Kondisi objektif lokasi penelitian

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id b Mengoptimalkan potensi ruhani, jasmani dan akal peserta didik dengan seimbang. c Membangun akhlaq atau karakter peserta didik sesuai dengan usia perkembangannya dan dilandasi oleh nilai-nilai agama. d Menumbuhkan rasa ingin tahu dan keinginan belajar dalam berbagai bidang agar peserta didik dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. e Mengajarkan tentang ketrampilan hidup sehari-hari dan membimbing peserta didik untuk mengamalkannya dalam kehidupan, dan. f Membina kerja sama dengan berbagai elemen pendidikan lain orang tua, masyarakat, lembaga pemerintah maupun swasta secara nasional ataupun internasional guna memberikan daya dukungnya. 19 Dengan berubahnya visi, misi SDIT.1 juga mengalami perubahan, yakni: a Membimbing siswa berakhlaq Islami dan senang berinteraksi dengan Al- Qur’an. b Membimbing siswa berprestasi akademik dan non akdemik. c Membimbing siswa memiliki keterampilan hidup dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. 20 19 Profil SDIT.1 Tahun 2013, Dokumentasi, Surabaya, 2016. 20 Brosur SDIT.1 Tahun 2016, Dokumentasi, Surabaya, 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Perubahan visi dan misi SDIT.1 ini dikarenakan terjadinya pergantian kepala sekolah yang berimbas pada arah kebijakan yang juga berubah. Akan tetapi, pergantian kepala sekolah ini adalah imbas dari kebijakan yayasan yang baru. 21 Perlu diketahui, bahwasanya di SDIT.1 terjadi pergantian yayasan. Pada awal berdiri yayasan yang diikuti adalah yayasan Amal Cendikia kemudian setelah terjadi penggabungan manajemen tatakelola pendidikannya dengan mengikuti yayasan Ukhuwah Islamiyah, akhirnya sekarang SDIT.1 berpisah dengan yayasan awal dan mendirikan yayasan baru yakni yayasan Pendidikan Islam Permata YPIP. 22 Berbeda dengan SDIT.1, SDIT.2 sejak awal berdiri visi pendidikannya tidak ada perubahan. hanya saja terjadi perubahan pada strategi pencapaian visi sekolah. Visi SDIT.2 adalah: ”Terwujudnya Generasi Sholeh, Cinta Al-Qur’an dan Berprestasi ”. 23 Sedangkan misinya adalah: a Terselenggaranya proses pendidikan berkarakter Islami. b Menyiapkan lulusan berkarakter Qur’ani. c Pembelajaran akademik dan non-akademik berdaya saing d Menyelenggarakan pendidikan Islam secara prifesional, inovatif dan akuntabel. 21 Int.6SDIT.1, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. 22 Int.5YPIP, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. 23 Brosur SDIT.2 Tahun 2016, Dokumentasi, Surabaya, 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id e Menjalin kerjasama dengan lembaga terbaik dalam dan luar negeri untuk mewujudkan sekolah unggul. 24 c. Kurikulum sekolah Meskipun kedua sampel sekolah ini dalam perjalanannya masih ada hubungannya dengan yayasan pendidikan Al-Hikmah Surabaya. SDIT.2 hubungannya terlihat dari sejarah kepala sekolahnya. Kepala sekolah SDIT.2 ini sebelum menjabat sampai sekarang, dulunya adalah guru di SMP Al-Hikmah Surabaya. 25 Kemudian, SDIT.1 dalam perjalannya saat awal berdiri masih mendapatkan sumbangan sarana dan prasarana sarpras dari Al- Hikmah Surabaya. 26 Tetapi, dalam pemberlakuan kurikulum pendidikannya, kedua sekolah ini ada perbedaan pada kurikulum khas sekolah, namun untuk kurikulum standar Negara dan standar SIT, keduanya menggunakan kurikulum yang sama, yakni Kurikulum 2013 dan kurikulum JSIT tingkat SD. Kurikulum khas yang ada pada SDIT.1 terdiri dari: karakter building, pembiasaan ibadah, hafalan qur’an, hadits dan doa, tilawatil qur’an, bahasa arab inggris, komputer aplikatif dan internet serta pembelajaran life skill. 27 Sedangkan kurikulum khas pada SDIT.2 adalah menerapkan pembalajaran life skill. 28 Pola pembelajaran ini membekali siswa dengan keterampilan hidup 24 Ibid. 25 Int.2SDIT.2, Wawancara, Surabaya, 23 Februari 2016. 26 Int.1SDIT.1, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. 27 Brosur SDIT.1 Tahun 2016, Dokumentasi, Surabaya, 2016. 28 Brosur SDIT.2 Tahun 2016, Dokumentasi, Surabaya, 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id yang membuat mereka mampu menyesuaikan dengan lingkungan sekitar serta dapat bertahan hidup di alam. Kemudian, SDIT ini juga dalam proses pembelajaran masih mempertimbangkan potensi anak. Hal ini sebagai interpretasi dari penerapan pola multiple intelligence pada awal pendirian sekolah ini. 29 d. Kondisi guru dan siswa Sebagai sekolah yang masih dalam tahap perkembangan, Sumber Daya Manusia SDM baik guru, tanaga pendidik dan siswa haruslah orang-oang yang memang bisa diikut sertakan untuk membangun pondasi sekolah. Guru SDIT.2 berjumlah 18 orang serta jumlah siswa sekolah ini mencapai 223 siswa. Sedangkan pada SDIT.1, jumlah siswanya mencapai 111 siswa dengan guru berjumlah 8 orang serta 5 orang guru Al- Qur’an. Jika meihat rasio perbandingan guru dan siswa, maka jumlah guru yang ada sudah sesuai dengan jumlah siswa, yang mana satu rombongan belajar rasio guru dan siswa perbandingannya adalah 1:28. e. Kondisi sarana dan prasarana Dari kedua sampel dalam penelitian ini, kedua sekolah ini berangkat dari kondisi sarpras yang sangat belum sesuai dengan standar sarpras yang ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan Indonesia. SDIT.1 pada awal mula berdiri, bangunan sekolahnya masih menyewa sebuah rumah yang kemudian dipetak-petakkan 29 Int.2SDIT.2, Wawancara, Surabaya, 23 Februari 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id menjadi ruangan kelas dengan sarpras pemberian dari sekolah lain. Namun, setelah berjalan enam tahun akhirnya SDIT.1 memiliki banguan sendiri meskipun dari segi sarpras masih lebih baik dari pada saat awal pendirian. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 1: “…Kemudian untuk properti-propertinya juga dibantu sama temen-temen pengajiannya ustadz Arif itu. Salah satunya ustadz Zahri yang di al-Hikmah, beliau cerita properti yang di al-Hikmah, peoperti bekas-bekas yang sudah tidak dipakai diboyong kesini. Kemudian berkembang ngontrak rumah untuk SD setelah berjalan enam tahun, karena mau gak mau harus berkembang, kalau ngontrak terus kan enggak memungkinkan kan tempat dan sarana prasarananya, akhirnya pindahlah ke Pakal ini. Walaupun jauh ya.. tapi ehm... untuk kondisi sekarang sarana dan prasarananya memenuhi syarat lah untuk pendidikan, terutama untuk ukuran indikator dinas itu sudah layak. ” 30 Hal ini sangat berbeda dengan SDIT.2 yang memang sejak awal pendirian SDIT sudah memiliki bangunan sendiri untuk keberlangsungan pendidikannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan 2, yakni: “…awalnya memang konsen ke TK, lokasinya ada dirumah, ternyata wali murid minta ada SD, maka dari itu dibangunlah disini lakarsantri…” 31 Sejak awal pendirian, SDIT.2 memang lebih matang dan mantap secara finansial daripada SDIT.1, dari pembangunan gedung serta pemenuhan sarana dan prasarana. sehingga SDIT.2 30 Int.1SDIT.1, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. 31 Int.2SDIT.2, Wawancara, Surabaya, 23 Februari 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id lebih cepat berkembang meskipun kedua sekolah ini berdiri pada tahun yang sama, yakni tahun 2008. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakeristik Generasi Islami dalam Perspektif Sekolah Islam terpadu

Berbicara tentang generasi Islami, tentu akan ada banyak pengertian mengenai hal tersebut. Islami sendiri memiliki substansi atau bersifat keislaman, sehingga yang dinamakan generasi Islami adalah sekelompok yang memiliki karakter Islam yang telah tertanam pada dirinya. Senada dengan pengetian diatas, informan 1 berpendapat bahwa generai Islami adalah generasi yang semua aspek dalam hidupnya sesuai dengan ajaran Islam, dan lebih rinci lagi informan 1 menjabarkan bahwa yang dinamakan Islami adalah yang 100 memiliki aqidah sesuai dengan Al-Quran dan sunnah, kemudian dalam aspek ibadah juga telah sesuai dengan tuntunan yang benar, terakhir adalah memiliki akhlaq atau adab yang sesuai dengan ajaran Islam. 1 Hal ini sedikit berbeda dengan pendapat informan 2 dalam memahami sosok generasi Islami. Menurutnya generasi Islami adalah perwujudan dari generasi robbani sesuai dengan pendapat imam Al- T}a bari dalam menafsirkan surat Ali-Imran ayat 79, yakni generasi yang seluruh aspek hidupnya berlandaskan Islam, selain itu mereka juga harus bisa menularkan kehidupan Islami mereka kepada teman-teman mereka baik disekolah ataupun dilingkungan rumah mereka. 2 Kemudian, jika berbicara tentang karakter dari generasi Islami yang dicita- citakan oleh SIT, hal ini sudah terperinci dalam buku induk JSIT. Didalam buku 1 Int.1SDIT.1, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. 2 Int.2SDIT.2, Wawancara, Surabaya, 23 Februari 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tersebut sudah dengan detail menjabarkan tetang karakter generasi Islami yang mereka cita-citakan, karakter-karakter tersebut terbagi menjadi 10 macam yang biasa mereka sebut dengan 10 muwas } s }a fat. 3 Hal ini sejalan dengan bagaimana karakter masyarakat yang dicita-citakan oleh Hassan Al-Banna yang tertuang dalam modul-modul Tarbiyah Islamiyah yang menjadi patokan oleh beberapa aliran Islam dalam proses pengkaderan yang mereka lakukan. Karakter yang menjadi cita-cita mereka yakni: Aqidah yang bersih al-salim al-aqidah, Ibadah yang benar al-s}ahih al-ibadah, Pribadi yang matang al-matin al-khuluq, Mandiri qadir ‘ala al-kas}bi, Cerdas dan berpengetahuan al-muthaqqaf al-fiqri, Sehat dan kuat al-qawiyy al-jismi, Bersungguh-sungguh dan disiplin mujahid li nafsihi, Tertib dan cermat munazzam fi shu’unihi, Efisien haris ‘ala al- waqtihi, dan Bermanfaat nafi’ li al-ghairihi. Kesepuluh inilah yang menjadi cita-cita besar JSIT pada semua jenjang pendidikannya, baik itu TKIT, SDIT, SMPIT maupun SMAIT. 4 Sejalan dengan karakter yang dicita-citakan JSIT diatas, maka sebagai sekolah yang berafiliasi dengan JSIT mau tidak mau harus menjadikan kesepuluh karakter tersebut sebagai tujuan dari penyelenggaraan proses pendidikan yang mereka jalankan. Hal ini senada dengan penyataan informan 1 yakni: “generasi Islami adalah generasi yang dalam dirinya memiliki kesepuluh karakter tersebut. ” 5 pernyataan diatas sedikit berbeda dengan pernyataan informan 2 yang menyatakan bahwa “karakter generasi Islami adalah generasi yang robbani sesuai dengan 3 Int.1SDIT.1, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. 4 Sukro Muhab, et al,. Standar Mutu Sekolah Islam Terpadu : Jaringan Sekolah Islam Terpadu, ---,---,2010, ---. 5 Int.1SDIT.1, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pendapat imam Al- T}a bari dalam menafsirkan surat ali-Imran ayat 79. Kemudian lebih rinci lagi informan 2 menyatakan bahwa generasi Islami yang mereka ingikan adalah generasi yang Qowwiyy al-Amin , yakni “qowwiyy” sendiri bermakna unggul dari segi fisik dan keilmuannya sedangkan “amin” adalah faqih. ” 6 Meskipun pendapat informan 2 memiliki perbedaan dengan karakteristik yang diinginkan oleh JSIT, tetapi dari segi output yang diinginkan tetap memiliki ruh yang sama dengan SIT pada umumnya yakni terperinci dalam 10 muwas } s }a fat diatas. Hanya saja dalam istilah pemberian nama memiliki perbedaan yakni generasi Islami dan generasi robbani meskipun secara substansi memiliki maksud yang sama, kemudian perbedaannya selanjutnya terlihat pada sifat dari kedua macam istilah penamaan tersebut, yakni pada generasi Islami mereka dituntut untuk memiliki seluruh karakter tersebut, sedangkan generasi robbani selain dituntut untuk memiliki kesepuluh karakter tersebut, mereka juga dituntut untuk menularkan karakter-karakter tersebut kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya. 7 Berlanjut pada proses pembentukan karakter-karakter diatas menurut Informan 1 dan 2 memiliki kesamaan. Informan 1 menyatakan bahwa dari 10 karakter itu, semua jenjang SIT baik dari TKIT sampai SMAIT memiliki target yang sama hanya saja dalam kriteria capaian yang diinginan memiliki perbedaan pada masing-masing jenjang. Untuk jenjang SDIT seluruh karakter itu tetap diusahakan untuk dicapai, akan tetapi tetap ada prioritas mana yang terlebih dahulu harus dibentuk. Hal itu dikarenakan target sekolah yang memang belum 6 Int.2SDIT.2, Wawancara, Surabaya, 23 Februari 2016. 7 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id bisa untuk mewakili semua dari karakter tersebut. 8 sedangkan menurut informan 2 yakni SDIT kami juga memiliki prioritas tersendiri mana dari 10 karakter itu yang akan ditanamkan terlebih dahulu. Tetapi, meskipun belum bisa menanamkan seluruhnya, sekolah juga masih tetap memperkenalkan karakter yang lain yang belum prioritas kepada siswa mereka. 9 Adapun karakter yang menjadi prioritas keduanya adalah tiga karakter awal yakni siswa harus memiliki aqidah yang bersih al-salim al-aqidah, mampu beribadah dengan benar sesuai tuntunan agama al-s}ahih al-ibadah dan selanjutnya adalah siswa haruslah memiliki pribadi akhlaq yang matang dalam artian siswa harus bisa menunjukkan bagaimana wajah Islam itu sendiri dalam segala aspek ehidupannya al-matin al-khuluq. Dan untuk tujuh karakter yang lain hanya sebagai pelengkap. Namun, pada pola penanaman karakter ini di SDIT.2 sedikit berbeda dengan SDIT.1. Mereka relatif memiliki waktu yang lebih panjang jika dibandingkan dengan SDIT.1, hal ini dikarenaka SDIT.2 pada sekolahnya telah terintergarasi, yakni telah ada SMPIT. 10 Sedangkan pada SDIT.1 untuk membangun SMPIT masih sebatas visi kedepannya. Hal ini kembali lagi pada hasil temuan dilapangan, bahwasanya SDIT.2 masih lebih unggul dalam finansial dibandingkan dengan SDIT.1 meskipun keduanya berdiri pada tahun yang sama. 8 Int.1SDIT.1, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. 9 Int.2SDIT.2, Wawancara, Surabaya, 23 Februari 2016. 10 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

B. Pembaharuan Pendidikan Islam pada Sekolah Islam Terpadu

Seperti yang telah peneliti uraikan pada pembahasan sebelumnya, bahwasanya terdapat dua macam tipe pembaharuan, yang pertama yakni reformasi, maksudnya kembali kepada asal semula. Sedangkan pembaharuan yang kedua adalah modernisasi, yakni penambahan-penambahan yang dilakukan untuk menutup dan melengkapi kekurangan, bisa juga diartikan sebagai sebuah inovasi. 11 Penelitian ini sendiri mengutip konsep tetang pembaharuan berdasar pada pemikiran Dawud Tauhidi, yang mana pemikirannya tentang pembaharuan pendidikan adalah sebuah pemodernisasian. 12 Menurut informan 1 pembaharuan diartikan sebagai inovasi untuk lebih meningkatkan kualitas. 13 sedangkan menurut informan 2 pembaharuan dipandang sebagai transformasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara terus menerus melalui perbaikan-perbaikan yang dilakukan setiap ada kelemahan dalam penerapan konsep pendidikan yang telah dijalankan 14 , dan yang terakhir pembaharuan menurut informan 5 dalam penelitian ini diartikan sebagai perubahan menjadi lebih baik. 15 Jika mengacu pada pendapat informan tentang pembaharuan, maka kedua sampel dalam penelitian ini dapat dikatakan telah melakukan pembaharuan. Hal ini dapat terlihat dari adanya perubahan-perubahan pada pola pembelajaran dan pada kurikulum serta target dalam pembelajaran mereka. Meskipun keduanya 11 Darul Aqsho, Kiai Haji Mas Mansur 1896-1946 : Perjuangan dan Pemikiran, Jakarta: Erlangga,---, 9-10. 12 Dawud Tuhidi, “A Vision of Effective Islamic Education “, dalam http:www.islamic- world.netparentingparenting_pagea_vision_of_effective_islamic_ed.htm 03 Maret 2016. 13 Int.1SDIT.1, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016. 14 Int.2SDIT.2, Wawancara, Surabaya, 23 Februari 2016. 15 Int.5YPIP, Wawancara, Surabaya, 09 Februari 2016.