Masyarakat Adat KAJIAN TEORI

kekuasaan mengenai tata nilai dan norma perilaku seringkali masih dikendalikan oleh kekuasaan informal dalam hal ini tokoh masyarakat dan agama. Dalam Undang-Undang No 22 tahun 1999 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri disebutkan bahwa pemerintahan daerah yang dibuat untuk mengatur pemerintahan desa dan kelurahan harus menghargai asal- usul desa, menghormati adat istiadatnya, serta mengembangkan kelembagaan tradisional yang ada Yulianti dan Poernomo, 2003:231. Wewenang informal adalah wewenang yang dimiliki tokoh masyarakat, para kyai, pastur, serta orang yang dituakan di desa. Wewenang informal diperoleh dari proses alami yang rumit, prosesnya melibatkan penilaian dari seluruh masyarakat sehingga secara sosial apabila masyarakat cukup maka iaakan memiliki wewenang informal, wewenang informal ini selalu dan searah dengan perkembangan norma yang ada dalam masyarakat Yulianti dan Poernomo, 2003:231.

C. Masyarakat Adat

Menurut Konvensi ILO 169, 1989 masyarakat adat adalah masyarakat yang berdiam di negara-negara merdeka dimana kondisi sosial, struktural dan ekonominya membedakan mereka dari bagian-bagian masyarakat lain di negara tersebut dan statusnya diatur, baik seluruh maupun sebagian oleh masyarakat adat dan tradisi masyarakat adat tersebut atau dengan hukum dan peraturan khusus Sumardjani, 2002:70. Dokumen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara AMAN 1982, disebutkan bahwa masyarakat adat adalah komunitas yang memiliki asal- usul leluhur secara turun-temurun yang hidup di wilayah geografis tertentu, serta memiliki sistem nilai, ideologi, ekonomi, politik, budaya dan sosial yang khas. Selain itu juga peraturan Menteri AgrariaKepala BPN No. 5 1999, menyebutkan bahwa masyarakat adat adalah sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaantempat tinggal maupun atas dasar keturunanAgung, http:mega.subhanagung.net?p=50 diunduh 10 Juni 2012. Jadi masyarakat adat adalah sekelompok orang yang tinggal bersama-sama dengan menempati suatu wilayah tertentu, dan memiliki tradisi yang diturunkan secara turun temurun dalam masyarakatnya. Kehidupan masyarakat adat diwarnai dengan kebiasaan-kebiasaan adat yang khas dalam kehidupan sehari- harinya merupakan budaya yang diturunkan oleh nenek moyang secara turun-temurun, nilai- nilai budaya masyarakat adat berbeda dengan nilai- nilai masyarakat pada umumnya. Masyarakat adat berbeda dengan bagian-bagian masyarakat pada umumnya. Mereka mempunyai tradisi-tradisi khas dalam menjalankan kehidupannya dengan berbagai peraturan-peraturan yang khusus. Kriteria masyarakat adat adalah sebagai berikut: 1. Pengakuan diri sebagai bagian dari kelompok budaya dan adat tertentu dan mendapatkan pengakuan dari kelompoknya. 2. Terikat pada habitat kolektif, tanah leluhur. 3. Memiliki kebiasaan, tradisi ekonomi, sosial dan politik yang terpisah dari kelompok dominan. 4. Memiliki bahasa asli, berbeda dengan bahasa negara atau bahasa daerah dominan Rahman, 2010:3. Hak-hak masyarakat adat menurut Juned dalam FFI Aceh Program adalah: 1 menjalankan sistem pemerintahan sendiri, 2 menguasai dan mengelola sumber daya alam dalam wilayahnya terutama untuk kemanfaatan warganya, 3 bertindak ke dalam mengatur dan mengurus warga serta lingkungannya, ke luar bertindak atas nama persekutuan sebagai badan hukum, 3 hak ikut serta dalam setiap transaksi yang menyangkut lingk ungannya, 4 hak membentuk adat, 5 hak menyelenggarakan sejenis peradilan Syaifudin, 2010:3. Persyarat pengakuan masyarakat adat menurut pasal 67 undang-undang no. 41 tahun 1999 tentang kehutanan, yaitu: 1 masyarakatnya masih dalam bentuk paguyuban rechtsgemeenschap, 2 ada kelembagaan dalam bentuk perangkat penguasa adatnya, 3 ada wilayah hukum adat yang jelas, 4 ada pranata dan perangkat hukum, khususnya peradilan adat, yang masih ditaati, 5 dan masih mengadakan pemungutan hasil hutan di wilayah hutan sekitarnya untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.

D. Pengelolaan Hutan