PENGARUH DOSIS PEMBERIAN MINYAK ZAITUN EXTRA VIRGIN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Luka bakar merupakan salah satu jenis luka yang paling sering dialami oleh semua orang di dunia. Besar kecilnya luas luka menjadi penentu dalam memberikan tindakan keperawatan yang tepat. Penanganan luka bakar dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai, kasus kejadian luka bakar dimasyarakat masih jauh dari kata steril, hal ini sangat berpengaruh terhadap prognosa medis terkait dengan keadaan luka yang beresiko terkontaminasi dengan agen-agen penyebab infeksi. Penanganan yang sederhana juga sering dijumpai khususnya pada luka bakar yang tidak terlalu luas. Seperti penggunaan pasta gigi dan lain sebagainya yang pada kenyataannya hanya dapat memberikan efek mendinginkan luka.

Kasus luka bakar sering terjadi di rumah ketika memasak atau di kamar mandi karena air panas atau penggunaan alat elektronik yang tidak sesuai. Luka bakar juga dapat terjadi dilingkungan industri. Anak-anak dan lansia memiliki resiko tinggi terhadap cedera luka bakar. Kedua kelompok ini memiliki kulit yang tipis dan rapuh, sehingga kontak dalam waktu yang sebentar dengan sumber panas dapat mengakibatkan luka bakar ketebalan penuh. Peluang untuk bertahan hidup lebih besar pada anak yang berusia lebih dari 5 tahun dan pada orang dewasa yang kurang dari 40 tahun (Smeltzer & Bare, 2002). Semua luka bakar (kecuali luka bakar ringan atau luka bakar derajat I) membutuhkan


(2)

2

penanganan medis yang segera karena beresiko terhadap infeksi, dehidrasi dan komplikasi serius lainnya (Balletto et al, 2001).

Di Amerika Serikat setiap tahunnya kurang-lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar. Dimana sebanyak 200.000 pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan 100.000 pasien rawat inap di rumah sakit. Sekitar 12.000 orang meninggal tiap tahunnya akibat luka bakar dan lebih dari separuh kasus luka bakar yang dirawat di rumah sakit seharusnya dapat dicegah (Smeltzer & Bare, 2002). Sementara untuk data kasus luka bakar di Indonesia pada Januari 1998-Mei 2001 berdasarkan data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), menunjukkan bahwa dari 156 penderita didapatkan angka mortalitas 27,6%. Penyebab tersering adalah api (55,1%), dan terjadi dirumah (72,4%). Dimana luka bakar derajat II paling banyak ditemukan (76,9%) (Astrawinata, 2002; Widyasari 2011). Sedangkan kasus luka bakar di kota Malang pada Januari-Desember 2012 berdasarkan data dari Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), didapatkan data angka kejadian luka bakar sebesar 113 kasus. Dari jumlah kasus kejadian luka bakar tersebut penyebabnya adalah (30,1%) karena mercon, (29,2%) karena air panas, (17,7%) karena listrik, (14,2%) karena minyak panas, (8,8%) karena bensin.

Perawatan luka bakar dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa bahan tambahan, antara lain normal salin, lidah buaya, madu dan minyak zaitun. Minyak zaitun adalah salah satu minyak tumbuhan yang pertama dibuat orang yang diperas dari buah pohon zaitun (Oela europae L). Minyak zaitun khususnya jenis extra virgin terus meraih ketenaran diseluruh dunia karena kandungannya akan vitamin E, vitamin C, vitamin A, vitamin K, senyawa fenol, esterogen nabati, karotenoid, dan klorofil, disamping masih banyak lagi unsur yang baik


(3)

3

bagi kesehatan manusia khususnya untuk melawan infeksi pada luka. Rahasia keemasan dari minyak zaitun dipercaya dapat bekerja sebagai bahan obat-obatan dan bermanfaat sebagai antibiotik untuk berbagai penyakit ataupun ganguan kesehatan lainnya, dengan pemakaian baik tunggal maupun setelah diramu dengan rempah-rempah. Berdasarkan sejarah orang-orang Yunani, Romawi dan Mesir Kuno sejak dahulu telah menggunakan minyak zaitun sebagai minyak oles untuk luka gores, lecet, luka berdarah, memar, dan luka-luka lainnya (Orey, 2008). Keunggulan dari minyak zaitun extra virgin untuk membantu mempercepat penyembuhan luka bakar juga telah dijelaskan dalam sebuah buku yang ditulis Orey (2008) dalam bukunya yang berjudul “Khasiat Minyak Zaitun” yang menyebutkan bahwa sejak zaman para nabi, minyak zaitun telah diandalkan untuk mengatasi luka bakar. Keunggulan dari minyak zaitun adalah karena minyak zaitun merupakan bahan obat herbal alami yang tidak berbau menyengat seperti obat, memiliki rasa yang enak, lembut dan dapat dinikmati sebagaimana makanan biasa sehingga apabila terjadi luka bakar pada mulut atau bibir dapat digunakan untuk mengobati tanpa harus takut tertelan karena minyak zaitun juga merupakan bahan tambahan pangan yang memiliki kadar gizi tinggi. Minyak zaitun juga tidak memiliki efek samping untuk kulit dan bahkan sering digunakan oleh pakar kecantikan untuk menjaga kelembaban kulit wajah. Dilihat dari segi harga minyak zaitun extra virgin memang sedikit lebih mahal daripada minyak-minyak lain, akantetapi dengan melihat manfaat yang telah dijelaskan tidak rugi jika kita memiliki 1 botol minyak zaitun extra virgin untuk persediaan dirumah karena dapat digunakan untuk bahan tambahan pangan dan apabila terjadi luka bakar seperi terkena air panas dll, minyak zaitun dapat sewaktu-waktu digunakan.


(4)

4

Berdasarkan hasil uji analisis pada minyak zaitun extra virgin buatan Spanyol dengan label Borges yang dilakukan di Lab Kimia Terpadu Universitas Muhammadiyah Malang (2013), didapatkan hasil berupa kandungan vitamin A (38,789 gr), Vitamin E (775,603 mg/kg), Polifenol (400, 274 mg/kg) dan Oleochantal (176,977 mg/kg). Berdasarkan hasil analisis tersebut terdapat kandungan vitamin dan mineral yang memiliki potensi dalam membantu proses penyembuhan luka bakar. Kandungan yang paling dominan yang diharapkan dapat membantu proses penyembuhan luka bakar khususnya luka bakar derajat 2A (Superficial dangkal) yang memiliki karakteristik berwarna kemerahan dan terdapat bulae atau lepuh adalah vitamin A dan vitamin E. Luka bakar derajat 2A dapat sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari (Moenadjat, 2001). Kandungan vitamin A dan vitamin E telah diketahui sebagai vitamin yang dapat diberikan secara topikal pada area luka yang diharapkan dapat membantu dalam mempercepat proses penyembuhan luka. Vitamin A berfungsi mengurangi efek negatif steroid pada penyembuhan luka. Menurut Potter (2005), steroid dapat menurunkan respons inflamasi dan memperlambat sintesis kolagen. Beta karoten yang dikonfersi menjadi vitamin A berperan dalam pembentukan dan regenerasi sel-sel epitel (epitelialisasi) atau penutupan luka dan sintesis kolagen (Hidayat, 2009). Vitamin E merupakan sinonim dari alfa tokoferol (Widjajanti, 1988), memiliki kemampuan sebagai anti-trombin yaitu mencegah pembekuan darah dalam pembuluh darah, membantu mengurangi jaringan parut yang ada, memberikan hidrogen fenol untuk mereduksi radikal bebas, mencegah kerusakan pada serabut kolagen, membantu mengamankan vitamin A dan asam lemak tak jenuh dari kerusakan dan membantu mengeringkan luka.


(5)

5

Data dari American Journal of Emergency Medicine edisi 2012 menyebutkan bahwa pengobatan luka bakar ketebalan parsial dengan menggunakan minyak zaitun yang dimurnikan tidak menghasilkan penyembuhan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan SSD (Silver Sulfadiazin) atau kasa kering dalam sampel babi. Tetapi data berbeda ditunjukkan pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Farahani, et al.(2012) dalam Journal of Arak University of Medical Sciences number 1 volume 2 edisi 2012 menyebutkan bahwa penggunaan minyak zaitun menyebabkan percepatan dan pemulihah lebih cepat dalam penyembuhan luka bakar pada tikus dibandingkan penggunaan salep SSD yang memerlukan waktu pemulihan yang lama. Data dari kedua penelitian tersebut tidak menyebutkan dosis dan frekuensi pemberian terapi minyak zaitun sehingga dapat memunculkan ide baru untuk peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian berbasis luka bakar.

Tindakan perawatan luka merupakan salah satu tindakan yang harus dilakukan pada klien luka bakar karena klien mengalami gangguan intregritas kulit yang memungkinkan terjadi masalah kesehatan yang lebih serius. Tujuan utama dari perawatan luka tersebut adalah mengembalikan integritas kulit dan mencegah terjadinya komplikasi infeksi. Perawatan luka meliputi pembersihan luka, pemberian terapi antibakteri topikal, pembalutan luka, penggantian balutan, debridemen, dan graft pada luka (Smeltzer & Bare, 2002). Frekuensi perawatan luka tidak disebutkan secara pasti, tergantung jumlah drainase, keinginan dokter, dan sifat luka (Taylor et al, 1989).

Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Dosis Pemberian Minyak Zaitun Extra Virgin Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar.


(6)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh dosis pemberian minyak zaitun ekstra virgin terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih?”

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Membuktikan pengaruh dosis pemberian minyak zaitun ekstra virgin terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Membuktikan dosis pemberian minyak zaitun ekstra virgin pada luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar berpengaruh terhadap penyembuhan luka bakar pada fase inflamasi yang ditandai dengan penurunan luas luka.

2. Membuktikan dosis pemberian minyak zaitun ekstra virgin pada luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar berpengaruh terhadap penyembuhan luka bakar pada fase proliferasi yang ditandai dengan penurunan luas luka.

3. Mengetahui pengaruh dosis pemberian minyak zaitun extra virgin yang paling cepat (1 kali sehari 1cc, 2 kali sehari masing-masing 1cc, 3 kali sehari masing-masing 1cc) terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar.


(7)

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Penulis dan Peneliti Lain

1. Mendapatkan penjelasan secara ilmiah tentang pengaruh minyak zaitun extra virgin terhadap penyembuhan luka bakar derajat 2A. 2. Sebagai dasar-dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan terkait

dengan manfaat penelitian berupa penjelasan tentang pengaruh minyak zaitun extra virgin terhadap penyembuhan luka bakar derajat 2A.

3. Sebagai dasar pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut tentang teknik penyembuhan luka bakar dengan menggunakan minyak zaitun extra virgin.

1.4.2 Bagi Masyarakat

1. Memberikan penjelasan ilmiah mengenai manfaat minyak zaitun extra virgin dalam membantu proses penyembuhan luka bakar, khususnya luka bakar derajat 2A, sehingga dapat menghemat biaya perawatan. 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat lain dari

minyak zaitun extra virgin dalam hal kesehatan.

3. Memberikan peluang baru bagi masyarakat maupun pihak-pihak lain untuk mengembangkan pemanfaatan minyak zaitun khususnya jenis extra virgin untuk dikembangkan lebih lanjut.

1.4.3 Bagi Profesi Keperawatan

1. Memotivasi perawat untuk melakukan penelitian-penelitian lain yang bermanfaat bagi profesi keperawatan.

2. Sebagai pengembangan motivasi kepada perawat untuk berfikir kritis dan ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan, serta mendorong


(8)

8

perawat untuk terus berinovasi dalam mengembangkan berbagai sistem pendukung yang dapat membantu perawat dalam mencapai tujuan keperawatan.

3. Menambah pengetahuan mengenai salah satu manfaat obat tradisional dalam perawatan luka bakar.

1.5 Batasan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan banyaknya faktor yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka dan mengingat legal etik yang ada, maka pada penelitian ini dilakukan pada hewan percobaan tikus putih (Rattus norvegicus) jenis strain wistar, jantan dengan umur 2-3 bulan, dengan berat badan 150-250 gram, berwarna putih dengan bulu tebal dan memiliki pergerakan yang aktif .

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah ada sebelumnya. Namun dari segi variabel dan subyek penelitian ini benar-benar asli dan belum pernah diteliti sebelumnya.

Menurut penelitian yang dilakukan Gurfinkel (2010) dalam American Journal of American Medicine edisi 2012, tentang “Comparison of purified olive oil and silver sulfadiazine in the treatment of partial thickness porcine burns”. Dalam penelitian tersebut subyek yang digunakan untuk percobaan adalah hewan babi. Degan hasil penelitian bahwa pengobatan luka bakar ketebalan parsial dengan minyak zaitun yang dimurnikan tidak menghasilkan penyembuhan yang lebih cepat bila dibandingkan dengan SSD atau kasa kering dalam model perconaan babi.


(9)

9

Menurut penelitian yang dilakukan Farahani (2012) dalam Journal of Arak University of Medical Sciences number 1 volume 2 edisi 2012, tentang “The study of the olive oil effect on the second degree burn in the rat”. Dalam penelitian tersebut menggunakan hewan coba berupa tikus putih dan menyebutkan bahwa penggunaan minyak zaitun menyebabkan percepatan dan pemulihan yang lebih cepat dalam penyembuhan luka bakar pada tikus dibandingkan dengan penggunaan salep SSD (Silver Sulfadiazine) yang memerlukan waktu pemulihan lebih lama.


(10)

PENGARUH DOSIS PEMBERIAN MINYAK ZAITUN EXTRA

VIRGIN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR

DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (

Rattus norvegicus

)

STRAIN WISTAR

SKRIPSI

Oleh :

SUPRIYADI

NIM. 09060026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(11)

ii

PENGARUH DOSIS PEMBERIAN MINYAK ZAITUN EXTRA

VIRGIN TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR

DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (

Rattus norvegicus

)

STRAIN WISTAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

SUPRIYADI

NIM. 09060026

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(12)

(13)

(14)

v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Supriyadi

NIM : 09060026

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Pengaruh Dosis Pemberian Minyak Zaitun Extra Virgin Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Derajat II A Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 18 Oktober 2013

Supriyadi NIM. 09060026


(15)

vi

MOTTO

“Tun

tutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu)

ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah

rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.”

(HR. Al-Thabrani)

Untuk mencapai sebuah keinginan lakukanlah

dengan kerja keras, semangat, sabar dan jangan

lupa berdo’a

. Serta jangan bermalas-malasan.

Karena kesuksesan tidaklah didapatkan dengan

jasad yang santai.


(16)

vii

DEDICATION

This skripsi is especially dedicated to

My beloved father, Waliman and my beloved

mother, Surip who always give me invaluable

support materially and spiritually.

“You are my best person

s

in my life”

I will love you forever


(17)

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia Allah SWT saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Dosis Pemberian Minyak Zaitun Extra Virgin Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Derajat II A Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar”, meskipun dalam proses penyelesaiannya terdapat begitu banyak rintangan, namun semua itu dapat berlalu berkat adanya rahmat dan karunia dari Allah SWT tuhan semesta alam. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan sampai pada penyusunan, skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu bersamaan dengan ini perkenankanlah saya sebagai penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dari hati yang tulus kepada:

1. Bapak dan ibuku tercinta. Terimakasih atas do’a, dukungan materi dan kasih sayang yang tiada tara yang telah engkau berikan demi keberhasilanku menggapai mimpi untuk menjadi sarjana. Kuhadiahkan kelulusan ini padamu, meski aku sadar ini memang tak sebanding dengan pengorbananmu selama ini.

2. Yoyok Bekti Prasetyo., M.Kep, Sp.Kom selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Nurul Aini., S.Kep, Ns, M.Kep selaku pembimbing II dan Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas


(18)

ix

Muhammadiyah Malang. yang telah memberikan pengarahan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

4. Prof. Dr. Ir. Sudjono, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Dr. Ainur Rofieq, M.Kes selaku penguji I pada saat seminar proposal,

terima kasih atas segala masukan dan saran yang sangat berharga sehingga dapat mendukung penulis untuk berkarya menjadi yang lebih baik lagi. 6. Erma Wahyu M, S.Kep, Ns, M.Si selaku penguji II pada saat seminar

proposal yang telah memberikan banyak masukan dan saran yang bersifat membangun.

7. Ledy Martha A, S.Kep, Ns, M.Kes selaku penguji III pada saat ujian hasil skripsi yang telah memberikan banyak saran yang bersifat membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.

8. Reni Ilmiasih, M.Kep, Sp.Kep.An selaku penguji IV pada saat ujian hasil skripsi yang telah memberikan masukan yang sangat berguna sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan harapan.

9. Laboratorium Kimia Kampus 3 Universitas Muhammadiyah Malang khususnya mas Arisandi yang sudah membantu menyediakan tempat penelitian dan memberikan banyak masukan serta mendukung penulis dalam penyusunan skripsi.

10. Laboratorium Dasar Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan izin untuk peminjaman alat-alat berupa set rawat luka. 11. Tim Komite Etik penelitian Universitas Brawijaya Malang yang telah

memberikan sertifikat kelaikan etik (Ethical Clearence) sehingga penelitian ini dapat dilakukan.


(19)

x

12. Neneng Fitriani, yang telah dengan sabar bersedia dibangunkan setiap pagi untuk menemani dan membantu melakukan observasi luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) selama 14 hari penelitian. 13. Teman-teman Kampus II dan Kampus III, yang telah bersedia

meminjamkan pinset anatomis dan cirurgis. Khususnya yang telah membantu jalannya proses eksperimen yaitu Cristopher H Panjaitan, Dedy, M. Ghufron, dan Sarfiani.

14. Teman-teman dekatku dalam group Kangaranga & Kimchi Lovers yang telah mengisi dan menghiasi dunia skripsiku dengan kekonyolannya. Suatu saat rasa rindu pasti akan menghampiri kita.

15. Teman-teman 1 angkatan khususnya PSIK 09A, semoga kita bisa menjadi manusia yang berguna, sukses, dan mampu mengaplikasikan ilmu keperawatan yang kita pelajari selama ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena semua ini merupakan bagian dari proses belajar, oleh karena itu dengan segala kerendaha hati penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan setiap langkah kita menuju kebaikan. Akhir kata penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat sebagai salah satu sumber pengetahuan. Terimakasih.

“Wassalamualaikum. Wr. Wb.”

Malang, 18 Oktober 2013


(20)

xi ABSTRACT

The Influence of The Treatment Doses of Extra Virgin Olive Oil on The Healing of Burn Injury Degree IIA at White Mouse (Rattus norvegicus)Strain

Wistar

Supriyadi1, Sujono2, Nurul Aini3

Background: Burn injury is an acute injury which the occurrence rate increases annually with the requirement of quite expensive injury treatment cost. Extra virgin olive oil has various components contained within it which are expected to help accelerating the healing of the burn injury.

Objective: To prove the influence of treatment doses of topical extra virgin olive oil on the healing of burn injury degree IIA at white mouse (Rattus norvegicus) strain wistar, with the sign of the shrinkage of injury width.

Research Method: Research is an experiment with the posttest only control group design. Complete Random Plan is a research technique with 24 male white rats (Rattus norvegicus) reared in the 24 pens. These are assigned into 4 groups (control, once a day treatment, twice a day treatment, and three times a day treatment). The fur in the buttock is shaved and the rat is given anesthesia with ethyl chloride. Heat exposure is delivered by dipping cashier medium into 1000C water for 1 minute and adhere the medium to the rat skin for 10 seconds. Observation time is 13 days with the research material of extra virgin olive oil labeled by Borges made in Spanish.

Result of Research and Discussion: Result of one-way Anova test indicates that the observation from day-2 to day-9 has found (sig = 0.869, 0.340, 0.147, 0.536, 0.315, 0.315, 0.167, 0.248 greater than p (0.05)), meaning that there is no significant difference of injury width shrinkage in all sample groups until day-9. Result from day-10 to day-14 (sig = 0,012, 0,003, 0,001, 0,000, 0,000 smaller than p (0.05)), meaning that started from observation at day-10, there is significant difference of injury width shrinkage between control group and treatment group. These results explain that higher frequency of treatment doses of tropical extra virgin olive oil will accelerate the healing of burn injury degree IIA because the injury may stay humid such that it increases the digestion of necrotic tissue and the migration of ephitel that will support the acceleration of injury healing.

Conclusion: The treatment doses of topical extra virgin olive oil has influenced the improvement of the healing of proliferation phase of burn injury degree IIA at white mouse (Rattus norvegicus) strain wistar.

Keywords: Extra Virgin Olive Oil, Burn Injury Degree IIA, Injury Healing

1. Study Program of Nursery Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang

2. Study Program of Nursery Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang

3. Study Program of Nursery Science, Faculty of Health Science, University of Muhammadiyah Malang


(21)

xii INTISARI

Pengaruh Dosis Pemberian Minyak Zaitun Extra Virgin Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Derajat II A Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Strain Wistar

Supriyadi¹, Sujono², Nurul Aini³

Latar Belakang: Luka bakar merupakan jenis luka akut dimana angka kejadiannya semakin meningkat setiap tahunnya dan membutuhkan biaya perawatan luka yang relatif mahal. Minyak zaitun extra virgin dengan berbagai komponen yang terkandung didalamnya diharapkan dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka bakar.

Tujuan: Membuktikan pengaruh dosis pemberian minyak zaitun extra virgin topikal terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar, yang ditandai dengan penurunan luas luka.

Metode Penelitian: Merupakan sebuah penelitian experimental yang dilakukan dengan rancangan penelitian the posttest only control group design dan menggunakan rancangan percobaan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan sampel tikus putih jantan (Rattus norvegicus) sebanyak 24 ekor yang ditempatkan pada 24 kandang yang terdiri dari 4 kelompok (kontrol, pemberian 1 kali sehari, 2 kali sehari, dan 3 kali sehari). kemudian bulu pada area bokong dicukur dan di anastesi dengan ethyle chloride kemudian diberi paparan panas dengan media kasa yang sudah dicelupkan pada air 100°C selama 1 menit kemudian ditempelkan pada kulit tikus selama 10 detik . penelitian ini menggunakan waktu pengamatan selama 14 hari dengan bahan penelitian minyak zaitun extra virgin berlabel Borges buatan Spanyol.

Hasil Penelitian dan Diskusi: Dengan uji one way Anova diketahui hasil penghitungan pada hari pengamatan ke-2 sampai ke-9 (sig = 0.869, 0.340, 0.147, 0.536, 0.315, 0.315, 0.167, 0.248 lebih besar dari p(0.05)), yang berarti tidak terdapat perbedaan signifikan penurunan luas luka pada semua kelompok sampel sampai hari ke-9. Hasil penghitungan pada hari ke-10 sampai ke-14 (sig = 0.012, 0.003, 0.001, 0.000, 0.000 lebih kecil dari p (0.05)), yang berarti mulai hari pengamatan ke-10 terdapat perbedaan signifikan penurunan luas luka antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa semakin sering pemberian dosis topikal minyak zaitun extra virgin akan semakin mempercepat penyembuhan luka bakar derajat IIA karena dengan demikian keadaan luka akan tetap lembab sehingga dapat meningkatkan pencernaan jaringan nekrotik dan migrasi epitel yang dapat mendukung percepatan penyembuhan luka.

Kesimpulan: Dosis pemberian minyak zaitun extra virgin topikal berpengaruh dalam meningkatkan penyembuhan fase proliferasi luka bakar derajat IIA pada tikus putih (Rattus norvegicus) strain wistar.

Kata Kunci: Minyak Zaitun Extra Virgin, Luka Bakar Derajat II A, Penyembuhan Luka

1. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang


(22)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul... i

Lembar Persetujuan... ii

Lembar Pengesahan... iii

Surat Pernyataan Keaslian Penelitian... iv

Motto... v

Lembar Persembahan... vi

Kata Pengantar... vii

Abstract... x

Intisari... xi

Daftar Isi... xii

Daftar Tabel... xv

Daftar Gambar... xvi

Daftar Lampiran... xvii

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Rumusan Masalah... 6

1.3 Tujuan... 6

1.3.1 Tujuan Umum... 6

1.3.2 Tujuan Khusus... 6

1.4 Manfaat... 7

1.4.1 Bagi Penulis dan Peneliti lain... 7

1.4.2 Bagi Masyarakat... 7

1.4.3 Bagi Profesi Keperawatan... 7

1.5 Batasan Penelitian... 8

1.6 Keaslian Penelitian... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1 Minyak zaitun (Olea europae L.)... 10

2.1.1 Asal Usul... 10

2.1.2 Taksonomi... 10

2.1.3 Morfologi... 11

2.1.4 Gradasi Kualitas Minyak Zaitun... 13

2.1.5 Spesifikasi Produk Minyak Zaitun Extra Virgin... 13

2.1.6 Kandungan Kimiawi... 15

2.1.7 Peran Kandungan Minyak Zaitun Extra Virgin Pada Pengobatan Luka Bakar 18 2.2 Anatomi Sistem Integument... 20

2.2.1 Definisi... 20


(23)

xiii

2.2.3 Kelenjar Pada Kulit... 23

2.3 Luka Bakar... 25

2.3.1 Pengertian... 25

2.3.2 Etiologi Luka Bakar... 26

2.3.3 Patofisiologi Luka Bakar Superficial... 27

2.3.4 Fase Luka Bakar... 28

2.3.5 Zona Luka Bakar... 29

2.3.6 Klasifikasi Luka Bakar... 30

2.4 Penyembuhan Luka... 40

2.4.1 Fase Penyembuhan Luka... 42

2.4.2 Prinsip Penyembuhan Luka... 45

2.4.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka... 45

2.5 Perawatan Luka Bakar... 51

2.5.1 Perawatan Terbuka... 51

2.5.2 Perawatan Tertutup... 52

2.5.3 Skin Care Topical Treatments... 52

2.6 Tikus Putih (Rattus norvegicus)... 54

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 56

3.1 Kerangka Konsep Penelitian... 56

3.2 Hipotesis... 59

BAB IV METODE PENELITIAN... 60

4.1 Desain Penelitian... 60

4.2 Rancangan Perconaan... 61

4.3 Populasi dan Sample... 62

4.3.1 Populasi... 62

4.3.2 Sample... 63

4.3.3 Besar Sample... 63

4.4 Variabel Penelitian... 65

4.4.1 Variabel Bebas (independent)... 65

4.4.2 Variabel Tergantung (dependent)... 65

4.4.3 Variabel Kendali... 65

4.5 Definisi Operasional... 65

4.6 Tempat dan Waktu Penelitian... 68

4.7 Bahan dan Instrumen Penelitian... 68

4.7.1 Pemeliharaan Tikus... 68

4.7.2 Pembuatan Luka Bakar (combustio)... 69

4.7.3 Validasi Kandungan Minyak Zaitun Extra Virgin... 70

4.7.4 Perawatan Luka... 71

4.7.5 Observasi Luka... 72

4.8 Prosedur Penelitian... 73

4.8.1 Proses Adaptasi Hewan Percobaan... 73


(24)

xiv

4.8.3 Skema Penelitian... 77

4.9 Analisa Data... 78

4.10 Etika Penelitian... 79

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA... 81

5.1 Karakteristik Sampel... 81

5.2 Hasil Penelitian Dan Analisa Data... 82

5.2.1 Hasil Penelitian... 82

5.2.2 Analisa Data... 84

BAB VI PEMBAHASAN... 93

6.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil... 93

6.2 Keterbatasan Penelitian... 97

6.3 Implikasi untuk Keperawatan... 98

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN... 99

7.1 Kesimpulan... 99

7.2 Saran... 99

Daftar Pustaka... 101

Lampiran... 104


(25)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi 100 gram Zaitun... 16

Tabel 2.2 Kandungan Gizi 100 gram Minyak Zaitun... 16

Tabel 2.3 Vitamin A (dalam 100 gram minyak zaitun extra virgin)... 17

Tabel 2.4 Total Tocopherol (ppm)... 17

Tabel 2.5 Total Polifenol (mg/kg)... 17

Tabel 2.6 Total Oleochantal (mg/kg)... 17

Tabel 2.7 Karakteristik Luka Bakar... 34

Tabel 2.8 Klasifikasi Keparahan Cedera Luka Bakar dari American Burn Association 35

Tabel 2.9 Penilaian Luas Luka Bakar dengan Metode Lund dan Browder... 38

Tabel 4.1 Rancangan Acak Lengkap (RAL)... 62

Tabel 4.2 Definisi Operasional... 65

Tabel 4.3 SOP Pembuatan Luka Bakar Derajat 2A Pada Tikus Putih... 69

Tabel 4.4 SOP Perawatan Luka Bakar... 71

Tabel 4.5 SOP Pengukuran Luas Luka Bakar... 73

Tabel 4.6 Jadwal Waktu Pemberian Minyak Zaitun Extra Virgin Secara Topikal... 76

Tabel 5.1 Rerata Luas Luka Dari Pengamatan Harian... 82

Tabel 5.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov... 84

Tabel 5.3 Test Homogeneity of Variency Luas Luka... 85

Tabel 5.4 Uji one way Anova Luas Luka... 86

Tabel 5.5 Uji Beda Rerata (Uji Beda Jarak Nyata Duncan) hari pengamatan ke-10... 89

Tabel 5.6 Uji Beda Rerata (Uji Beda Jarak Nyata Duncan) hari pengamatan ke-11... 89

Tabel 5.7 Uji Beda Rerata (Uji Beda Jarak Nyata Duncan) hari pengamatan ke-12... 90

Tabel 5.8 Uji Beda Rerata (Uji Beda Jarak Nyata Duncan) hari pengamatan ke-13... 91


(26)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pohon Zaitun... 11

Gambar 2.2 Daun Zaitun... 11

Gambar 2.3 Buah dan Biji Zaitun... 12

Gambar 2.4 Bunga Zaitun... 12

Gambar 2.5 Struktur Anatomi Kulit... 21

Gambar 2.6 Kelenjar Sebasea... 24

Gambar 2.7 Diagram Zona Luka Bakar... 30

Gambar 2.8 Diagram Kedalaman Luka Bakar... 31

Gambar 2.9 Luka Bakar Derajat I... 31

Gambar 2.10 Luka Bakar Derajat IIA... 32

Gambar 2.11 Luka Bakar Derajat IIB... 33

Gambar 2.12 Luka Bakar Derajat III... 33

Gambar 2.13 Penilaian luas luka bakar dengan metode Rule of Nine... 39

Gambar 2.14 Proses Penyembuhan Luka... 41

Gambar 2.15 Skema Proses Penyembuhan Luka... 42

Gambar 2.16 Fase Inflamatori... 43

Gambar 2.17 Fase Poliferasi... 44

Gambar 2.18 Fase Maturasi... 45

Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 57

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian... 60

Gambar 4.2 Rancangan Skema Penelitian Pendahuluan... 75

Gambar 4.3 Skema Penelitian... 77

Gambar 5.1 Diagram Perkembangan Rata-rata Luas Luka Dari Hari pengamatan Ke-1 sampai Hari Ke-14... 83


(27)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Lembar Observasi Penyembuhan Luka Bakar Derajat 2A pada

Tikus Putih (Rattus norvegicus)... 104

Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan & Penelitian... 105

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 106

Lampiran 4. Keterangan Ethical Clearence Dari Komite Etik Penelitian Universitas Brawijaya Malang... 107

Lampiran 5. Rangkuman Lembar Observasi... 108

Lampiran 6. Data Luas Luka Hari Pengamatan Ke-1 Sampai Ke-14... 109

Lampiran 7. Penghitungan Analisa Data... 111

Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan Penelitian... 154

Lampiran 9. Foto Perkembangan Luas Luka Dari Hari Pengamatan Ke-1 Sampai Hari Pengamatan Ke-14... 159

Lampiran 10. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi... 183

Lampiran 11. Angket Persetujuan Seminar Proposal & Seminar Hasil... 185


(28)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Anto, dr. 2007, Luka Bakar, diakses 1 April 2013, available from <http://medicastore.com/penyakit/987/Luka_Bakar.html>.

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Binasari, Deka Bagus. 2011. Pengaruh Lendir Bekicot (Acharina fulica) Topikal Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar. Karya Tulis Akhir. FK UMM. Malang.

Bulechek, et al. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC). 5th ed. United Stated of America. Mosby Elsevier.

Farahani, et al. 2012. Journal of The Study of the Olive Oil Effect on the Second Degree Burn in the rat [online], diakses 23 Maret 2012, available from <http://cmja.arakmu.ac.ir/browse.php?a_id=92&slc_lang=en&sid=1&ftxt=1>.

Fauziah, Farida. 2011. Pengaruh Seduhan Teh Hitam (Camellia sinensis) terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar Diabetikum yang di induksi Alloxan, Tugas Akhir, FK UMM, Malang.

Gurfinkel, et al. 2010. Journal of Comparison of purified olive oil and silver sulfadiazine in the treatment of partial thickness porcine burns [online],11 Maret 2013, available from

<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21159471>.

Hidayat AAA, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, Aziz.Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ismail, 2009. Luka dan Perawatannya [online], 23 Maret 2013, available from <http://blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Merawat-luka.pdf>.

Lewis, S.M. et al. 2000. Medical-Surgical Nursing. Assessment and Management of Clinical Problem. Missouri: Mosby Company.

Maloloe, MB. Purnomo, SU. 1989. Penggunaan Hewan Percobaan , Hewan-hewan Percobaan Laboratorium IPB: Bogor.

Moenadjat, Yefta. 2001. Pengetahuan Klinis Praktis: Luka Bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.


(29)

xix Morison, Moya.J. 2003. Manajemen Luka. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. dan Sari,Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika.

Natawidjaja, P Suparman. 1983. Mengenal Buah-buahan Yang Bergizi. Jakarta: Pustaka Dian. Noer MS, 2006. Penanganan Luka Bakar Akut, In: Perdanakusumah DS, Saputro ID, Noer MS,

Penanganan Luka Bakar Akut. Surabaya: Airlangga University Press. Notoatmodjo S. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Orey, Cal. 2008. Kasiat Minyak Zaitun. Jakarta Selatan, Cetakan pertama: PT Mizan Publika. Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan praktik.

Edisi 4. Jakarta: EGC.

Price AG, Neil RB. 2007. At a Glance Ilmu Bedah, Jakarta: EGC.

Pusponegoro AD. 2005. Luka, In: Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Scemons, Donna. dan Elston Denise. 2009. Nurse to Nurse: Wound Care Expert Interventions. New York: Mc Graw Hill.

Sjamsuhidajat., & Wim de Jong. 2004. Buku-ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Smith JB.S Mangkoewidjojo. 1998. Pemeliharaan, Perkembangan dan Penggunaan Hewan Percobaan di daerah Tropis. Jakarta: UI Press.

Soejoeti, Zanzawi. 1986. Buku Materi Pokok Rancangan Percobaan Terapan. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.

Sunyoto, Danang. Dan Setiawan, Ari. 2013. Buku Ajar Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Supranto, J. 2007. Teknik Sampling Survey & Eksperiment. Jakarta: PT Rineka. Tarigan R, Pemila U. 2007. Perawatan Luka-Moist Wound Healing. Jakarta: FKUI.

Taylor C. Et al. 1997. Fundamental of Nursing, The Art and Sciene of Nursing Care. 4th ed. Philadelphia: J.B. Lippincot.

Tyas, Restu Pamujining. 2010. Pengaruh Frekuensi Penggunaan Lendir Lidah Buaya (Aloe vera) Topikal Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus), Karya Tulis Akhir, FK UMM, Malang.


(30)

xx

Widyasari, Neneng. 2011. Pengaruh Frekuensi Pemberian Dekok Buah Merah (pandanusa) terhadap Penurunan Luas Luka Bakar Derajat II A pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar, Tugas Akhir, Keperawatan UMM, Malang.

WCST. 2007. Esential of Wound Healing, diakses 1 April 2013, available from <http://www.woundcaresolutions-telemedicine.co.uk/nutrition.php>.


(1)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Zat Gizi 100 gram Zaitun... 16

Tabel 2.2 Kandungan Gizi 100 gram Minyak Zaitun... 16

Tabel 2.3 Vitamin A (dalam 100 gram minyak zaitun extra virgin)... 17

Tabel 2.4 Total Tocopherol (ppm)... 17

Tabel 2.5 Total Polifenol (mg/kg)... 17

Tabel 2.6 Total Oleochantal (mg/kg)... 17

Tabel 2.7 Karakteristik Luka Bakar... 34

Tabel 2.8 Klasifikasi Keparahan Cedera Luka Bakar dari American Burn Association 35

Tabel 2.9 Penilaian Luas Luka Bakar dengan Metode Lund dan Browder... 38

Tabel 4.1 Rancangan Acak Lengkap (RAL)... 62

Tabel 4.2 Definisi Operasional... 65

Tabel 4.3 SOP Pembuatan Luka Bakar Derajat 2A Pada Tikus Putih... 69

Tabel 4.4 SOP Perawatan Luka Bakar... 71

Tabel 4.5 SOP Pengukuran Luas Luka Bakar... 73

Tabel 4.6 Jadwal Waktu Pemberian Minyak Zaitun Extra Virgin Secara Topikal... 76

Tabel 5.1 Rerata Luas Luka Dari Pengamatan Harian... 82

Tabel 5.2 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov... 84

Tabel 5.3 Test Homogeneity of Variency Luas Luka... 85

Tabel 5.4 Uji one way Anova Luas Luka... 86

Tabel 5.5 Uji Beda Rerata (Uji Beda Jarak Nyata Duncan) hari pengamatan ke-10... 89

Tabel 5.6 Uji Beda Rerata (Uji Beda Jarak Nyata Duncan) hari pengamatan ke-11... 89

Tabel 5.7 Uji Beda Rerata (Uji Beda Jarak Nyata Duncan) hari pengamatan ke-12... 90

Tabel 5.8 Uji Beda Rerata (Uji Beda Jarak Nyata Duncan) hari pengamatan ke-13... 91


(2)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pohon Zaitun... 11

Gambar 2.2 Daun Zaitun... 11

Gambar 2.3 Buah dan Biji Zaitun... 12

Gambar 2.4 Bunga Zaitun... 12

Gambar 2.5 Struktur Anatomi Kulit... 21

Gambar 2.6 Kelenjar Sebasea... 24

Gambar 2.7 Diagram Zona Luka Bakar... 30

Gambar 2.8 Diagram Kedalaman Luka Bakar... 31

Gambar 2.9 Luka Bakar Derajat I... 31

Gambar 2.10 Luka Bakar Derajat IIA... 32

Gambar 2.11 Luka Bakar Derajat IIB... 33

Gambar 2.12 Luka Bakar Derajat III... 33

Gambar 2.13 Penilaian luas luka bakar dengan metode Rule of Nine... 39

Gambar 2.14 Proses Penyembuhan Luka... 41

Gambar 2.15 Skema Proses Penyembuhan Luka... 42

Gambar 2.16 Fase Inflamatori... 43

Gambar 2.17 Fase Poliferasi... 44

Gambar 2.18 Fase Maturasi... 45

Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 57

Gambar 4.1 Rancangan Penelitian... 60

Gambar 4.2 Rancangan Skema Penelitian Pendahuluan... 75

Gambar 4.3 Skema Penelitian... 77

Gambar 5.1 Diagram Perkembangan Rata-rata Luas Luka Dari Hari pengamatan Ke-1 sampai Hari Ke-14... 83


(3)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Lembar Observasi Penyembuhan Luka Bakar Derajat 2A pada

Tikus Putih (Rattus norvegicus)... 104

Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan & Penelitian... 105

Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian... 106

Lampiran 4. Keterangan Ethical Clearence Dari Komite Etik Penelitian Universitas Brawijaya Malang... 107

Lampiran 5. Rangkuman Lembar Observasi... 108

Lampiran 6. Data Luas Luka Hari Pengamatan Ke-1 Sampai Ke-14... 109

Lampiran 7. Penghitungan Analisa Data... 111

Lampiran 8. Dokumentasi Kegiatan Penelitian... 154

Lampiran 9. Foto Perkembangan Luas Luka Dari Hari Pengamatan Ke-1 Sampai Hari Pengamatan Ke-14... 159

Lampiran 10. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi... 183

Lampiran 11. Angket Persetujuan Seminar Proposal & Seminar Hasil... 185


(4)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Anto, dr. 2007, Luka Bakar, diakses 1 April 2013, available from <http://medicastore.com/penyakit/987/Luka_Bakar.html>.

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.

Binasari, Deka Bagus. 2011. Pengaruh Lendir Bekicot (Acharina fulica) Topikal Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Strain Wistar. Karya Tulis Akhir. FK UMM. Malang.

Bulechek, et al. 2008. Nursing Interventions Classification (NIC). 5th ed. United Stated of America. Mosby Elsevier.

Farahani, et al. 2012. Journal of The Study of the Olive Oil Effect on the Second Degree Burn in the rat

[online], diakses 23 Maret 2012, available from <http://cmja.arakmu.ac.ir/browse.php?a_id=92&slc_lang=en&sid=1&ftxt=1>.

Fauziah, Farida. 2011. Pengaruh Seduhan Teh Hitam (Camellia sinensis) terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Strain Wistar Diabetikum yang di induksi Alloxan, Tugas Akhir, FK UMM, Malang.

Gurfinkel, et al. 2010. Journal of Comparison of purified olive oil and silver sulfadiazine in the treatment of partial thickness porcine burns [online],11 Maret 2013, available from

<http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21159471>.

Hidayat AAA, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, Aziz.Alimul. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Ismail, 2009. Luka dan Perawatannya [online], 23 Maret 2013, available from <http://blog.umy.ac.id/topik/files/2011/12/Merawat-luka.pdf>.

Lewis, S.M. et al. 2000. Medical-Surgical Nursing. Assessment and Management of Clinical Problem. Missouri: Mosby Company.

Maloloe, MB. Purnomo, SU. 1989. Penggunaan Hewan Percobaan , Hewan-hewan Percobaan Laboratorium IPB: Bogor.

Moenadjat, Yefta. 2001. Pengetahuan Klinis Praktis: Luka Bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.


(5)

Morison, Moya.J. 2003. Manajemen Luka. Jakarta: EGC.

Muttaqin, Arif. dan Sari,Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika.

Natawidjaja, P Suparman. 1983. Mengenal Buah-buahan Yang Bergizi. Jakarta: Pustaka Dian. Noer MS, 2006. Penanganan Luka Bakar Akut, In: Perdanakusumah DS, Saputro ID, Noer MS,

Penanganan Luka Bakar Akut. Surabaya: Airlangga University Press. Notoatmodjo S. 2009. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Orey, Cal. 2008. Kasiat Minyak Zaitun. Jakarta Selatan, Cetakan pertama: PT Mizan Publika. Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, proses, dan praktik.

Edisi 4. Jakarta: EGC.

Price AG, Neil RB. 2007. At a Glance Ilmu Bedah, Jakarta: EGC.

Pusponegoro AD. 2005. Luka, In: Sjamsuhidajat R, Wim de Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.

Scemons, Donna. dan Elston Denise. 2009. Nurse to Nurse: Wound Care Expert Interventions. New York: Mc Graw Hill.

Sjamsuhidajat., & Wim de Jong. 2004. Buku-ajar ilmu bedah. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.

Smith JB.S Mangkoewidjojo. 1998. Pemeliharaan, Perkembangan dan Penggunaan Hewan Percobaan di daerah Tropis. Jakarta: UI Press.

Soejoeti, Zanzawi. 1986. Buku Materi Pokok Rancangan Percobaan Terapan. Jakarta: Karunika Universitas Terbuka.

Sunyoto, Danang. Dan Setiawan, Ari. 2013. Buku Ajar Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Supranto, J. 2007. Teknik Sampling Survey & Eksperiment. Jakarta: PT Rineka. Tarigan R, Pemila U. 2007. Perawatan Luka-Moist Wound Healing. Jakarta: FKUI.

Taylor C. Et al. 1997. Fundamental of Nursing, The Art and Sciene of Nursing Care. 4th ed. Philadelphia:

J.B. Lippincot.

Tyas, Restu Pamujining. 2010. Pengaruh Frekuensi Penggunaan Lendir Lidah Buaya (Aloe vera)

Topikal Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Bakar Derajat IIA Pada Tikus Putih


(6)

xx

Widyasari, Neneng. 2011. Pengaruh Frekuensi Pemberian Dekok Buah Merah (pandanusa)

terhadap Penurunan Luas Luka Bakar Derajat II A pada Tikus Putih (Rattus norvegicus)

Strain Wistar, Tugas Akhir, Keperawatan UMM, Malang.

WCST. 2007. Esential of Wound Healing, diakses 1 April 2013, available from <http://www.woundcaresolutions-telemedicine.co.uk/nutrition.php>.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN BUBUK KOPI ROBUSTA (COFFEA ROBUSTA LINDL) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (RATTUS NORVEGICUS)

1 25 23

PENGARUH LENDIR BEKICOT (Achatina fulica) TOPIKAL TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STRAIN WISTAR

1 6 29

Pengaruh Pemberian EkstrakPropolis Terhadap Perubahan Luas Luka Bakar Derajat II B - IIIPada Tikus PutihStrain Wistar (Rattus Norvegicus)

0 5 19

EFEKTIFITAS PEMBERIAN EKSTRAK COCOR BEBEK (KALANCHOE PINNATA) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA PADA TIKUS JANTAN PUTIH (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)

1 20 25

PENGARUH MADU TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA LASERASI PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

1 60 22

PEMBERIAN SALIVA TOPIKAL MENINGKATKAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II A PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

0 23 19

PENGARUH MADU TOPIKAL TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR GRADE IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus novergicus Strain Wistar)

0 5 25

PENGARUH PEMBERIAN GEL EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe Vera Linn) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH STRAIN WISTAR (Rattus Norvegicus)

4 35 20

PENGARUH BERBAGAI DOSIS SARI DAUN TEMBELEKAN (Lantana camara L.) TERHADAP LAMA PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus Strain Wistar)

2 32 24

PENGARUH BERBAGAI DOSIS DEKOK DAUN PETAI CINA (Leucaena glauca, Benth) TERHADAP KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BARU PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus. Strain Wistar)

2 6 24