DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

(1)

ii

Ervin Hidayat

ABSTRAK

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Pringsewu

Tahun Pelajaran 2013/2014)

Oleh

ERVIN HIDAYAT

Kemampuan berpikir kritis (KBK) merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi yang harus dimiliki oleh siswa sekolah menengah. Namun, guru yang hanya memberikan latihan mengerjakan soal-soal pada buku paket akan menyebabkan kemampuan berpikir kritis siswa kurang berkembang. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir siswa hanya menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materi saja.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis `siswa pada konsep pencemaran lingkungan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan desain penelitiandeskriptif sederhana. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII.1, VII.2, VII.3, VII.4, dan VII.5 yang dipilih secara purposive sampling. Data penelitian ini adalah data kualitatif berupa deskripsi kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep pencemaran lingkungan.


(2)

iii

Ervin Hidayat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa memiliki kemampuan berpikir kritis dengan kriteria sedang (70,46). Terlihat juga bahwa hasil dari rata-rata persentase penilaian LKS memiliki kriteria sangat tinggi (85,70%) dan kriteria rendah (58,27%) pada penilaian poster, serta kriteria tinggi (76,31%) pada nilai tes tertulis. Dengan demikian, siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu memiliki kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep pencemaran lingkungan dengan kategori sedang.


(3)

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester GenapSMP Negeri 3 Pringsewu

Tahun pelajaran 2013/2014)

Oleh Ervin Hidayat

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pringsewu, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada tanggal 18 Agustus 1991, yang merupakan anak terakhir dari dua belas bersaudara pasangan Bapak Sastro Dimejo dan Ibu

Musinem. Nomor HP 085769757414.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Sidoharjo Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu (1998-2004), SMP Negeri 3 Pringsewu Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu (2004-2007), SMA Negeri 1 Pringsewu Kec. Pringsewu, Kab. Pringsewu (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Lampung.

Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Pesisir Tengah dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kependidikan Terintegrasi di Kabupaten Pesisir Barat (Tahun 2013), dan penelitian pendidikan di SMP Negeri 3 Pringsewu untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd.


(8)

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung… Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah M uhammad SAW…

K upersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada:

M amak dan bapakku , yang telah mendidik dan membesarkan ku dengan segala doa terbaik mereka, kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menguatkanku, mendukung segala langkah

ku menuju kesuksesan dan kebahagian…

M bakku Noviana Sari, yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, dan do’a tulus untuk keberhasilanku…

M amas dan mbakku, yang selalu mendo’akan, memotivasi ku dan menyayangiku…


(9)

M OT T O

Ja d i k a n l a h sa ba r d a n sh ol a t seba ga i

p en ol on gm u (Qs. A l -B a qa r a h : 4 5)

K i t a t i d a k bi sa m en j a d i bi j a k sa n a d en ga n

k ebi j a k sa n a a n or a n g l a i n ,

t a p i k i t a bi sa ber p en get a h u a n d en ga n

p en get a h u a n or a n g l a i n


(10)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun pelajaran 2013/2014)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

4. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 5. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembahas atas saran-saran


(11)

xii

6. Suprapto, M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 3 Pringsewu dan Isti Maryani, Amd.Pd., selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

7. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VII.1, VII.2, VII.3, VII.4 dan VII.5 SMPN 3 Pringsewu atas kerjasama yang baik selama penelitian;

8. Rekan seperjuangan penelitian Gadis Pratiwi dan Nindy Profithasari atas semangat kebersamaan dan kerjasama dalam menyelesaikan skripsi ini; 9. Sahabat selama di kampus Aji, Taufik, Febri, Putu, Destya, Nia, Prima, Ayu,

Novita, Olba, Ariska, Ochi, Destra, Hanni, Arinta, Zora, Eli, Yuli dan semua yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas kebersamaan yang diberikan. 10. Sahabat terbaikku Dimas, Taufik, Irul, Deka, Jefri, Angga, dan Yuda atas

persahabatan yang diberikan; serta keluarga besar Okta Dwi Pramita atas rasa kekeluargaannya.

11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2010, kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan; 12. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Agustus 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Berpikir Kritis ... 10

B. Konsep Pencemaran Lingkungan... 16

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat ... 21

B. Populasi dan Subjek Penelitian... 21

C. Desain Penelitian ... 21

D. Prosedur penelitian... 22

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 23

F. Teknik Analisis Data ... 26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 32

B. Pembahasan ... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 58


(13)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN 1. Silabus ... 64

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 67

3. Lembar Kerja Siswa ... 75

4. Soal Tes Tertulis ... 81

5. Data Hasil Penelitian ... 93


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kemampuan dan indikator berpikir kritis... 13

2. Lembar penilaian LKS KBK siswa... 24

3. Lembar penilaian poster KBK siswa... 25

4. Kriteria persentase KBK siswa... 28

5. Kemampuan berpikir kritis siswa ... 29

6. Kriteria kemampuan berpikir kritis siswa ... 31

7. Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Penilaian LKS ... 33

8. Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Penilaian Poster ... 33

9. Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Berdasarkan Tes Tertulis... 34

10. Kemampuan Berpikir Kritis siswa ... 34

11. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.1 ... 93

12. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.2... 94

13. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.3... 95

14. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.4 ... 96

15. Lembar Penilaian LKS Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.5 ... 97


(15)

xvi

16. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas

VII.1 ... 98

17. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.2 ... 99

18. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.3 ... 100

19. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.4 ... 101

20. Lembar Penilaian Poster Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.5 ... 102

21. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.1 ... 103

22. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.2 ... 104

23. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.3 ... 105

24. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.4 ... 106

25. Rekapitulasi Nilai Tes Tertulis KBKSiswa Kelas VII.5 ... 107

26. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.1... 108

27. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.2 ... 109

28. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.3 ... 110

29. Rekapitulasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII.4 ... 111


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Contoh jawaban LKS yang mampu berhipotesis dengan baik (LKS No. D5) ... 36 2. Contoh jawaban LKS yang kurang mampu berhipotesis dengan baik

(LKS No. D5)... 37 3. Contoh jawaban LKS yang mampu merumuskan masalah dengan

baik (LKS No. A)... 38 4. Contoh jawaban LKS yang kurang mampu merumuskan masalah

dengan baik (LKS No. A)... 39 5. Contoh jawaban LKS yang mampu memberikan solusi dengan baik

(LKS No. D4)... 39 6. Contoh jawaban LKS yang kurang mampu memberikan solusi

dengan baik (LKS No. D4).... 40 7. Contoh jawaban LKS yang mampu memberikan alasan dengan baik

(LKS No. D3)... 41 8. Contoh jawaban LKS yang kurang mampu memberikan solusi

dengan baik (LKS No. D3) ... 42 9. Contoh poster yang dibuat oleh siswa yang mampu menunjukan

aspek KBK siswa.... 45 10. Contoh poster yang dibuat oleh siswa yang kurang mampu

menunjukan aspek KBK siswa ... 46 11. Contoh jawaban siswa yang merumuskan masalah dengan benar (tes

tertulis No. 1b).... 48 12. Contoh jawaban siswa yang kurang mampu merumuskan masalah

dengan benar (tes tertulis No. 1b)... 49 13. Contoh jawaban siswa yang mampu berhipotesis dengan benar (tes


(17)

xviii

14. Contoh jawaban siswa yang kurang mampu berhipotesis dengan

benar (tes tertulis No. 1c).... 51

15. Contoh jawaban siswa yang mampu memberikan alasan dengan baik (tes tertulis No. 1a) ... 51

16. Contoh jawaban siswa yang kurang mampu memberikan alasan dengan baik (tes tertulis No. 1a) ... 52

17. Contoh jawaban siswa yang mampu memberikan solusi dengan baik (tes tertulis No. 2c) ... 53

18. Contoh jawaban siswa yang kurang mampu memberikan solusi dengan baik (tes tertulis No. 2c) ... 54

19. Kegiatan awal... 113

20. Kegiatan praktikum (LKS) ... 113

21. Presentasi poster 1... 113

22. Presentasi poster 2... 113

23. Mengerjakan tes tertulis 1... 113


(18)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan di Indonesia selalu berkembang mengikuti kemajuan zaman agar bangsa Indonesia tidak semakin tertinggal dari negara lain. Perkembangan pendidikan semakin menuntut peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk menghadapi kehidupan bermasyarakat. Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003:1).

Menurut Ihsan (2008 : 4) Pendidikan adalah suatu proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat tempat ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya datang dari


(19)

2

sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang optimum.

Proses untuk mengembangkan kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh seorang anak yaitu melalui proses belajar. Menurut Sardiman (2012: 20) Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian

kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Dengan demikian maka setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam memperoleh pendidikan untuk kehidupan dimasa mendatang.

Untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara utuh telah diatur dalam kurikulum. Untuk mencapai tujuan pembelajaran melalui pembelajaran sejumlah mata pelajaran yang dirangkai sebagai suatu kesatuan yang saling mendukung pencapaian kompetensi tersebut. Salah satu Mata pelajaran dalam kurikulum yaitu IPA.

Pelajaran Biologi termasuk dalam rumpun Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), yang memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif dalam menanggapi isu di masyarakat yang diakibatkan oleh dampak perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (BSNP, 2006: iv).


(20)

3

Biologi merupakan ilmu alam yang membutuhkan pengembangan kemampuan berpikir kritis, induktif dan deduktif untuk memahami konsep dan prinsip ilmu alam. Dengan demikian pembelajaran biologi diharapkan tidak hanya menganut sistem konsep dan materi saja namun perlu menekankan pada kemampuan khusus yang berguna untuk menghadapi permasalahan dalam kehidupan nyata. Salah satu keterampilan berpikir yang diperlukan peserta didik untuk dapat memecahkan masalah adalah keterampilan berpikir tingkat tinggi atau berpikir kritis dan penting untuk dikembangkan dalam proses pembelajaran Biologi.

Biologi merupakan ilmu IPA yang mempelajari tentang alam dan kehidupan diantaranya yaitu materi pokok dampak pencemaran bagi kehidupan yang sangat dekat dengan kehidupan peserta didik. Dalam kurikulum 2013, materi pokok ini terdapat pada jenjang SMP dan merupakan Kompetensi Inti (KI) 3 yaitu

memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata. Materi ini merupakan Kompetensi Dasar (KD) 3.9 yaitu mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup. Jadi, peserta didik diharapkan mampu mendeskripsikan pencemaran dan mengidentifikasi jenis-jenis pencemaran serta menjelaskan dampaknya bagi kehidupan.

Mendeskripsikan adalah memaparkan atau menggambarkan sesuatu dengan kata-kata sendiri secara jelas dan rinci kepada orang lain sehingga orang tersebut seolah-olah bisa melihat, mendengar, atau merasakan apa yang kita gambarkan.


(21)

4

Misalnya mendeskripsikan suatu benda yaitu dengan menyebutkan ciri-cirinya seperti bentuk, warna, ukuran, jumlah, kegunaan, dan lainnya. Pada materi ini, peserta didik diharapkan mampu mendeskripsikan suatu peristiwa yang terjadi dilingkungan yaitu pencemaran dan dampaknya bagi kehidupan.

Mendeskripsikan pencemaran yaitu memaparkan pengertian pencemaran, apa yang menyebabkan, bentuk atau macamnya, bagaimana terjadinya, tempat terjadinya, dan akibat terjadinya pencemaran.

Selain itu, peserta didik mampu mendeskripsikan dampak pencemaran bagi kehidupan yaitu bagaimana dampak pencemaran bagi kehidupan, macam-macam dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan, kehidupan apa saja yang terkena dampak pencemaran dan usaha pencegahan dampak pencemaran. Dalam kehidupan nyata banyak peristiwa ataupun permasalahan yang terjadi

dilingkungan sekitar yang berhubungan dengan pencemaran. Dengan adanya masalah yang diangkat dari kehidupan sekitar peserta didik, diharapkan peserta didik mampu berpikir secara kritis untuk mencegah bahkan mengatasi

permasalahan tersebut. Salah satu kemampuan berpikir kritis yang sesuai untuk mendeskripsikan pencemaran ataupun dampak pencemaran serta dalam usaha pencegahan terhadap dampak pencemaran yaitu strategi dan taktik. Dengan strategi dan taktik peserta didik mampu mendefinisikan masalah, memilih dan merumuskan alternatif solusi permasalahan yang terjadi. Sehingga peserta didik akan terbiasa untuk berpikir kritis dalam menghadapi setiap permasalahan yang


(22)

5

muncul dalam proses pembelajaran disekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran Biologi yang dilakukan lebih dominan kepada aspek pengetahuan dan pemahaman konsep. Dalam proses pembelajaran, nampaknya belum banyak guru yang menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa untuk melakukan proses berpikir kritis. Hal ini terlihat dari kegiatan guru dan siswa pada saat kegiatan belajar-mengajar. Guru menjelaskan apa-apa yang telah disiapkan dan memberikan soal latihan yang bersifat rutin dan prosedural. Siswa hanya mencatat atau menyalin dan cenderung menghafal konsep dengan tanpa makna dan pengertian.

Hal ini juga sejalan dengan pendapat Sari (2012: 1) dalam penelitiannya yang mengatakan bahwa proses pembelajaran IPA di SMP masih menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman materi. Guru selama ini lebih banyak memberikan latihan mengerjakan soal-soal pada buku paket. Dalam pembelajaran di kelas pun dapat terlihat saat diberikan pertanyaan, hanya

beberapa peserta didik saja yang menjawab pertanyaan dari guru dan jawabannya pun masih sebatas ingatan dan pemahaman saja. Kemudian pertanyaan yang dibuat peserta didik juga belum menunjukan pertanyaan-pertanyaan kritis berkaitan dengan materi yang dipelajari.

Akibatnya, kemampuan berpikir kritis dalam kehidupan nyata sehari-hari di kalangan para siswa tidak berkembang sesuai dengan harapan. Berpikir kritis


(23)

6

dalam pembelajaran biologi sangat besar peranannya dalam meningkatkan proses, hasil belajar, dan bekal dimasa depan. Oleh karena itu pembelajaran disekolah sebaiknya melatih peserta didik untuk menggali kemampuan dan keterampilan dalam mencari, mengolah, dan menilai berbagai informasi secara kritis.

Hasil penelitian Wiradana (2012: 16) menyebutkan bahwa terdapat interaksi antara strategi konflik kognitif dengan kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang mengikuti strategi pembelajaran dan memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi akan memiliki prestasi belajar yang tinggi. Sedangkan siswa yang mengikuti strategi belajar namun memiliki kemampuan berpikir kritis rendah akan memiliki prestasi belajar yang rendah. Dengan demikian, maka kemampuan berpikir kritis dan strategi pembelajaran yang digunakan terdapat interaksi positif terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Wulandari, Dkk (2011: 22-23) menyatakan:

“ Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kelompok mahasiswa yang berkemampuan berpikir kritis tinggi dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang berkemampuan kritis rendah. Diperoleh hasil bahwa rata-rata hasil belajar kelompok mahasiswa yang berkemampuan berpikir kritis tinggi lebih tinggi daripada rata-rata hasil belajar kelompok mahasiswa yang

berkemampuan berpikir kritis rendah. Secara statistik dapat dinyatakan terdapat pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap hasil belajar.”

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wardani (2008: 2) juga mengatakan bahwa kemampuan bepikir kritis mempengaruhi secara signifikan terhadap prestasi


(24)

7

belajar fisika siswa kelas XI IPA SMA. Dengan demikian hasil belajar peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi akan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis rendah.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Pencemaran Lingkungan (Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep pencemaran lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep pencemaran lingkungan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis


(25)

8

Menambah wawasan, pengetahuan serta pengalaman terutama dalam bidang pendidikan yang berguna untuk dijadikan bekal penulis sebagai calon guru biologi.

2. Bagi guru

Memberikan informasi kepada guru mengenai seberapa besar kemampuan berpikir kritis peserta didik pada konsep pencemaran lingkungan.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berharga bagi sekolah dalam upaya meningkatkan pembelajaran yang lebih efektif berdasarkan kemampuan berpikir kritis.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kesalahan dan memperjelas masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan merumuskan masalah, berhipotesis, memberikan alasan, dan memberikan solusi.

2. Konsep pencemaran lingkungan yang diteliti yaitu pada materi pokok dampak pencemaran bagi kehidupan yang terdapat pada KD 3.9 Mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.


(26)

9

3. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII1-VII5 semester genap SMP Negeri 3 Pringsewu Tahun Pelajaran 2013/2014.

4. Penelitian ini hanya untuk mendeskripsikan tentang kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep pencemaran lingkungan pada siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Pringsewu.


(27)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kemampuan Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan salah satu tahapan berpikir tingkat tinggi. Sugiarto (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 62) mengategorikan proses berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi ke dalam empat kelompok yang meliputi pemecahan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decision making), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking). Kemampuan berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan karena dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat selalu dihadapkan berbagai permasalahan sehingga perlu pemikiran yang kritis untuk menyelesaikannya.

Menurut Peter Reason (dalam Sanjaya, 2008: 230), berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering) dan memahami (comprehending). Dan kritis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah (1)bersifat tidak lekas percaya; (2) bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan; (3) tajam dalam penganalisisan (Tim Penyusun, 1989: 446). Dengan demikian maka berpikir kritis merupakan proses mengingat dan memahami sesuatu dengan cara menemukan permasalahan dan menganalisisnya terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.


(28)

11

Pengertian yang lain diberikan oleh Suryanti dkk(dalam Amri dan Ahmadi, 2010:62) yaitu berpikir kritis merupakan proses yang bertujuan untuk membuat keputusan yang masuk akal mengenai apa yang kita percayai dan apa yang kita kerjakan.

Selain itu masih banyak lagi pendapat para ahli tentang berpikir kritis, diantaranya adalah Johnson (2007: 183) menyatakan bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisa asumsi, dan melakukan penelitian. Disamping itu Eggen dan Kauchak (dalam

Muhfahroyin 2009:1) berpendapat bahwa berpikir kritis adalah: 1) sebuah

keinginan untuk mendapatkan informasi, 2) sebuah kecenderungan untuk mencari bukti, 3) keinginan untuk mengetahui kedua sisi dari seluruh permasalahan, 4) sikap dari keterbukaan pikiran, 5) kecenderungan untuk tidak mengeluarkan pendapat (menyatakan penilaian), 7) menghargai pendapat orang lain, 8) toleran terhadap keambiguan.

Kemampuan berpikir kritis menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi sehingga siswa akan terus mencari informasi dan berpikir secara kritis bagaimana menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Dengan kata lain, siswa yang berpikir kritis akan semakin nalar dalam menanggapi masalah yang dihadapinya. Menurut Krulik (dalam Trianto, 2009:85) penalaran meliputi berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thinking).


(29)

12

Menurut Dressel (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 63) terdapat beberapa kemampuan yang dikaitkan dengan konsep berpikir kritis yaitu kemampuan-kemampuan untuk memahami masalah, menyeleksi informasi yang penting untuk menyelesaikan masalah, memahami asumsi-asumsi, merumuskan dan menyeleksi hipotesis yang relevan, serta menarik kesimpulan yang valid dan menentukan kevalidan dari kesimpulan-kesimpulan. Kemampuan dalam memahami berbagai hal juga dijelaskan oleh Diestler (dalam Muhfahroyin 2009:1) yaitu bahwa dengan berpikir kritis, orang menjadi memahami argumentasi berdasarkan perbedaan nilai, memahami adanya inferensi dan mampu menginterpretasi, mampu mengenali kesalahan, mampu menggunakan bahasa dalam berargumen, menyadari dan mengendalikan egosentris dan emosi, dan responsif terhadap pandangan yang berbeda.

Berpikir kritis merupakan proses untuk mencapai pemahaman yang mendalam dalam menarik suatu kesimpulan yang cerdas sehingga menghasilkan keputusan yang matang. kemampuan berpikir kritis meliputi kemampuan memberikan penjelasan dasar, membangun keterampilan dasar, menyimpulkan, membuat penjelasan lebih lanjut serta mengatur strategi dan taktik. Kemampuan dan indikator berpikir kritis dijelaskan dalam tabel berikut ini.


(30)

13

Tabel 1. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis Kemampuan

Berpikir Kritis

Sub Kemampuan

Berpikir Kritis Aspek

1. Memberikan penjelasan dasar

1. Memfokuskan pertanyaan

a. Mengidentifikasi atau memformulasikan suatu masalah

b. Mengidentifikasi atau memformulasikan kriteria jawaban yang mungkin

c. Menjaga pikiran terhadap situasi yang sedang dihadapi 2. Menganalisis argumen a. Mengidentifikasi kesimpulan b. Mengidentifikasi alasan yang dinyatakan c. Mengidentifikasi

alasan yang tidak dinyatakan

d. Mencari persamaan dan perbedaan

e. Mengidentifikasi dan menangani

ketidakrelevanan f. Mencari struktur dari

sebuah pendapat/ argumen

g. Meringkas 3. Bertanya dan

menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang a. Mengapa?

b. Apa yang menjadi alasan utama? c. Apa yang kamu

maksud dengan? d. Apa yang menjadi

contoh?

e. Apa yang bukan contoh?

f. Bagaimana mengaplikasikan kasus tersebut?


(31)

14

Kemampuan Berpikir Kritis

Sub Kemampuan

Berpikir Kritis Aspek

g. Apa yang menjadikan perbedaannya?

h. Apa faktanya? i. Apakah ini yang

kamu katakan? j. Apalagi yang akan

kamu katakan tentang itu? 2. Membangun keterampilan dasar 4. Mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak a. Keahlian

b. Mengurangi konflik interest

c. Kesepakatan antar sumber

d. Reputasi e. Menggunakan

prosedur yang ada f. Mengetahui resiko g. Keterampilan

memberikan alasan h. Kebiasaan berhati-hati 5. Mengobservasi dan

mempertimbangkan hasil observasi

a. Mengurangi

praduga/menyangka b. mempersingkat waktu

antara observasi dengan laporan c. Laporan dilakukan

oleh pengamat sendiri d. Mencatat hal-hal yang

sangat diperlukan e. Penguatan

f. Kemungkinan dalam penguatan

g. Kondisi akses yang baik

h. Kompeten dalam menggunakan teknologi

i. Kepuasan pengamat atas kredibilitas kriteria


(32)

15

Kemampuan Berpikir Kritis

Sub Kemampuan

Berpikir Kritis Aspek

3. Menyimpulkan 6. Mendeduksi dan mempertimbangkan deduksi

a. Kelas logika b. Mengkondisikan

logika

c. Menginterpretasikan pernyataan

7. Menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi

a. Menggeneralisasi b. Berhipotesis 8. Membuat dan

mengkaji nilai-nilai hasil pertimbangan

a. Latar belakang fakta b. Konsekuensi

c. Mengaplikasikan konsep (prinsip-prinsip, hukum dan asas) d. Mempertimbangkan alternatif e. Menyeimbangkan, menimbang dan memutuskan 4. Membuat penjelasan lebih lanjut 9. Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi

Ada 3 dimensi: a. Bentuk: sinonim,

klarifikasi, rentang, ekspresi yang sama, operasional, contoh dan noncontoh b. Strategi definisi c. Konten (isi) 10. Mengidentifikasi

asumsi

a. Alasan yang tidak dinyatakan

b. Asumsi yang diperlukan:

rekonstruksi argumen 5. Strategi dan

taktik

11. Memutuskan suatu tindakan

a. Mendefinisikan masalah

b. Memilih kriteria yang mungkin sebagai solusi permasalahan


(33)

16

Kemampuan Berpikir Kritis

Sub Kemampuan

Berpikir Kritis Aspek

c. Merumuskan alternatif-alternatif untuk solusi

d. Memutuskan hal-hal yang akan dilakukan e. Me-review

f. Memonitor implementasi 12. Berinteraksi dengan

orang lain

a. Memberi label b. Strategi logis c. Strategi retorik d. Mempresentasikan

suatu posisi, baik lisan atau tulisan (Ennis, 2011: 2-4)

B. Konsep Pencemaran Lingkungan

Berdasarkan kurikulum 2013, konsep pencemaran lingkungan merupakan Kompetensi Inti (KI) 3 yaitu memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. Materi ini merupakan Kompetensi Dasar (KD) 3.9 yaitu mendeskripsikan pencemaran dan dampaknya bagi makhluk hidup.

Menurut Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 ayat (7) menyebutkan bahwa “Pencemaran lingkungan merupakan masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau


(34)

17

kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya” (Pujianto, 2008 : 287). Jika suatu lingkungan yang didalamnya terdapat benda ataupun makhluk hidup yang dimasukkan atau masuk melalui proses alami dan tidak semestinya berada pada lingkungan tersebut sehingga mengganggu bahkan merusak lingkungan tersebut maka dapat dikatakan lingkungan tersebut telah tercemar.

Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat-zat atau komponen lain ke dalam lingkungan yang melampaui baku mutu lingkungan yang telah ditetapkan. Pencemaran lingkungan dapat terjadi akibat kegiatan manusia atau proses alami. Sesuatu yang menyebabkan polusi (pencemaran) disebut polutan. Polutan dapat berupa bahan kimia, debu, mahluk hidup atau yang dihasilkan mahluk hidup, panas, suara, dan radiasi ataupun lainnya yang masuk kedalam lingkungan. Dengan adanya polutan dapat menyebabkan penurunan fungsi lingkungan bahkan merusak lingkungan . Akibatnya, kehidupan manusia atau makhluk hidup lainnya menjadi terganggu sehingga semua aktivitas makhluk hidup tidak berjalan

sebagaimana mestinya. Pencemaran lingkungan juga dapat menyebabkan kerusakan suatu ekosistem dan berakibat punahnya suatu organisme tertentu.

Menurut Saktiyono (2007 : 154) lingkungan alami adalah lingkungan atau ekosistem yang keadaannya seimbang. Artinya, komponen biotik dan abiotik dalam lingkungan tersebut dalam keadaan seimbang. Sebaliknya lingkungan yang tercemar (terpolusi) adalah lingkungan atau ekosistem yang keadaanya menjadi


(35)

18

tidak murni lagi. Sehingga lingkungan atau ekosistem tersebut keadaannya tidak seimbang akibat adanya polutan yang masuk kedalam lingkungan tersebut.

Pencemaran lingkungan dapat terjadi karena adanya zat polutan yang masuk ke lingkungan tersebut. Zat polutan ini dapat berasal dari berbagai sumber.

Pencemaran lingkungan berdasarkan sifat zat pencemar (polutan) dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu pencemaran kimiawi, pencemaran fisik dan

pencemaran biologis. Pencemaran kimiawi adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat-zat kimia misalnya jenis logam berat yang terdapat pada limbah pabrik seperti raksa dan timbal. Limbah adalah sisa proses produksi. Pencemaran fisik adalah pencemaran yang disebabkan oleh zat cair, padat atau gas. Zat cair yang menyebabkan pencemaran misalnya limbah pabrik, limbah rumah tangga dan limbah rumah sakit. Zat padat yang menyebabkan pencemaran misalnya sampah, sedangkan gas yang menyebabkan pencemaran misalnya asap dari pabrik.

Pencemaran biologis adalah pencemaran yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme penyebab penyakit misalnya sumur atau sumber air yang digunakan sehari-hari tercemar kuman penyebab penyakit (Saktiyono, 2007 : 156).

Menurut Daroji dan Haryati (2009 : 177-182) pencemaran lingkungan

berdasarkan lingkungan yang tercemar dibedakan menjadi tiga yaitu pencemaran air dan tanah, pencemaran udara dan pencemaran suara.


(36)

19

Pencemaran air dapat terjadi di sungai, bendungan, danau, rawa, laut, dan sumur. Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian. Dampak yang ditimbulkan dari

pencemaran air antara lain terancamnya kehidupan organisme air, kebanjiran, sumber penyakit seperti diare dan muntaber. Pencemaran tanah terutama disebabkan oleh pembuangan sampah organik maupun anorganik yang berasal dari industri, rumah tangga, serta kegiatan pertanian dan peternakan. Dampak dari pencemaran tanah antara lain membunuh organisme pengurai dalam tanah sehingga mengganggu proses penguraian senyawa organik akibatnya tanah menjadi kurang subur dan dapat mengganggu kesehatan manusia seperti kerusakan ginjal, hati, otak, dan kanker.

2) Pencemaran udara

Udara merupakan bagian dari atmosfer yang berisi oksigen, karbondioksida, uap air, dan gas-gas lain yang dibutuhkan oleh mahluk hidup. Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Pencemaran udara dapat disebabkan oleh asap buangan industri, transportasi, CO2 hasil pembakaran, SO, SO2 , CFC, CO, dan asap rokok. Akibat yang

ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain penyakit pernapasan atau terganggunya kesehatan lainnya, SO dan SO2 yang bereaksi dengan air hujan

mengakibatkan tumbuhan dan hewan tanah mati dan korosi pada besi atau logam, rusaknya lapisan ozon dan pemanasan global.


(37)

20

3) Pencemaran suara

Pencemaran suara adalah suara bising yang terus menerus dan berpotensi mengganggu merusak sistem pendengaran. Pencemaran suara biasanya terjadi ditempat umum atau keramaian seperti jalan raya atau perlintasan kereta api, pabrik. Suara yang dikategorikan menimbulkan kebisingan berkekuatan di atas 50 dB.

Kebisingan dapat dibedakan menjadi empat yaitu: a. Kebisingan kontinyu : suara mesin b. Kebisingan terputus : arus lalu lintas

c. Kebisingan impulsif : tembakan, ledakan, bom d. Kebisingan impulsif berulang: mesin tempa

Kebisingan tersebut jika memiliki kekuatan diatas 50 dB maka dapat mengganggu sistem pendengaran dan ketenangan yang pada akhirnya menyebabkan sulit tidur, tuli, gangguan kejiwaan, perubahan tekanan darah, denyut nadi dan mengganggu janin dalam kandungan.


(38)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 3 Pringsewu.

B. Populasi dan Subjek Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SMP Negeri 3 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 3 Pringsewu. Subjek dari penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2001:61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan teknik tersebut, kelas yang diambil sebagai subjek penelitian adalah VII.1, VII.2, VII.3, VII.4 dan VII.5 di SMP Negeri 3 Pringsewu tahun pelajaran 2013/2014.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif sederhana, karena desain ini hanya bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi dalam kejadian-kejadian yang akan diamati.


(39)

22

Menurut Furchan (2004:447), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala saat penelitian dilakukan Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Menurut Nazir (2003: 56) metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:

1) Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke sekolah tempat diadakannya penelitian.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian serta melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPA untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. c. Menetapkan sampel penelitian.

d. Membuat instrumen penelitian yaitu berupa soal tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta didik pada konsep pencemaran lingkungan.


(40)

23

2) Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

a. Mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran IPA.

b. Melakukan observasi dengan cara merekam dan mengamati kegiatan belajar mengajar.

c. Memberikan soal tes untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis kepada peserta didik setelah proses pembelajaran konsep pencemaran lingkungan berakhir.

d. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis peserta didik .

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Data

Jenis data dari penelitian ini yaitu berupa data kualitatif yang diperoleh dari deskripsi kemampuan berpikir kritis peserta didik pada konsep pencemaran lingkungan yang diperoleh dari lembar observasi, data nilai tes tertulis dan dokumentasi.

2. Teknik Pengumpulan Data


(41)

24

a. Observasi

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melakukan penilaian terhadap LKS dan Poster yang dibuat oleh siswa pada konsep pencemaran

lingkungan sesuai dengan aspek yang telah ditentukan pada tabel 2 dan tabel 3.

Tabel 2. Lembar penilaian LKS KBK siswa

No Nama

siswa

Skor KBK Siswa

Jumlah Nilai

1 2 3 4

No. soal No. soal No. soal No. soal 1 2 3 dst. Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria

Keterangan kriteria penilaian KBK siswa: 1. Merumuskan masalah :

0) Tidak merumuskan masalah

1) Kurang mampu merumuskan masalah

2) Mampu merumuskan masalah namun kurang sesuai dengan permasalahan

3) Mampu merumuskan masalah sesuai dengan permasalahan 2. Berhipotesis :

0) Tidak berhipotesis

1) Kurang mampu berhipotesis

2) Mampu berhipotesis namun kurang sesuai dengan permasalahan 3) Mampu berhipotesis sesuai permasalahan

3. Memberikan alasan :

0) Tidak memberikan alasan

1) Kurang mampu memberikan alasan

2) Mampu memberikan alasan namun kurang sesuai dengan permasalahan


(42)

25

4. Memberikan solusi :

0) Tidak memberikan solusi

1) Kurang mampu memberikan solusi

2) Mampu memberikan solusi namun kurang sesuai dengan permasalahan

3) Mampu memberikan solusi sesuai dengan permasalahan (dimodifikasi dari Ennis, 2011: 2-4)

Tabel 3. Lembar penilaian poster KBK siswa

No Nama

siswa

Skor KBK Siswa

Jumlah Nilai A 1 2 3 dst. Jumlah skor Skor maksimum Persentase Kriteria

Keterangan kriteria penilaian kemampuan berpikir kritis siswa: A. Memberikan Solusi :

0) Tidak memberikan cara atau solusi dari permasalahan

1) Kurang mampu memberikan cara atau solusi untuk berperan dalam mencegah atau mengatasi pencemaran lingkungan

2) Mampu memberikan beberapa cara atau solusi untuk berperan dalam mencegah atau mengatasi pencemaran lingkungan dan sesuai dengan permasalahan

3) Mampu memberikan banyak cara atau solusi untuk berperan dalam mencegah atau mengatasi pencemaran lingkungan dan sesuai dengan permasalahan

b. Tes Tertulis

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis kepada subjek penelitian setelah mengikuti kegiatan pembelajaran

menggunakan soal untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis peserta didik pada konsep pencemaran lingkungan. Menurut Bukhori dalam Arikunto (2010: 32) tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk


(43)

26

mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau sekelompok murid.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk mendukung data dari hasil tes dan observasi. Data dari hasil dokumentasi dapat berupa silabus dan RPP guru, daftar nilai peserta didik serta foto atau video yang menggambarkan suasana

pelaksanaan pembelajaran konsep pencemaran lingkungan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Data-data yang diperoleh dideskripsikan tanpa memberikan perlakuan khusus terhadap subjek penelitian dan dilaporkan sesuai dengan apa adanya. Hasil deskripsi data diperoleh dari nilai observasi dan nilai tes tertulis. Analisis data yang terdapat dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Data hasil observasi diperoleh melalui lembar penilaian kemampuan berpikir kritis siswa yaitu menggunakan rubrik penilaian poster dan rubrik penilaian LKS (Lembar Kerja Siswa). Selanjutnya data dianalisis sehingga didapat nilai yang dicari. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis adalah sebagai berikut.


(44)

27

a). Analisis penilaian KBK LKS

1). Menentukan nilai kemampuan berpikir kritis setiap siswa dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

S1= Nilai KBK LKS yang diharapkan (dicari);

R1= Jumlah skor KBK LKS yang diperoleh;

N1= Jumlah skor KBK LKS maksimum(18)

(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112)

2). Menentukan persentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam satu kelas dengan menggunakan rumus:

R

NP = X 100% SM

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari R = jumlah skor yang didapat SM = skor maksimum

(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102)

3). Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria pada Tabel 4.

R1

S1= x 100


(45)

28

Tabel 4. Kriteria persentase KBK siswa

Persentase (%) Kriteria

86 – 100 Sangat Tinggi

76 – 85 Tinggi

60 – 75 Sedang

55 – 59 Rendah

≤54 Sangat Rendah

(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 103) b). Analisis penilaian KBK Poster

1). Menentukan nilai kemampuan berpikir kritis setiap siswa dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

S2 = Nilai KBK poster yang diharapkan (dicari);

R2= Jumlah skor KBK poster yang diperoleh;

N2= Jumlah skor KBK poster maksimum(3)

(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).

2). Menentukan persentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam satu kelas dengan menggunakan rumus:

R

NP = X 100% SM

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari R = jumlah skor yang didapat SM = skor maksimum

(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102)

3). Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria pada Tabel 4.

R2

S2= x 100


(46)

29

2. Tes tertulis

Menghitung skor tes tertulis kemampuan berpikir kritis yang telah dikerjakan oleh siswa. Hasil pekerjaan siswa pada tes masing-masing diberi skor sesuai dengan pedoman atau rubrik kemampuan berpikir kritis. Untuk melihat kemampuan berpikir kritis siswa digunakan tabel seperti berikut:

Tabel 5. Kemampuan berpikir kritis siswa

No Nama siswa

Aspek KBK yang

Diamati Jumlah Nilai

1 2 3 4

1 2 3 dst

Jumlah skor skor Maksimum Persentase Kriteria

Keterangan Aspek KBK:

1) merumuskan masalah; 2) berhipotesis;

3) memberikan alasan; 4) memberikan solusi (dimodifikasi dari Festiana, 2011: 29)

Kemudian data dianalisis sehingga didapat nilai dan persentase yang dicari. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalisis adalah sebagai berikut.

1. Menentukan nilai pada setiap indikator kemampuan berpikir kritis menggunakan rumus:

R3

S3= x 100


(47)

30

Keterangan:

S3= Nilai KBK yang diharapkan (dicari);

R3= Jumlah skor KBK yang diperoleh;

N3= Jumlah skor KBK maksimum(19)

(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 112).

2. Menentukan persentase kemampuan berpikir kritis siswa dalam satu kelas dengan menggunakan rumus:

R

NP = X 100% SM

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari R = jumlah skor yang didapat SM = skor maksimum

(dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 102)

3. Menafsirkan atau menentukan persentase KBK siswa sesuai kriteria pada Tabel 4.

Kemudian setelah diperoleh nilai kemampuan berpikir kritis setiap siswa dari nilai LKS, nilai poster dan nilai tes tertulis, peneliti menentukan kriteria KBK siswa dengan menggabungkan nilai KBK yang diperoleh dengan rumus:

Keterangan:

KBK = Nilai Akhir Kemampuan Berpikir Kritis S1 = Nilai KBK lembar observasi LKS

S2 = Nilai KBK lembar observasi poster

S3 = Nilai KBK tes tertulis

( Dimodifikasi dari Kemendikbud, 2013: 14)

KBK = S1 + S2 + S3


(48)

31

Dengan demikian maka akan diperoleh nilai akhir kemampuan berpikir kritis siswa dari nilai gabungan tersebut. Selanjutnya nilai yang diperoleh

diinterpretasikan berdasarkan kriteria kemampuan berpikir kritis pada tabel 6.

Tabel 6. Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis

Interval Kriteria

86 – 100 Sangat Tinggi

76 – 85 Tinggi

60 – 75 Sedang

55 – 59 Rendah

≤ 54 Sangat Rendah


(49)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu memiliki kemampuan berpikir kritis Sedang pada konsep pencemaran lingkungan.

2. Kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri 3 Pringsewu berdasarkan penilaian LKS memiliki kriteria sangat tinggi, penilaian poster memiliki kriteria rendah, dan tes tertulis memiliki kriteria tinggi.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebaiknya guru

menggunakan model pembelajaran yang mampu memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa misalnya PBL, TPS, atau Inkuiri.

2. Guru sebaiknya mampu memahami dan menerapkan model pembelajaran yang digunakan agar dapat memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(50)

59

3. Soal evaluasi kemampuan berpikir kritis hendaknya dibuat oleh guru mata pelajaran dan dibuat setelah proses pembelajaran sehingga mampu


(51)

60

DAFTAR PUSTAKA

Afrizon, R. 2012. Peningkatan Perilaku Berkarakter Dan Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTsN Model Padang Pada Mata Pelajaran

IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction. Jurnal

Penelitian Pembelajaran Fisika 1 (2012). Universitas Negeri Padang.

Padang.

Amri, dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Daroji dan Haryati. 2009. Jelajah Fakta Biologi 1. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Pendidikan menurut undang-undang. Jakarta.

Ennis, Robert H. 2011. The Nature of Critical Thinking:An Outline of Critical

Thinking Dispositions and Abilities.Diakses dari

http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriticalT hinking_51711_000.pdf Pada 18 Desember 2013, 20: 15 WIB.

Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Pustaka belajar. Yogyakarta.

Festiana, Ike. 2011. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Fisika Berorientasi pada Keterampilan

Generik Sains.Unila. Bandar lampung.

Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Renika Cipta. Jakarta. Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching Learning. Mizan Learning Center


(52)

61

Kemendikbud. 2013. Buku 2 Penilaian Portofolio. Diakses dari

http://aula.unair.ac.id/file.php/1/SERDOS_2013/Asesor_Serdos_2014/buku_ ii_penilaian_portofolio_serdos_tahun_2013.pd. pada 21 April 2014, 15:57 WIB.

Muhfahroyin. 2009. Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think

Critically is a Key Skill for Academic Success. Diakses dari

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570. Pada 27 November 2013, 19:22 WIB.

Nazir, M. 2003.Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pujianto, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 1. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Jakarta.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Saktiyono. 2007. IPA Biologi SMP dan MTs. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Penerbit Kencana. Jakarta.

Sardiman, A. M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Sari, D. D. 2012.Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada

Pembelajaran IPA Kelas VII SMP Negeri 5 Sleman. Diakses dari

http://eprints.uni.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf. Pada 1 Maret 2014, 12:27 WIB.

Sugiyono. 2001. Statistika untuk Penelitian. Alfabet. Bandung.

Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Pusat Bahasa. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Prenada Media.

Jakarta.

Wardani, Adetya Dewi. 2008. Pengaruh kemampuan berpikir kreatif dan kritis terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas xii ipa sma negeri 2 madiun. Diakses dari http://fisika.um.ac.id/skripsi/130-adetya-dwi-wardani.html. Pada 1 Maret 2014, 12:02 WIB.


(53)

62

Wiradana, I Wayan Gde. 2012. Pengaruh Strategi Konflik Kognitif dan Berpikir

Kritis terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VII SMP Negeri 1 Nusa Penida.

Diakses dari

http://share.pdfonline.com/27a1960402f84075a00a5b241ddc9e15/BERPIKI R%20KRITIS%203.pdf . pada 11 Februari 2014, 15:05 WIB.

Wulandari, Nadiah. Sjarkawi. Dan M. Darmis. 2011. Pengaruh Problem Based Learning dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Hasil Belajar

Mahasiswa. Tekno Pedagogi Vol. 1. Diakses dari

http://online-journal.unja.ac.id/index.php/pedagogi/article/viewFile/667/594 . Pada 28 Februari 2014, 08:18 WIB.


(1)

31

Dengan demikian maka akan diperoleh nilai akhir kemampuan berpikir kritis siswa dari nilai gabungan tersebut. Selanjutnya nilai yang diperoleh

diinterpretasikan berdasarkan kriteria kemampuan berpikir kritis pada tabel 6.

Tabel 6. Kriteria Kemampuan Berpikir Kritis Interval Kriteria 86 – 100 Sangat Tinggi

76 – 85 Tinggi

60 – 75 Sedang

55 – 59 Rendah

≤ 54 Sangat Rendah (dimodifikasi dari Purwanto, 2008: 103)


(2)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pringsewu memiliki kemampuan berpikir kritis Sedang pada konsep pencemaran lingkungan.

2. Kemampuan berpikir kritis siswa SMP Negeri 3 Pringsewu berdasarkan penilaian LKS memiliki kriteria sangat tinggi, penilaian poster memiliki kriteria rendah, dan tes tertulis memiliki kriteria tinggi.

B. Saran

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebaiknya guru

menggunakan model pembelajaran yang mampu memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa misalnya PBL, TPS, atau Inkuiri.

2. Guru sebaiknya mampu memahami dan menerapkan model pembelajaran yang digunakan agar dapat memunculkan kemampuan berpikir kritis siswa selama proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(3)

59

3. Soal evaluasi kemampuan berpikir kritis hendaknya dibuat oleh guru mata pelajaran dan dibuat setelah proses pembelajaran sehingga mampu


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Afrizon, R. 2012. Peningkatan Perilaku Berkarakter Dan Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MTsN Model Padang Pada Mata Pelajaran IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika 1 (2012). Universitas Negeri Padang. Padang.

Amri, dan Ahmadi. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Arikunto, S. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus

SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Daroji dan Haryati. 2009. Jelajah Fakta Biologi 1. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Pendidikan menurut undang-undang. Jakarta.

Ennis, Robert H. 2011. The Nature of Critical Thinking:An Outline of Critical Thinking Dispositions and Abilities.Diakses dari

http://faculty.education.illinois.edu/rhennis/documents/TheNatureofCriticalT hinking_51711_000.pdf Pada 18 Desember 2013, 20: 15 WIB.

Furchan, A. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Pustaka belajar. Yogyakarta.

Festiana, Ike. 2011. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Fisika Berorientasi pada Keterampilan Generik Sains.Unila. Bandar lampung.

Ihsan, Fuad. 2008. Dasar-Dasar Kependidikan. Renika Cipta. Jakarta. Johnson, E.B. 2007. Contextual Teaching Learning. Mizan Learning Center


(5)

61

Kemendikbud. 2013. Buku 2 Penilaian Portofolio. Diakses dari

http://aula.unair.ac.id/file.php/1/SERDOS_2013/Asesor_Serdos_2014/buku_ ii_penilaian_portofolio_serdos_tahun_2013.pd. pada 21 April 2014, 15:57 WIB.

Muhfahroyin. 2009. Critical Thinking as a Core Skill, the Ability to Think Critically is a Key Skill for Academic Success. Diakses dari

http://zanikhan.multiply.com/journal/item/5570. Pada 27 November 2013, 19:22 WIB.

Nazir, M. 2003.Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Pujianto, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 1. PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Jakarta.

Purwanto, N. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Saktiyono. 2007. IPA Biologi SMP dan MTs. PT. Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Penerbit Kencana. Jakarta.

Sardiman, A. M. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Sari, D. D. 2012.Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik pada Pembelajaran IPA Kelas VII SMP Negeri 5 Sleman. Diakses dari

http://eprints.uni.ac.id/9174/10/10%20BAB%20I%20-%20V.pdf. Pada 1 Maret 2014, 12:27 WIB.

Sugiyono. 2001. Statistika untuk Penelitian. Alfabet. Bandung.

Tim Penyusun. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia . Pusat Bahasa. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Prenada Media.

Jakarta.

Wardani, Adetya Dewi. 2008. Pengaruh kemampuan berpikir kreatif dan kritis terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas xii ipa sma negeri 2 madiun. Diakses dari http://fisika.um.ac.id/skripsi/130-adetya-dwi-wardani.html. Pada 1 Maret 2014, 12:02 WIB.


(6)

Wiradana, I Wayan Gde. 2012. Pengaruh Strategi Konflik Kognitif dan Berpikir Kritis terhadap Prestasi Belajar IPA Kelas VII SMP Negeri 1 Nusa Penida. Diakses dari

http://share.pdfonline.com/27a1960402f84075a00a5b241ddc9e15/BERPIKI R%20KRITIS%203.pdf . pada 11 Februari 2014, 15:05 WIB.

Wulandari, Nadiah. Sjarkawi. Dan M. Darmis. 2011. Pengaruh Problem Based Learning dan Kemampuan Berpikir Kritis terhadap Hasil Belajar Mahasiswa. Tekno Pedagogi Vol. 1. Diakses dari

http://online-journal.unja.ac.id/index.php/pedagogi/article/viewFile/667/594 . Pada 28 Februari 2014, 08:18 WIB.