3.8.7.  Diagram Profil Vegetasi
Salah satu bentuk dari gambaran kondisi ekologis  adalah membuat suatu gambaran kondisi vegetasi. Penyajian  deskripsi vegetasi dapat berupa sebuah peta
vegetasi danatau profil vegetasi Taufikurahman et al. 2001. Pembuatan diagram profil vegetasi dengan  membuat sebuah plot ukuran 60 m x 10 m pada titik-titik
koordinat yang telah ditentukan.  Kemudian dilakukan penguk uran  diameter pohon, tinggi pohon, tinggi pohon bebas cabang, dan lebar kanopi. Pengukuran
kemiringan plot dan jaraknya menggunakan kompas,  Suunto Tandem  dan meteran. Proyeksi hasil pengukuran pada sumbu X dan sumbu Y dari samping
dan dari  atas. Diagram profil vegetasi disajikan pada Gambar 22 dan Gambar 23.
3.8.8. Garam-Garam  Mineral
Lokasi- lokasi pengambilan sampel tanah adalah: tebing-tebing sungai dan lantai hutan yang terletak di lereng- lereng bukit. Sampel  di ambil dengan metode
transek dibuat mengikuti aliran sungai dan searah dengan garis  kontur. Peletakan garis transek dibuat secara  purposive sampling. Analisis garam- garam mineral
dilakukan bersamaan dengan analisis kesuburan tanah yang meliputi komponen: pH, C Organik, N total, P tersedia, Ca, Mg, K, dan Na dapat dilihat  pada Tabel  8.
Tabel  8  Jenis dan metode analisis kandungan unsur hara  tanah No
Jenis  Analisis Metode Analisis
1 pH H
2
O Elektroda gelas
2 C Organik
Walkley dan Black 3
N total Metode Kjedahl
4 P tersedia ppm
Metode  Bray  I 5
Ca me100 g Ekstrak NH
4
O
Ac
1 N pH7 6
Mg me100 g Ekstrak NH
4
O
Ac
1 N pH7 7
K  me100 g Ekstrak NH
4
O
Ac
1 N pH7 8
Na me100 g Ekstrak NH
4
O
Ac
1 N pH7
Sumber: Balai  Penelitian  Tanah  Bogor  1991
.
3.8.9. Analisis Daya Dukung  Habitat Gajah
Analisis daya  dukung  lahan atau  habitat gajah terhadap banyaknya gajah yang dapat ditampung di areal tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus
yang dikemukan oleh  Susetyo 1980. Penghitungan daya dukung habitat dilakukan berdasarkan pada
produktivitas  hijauan  pakan perhari, luas  permukaan lahan yang ditumbuhi
hijauan  pakan, proper use, dan kebutuhan hijauan sebagai pakan satwa per ekor per hari. Nilai proper use diperoleh  dengan cara menetapkan nilai dari lahan atau
habitat  tersebut. Daya dukung = A x B x C
D Dimana :
A  =  produksi hijauanhari kghari B  =  proper use
C  =  luas permukaan yang ditumbuhi hijauan pakan satwa m
2
D  =  kebutuhan pakan satwaekorhari kgekorhari Produksi hijauan pakan per hari diperoleh dari hasil pengukuran setiap
pemanenan hijauan. Dalam penelitian ini pemanenan dilakukan  pada umur 40 hari pada musim hujan dan 60 hari pada musim kemarau.
Bagian tanaman yang dapat dimakan satwa tersebut  disebut  proper  use dan faktor yang paling  berpengaruh terhadap  proper use  adalah  keadaan
tofografi lapangan karena  sangat membatasi  ruang gerak satwa. Dalam penelitian ini  proper use  yang digunakan adalah  60-70 persen.
Luas permukaan yang ditumbuhi hijauan pakan gajah  merupakan  luas dari masing- masing tipe vegetasi  yang  menyediakan  pakan gajah, sedangkan
kebutuhan  pakan  gajah  merupakan  kebutuhan  pakan per ekor gajah  per hari yang dihitung  berdasarkan  bobot badan. Dalam penelitian ini  kebutuhan pakan
adalah 10  dari bobot badan.  Bobot badan   gajah Sumatera  berkisar  dari 2500 kg hingga 3000 kg per ekor.
3.8.10. Analisis Kepadatan Populasi Gajah