PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ………....

...

i

ABSTRAK ………..

iii

DAFTAR ISI ………

...

iv

DAFTAR TABEL ………

...

vi

DAFTAR GAMBAR ………

vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….

viii

BAB I

PENDAHULUAN ………...

1

A.

LatarBelakang

Masalah………...

1

B.

RumusanMasalah ………...

6

C.

PertanyaanPenelitian ………...

6

D.

Asumsi

………

6

E.

Hipotesis ………..

7

F.

BatasanMasalah ……….

7

G.

TujuanPenelitian ………

8

H.

ManfaatPenelitian ………...

8

BAB II

PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN TIK

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA

PADA PENCEMARAN LINGKUNGAN……….

9

1.

Problem Based Learning

(PBL) ……….

9

a.

PengertianPBL ………...

9

b.

Langkah-

langkahPelaksanaan PBL ………..

10

c.

KelebihandanKelemahanPBL ………

11

d.

Teori-

teori yang Berhubungandengan PBL ……..

11

2.

Penerapan PBL BerbantuanTIK ………

13

3.

KemampuanBerpikirKritis ………...

16

4.

SikapIlmiah ………...

18

5.

TinjauanMateriPencemaranLingkungan ………….

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

………...

26

A.

MetodedanDesainPenelitian ………

26

B.

PopulasidanSampelPenelitian ……….

26

C.

VariabelPenelitian ………...

27


(2)

E.

InstrumenPenelitian ………...

28

1.

TesKemampuanBerpikirKritis ………...

28

2.

SkalaSikapIlmiah ………...

33

3.

LembarKerjaSiswa (LKS) ………...

35

4.

LembarObservasi

………..

35

F.

ProsedurPenelitian ………...

35

G.

PengolahanData ………...

39

H.

AlurPenelitian ………...

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

………...

42

A.

HasilPenelitian

………...

42

1.

KemampuanBerpikirKritisSiswa ………...

42

2.

SikapIlmiahSiswa ………...

46

B.

Pembahasan ………...

49

1.

KemampuanBerpikirKritisSiswa ………...

49

2.

SikapIlmiahSiswa ………...

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

………...

62

A.

Kesimpulan ………...

.

62

B.

Saran ………...

..

63

DAFTAR PUSTAKA ………

64


(3)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

SintaksPembelajaranBerdasarkanMasalah ………...

10

2.2

KemampuanBerpikirKritisdanPerinciannya ……….

17

2.3

PedomanPenskoranJawabanSkalaSikap

………...

19

2.4

StandarKompetensidanKompetensiDasar

………...

20

3.1

DesainPenelitian ………...

26

3.2

RancanganInstrumenPenelitian ………...

28

3.3

KomposisiSoalTesKemampuanBerpikirKritis ……….

29

3.4

PedomanSkorTesKemampuanBerpikirKritis ………...

30

3.5

KriteriaValiditasButirSoal ………...

31

3.6

Kriteria Tingkat Reliabilitas ………...

31

3.7

Kriteria Tingkat Kesukaran

………...

31

3.8

KriteriaInterpretasiDayaPembeda ………...

31

3.9

RekapitulasiHasilUjiCobaInstrumenBerpikirKritis ………

32

3.10

Kisi-

kisiInstrumenSkalaSikapIlmiahSiswa ………..

33

3.11

RekapitulasiValiditaspernyataanSikapIlmiah ………...

34

3.12

KegiatanPembelajaranKelasKontroldanKelasEksperimen..

37

3.13

KlasifikasiN-Gain

………...

40

4.1.

RekapitulasiUjiStatistikKemampuanBerpikirKritis ……….

42


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

3.1

AlurPenelitian ………

41

4.1

RerataSkorPretest

danPosttestKemampuanBerpikirKritisSiswa

………...

44

4.2

RerataN-Gain

di KelaskontroldanKelasEksperimen …….

44

4.3

RerataN-Gain

SetiapIndikatorKemampuanBerpikirKritisSiswa

………...

45

4.4

RerataSkorPretestdanPosttest

SikapIlmiahSiswa ……….

47

4.5

RerataN-Gain

SikapIlmiahSiswa ……….

48


(5)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

A.

RencanaPelaksanaanPembelajaran ………

...

69

1.

RPP KelasEksperimen ………...

...

70

2. RPP KelasKontrol

………...

76

3.

LembarKerjaSiswa ………...

...

82

4. PetunjukMengaksesBlog

………...

...

86

B

1. Kisi-

kisiInstrumenBerpikirKritis ………..

89

2. Kisi-kisiPernyataanSikapIlmiah

………...

103

3.

TesSikapIlmiahSiswa ……….

...

104

4.

LembarObservasiSiswa ……….

106

C

1.

HasilUjiCobaInstrumenBerpikirKritis ……..

...

108

2.

HasilUjiCobaInstrumenSikapIlmiah ………...

109

D

1. Hasil Data Pretest danPosttest

BerpikirKritis ………...

112

2. Hasil Data Pretest danPosttest

SikapIlmiah …………..

113

3. Hasil Data N-Gain

BerpikirKritis ………...

114

4. Hasil Data N-Gain

SikapIlmiah ………..

117

E

Pengolahan Data dengan

SPSS.17 ………

...

121

1.

BerpikirKritis ………..

122


(6)

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran merupakan proses

yang mengandung serangkaian

pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang

berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau

hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama bagi

berlangsungnya proses pembelajaran. Tetapi pada kenyataannya seringkali guru

terlalu aktif di dalam proses pembelajaran dan siswa hanya mendengarkan

penjelasan guru sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam pembelajaran

tidak efektif. Guru sebaiknya dapat mengarahkan dan membimbing siswa untuk

aktif sehingga tercipta suatu interaksi yang baik antara guru dengan siswa maupun

siswa dengan siswa. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada

kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang

memungkinkan siswa untuk belajar(Syah, 2010).Menurut Kamdi dalam Mustaji

(2010) proses pembelajaran siswa baru dilaksanakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran pada tingkat rendah yaitu mengetahui, memahami, menggunakan

dan belum mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir kreatif yakni suatu yang

paling esensi dari dimensi belajar.

Model pembelajaran interaktif telah banyak dikembangkan untuk memacu

siswa berperan aktif dalam setiap pembelajaran. Model pembelajaran yang akan

diimplementasikan perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas


(8)

pembelajaran sehingga siswa mampu dan mau memberikan pendapatnya selama

pembelajaran berlangsung. Model pembelajaran interaktif menuntut siswa untuk

terlibat saling tukar pikiran, berkolaborasi dan berkomunikasi untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang diinginkan, sehingga siswa mampu mengembangkan

kemampuan komunikasi mereka.Harsono (2010) mengungkapkan bahwa salah

satu model pembelajaran interaktif yang bercirikan konstuktivis, student centered

dan menekankan pada learning adalah model pembelajaran ProblemBased

Learning (PBL). Pada model ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah

berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya

(prior knowledge) sehingga akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru.

Prior knowledge ini akan keluar dari simpanan para siswa apabila ada pemicu

yang mengarahkan siswa agar dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan

sebelumnya.

Salah satu karakteristik PBL yaitu menyajikan masalah kehidupan nyata

sebagai sesuatu yang harus dipelajari oleh siswa. Penelitian yang dilakukan

difokuskan pada masalah lingkungan dimana lokasi lingkungan sekolah yang

akan diteliti sangat berdekatan dengan pasar sehingga sampah di lingkungan

sekitarnya menjadi suatu topik permasalahan. Menurut UU Pengelolaan Sampah

No. 18 Tahun 2008, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat. Pertambahan penduduk dan perubahan pola

konsumsi masyarakat dapat menimbulkan bertambahnya volume, jumlah dan

karakteristik sampah yang semakin beragam.Sampah merupakan masalah

lingkungan yang dirasakan semakin mengganggu, khususnya juga dilingkungan


(9)

perkotaan. Selama ini sebagian besar usaha yang dilakukan dalam penanganan

sampah kota di Indonesia adalah dengan membuang sampah tersebut ke tempat

pembuangan akhir (TPA). Semakin hari jumlah sampah di permukaaan bumi terus

bertambah banyak.Jika diteliti lebih dalam lagi masalah sampah tidak akan ada

habisnya, karena sampah tidak akan dapat dihilangkan dari permukaan bumi, tapi

setidaknya kita bisa meminimalisir produksi sampah yang berlebihan.

Adanya masalah tersebut diharapkan siswa dapat termotivasi dalam

mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya dengan menyelidiki masalah dan

mencari informasi dari berbagai sumber sehingga siswa dapat menyumbangkan

ide-idenya dalam menangani masalah tersebut.Arends (2008) menyatakan

kolaborasi antar siswa dalam PBL dapat mendorong penyelidikan dan dialog

bersama sehingga dapat mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan

sosial. Menurut penelitian Hadiryanto (2009) PBL dapat dijadikan salah satu

alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir

kritis siswa. Liliasari dalam Noviyanti (2010) mengemukakan bahwa berpikir

kritis terbukti mempersiapkan siswa berpikir pada berbagai disiplin ilmu, menuju

pemenuhan sendiri akan kebutuhan intelektual dalam mengembangkan siswa

sebagai individu berpotensi. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis perlu

dikembangkan dalam pembelajaran.

Selain kemampuan berpikir kritis, sikap ilmiah juga perlu dikembangkan

dalam diri siswa.Menurut Muhtadi (2011) sikap selalu dikaitkan dengan perilaku

yang berada dalam batas kewajaran dan kenormalan yang merupakan respon atau

reaksi terhadap stimulus lingkungan sosial.Azwar (1998) menyatakan bahwa


(10)

faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap antara lain yaitu pengalaman

pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga

pendidikan atau lembaga agama, dan faktor emosi dalam diri individu.

Masalah-masalah yang disajikan dalam PBL diharapkan dapat mendorong

siswa untuk menemukan bagaimana cara memecahkan suatu masalah. Dengan

timbulnya pemikiran tersebut siswa akan terbiasa untuk bereksperimen dan

mencari sumber informasi lebih banyak sehingga menemukan suatu solusi.

Sejalan dengan proses memecahkan masalah maka sikap ilmiah siswa akan

terbentuk. Hasil penelitian Arnyana (2007) menyatakan bahwa PBLdapat

meningkatkan pemahaman konsep Biologi siswa, meningkatkan kemampuan

memecahkan masalah Biologi,meningkatkan kemampuan menerapkan

konsep-konsep Biologi dan meningkatkan sikap positif siswa terhadap pelajaran Biologi

serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Penelitian yang dilakukan yaitu penerapan PBL dengan berbantuan

Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK). Perkembangan Teknologi

Komunikasi dan Informasi (TIK) semakin pesat sehingga mempengaruhi segenap

kehidupan kita dalam berbagai bentuk aplikasi, salah satunya berpengaruh

terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Setiawan dalam

Fauzi (2010) mengungkapkan bahwa terdapat 6 peranan TIK dalam pendidikan

yaitu sebagai TIK sebagai skill dan kompetensi, TIK sebagai infrasruktur

pembelajaran, TIK sebagai sumber bahan belajar, TIK sebagai alat bantu dan

fasilitas pembelajaran, TIK sebagai pendukung manajemen pembelajaran dan TIK

sebagai sistem pendukung keputusan.Menurut Martin dalam Rusman, dkk (2011),


(11)

teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer yang digunakan

untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan mencakup juga teknologi

komunikasi untuk mengirimkan informasi.

Menurut Purwaningsih dan Pujianto (2009), peranan TIK dalam PBL

dapat memberikan kemudahan dalam mencari sumber informasi.Akses informasi

dapat terjadi tanpa terkendala tempat, jarak dan waktu.Selain itu juga dapat

dijadikan sebagai media diskusi melalui blog, chatting maupun situs jejaring

sosial yang memungkinkan setiaporang tergabung dalam suatu grup dalam bidang

tertentu.

TIK dapat digunakan dalam pembelajaran di luar jam sekolah dan

pembelajaran jarak jauh dengan melalui media internet, sehingga dapat

menggabungkan antara pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran

jarak jauh secara online. Pada awalnya internet hanya ada di kalangan tertentu,

tetapi sekarang sudah semakin umum dan metode mengaksesnya pun sudah

semakin beragam.Menurut Lubis (2012) jaringan internet memberi kemungkinan

bagi siswa untuk melakukan komunikasi tertulis dan saling bertukar pikiran

tentang kegiatan belajar yang mereka lakukan.Interaksi pembelajaran dengan

menggunakan jaringan komputer tidak saja dapat dilakukan secara individual,

tetapi juga untuk menunjang kegiatan belajar kelompok.

Penggunaan teknologi intenet berupa blogdapat dimanfaatkan sebagai

media pembelajaran bagi siswa dan blog juga merupakan sebuah sarana untuk

mengembangkan

kemampuan

siswa

baik

pengetahuan

maupun

keterampilan.Indrawati (2012) mengungkapkan manfaat blog dapat dijadikan


(12)

media belajar interaktif di luar kelas, media untuk mendapatkan informasi, sarana

berdiskusi dan media berkreativitas.

Berdasarkan uraian diatas diharapkan dapat memicu siswa untuk

melakukan kajian-kajian dari berbagai sumber untuk mengatasi masalah yang

terjadi.Dengan demikian siswa diharapkan dapat menyumbangkan kemampuan

berpikir kritis sekaligus memiliki sikap yang lebih positif dan bertanggung jawab

untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan di atas.

B.

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana

Problem Based

Learning berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi dapat meningkatkan

kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa pada konsep pencemaran

lingkungan?”

C.

Pertanyaan Penelitian

1.

Bagaimanakah peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa di kelas

eksperimen melalui Problem Based Learning berbantuan Teknologi

Informasi dan Komunikasi dibandingkan di kelas kontrol pada konsep

pencemaran lingkungan?

2.

Bagaimanakah peningkatan sikap ilmiah siswa di kelas eksperimen melalui

Problem Based Learning berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi

dibandingkan di kelas kontrol pada konsep pencemaran lingkungan?

D.

Asumsi

1.

PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir

dan keterampilan mengatasi masalah (Arends, 2008).


(13)

2.

Pembelajaran dengan menggunakan TIK akan menumbuhkan kemandirian

dalam proses belajar sehingga siswa akan mengalami proses yang lebih

bermakna (Rusman, 2011).

E.

Hipotesis

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut “Kemampuan berpikir kritis dan

sikap ilmiah siswa dapat ditingkatkan melalui penerapanProblem Based Learning

berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada konsep pencemaran

lingkungan”

F.

Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, maka ruang lingkup masalah yang diteliti

dibatasi pada beberapa hal sebagai berikut.

1.

Penerapan Problem Based Learning pada konsep pencemaran lingkungan ini

membahas mengenai masalah sampah yang dapat menyebabkan pencemaran

air, tanah dan udara dan tindakan untuk menanggulanginya.

2.

Kemampuan berpikir kritis yang diukur berdasarkan pada indikator

kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1985) yaitu memfokuskan

pertanyaan, menganalisis pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan,

mempertimbangkan

apakah

sumber

dapat

dipercaya/tidak,

mempertimbangkan hasil observasi, mendeduksi dan mempertimbangkan

hasil deduksi, menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat

dan

mempertimbangkan

nilai

keputusan,

mendefinisikan

istilah,

mengidentifikasi asumsi, memutuskan sebuah tindakan, berinteraksi dengan


(14)

orang lain. Tes tersebut dilakukan melalui tes tertulis (respon terbatas) pilihan

ganda beralasan pada awal dan akhir pembelajaran.

3.

Sikap ilmiah yang dikaji dalam penelitian ini adalah rasa ingin tahu dan

peduli terhadap lingkungan dan bekerja sama (BSNP, 2005). Sikap ilmiah

siswa tersebut akan diukur menggunakan skala sikap yang terdiri dari

beberapa pernyataan positif dan pernyataan negatif.

G.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1.

Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui

Problem Based Learning berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi

pada konsep pencemaran lingkungan.

2.

Untuk mengetahui peningkatan sikap ilmiah siswa melalui Problem Based

Learning berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi pada konsep

pencemaran lingkungan.

H.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, menambah wawasan dan

pengalaman bagi siswa melalui PBL berbantuan TIK pada konsep pencemaran

lingkungan sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan sikap

ilmiah siswa seperti memiliki kesadaran, bertanggung jawab dan mengubah gaya

hidup terhadap masalah lingkungan regional maupun global.


(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.

Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

the matching only pretest posttest control group design

(Fraenkel and Wallen,

1993).Desain penelitian ini melibatkan dua kelompok yaitu eksperimen dan

kontrol, masing-masing kelompok diberi tes awal dan tes akhir dengan perlakuan

yang berbeda.Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas

Pretest

Perlakuan

Postest

Eksperimen

O

1

X

1

O

2

Kontrol

O

1

X

2

O

2

Keterangan :

O

1 :

Pretest (Tes Awal)

O

2 :

Postest (Tes Akhir)

X

1

:Problem Based Learning berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi

X

2

: Pembelajaran secara konvensional

B.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP kelas VII

semester dua di Bandung.Sampel penelitian terdiri dari dua kelas masing-masing

sebanyak 36 orang yaitu siswa kelas VII-A sebagai kelas eksperimen yang

mendapatkan pembelajaran PBL berbantuan TIK dan siswa kelas VII-C sebagai

kelas kontrol dengan pembelajaran secara konvensional.Pengambilan sampel

dilakukan secarapurposive sampel dengan pertimbangansiswa mempunyai

kemampuan mengoperasikan komputer dan mengakses internet.


(16)

C.

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas

dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model Problem

Based Learning berbantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Variabel

terikat yaitu kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa terhadap konsep

pencemaran lingkungan.

D.

Definisi Operasional

1.

Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang

menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata untuk memulai

pembelajarannya. Problem Based Learningterdiri 5 tahap yaitu memberikan

orientasi tentang permasalahannya kepada siswa,mengorganisasikan siswa

untuk

meneliti,

membantu

investigasi

mandiri

dan

kelompok,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya danmenganalisis dan

mengevaluasi proses mengatasi masalah. (Arends, 2008)

2.

Kemampuan berpikir kritis siswa ini dijaring melalui tes pilihan ganda

beralasan yang dibuat berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis

menurut Ennis (1985) yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis

pertanyaan, bertanya dan menjawab pertanyaan, mempertimbangkan apakah

sumber

dapat

dipercaya/tidak,

mempertimbangkan

hasil

observasi,

mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, menginduksi dan

mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan mempertimbangkan nilai

keputusan, mendefinisikan istilah, mengidentifikasi asumsi, memutuskan

sebuah tindakan, berinteraksi dengan orang lain.


(17)

3.

Sikap ilmiah siswa tersebut merujuk pada rasa ingin tahu, peduli lingkungan

dan bekerja sama. Sikap ilmiah tersebut diukur melalui tes skala sikap yang

berjumlah 20 pernyataan yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif

dengan opsi sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak

setuju (STS).

E.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal pilihan ganda

beralasan berpikir kritis siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), skala sikap ilmiah

siswa dan lembar observasi.Rancangan instrumen dalam penelitian ini disajikan

pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Rancangan Instrumen Penelitian

Target Metode Penelitian Instrumen Waktu Subyek Kemampuan

Berpikir Kritis

Tes tertulis Pilihan Ganda Beralasan

Awal dan Akhir

Pembelajaran

Siswa

Sikap Ilmiah

Skala Sikap

Skala Sikap

Likert

1.

Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Tes kemampuan berpikir kritis terdiri atas pretest (tes awal) dan posttest

(tes akhir) yang berbentuk pilihan ganda beralasan. Soal-soal disusun untuk

mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah

pembelajaran. Langkah-langkah penyusunan tes kemampuan berpikir kritis

adalah sebagai berikut:

a.

Pembuatan kisi-kisi soal tes kemampuan berpikir kritis yang dikaitkan dengan

masalah pencemaran lingkungan oleh sampah.


(18)

c.

Soal dan kunci jawaban yang telah disusun di judgment oleh dosen

pembimbing dan dosen ahli.

d.

Melakukan uji coba soal yang telah di judgment kepada sejumlah siswa kelas

VIII (n=40) yang sudah menerima materi pencemaran lingkungan.

e.

Menghitung validasi tes, validasi item, reliabilitas, tingkat kesukaran dan

daya pembeda dengan menggunakan program Anates V4.

Soal yang digunakan sebanyak 25 butir pilihan ganda beralasan yang

merujuk pada indikator berpikir kritis menurut Ennis (1985).Soal yang digunakan

tertera pada Lampiran B.1.

Tabel 3.3. Komposisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis

No

Kelompok

Indikator

Jumlah Soal

1.

Elemetary clarification

(memberikan penjelasan

sederhana)

Memfokuskan pertanyaan

5

Menganalisis pertanyaan

1

Bertanya dan menjawab

klarifikasi dan menantang

4

2.

Basic support

(membangun

keterampilan dasar)

Mempertimbangkan apakah

sumber dapat dipercaya

1

Mengamati dan

mempertimbangkan laporan

hasil observasi

1

3.

Inference

(menyimpulkan)

Mendeduksi dan

mempertimbangkan hasil

deduksi

1

Menginduksi dan

mempertimbangkan hasil

induksi

1

Membuat dan menentukan

nilai pertimbangan yang

bermanfaat

1

4.

Advanced clarification

(memberikan penjelasan

lanjut)

Mendefinisikan istilah dan

mempertimbangkan definisi

3

Mengidentifikasi asumsi

1

5.

Strategy and tactics

(mengatur strategi dan

taktik)

Memutuskan sebuah tindakan

5

Berinteraksi dengan orang

lain


(19)

Penskoran soal kemampuan berpikir kritis untuk bentuk pilihan ganda

beralasan mengikuti pedoman penskoran tes pilihan ganda, apabila option

pilihannya benar = 1 dan salah = 0, sedangkan jawaban yang berupa alasan

mengikuti pedoman penskoran esai. Skor maksimal setiap soal adalah 4 (skor 1

untuk pilihan ganda yang benar dan skor 3 untuk alasan yang benar).Kriteria

untuk skala penilaian tersebut telah disesuaikan dengan kepentingan

penelitian.Penjelasan mengenai skala penilaian dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4. Pedoman Pemberian Skor Tes Kemampuan Berpikir Kritis

Kategori

Skor

Indikator

Skor Tinggi

3

Jawaban yang diberikan jelas, fokus dan akurat.

Poin-poin

yang

relevan

dikemukakan

(berhubungan dengan pertanyaan dalam soal)

untuk mendukung jawaban yang diberikan.

Hubungan antara jawaban dengan soal tergambar

secara jelas

Skor Sedang

2

Jawaban yang diberikan jelas dan cukup fokus,

namun kurang lengkap. Contoh-contoh yang

diberikan terbatas. Keterkaitan antara jawaban

dengan soal kurang jelas

Skor Rendah

1

Jawaban yang diberikan kurang sesuai dengan apa

yang dimaksudkan dalam soal, berisi informasi

yang tidak akurat, atau menunjukkan kurangnya

penguasaan terhadap materi. Poin-poin yang

diberikan tidak jelas, tidak memberikan contoh

yang mendukung.

0

Tidak ada jawaban

(Stiggins, 1994)

Pengujian dan analisis tes dilakukan melalui tahap-tahap menghitung

validitas tes, validitas item, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda

dengan menggunakan Anates V4.

1) Uji Validitas (Arikunto, 2009)

Tabel 3.5.Kriteria Validitas Butir Soal


(20)

0,80 < r

xy

1,00

Sangat tinggi

0,60 < r

xy

0,80

Tinggi

0,40 < r

xy

0,60

Cukup

0,20 < r

xy

0,40

Rendah

0,00

r

xy

0,20

Sangat rendah

2) Uji reliabilitas (Arikunto, 2009)

Tabel 3.6.Kriteria Tingkat Reliabilitas

Koefisien

Kategori

0,80 < r

11

1,00

Sangat tinggi

0,60 < r

11

0,80

Tinggi

0,40 < r

11

0,60

Sedang

0,20 < r

11

0,40

Rendah

r

11

0,20

Sangat rendah

3)

Tingkat Kesukaran (Arikunto, 2009)

Tabel 3.7.Kriteria Tingkat Kesukaran

Batasan

Kategori

TK = 0,00

Sangat Sukar

0,00 < TK

0,30

Sukar

0,30 < TK

0,70

Sedang

0,70 < TK

1,00

Mudah

TK= 1,00

Sangat Mudah

4)

Daya Beda Soal (Arikunto, 2009)

Tabel 3.8. Kriteria Interpretasi Daya Pembeda

Batasan

Kategori

DP

≤ 0,00

Sangat jelek

0,00 <DP

≤ 0,20

Jelek

0,20 <DP

≤ 0,40

Cukup

0,40 <DP

≤ 0,70

Baik

0,70 <DP

≤ 1,00

Sangat baik

5)

Rekapitulasi hasil analisis uji coba instrumen kemampuan berpikir kritis

ditampilkan pada Tabel 3.9.


(21)

Butir Soal

D.Pembeda (%)

Tingkat

Kesukaran Korelasi Signifikansi Keterangan 1 25,00 Sedang 0,671 Sangat signifikan Digunakan 2 26,07 Sedang 0,496 Signifikan Digunakan 3 20,45 Sedang 0,661 Sangat signifikan Digunakan 4 19,45 Sukar 0,300 - Diperbaiki 5 31,82 Sedang 0,438 Signifikan Digunakan 6 18,18 Sedang 0,544 Sangat signifikan Digunakan 7 11,36 Sedang 0,476 Signifikan Digunakan 8 20,18 Sedang 0,272 - Diperbaiki 9 15,91 Sedang 0,423 Signifikan Digunakan 10 13,64 Mudah 0,487 Signifikan Digunakan 11 11,36 Sedang 0,243 - Diperbaiki 12 11,40 Sedang 0,411 Signifikan Digunakan 13 16,00 Mudah 0,251 - Diperbaiki 14 22,07 Sedang 0,463 Signifikan Digunakan 15 13,64 Sedang 0.639 Sangat signifikan Digunakan 16 27,27 Sedang 0.421 Signifikan Digunakan 17 25,00 Sedang 0.594 Sangat signifikan Digunakan 18 18,18 Sedang 0,490 Signifikan Digunakan 19 16,04 Sedang 0,510 Signifikan Digunakan 20 19,18 Sedang 0,351 - Diperbaiki 21 15,91 Sedang 0,524 Signifikan Digunakan 22 22,73 Sedang 0,491 Signifikan Digunakan 23 22,72 Sedang 0,484 Signifikan Digunakan 24 25,10 Sedang 0,596 Sangat signifikan Digunakan 25 16,01 Sedang 0,517 Signifikan Digunakan

Dari 25 soal yang diujicobakan, kemudian tetap diambil 25 soal tersebut

sebagai soal tes yang akan digunakan dalam penelitian untuk mengukur

kemampuan berpikir kritis. Pengambilan soal tersebut berdasarkan taraf

signifikansi dan pertimbangan kebutuhan soal pada setiap indikator berpikir

kritis.Jika soal tersebut tidak mencapai taraf signifikansi maka butir soal tersebut

diperbaiki.

2.

Skala Sikap Ilmiah Siswa

Penentuan kategori sikap ilmiah siswa berdasarkan pilihannya pada

instrumen skala sikap.Setiap pernyataan di dalam instrumen skala sikap

dilengkapi dengan empat pilihan, yaitu sangat tidak setuju (STS), tidak setuju


(22)

(TS), setuju (S), dan sangat setuju (ST).Skala sikap ilmiah diberikan pada saat

pretest dan posttest di kelas eksperimen dan kelas kontrol.Skala sikap diukur

dengan menggunakan angket dengan jumlah pernyataan sebanyak 39 item.

Indikator sikap ilmiahnya yang digunakan yaitu adalah rasa ingin tahu, peduli

lingkungan dan bekerja sama. Kisi-kisi instrumen sikap ilmiah yang digunakan

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10. Kisi-kisi Instrumen Skala Sikap Ilmiah Siswa

No.

Sikap Ilmiah

Nomor Soal

Jumlah

1.

Rasa ingin tahu

1 - 22

22

2.

Peduli lingkungan

23 - 29

7

3.

Bekerja sama

30 - 39

10

Instrumen skala sikap ilmiah siswa divalidasi melalui penilaian

(judgement) oleh ahli, kemudian diujicoba di lapangan kepada 40 orang siswa

SMP kelas VIII di Kota Bandung sebagai responden. Data hasil ujicoba dapat

dilihat pada lampiran C.2.

Pengujian validitas item skala sikap ilmiah dengan SPSS 17 menggunakan

dua alat analisis, yaitu Korelasi Pearson dan Corected Item Total

Correlationdengan r tabelnya adalah 0,312. (Priyatno, 2009).Hasil uji validitas

disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11.Rekapitulasi Validitas Pernyataan Sikap Ilmiah Siswa

Pernyataan

Corrected Item-Total

Correlation

Validitas

Keterangan

1

0.129

Tidak Valid

Tidak dipakai

2

0.569

Valid

Dipakai

3

-0.044

Tidak Valid

Tidak dipakai

4

0.416

Valid

Dipakai

5

0.147

Tidak Valid

Tidak dipakai


(23)

7

-0.292

Tidak Valid

Tidak dipakai

8

0.121

Tidak Valid

Tidak dipakai

9

0.439

Valid

Dipakai

10

0.151

Tidak Valid

Tidak dipakai

11

0.570

Valid

Dipakai

12

0.257

Tidak Valid

Tidak dipakai

13

0.109

Tidak Valid

Tidak dipakai

14

0.592

Valid

Dipakai

15

0.664

Valid

Dipakai

16

-0.027

Tidak Valid

Tidak dipakai

17

0.318

Tidak Valid

Tidak dipakai

18

0.375

Valid

Dipakai

19

0.405

Valid

Dipakai

20

0.122

Tidak Valid

Tidak dipakai

21

0.199

Tidak Valid

Tidak dipakai

22

-0.166

Tidak Valid

Tidak dipakai

23

0.447

Valid

Dipakai

24

0.447

Valid

Dipakai

25

0.544

Valid

Dipakai

26

0.375

Valid

Dipakai

27

0.479

Valid

Dipakai

28

0.413

Valid

Dipakai

29

0.166

Tidak Valid

Tidak dipakai

30

0.162

Tidak Valid

Tidak dipakai

31

0.421

Valid

Dipakai

32

-0.333

Tidak Valid

Tidak dipakai

33

0.343

Valid

Dipakai

34

0.445

Valid

Dipakai

35

0.432

Valid

Dipakai

36

-0.306

Tidak Valid

Tidak dipakai

37

-0.106

Tidak Valid

Tidak dipakai

38

0.575

Valid

Dipakai

39

0.369

Valid

Dipakai

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 3.11.menunjukkan bahwa

instrumen sikap ilmiah yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 20


(24)

pernyataan.Instrumen skala sikap ilmiah yang telah direvisi dan digunakan dalam

penelitian dapat dilihat pada lampiran B.4.

3.

Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan sebagai pedoman siswa dalam menguasai kemampuan

berpikir kritis.LKS yang disusun untuk menunjang pembelajaran melalui PBL

dalam menyusun laporan kelompok yang akan didiskusikan di depan kelas.

4.

Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dan

mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

F.

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap analisis data serta penyusunan pelaporan.

1.

Tahap persiapan

a.

Peneliti melakukan observasi awal di sekolah tempat penelitian untuk

memperoleh informasi tentang pembelajaran IPA mengenai materi

pencemaran lingkungan

a.

Menyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian

kemampuan berpikir kritis, skala sikap ilmiah siswa dan LKS dengan

melakukan bimbingan bersama tim dosen pembimbing


(25)

c.

Melakukan uji coba soal instrumen kemampuan berpikir kritis dan skala sikap

ilmiah pada siswa kelas VIII SMP yang sudah menerima materi pencemaran

lingkungan.

d.

Melakukan analisis butir soal untuk memilih soal-soal yang memenuhi syarat

untuk digunakan dalam penelitian

2.

Tahap Pelaksanaan

Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data.Pada Tahap ini pelaksanaan

penelitian dengan penerapan Problem Based Learning berbantuan TIK.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut :

a.

Melakukan pretest dengan soal tes kemampuan berpikir kritis pada kelas

eksperimen dan kelas kelas kontrol, serta memberikan tes skala sikap untuk

mengetahui sikap awal siswa sebelum pembelajaran.

b.

Memberikan penjelasan mengenai penggunaan blog kepada siswa kelas

eksperimen.

c.

Melaksanakan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) di kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tertera pada Tabel

3.12.

Tabel 3.12. Kegiatan Pembelajaran Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

No. Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

1. Pembelajaran mengenai pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah yang dapat menyebabkan pencemaran air, tanah dan tindakan penanggulangannya. Pembelajaran dilakukan di dalam kelas dengan metode ceramah. Sumber belajar menggunakan slide powerpoint dan

Pembelajaran mengenai pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah yang dapat menyebabkan pencemaran air, tanah dan tindakan penanggulangannya. Pembelajaran dilakukan di dalam kelas dengan metode ceramah. Sumber belajar menggunakan slide powerpoint dan blog dengan situs


(26)

buku paket biologi. www.bioaryanti.wordpress.com 2 Pembelajaran secara konvensional

dengan ceramah

Pretest

 Guru menjelaskan jenis-jenis sampah sesuai dengan gambar yang ditampilkan di depan kelas.

 Guru menjelaskan mengenai pengelompokkan sampah berdasarkan bahan penyusunnya.

 Guru memberikan contoh-contoh sampah berdasarkan jenisnya

 Guru menjelaskan macam-macam pencemaran yang dapat diakibatkan oleh sampah

 Guru menjelaskan berbagai tidakan untuk mengurangi pencemaran yang diakibatkan oleh sampah

Pembelajaran dengan menggunakan model PBL

Pretest

Tahap 1 (Memberikan orientasi siswa kepada masalah)

Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dan tata cara menggunakan blog yang telah dibuat untuk mencari berbagai informasi serta memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatanmengatasi masalah yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan

Tahap 2 (Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)

Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas yang terkait dengan permasalahannya.

Kegiatan pembelajaran tahap 2 dilakukan dengan mengerjakan LKS secara berkelompok. LKS yang disusun untuk menunjang pembelajaran dalam menyusun laporan kelompok yang akan didiskusikan di depan kelas pada pertemuan berikutnya.

 Guru menjelaskan berbagai kegiatan daur ulang sampah untuk dijadikan barang yang mempunyai nilai

tambah/bermanfaat

 Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi

pembelajaran

Tahap 3 (Membantu investigasi secara individual dan kelompok) Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi melalui blog dan link terkait untuk mencari penjelasan dan tindakan mengatasi masalah yang berhubungan dengan pencemaran lingkungan.

Kegiatan pembelajaran tahap 3 dilakukan di dalam kelas dan di luar jam sekolah untuk melakukan penyelidikan terhadap masalah yang telah dipilih oleh setiap kelompok.

3  Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

 Guru mengecek kemampuan siswa dengan melakukan tanya jawab

Tahap 4 (Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai.

Kegiatan pembelajaran tahap 3 dilakukan di dalam kelas dan di luar jam


(27)

 Guru membagikan LKS untuk dikerjakan oleh siswa

 Guru membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah dilakukan

Posttest

kelompoknya (3 kelompok) untuk berdiskusi di depan kelas dan tugas kelompok lainnya dilakukan di luar jam sekolah dengan mengupload di blog untuk dikomentari oleh kelompok lain. Tahap 5 (Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah)

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. Penyelidikan dapat dilakukan dengan bantuan blog dan materi lain (link)

Kegiatan tahap 5 dilakukan di dalam kelas dengan melakukan refleksi dan evaluasi mengenai manfaat pembelajaran bagi siswa itu sendiri dan kendala pada saat melakukan pembelajaran.

Posttest

d.

Pemberian posttest kemampuan berpikir kritispada kelas eksperimen dan

kelas kontrol serta memberikan tes skala sikap untuk mengetahui sikap siswa

setelah pelaksanaan pembelajaran berakhir.

3.

Tahap Analisis Data dan Penyusunan Laporan

Analisis dan pengolahan data berdasarkan pada pertanyaan penelitian dan

data yang terkumpul berupa skor pretest,skor posttest, N-gain kemampuan

berpikir kritis siswa dan sikap ilmiah siswa, yang kemudian dilakukan pengujian

data.


(28)

Pengolahan data statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS

17 for Window dan pengolahan secara manual dengan menggunakan

Microsoft-Excel 2007. Langkah-langkah pengolahan data statistik sebagai berikut :

1.

Menguji normalitas untuk mengetahui apakah distribusi data skor tes awal

dan tes akhir berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal. Uji

normalitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows

yaitu dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test.

2.

Menguji homogenitas varians antara kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah varians kedua

kelompok sama atau berbeda.

3.

Perhitungan Gain ternormalisasi dilakukan untuk mengetahui kategori

peningkatan kemampuan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa sebelum dan

sesudah pembelajaran, dihitung dengan menggunakan rumus gain

ternormalisasi (Meltzer, 2002). Rumus N-Gain :

p re ma ks

p re p o st

s

s

s

s

g

Keterangan :

S

post

= skor posttest

S

pre

= skor pretest

S

maks

= skor maksimum

Tabel 3.12. Klasifikasi N-Gain

Kategori Perolehan N-Gain

Keterangan

N-Gain > 0,70

Tinggi


(29)

4.

Uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan dilakukan untuk

mengetahui signifikansi peningkatan berpikir kritis dan sikap ilmiah siswa

setelah pembelajaran. Jika sebaran data normal dan homogen maka uji

statistik yang dipakai adalah uji t. Apabila data tidak berdistribusi normal,

maka pengujiannya menggunakan uji statistik non parametrik yaitu uji

Mann-Whitney-U. (Sugiyono, 2008)

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :

Hipotesis 1 :

H

0 :

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

H

1

:

Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol terhadap kemampuan berpikir kritis siswa

Hipotesis 2 :

H

0

:

Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol terhadap sikap ilmiah siswa.

H

1

:

Terdapat perbedaan yang signifikan antara antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol terhadap sikap ilmiah siswa.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkanpenelitian

yang

telahdilakukandanhasilanalisis

data

penelitiantentangpenerapanproblem

Based

LearningberbantuanTeknologiInformasidanKomunikasiuntukmeningkatkankemampu

anberpikirkritisdansikapilmiahsiswapadakonseppencemaranlingkungan,

makadapatdisimpulkanbahwa :

Kemampuanberpikirkritissiswamengalamipeningkatansetelahmelakukan

proses

pembelajaran.

Kategoripeningkatanberpikirkritissiswaberadapadakategorisedang.Berdasarkanhasilp

erhitunganN-gain

padasetiapindikatorberpikirkritismenunjukkanbahwaindikator

bertanyadanmenjawab

pertanyaan

memilikiskor

paling

tinggidiantarakategorisedang,

haltersebutdapatdisebabkankarenatingkatkesukaransoal

yang

termasukdalamkategorisedangsehinggasiswadapatmenjawabsoal

yang

diberikan.

Sedangkanindikator

mendefinisikanistilah

beradapadakategorirendahkarenasebagians

iswamengalamikesulitandalammendefinisikanistilah-istilah yang terdapatdalamsoal.

Sikapilmiahsiswamengalamipeningkatansetelahmelakukan

proses

pembelajaran.


(31)

N-gain padasetiapindikatorsikapilmiahkelaseksperimenmenunjukkanbahwaindikator

‘bekerjasama’

beradapadakategorisedang,

yang

disebabkandenganadanyakegiatandiskusidibutuhkansikapkerjasamaantarsesamaanggo

takelompoksehinggasiswadapatmengembangkandayapikirnyadanmenumbuhkan rasa

kerja sama, berpikir kritissertamengembangkan sikap ilmiahnya.

B.

Saran

Berdasarkanpenelitian

yang

telahdilakukansertahasilanalisis

data

penelitiantentangpenerapanProblem

Based

LearningberbantuanTeknologiInformasidanKomunikasiuntukmeningkatkankemampu

anberpikirkritisdansikapilmiahsiswa, penelitimenyarankanbeberapahalsebagaiberikut

:

1.

Diperlukanpengembanganblog

agar

tampilannyamenjadilebihmenarikdanmaterinyalebihberkembang.

2.

Siswaperludiberilatihandalammengaksesblogkarenaterdapatbeberapasiswa yang

kurangmengertidalammenggunakannya.

3.

Agar

kegiatansiswadapatterkontrol,

proses

penggunaankomputerlebihbaikdilakukan di sekolah.

4.

Sebaiknyadilakukanreplikasi

(pengulangan)

agar


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, M. (2008). PenerapanPembelajaranBerbasisMasalahUntuk

MeningkatkanKemampuanBerpikirSiswaPadaMataPelajaranBiologi.

JurnalPendidikanInovatif Volume 3 Nomor 2.

Anwar, H. (2009). PenilaianSikapllmiahDalamPembelajaranSains.JURNAL

PELANGI ILMUVOLUME 2NO.5, Mel 2009.[Online].Tersedia :

http://www.ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/.../544

Arends, R. I. (2007). Learning to Teach.McGraw Hill. New York.

Arikunto, S. (2009).Dasar-dasarEvaluasiPendidikan.Jakarta :BumiAksara.

Ariyati, E. (2010). PembelajaranBerbasisPraktikumdenganMemanfaatkan

Hutan MangroveuntukMengembangkanKemampuanBerpikirKritis

danSikapIlmiahSiswa.Tesispada PPs UPI. Bandung. Tidakditerbitkan.

Arnyana, I. P. (2006). PengaruhPenerapanStrategiPembelajaranInovatif

PelajaranBiologiTerhadapKemampuanBerpikirKreatifSiswa SMA.

JurnalPendidikandanPengajaran No.3 IKIP NegeriSingaraja

Aryasuda, I. W. (2012).PentingnyaPendidikanLingkungan. [Online].Tersedia:

http://www.balipost.co.id [28 September 2012]

Astuti, P.(2011). AnalisisTentangMembangunPengetahuanAwal

atauApersepsiSiswaDalamKegiatan Pembelajaran.

[Online].Tersedia :http://poojetz.wordpress.com [23 Oktober 2012].

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Carmen, J. A. (2005). Blended Learning Design:Five Key Ingredients.

[Online].Tersedia :http://www.agilantlearning.com/pdf/Blended [9Maret

2012]

Dahar, R. (1996). Teori-teoriBelajar. Jakarta: Erlangga.

Fauzi, R. (2010). Peranan TIK dalamPendidikan.[Online].Tersedia :

http://uzey.blogspot.com/2010/12/peranan

tik-dalam-pendidikan.html

[27 Januari 2013].

Fraenkel, J.R., (2006).How to Design and Evaluate Research


(33)

Hadiningrat, S. (2008). PengertiandanLangkah - Langkah PBL.

[Online].Tersedia: http://handoko.student.fkip.uns.ac.id. [17 Februari

2012].

Hadiryanto, S. (2009). PembelajaranBerbasisMasalahUntukMeningkatkan

PenalarandanKemampuanBerpikirKritisSiswaSMP Pada

KonsepEkosistem.Tesispada PPs UPI. Bandung. Tidakditerbitkan.

Harsono. (2010).PeranPrior Knowledge DalamProblem Based Learning.

PusatPengembanganPendidikanUniversitasGadjahMada. Yogyakarta.

Indrawati, K. (2012).Pemanfaatan Blog sebagai Media Pembelajaran. [Online].

Tersedia :http : / / koesbio.guru-indonesia.net /artikel_detail-17550.html

[27 Januari 2013]

IstiqomahdanLutfi, A.(2012). EfektivitasPenggunaanMedia

BlogInteraktifUntukMeningkatkanBerpikirKritis.Unesa

Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 2, pp. 63 - 69 September

2012 ISSN :2252-9454. [Online].Tersedia: http://www.

ejournal. unesa.ac.id.[17 September 2012]

Kubiatko,Mdan Halakova, Z. (2009).Slovak high school

students’

attitudes

to ICT Using in biology lesson. Journal of Biology Education [Online].

Tersedia:www.elsevier.com/locate/comphumbeh [18 April 2011].

Lubis, I.(2012). TeoriBelajarKonstruktivisme.[Online].Tersedia :

http://makalahmajannaii.blogspot.com. [30Oktober 2012]

Lubis, I. (2012). ManfaatKomputerdalamPembelajaran. [Online].Tersedia :

http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/09/manfaat-komputer-dalam-pembelajaran.html [27Januari 2013].

Luthfi, A. (2010). PemanfaatanTeknologiWeb Sebagai Media Interaktifdan

PengaruhnyaTerhadapMinatBelajarBagiMahasiswa.[Online].Tersedia:

http://blog.binadarma.ac.id [30 Oktober 2012].

Mahanani, F.A. (2012).Fungsi Media Pembelajaran.[Online].

Tersedia :http://www.m-edukasi.web.id [30 Oktober 2012].

Meltzer, D. E. (2002). The Relation Between Mathematict Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” In

Diagnostic Pretest Scores. Journal of Am. J. Phys 70 (12) Desember 2002.

Miarso, Y. (2008). PengembanganTerkiniSistemPendidikandan


(34)

Mulyadi. (2012). Perbandingan Model PembelajaranBerbasisMasalahdengan

Model PembelajaranKooperatifTipe Think-Pair-Share TerhadapHasil

BelajardanSikapIlmiahSiswa.[Online].Tersedia :

http://ramli-and-brother.blogspot.com [30 Oktober 2012].

Muhfahroyin.(2012).MeningkatkanKeterampilanProsesSainsMelalui Problem

Based Learning PadaSiswaKelasX SmaKartikatama Metro.

JurnalPendidikanMIPA Volume 10 Nomor2 Juli 2009

Mukhan, S.(2010). Rasa InginTahuItuPenting.[Online].Tersedia :

http://suhadinet.wordpress.com [28 Desember 2012]

Mustaji. (2010). PengembanganKemampuanBerpikirKritisdanKreatifdalam

Pembelajaran.[Online].Tersedia : http//:www.

pasca.tp.ac.id ›

Site

[17 Desember 2012]

Nasum.F. (2011).Model Pengembangan E-learning.[Online].

Tersedia :http://ferdy-nasum.blogspot.com/ [16 Desember 2012]

Noer, M. (2010).Blended Learning Mengubah Cara KitaBelajardiMasaDepan.

[Online].Tersedia :http://www.muhammadnoer.com [14 Januari 2012].

Noviyanti, A. (2010). PembelajaranBerbasisPraktikumpadaKonsepKongdom

Plantae untukMeningkatkanKemampuanBerpikirKritisdanSikapIlmiah

Siswa SMA. Tesispada PPs UPI. Bandung. Tidakditerbitkan.

Nurohman, S. (2011).

PelatihanPembuatan“SitusPembelajaran

Dwi

Bahasa”

SebagaiUpayaPeningkatanKapasitasGuruSekolah

BertarafInternasionaldalamMengembangkanMediaPembelajaran

DwiBahasaBerbasisICT. LaboratoriumTeknologiInformasi Dan

Komunikasi. Program StudiPendidikan IPA. FPMIPA UNY.

Pardede,P.(2010). Blog SebagaiMedia PembelajarandanAlat

PengelolaansertaPengembanganIlmu di Perguruan

Tinggi.[Online].Tersedia:

http://www.parlindunganpardede.wordpress.com [17 September 2012]

Priyatno, D., (2009). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: C.V

Andi Offset.

Purbo, O. W. (2003).E-Learning danPendidikan.ArtikelDalam

CakrawalaPendidikanUniversitas Terbuka.

PurwaningsihdanPujianto. (2009).Pemanfaatan ICT sebagaiSumberBelajar

Sains(Current Science Issue References)dalamPenerapan Problem

Based Learning di Sekolah.[Online].Tersedia :


(35)

http : //www.staff.uny.ac.id/ [17 Desember 2012]

PuskurBalitbangDepdiknas.

(2006).

Model

PenilaianKelas.Jakarta

:Tidakditerbitkan.

Puspitasari, D. E. (2009). DampakPencemaran Air TerhadapKesehatan

LingkunganDalamPerspektifHukumLingkungan.MimbarHukum

Volume.21, No.1. UniversitasGadjahMada. Yogyakarta.

Rapi, N. K. (2008). ImplementasiSiklusBelajarHipotesis-DeduktifUntuk

MeningkatkanSikapIlmiahdanKeterampilanProses IPA Di SMAN 4

Singaraja.JurnalPendidikandanPengajaran UNDIKSHA No. 3 Thn.

XXXXI. [Online].Tersedia:

http ://www.isjd.pdii.lipi.go.id [18 September 2012]

Ratnasari, A. (2010).Pembelajaran Global Warming Pada Konsep

Perubahan Iklim Berbantuan Video Visual dengan Observasi

Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep dan Sikap Siswa.

Tesispada PPs UPI. Bandung. Tidakditerbitkan.

Rina, K. (2009). PengertianTeknologiInformasidanKomunikasi (TIK).[Online].

Tersedia :http://rinakarlinarina.blogspot.com.[8 Maret 2012].

Roswita, W. (2005).PengaruhPemberianTugassecara Individual danKelompok

MelaluiLembaranKerjaTerhadapHasilBelajarSiswapadaMateriLingkunga

ndanPencemaran Di SMA.Tesispada PPs UPI.Bandung. Tidakditerbitkan.

Rusman, dkk. (2011). PembelajaranBerbasisTeknologiInformasidan

Komunikasi.Cetakan ke-1.PT RajaGrafindoPersada. Jakarta

Sahara.L. (2008). PenggunaanModelPembelajaranBerbasisMasalah

UntukMeningkatkanPenguasaanKonsepdanKeterampilanBerpikir

KritisSiswaPadaKonsepKalor.JurnalPenelitianPendidikan IPA Vol. II

No. 2 Juli 2008

Safrizal, R. (2010). LebihJauhTentangPengertianSikapIlmiah.

[Online].Tersedia:http://berbagireferensi.blogspot.com [26 Januari 2012].

Saiful.(2012). MakalahIlmuJiwaBelajar.[Online].Tersedia :

http : //www.tokoblog.net/2012/01/makalah-ilmu-jiwa-belajar-artikel. html

[7 November 2012]

Santosa.M.H. (2012). Pemanfaatan Blog(Jurnal Online)dalamPembelajaran Menulis.[Online].Tersedia :http://

www.docstoc.com ›

Education

College

SAT [17 Desember 2012]


(36)

untukMeningkatkanHasilBelajarBiologiSiswaKelas X

2

SMA

LaboratoriumSingaraja.JurnalPenelitiandanPengembangan

Pendidikan 2 (1), 42 - 59. LembagaPendidikanUndiksha. [Online].

Tersedia://http :www.isjd.pdii.lipi.go.id [22 Oktober 2012]

Stiggins, R.J. (1994).Student-Centered Classroom Assessment. Macmillan

College Publishing Company. New York.

Suardana, I. N. (2007). KesulitanSiswa SMA MemahamiKonsepDaur

Biogeokimia.JurnalIlmiah Guru KanderangTingang Volume 01.

No.01. Palangka Raya.

Sudjana.(2005). MetodeStatistika.Tarsito. Bandung.

Sugiyono. (2008). MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sulistyorini,L. (2005).PengelolaanSampahDengan Cara Menjadikannya

Kompos.JurnalKesehatanLingkungan, Volume 2, No.1,FKM

UniversitasAirlangga. Surabaya.

Sukarta, I. N, dkk. (2010). PenerapanPendekatanKontekstualMenggunakan

ModelKooperatifpadaPembelajaran Kimia danPencemaran

Lingkungan.JurnalPendidikandanPengajaran.Jilid 43 No. 3

.

UniversitasPendidikanGanesha. Singaraja

Surtikanti, H. K. (2009). BiologiLingkungan. Prisma Press Prodaktama. Bandung.

Suyitno, Amin. (1997 .PengukuranSkalaSikapSeseorangTerhadap Mata

PelajaranMatematika.Semarang: FMIPA IKIP Semarang.

Syah,Muhibbin. (2010). MetodePengajaranPendidikan.[Online].

Tersedia :http://munzaro.blogspot.com [23 Oktober 2011].

Syarif, I .(2012). MotivasiBelajar.[Online].Tersedia :

http://izuddinsyarif.blogspot.com [14 Oktober 2012].

Wahyudiati.D. (2010). PengembanganPerangkatPembelajaranBerorientasi

Model PembelajaranDiskusipadaPokokBahasanEnergidan

PerubahannyauntukMenumbuhkanSikapIlmiahSiswa. JurnalInovasi


(1)

N-gain padasetiapindikatorsikapilmiahkelaseksperimenmenunjukkanbahwaindikator

‘bekerjasama’ beradapadakategorisedang, yang

disebabkandenganadanyakegiatandiskusidibutuhkansikapkerjasamaantarsesamaanggo takelompoksehinggasiswadapatmengembangkandayapikirnyadanmenumbuhkan rasa kerja sama, berpikir kritissertamengembangkan sikap ilmiahnya.

B. Saran

Berdasarkanpenelitian yang telahdilakukansertahasilanalisis data

penelitiantentangpenerapanProblem Based

LearningberbantuanTeknologiInformasidanKomunikasiuntukmeningkatkankemampu anberpikirkritisdansikapilmiahsiswa, penelitimenyarankanbeberapahalsebagaiberikut :

1. Diperlukanpengembanganblog agar

tampilannyamenjadilebihmenarikdanmaterinyalebihberkembang.

2. Siswaperludiberilatihandalammengaksesblogkarenaterdapatbeberapasiswa yang kurangmengertidalammenggunakannya.

3. Agar kegiatansiswadapatterkontrol, proses

penggunaankomputerlebihbaikdilakukan di sekolah.

4. Sebaiknyadilakukanreplikasi (pengulangan) agar


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Afcariono, M. (2008). PenerapanPembelajaranBerbasisMasalahUntuk MeningkatkanKemampuanBerpikirSiswaPadaMataPelajaranBiologi. JurnalPendidikanInovatif Volume 3 Nomor 2.

Anwar, H. (2009). PenilaianSikapllmiahDalamPembelajaranSains.JURNAL PELANGI ILMUVOLUME 2NO.5, Mel 2009.[Online].Tersedia : http://www.ejurnal.ung.ac.id/index.php/JPI/article/.../544

Arends, R. I. (2007). Learning to Teach.McGraw Hill. New York.

Arikunto, S. (2009).Dasar-dasarEvaluasiPendidikan.Jakarta :BumiAksara. Ariyati, E. (2010). PembelajaranBerbasisPraktikumdenganMemanfaatkan

Hutan MangroveuntukMengembangkanKemampuanBerpikirKritis danSikapIlmiahSiswa.Tesispada PPs UPI. Bandung. Tidakditerbitkan. Arnyana, I. P. (2006). PengaruhPenerapanStrategiPembelajaranInovatif

PelajaranBiologiTerhadapKemampuanBerpikirKreatifSiswa SMA. JurnalPendidikandanPengajaran No.3 IKIP NegeriSingaraja

Aryasuda, I. W. (2012).PentingnyaPendidikanLingkungan. [Online].Tersedia: http://www.balipost.co.id [28 September 2012]

Astuti, P.(2011). AnalisisTentangMembangunPengetahuanAwal atauApersepsiSiswaDalamKegiatan Pembelajaran.

[Online].Tersedia :http://poojetz.wordpress.com [23 Oktober 2012].

Azwar, S. (2011). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Carmen, J. A. (2005). Blended Learning Design:Five Key Ingredients. [Online].Tersedia :http://www.agilantlearning.com/pdf/Blended [9Maret 2012]

Dahar, R. (1996). Teori-teoriBelajar. Jakarta: Erlangga.

Fauzi, R. (2010). Peranan TIK dalamPendidikan.[Online].Tersedia : http://uzey.blogspot.com/2010/12/peranan – tik-dalam-pendidikan.html [27 Januari 2013].

Fraenkel, J.R., (2006).How to Design and Evaluate Research inEducation, sixth edition.McGraw-Hill Companies, Inc. New York.


(3)

Hadiningrat, S. (2008). PengertiandanLangkah - Langkah PBL.

[Online].Tersedia: http://handoko.student.fkip.uns.ac.id. [17 Februari 2012].

Hadiryanto, S. (2009). PembelajaranBerbasisMasalahUntukMeningkatkan PenalarandanKemampuanBerpikirKritisSiswaSMP Pada

KonsepEkosistem.Tesispada PPs UPI. Bandung. Tidakditerbitkan. Harsono. (2010).PeranPrior Knowledge DalamProblem Based Learning.

PusatPengembanganPendidikanUniversitasGadjahMada. Yogyakarta. Indrawati, K. (2012).Pemanfaatan Blog sebagai Media Pembelajaran. [Online].

Tersedia :http : / / koesbio.guru-indonesia.net /artikel_detail-17550.html [27 Januari 2013]

IstiqomahdanLutfi, A.(2012). EfektivitasPenggunaanMedia BlogInteraktifUntukMeningkatkanBerpikirKritis.Unesa

Journal of Chemical Education Vol. 1, No. 2, pp. 63 - 69 September 2012 ISSN :2252-9454. [Online].Tersedia: http://www.

ejournal. unesa.ac.id.[17 September 2012]

Kubiatko,Mdan Halakova, Z. (2009).Slovak high school students’ attitudes to ICT Using in biology lesson. Journal of Biology Education [Online]. Tersedia:www.elsevier.com/locate/comphumbeh [18 April 2011].

Lubis, I.(2012). TeoriBelajarKonstruktivisme.[Online].Tersedia : http://makalahmajannaii.blogspot.com. [30Oktober 2012]

Lubis, I. (2012). ManfaatKomputerdalamPembelajaran. [Online].Tersedia : http://makalahmajannaii.blogspot.com/2012/09/manfaat-komputer-dalam-pembelajaran.html [27Januari 2013].

Luthfi, A. (2010). PemanfaatanTeknologiWeb Sebagai Media Interaktifdan PengaruhnyaTerhadapMinatBelajarBagiMahasiswa.[Online].Tersedia: http://blog.binadarma.ac.id [30 Oktober 2012].

Mahanani, F.A. (2012).Fungsi Media Pembelajaran.[Online]. Tersedia :http://www.m-edukasi.web.id [30 Oktober 2012].

Meltzer, D. E. (2002). The Relation Between Mathematict Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” In Diagnostic Pretest Scores. Journal of Am. J. Phys 70 (12) Desember 2002. Miarso, Y. (2008). PengembanganTerkiniSistemPendidikandan


(4)

Mulyadi. (2012). Perbandingan Model PembelajaranBerbasisMasalahdengan Model PembelajaranKooperatifTipe Think-Pair-Share TerhadapHasil BelajardanSikapIlmiahSiswa.[Online].Tersedia :

http://ramli-and-brother.blogspot.com [30 Oktober 2012].

Muhfahroyin.(2012).MeningkatkanKeterampilanProsesSainsMelalui Problem Based Learning PadaSiswaKelasX SmaKartikatama Metro.

JurnalPendidikanMIPA Volume 10 Nomor2 Juli 2009

Mukhan, S.(2010). Rasa InginTahuItuPenting.[Online].Tersedia : http://suhadinet.wordpress.com [28 Desember 2012]

Mustaji. (2010). PengembanganKemampuanBerpikirKritisdanKreatifdalam Pembelajaran.[Online].Tersedia : http//:www.pasca.tp.ac.id › Site [17 Desember 2012]

Nasum.F. (2011).Model Pengembangan E-learning.[Online]. Tersedia :http://ferdy-nasum.blogspot.com/ [16 Desember 2012]

Noer, M. (2010).Blended Learning Mengubah Cara KitaBelajardiMasaDepan. [Online].Tersedia :http://www.muhammadnoer.com [14 Januari 2012]. Noviyanti, A. (2010). PembelajaranBerbasisPraktikumpadaKonsepKongdom Plantae untukMeningkatkanKemampuanBerpikirKritisdanSikapIlmiah Siswa SMA. Tesispada PPs UPI. Bandung. Tidakditerbitkan.

Nurohman, S. (2011). PelatihanPembuatan“SitusPembelajaranDwi

Bahasa” SebagaiUpayaPeningkatanKapasitasGuruSekolah

BertarafInternasionaldalamMengembangkanMediaPembelajaran DwiBahasaBerbasisICT. LaboratoriumTeknologiInformasi Dan Komunikasi. Program StudiPendidikan IPA. FPMIPA UNY. Pardede,P.(2010). Blog SebagaiMedia PembelajarandanAlat

PengelolaansertaPengembanganIlmu di Perguruan Tinggi.[Online].Tersedia:

http://www.parlindunganpardede.wordpress.com [17 September 2012] Priyatno, D., (2009). 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta: C.V

Andi Offset.

Purbo, O. W. (2003).E-Learning danPendidikan.ArtikelDalam CakrawalaPendidikanUniversitas Terbuka.

PurwaningsihdanPujianto. (2009).Pemanfaatan ICT sebagaiSumberBelajar Sains(Current Science Issue References)dalamPenerapan Problem Based Learning di Sekolah.[Online].Tersedia :


(5)

http : //www.staff.uny.ac.id/ [17 Desember 2012]

PuskurBalitbangDepdiknas. (2006). Model PenilaianKelas.Jakarta :Tidakditerbitkan.

Puspitasari, D. E. (2009). DampakPencemaran Air TerhadapKesehatan LingkunganDalamPerspektifHukumLingkungan.MimbarHukum Volume.21, No.1. UniversitasGadjahMada. Yogyakarta.

Rapi, N. K. (2008). ImplementasiSiklusBelajarHipotesis-DeduktifUntuk

MeningkatkanSikapIlmiahdanKeterampilanProses IPA Di SMAN 4 Singaraja.JurnalPendidikandanPengajaran UNDIKSHA No. 3 Thn. XXXXI. [Online].Tersedia:

http ://www.isjd.pdii.lipi.go.id [18 September 2012]

Ratnasari, A. (2010).Pembelajaran Global Warming Pada Konsep Perubahan Iklim Berbantuan Video Visual dengan Observasi Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep dan Sikap Siswa. Tesispada PPs UPI. Bandung. Tidakditerbitkan.

Rina, K. (2009). PengertianTeknologiInformasidanKomunikasi (TIK).[Online]. Tersedia :http://rinakarlinarina.blogspot.com.[8 Maret 2012].

Roswita, W. (2005).PengaruhPemberianTugassecara Individual danKelompok MelaluiLembaranKerjaTerhadapHasilBelajarSiswapadaMateriLingkunga ndanPencemaran Di SMA.Tesispada PPs UPI.Bandung. Tidakditerbitkan. Rusman, dkk. (2011). PembelajaranBerbasisTeknologiInformasidan

Komunikasi.Cetakan ke-1.PT RajaGrafindoPersada. Jakarta Sahara.L. (2008). PenggunaanModelPembelajaranBerbasisMasalah

UntukMeningkatkanPenguasaanKonsepdanKeterampilanBerpikir KritisSiswaPadaKonsepKalor.JurnalPenelitianPendidikan IPA Vol. II No. 2 Juli 2008

Safrizal, R. (2010). LebihJauhTentangPengertianSikapIlmiah.

[Online].Tersedia:http://berbagireferensi.blogspot.com [26 Januari 2012]. Saiful.(2012). MakalahIlmuJiwaBelajar.[Online].Tersedia :

http : //www.tokoblog.net/2012/01/makalah-ilmu-jiwa-belajar-artikel. html [7 November 2012]

Santosa.M.H. (2012). Pemanfaatan Blog(Jurnal Online)dalamPembelajaran

Menulis.[Online].Tersedia :http://www.docstoc.com › Education ›

College › SAT [17 Desember 2012]


(6)

untukMeningkatkanHasilBelajarBiologiSiswaKelas X2SMA LaboratoriumSingaraja.JurnalPenelitiandanPengembangan

Pendidikan 2 (1), 42 - 59. LembagaPendidikanUndiksha. [Online]. Tersedia://http :www.isjd.pdii.lipi.go.id [22 Oktober 2012]

Stiggins, R.J. (1994).Student-Centered Classroom Assessment. Macmillan College Publishing Company. New York.

Suardana, I. N. (2007). KesulitanSiswa SMA MemahamiKonsepDaur Biogeokimia.JurnalIlmiah Guru KanderangTingang Volume 01. No.01. Palangka Raya.

Sudjana.(2005). MetodeStatistika.Tarsito. Bandung.

Sugiyono. (2008). MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta

Sulistyorini,L. (2005).PengelolaanSampahDengan Cara Menjadikannya Kompos.JurnalKesehatanLingkungan, Volume 2, No.1,FKM

UniversitasAirlangga. Surabaya.

Sukarta, I. N, dkk. (2010). PenerapanPendekatanKontekstualMenggunakan ModelKooperatifpadaPembelajaran Kimia danPencemaran

Lingkungan.JurnalPendidikandanPengajaran.Jilid 43 No. 3.

UniversitasPendidikanGanesha. Singaraja

Surtikanti, H. K. (2009). BiologiLingkungan. Prisma Press Prodaktama. Bandung. Suyitno, Amin. (1997 .PengukuranSkalaSikapSeseorangTerhadap Mata

PelajaranMatematika.Semarang: FMIPA IKIP Semarang. Syah,Muhibbin. (2010). MetodePengajaranPendidikan.[Online].

Tersedia :http://munzaro.blogspot.com [23 Oktober 2011]. Syarif, I .(2012). MotivasiBelajar.[Online].Tersedia :

http://izuddinsyarif.blogspot.com [14 Oktober 2012].

Wahyudiati.D. (2010). PengembanganPerangkatPembelajaranBerorientasi Model PembelajaranDiskusipadaPokokBahasanEnergidan

PerubahannyauntukMenumbuhkanSikapIlmiahSiswa. JurnalInovasi danPerekayasaPendidikan Volume 3 Tahun Ke-1


Dokumen yang terkait

Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran PBL dan STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah

1 30 322

LKS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

1 29 135

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI, KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN SISWA SMA NEGERI 2 KOTA TEBINGTINGGI.

1 6 27

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN.

2 8 53

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DAN PENGUASAAN KONSEP IPA SISWA SEKOLAH DASAR.

0 0 44

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH.

0 4 16

Problem Based Learning (PBL) Dengan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

0 2 45