Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan Sejarah Sel bahan bakar

1. Bahan bakar yang digunakan adalah hydrogen murni. 2. Sel bahan bakar yang digunakan adalah sel bahan bakar jenis Polymer Electrolyte Membrane . 3. Penelitian ini menggunakan software MATLAB sebagai alat bantu perhitungan matematika.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengembangkan energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. 2. Mengembangkan energi alternatif yang lebih murah. 3. Menjadi lanjutan dari pengembangan sel bahan bakar.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada tugas akhir ini adalah : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan pendahuluan tentang studi kasus dan pemecahan masalah yang berisi antara lain : latar belakang, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi dasar teori dari topik yang dikaji dan digunakan sebagai landasan dalam memecahkan masalah, adapun teori yang dikaji antara lain mengenai : sejarah sel bahan bakar, prinsip kerja sel bahan bakar, komponen - komponen sel bahan bakar, sel bahan bakar mikro, stack sel bahan bakar. BAB III METODOLOGI Bab ini berisi kerangka pemikiran dan langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan, juga beberapa aspek yang menunjang metode pengujian antara lain : peralatan pengujian, experimental set-up pengujian, bahan pengujian, prosedur pengujian Universitas Sumatera Utara BAB VI DATA DAN ANALISA DATA Bab ini berisi analisis dari data hasil pengujian antara lain : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dari pengujian yang dilakukan dan saran mengenai penyempurnaan hasil penelitian untuk penelitian berikutnya. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Sel bahan bakar

Pada awalnya sel bahan bakar telah didemonstrasikan oleh Sir William Robert Grove 1811-1896, seorang ahli hukum Inggris yang merangkap sebagai seorang peneliti amatir, pada tahun 1839 dengan menggunakan pembalikan elektrolisa air, elektroda yang digunakan adalah platina. Dasar – dasar sel bahan bakar ditemukan secara tidak disengaja pada saat percobaan elektrolisa. Ketika Sir William melepaskan baterai dari electrolyzer dan menghubungkannya ke dua elektroda secara bersamaan, Sir William menemukan bahwa terdapat arus yang mengalir pada arah yang berlawanan, mengkonsumsi gas hidrogen dan oksigen. Sir William menyebut peralatan ini sebagai „gas battery’. Baterai gas tersebut terdiri dari elektroda platinum yang terletak di dalam selang percobaan dari hidrogen dan oksigen, tercelup di dalam asam sulfur cair. Baterai gas ini menghasilkan daya sekitar satu volt. Pada tahun 1842, Grove menyambungkan beberapa baterai gas bersama – sama dalam bentuk seri membentuk sebuah „gas chain’. Grove menggunakan listrik yang dihasilkan dari gas chain untuk menggerakkan sebuah electrolyzer, memisahkan air menjadi hidrogen dan oksigen. Bagaimanapun, akibat dari permasalahan korosi dari elektroda dan stabilitas dari material, sel bahan bakar Grove tidak dapat diaplikasikan. Sebagai hasilnya, dilakukan penelitian kecil dan pengembangan lebih jauh terhadap sel bahan bakar untuk beberapa tahun yang akan datang. Mulai tahun 1950 pihak NASA di Amerika Serikat telah melakukan pemanfaatan untuk program angkasa luar mereka yaitu untuk pesawat roket Appolo dan Gemini. Pada tahun 1960-an, International Fuel Cells di Windsor,Connecticut mengembangkan power plant sel bahan bakar untuk pesawat luar angkasa Apollo. Power plant ini terletak di lokasi servis daripada pesawat luar angkasa, memberikan aliran energi listrik sebaik disalurkannya air minum untuk para astronot selama perjalanan ke bulan. Power plant ini dapat menghasilkan 1,5kW dari energi listrik secara terus menerus. Performa sel bahan bakar selama misi Apollo ini adalah hanya sebagai contoh awal saja. Pada tahun Universitas Sumatera Utara 1970-an, International Fuel Cells mengembangkan sebuah sel bahan bakar alkaline yang lebih bertenaga untuk pesawat luar angkasa NASA Orbiter. Orbiter menggunakan tiga buah power plant sel bahan bakar untuk memberikan energi listrik yang dibutuhkan selama penerbangan. Power plant ini menggunakan bahan bakar hidrogen dan oksigen yang didapatkan dari tangki cryogenic dan memenuhi kebutuhan terhadap energi listrik dan juga air minum. Selama lebih dari 30 tahun, US Department of Technology telah melakukan banyak penelitian dan pengembangan dan pada tahun 1987 mereka mulai menerapkannya pada kendaraan. Gambar 2.1 Sejarah perkembangan sel bahan bakar Sumber : Colleen Spiegel, 2008

2.2 Prinsip Dasar Sel bahan bakar