.1 Identifikasi masalah Dalam rangka pelaksanaan perlindungan terhadap tenaga kerja, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. 7 Hal ini dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar pekerjaburuh dan menjamin kesamaan kesempatan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerjaburuh dan keluarganya. Mengingat bahwa persoalan ketenagakerjaan bukan semata-mata soal melindungi pihak yang perekonomiannya lemah terhadap pihak yang perekonomiannya kuat untuk mencapai adanya keseimbangan antara kepentingan yang berlainan melainkan menemukan jalan dan cara yang sebaik-baiknya dengan tidak meninggalkan sifat kepribadian dan kemanusiaan bagi setiap orang yang melakukan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya dari tiap pekerjaan yang sudah ditentukan dan sebagai imbalan atas jerih payahnya. Dengan demikian perlindungan hukum terhadap pekerja harian lepas harus dapat menjamin adanya kepastian hukum. Apalagi pekerjaburuh tersebut tidak mempunyai organisasi serikat pekerjaburuh yang dapat menyalurkan aspirasi para pekerjaburuh dimana pekerjaburuh diperlakukan menurut kehendak pengusaha tanpa memandang rasa keadilan bagi pekerjaburuh. 1.2.1 Pembatasan masalah Berbicara mengenai ketenagakerjaan tentunya ada pihak-pihak yang terlibat didalamnya yang akan menimbulkan terselenggaranya hubungan ketenagakerjaan. Para pihak yang dimaksud ialah pengusaha di satu pihak dan pekerja harian lepas di lain pihak. Dalam hubungan antara pekerjaburuh dan pengusaha secara yuridis pekerjaburuh dipandang sebagai orang yang bebas. Secara sosiologis pekerjaburuh itu tidak bebas sebagai orang yang tidak mempunyai bekal hidup yang lain selain tenaganya dan kadang-kadang terpaksa untuk menerima hubungan kerja dengan pengusaha meskipun memberatkan bagi pekerjaburuh sendiri, lebih-lebih sekarang 8 ini banyaknya jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Kenyataan menunjukkan bahwa di sektor-sektor industri masih banyak dipekerjakan pekerja harian lepas yang belum mendapatkan perlindungan sebagaimana layaknya sehingga untuk itu perlu adanya suatu pengaturan yang memberikan perlindungan terhadap pekerja harian lepas. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas penulis ingin membahas lebih dalam tentang skripsi ini yang berjudul: “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS DI UD BERKAH SEDULUR DESA TANJUNGSARI KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG”.

1.3 Perumusan Masalah