ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP
PENCEMARAN LINGKUNGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh
Putri Selvana Manurung 0909194
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep
Pencemaran Lingkungan
Oleh
Putri Selvana Manurung
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Putri Selvana Manurung 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PUTRI SELVANA MANURUNG
ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dra. Ammi Syulasmi, M.Si NIP. 195408281986122001
Pembimbing II
Rini Solihat, S.Pd., M.Si NIP. 197902132001122001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi
Dr. H. Riandi, M.Si NIP. 196305011988031002
(4)
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Abstrak
Penelitian yang berjudul “Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP melalui Pembelajaran Berbasis Masalah pada Konsep Pencemaran Lingkungan” ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai kemampuan berpikir kritis siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan. Penelitian dilakukan di SMP kelas VII A, Kota Bandung, sampel sebanyak satu kelas yang diambil secara acak. Kemampuan berpikir kritis dijaring melalui instrumen berupa lembar observasi kegiatan diskusi dan makalah kelompok. Selain itu digunakan pula tes kemampuan berpikir kritis secara individu melalui soal essai. Instrumen memuat indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1985). Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa SMP termasuk kategori “baik” melalui presentasi dan “cukup” melalui makalah. Hal ini dilihat dari rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis kelompok dan individu (76,8% dan 65,69%). Dari kelima indikator kemampuan yang diukur disimpulkan bahwa kemampuan memberi penjelasan sederhana berkelompok dan individu termasuk kategori “baik” dan “cukup” (86,05 dan 73,52%), begitu pula kemampuan membangun keterampilan dasar berkelompok dimana lebih tinggi termasuk “baik” (79,6%), dibandingkan individu yaitu “kurang baik” (51,96%). Kemampuan membut inferensi berkelompok dan individu “cukup” (69,45% dan 67,91%). Kemampuan memberi penjelasan lebih lanjut berkelompok dan individu “cukup” (70,85% dan 74,50%). Begitu pula kemampuan mengatur strategi dan teknik kelompok “baik” (78,3%) sedangkan secara idividu “cukup” (60,58%).
Kata kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Pembelajaran Berbasis Masalah, Konsep Pencemaran Lingkungan.
Abstrack
The study,entitled "Analysis of Critical Thinking Ability of Junior High School Students through Problem-Based Learning in Environmental Pollution Concept" is intended to describe junior high school students' critical thinking skills through problem-based learning in environmental pollution concept.The study was conducted in the junior high school grade VII A, Bandung,sample is from one classes taken randomly.Critical thinking skills captured by instruments such as observation sheets discussion activities and group paper.Besides,it also used a test of critical thinking skills through essay test in individuals.Instrument includes indicators of critical thinking skills by Ennis(1985).The results showed that junior high school students' critical thinking skills are"good" through presentations and "fair" through papers.It is seen from the average percentage of critical thinking skills in groups and individuals (76.8% and 65.69%).Of the five indicators measured ability it is concluded that ability to give simple explanation in groups and individuals is "good" and "fair"(86.05 and 73.52%),as well as ability to build basic skills in groups which is higher and"good"(79.6%),compared to individual that is"low"(51.96%).Ability to make inferences in groups and individuals is “fair”(69.45% and 67.91%).Ability to explain further in groups and Keterangan:
(5)
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
individuals is"fair"(70.85% and 74.50%). Similarly,the ability to set strategies and techniques in groups"good"(78.3%)whereas in individuals "fair"(60.58%).
Keywords: Critical Thinking Skills,Problem-Based Learning,Environmental Pollution Concept
(6)
iv
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
ABSTRAK……….... i
KATA PENGANTAR ……….... ii
DAFTAR ISI ………... iv
DAFTAR TABEL ………... v
DAFTAR GAMBAR ………...... vi
DAFTAR LAMPIRAN………... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1
B. Rumusan Masalah...………... 4
C. D. E. Pertanyaan Penelitian... Batasan Masalah... Tujuan Penelitian………... 4 5 5 F. Manfaat Penelitian………... 6
BAB II KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DENGAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN A. Kemampuan Berpikir Kritis ………... 7
B. Pembelajaran Berbasis Masalah……….... 13
C. Pencemaran Lingkungan………... 16
BAB III METODOLOGI PENELITAN A. Jenis Penelitian………... 23
B. Definisi Oprasionl...………... 23
C. Populasi dan Sampel………... 24
D. Instrumen Penelitia……….... 24
E. Teknik Pengolahan Data………... 25
F. Prosedur Penelitian……….... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian………... 30
B. Pembahasan……….... 37
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan………... 51
B. Rekomendasi………... 51
DAFTAR PUSTAKA………..... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN………...... 56
(7)
v
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
2.1 Kemampuan Berpikir Kritismenurut Robert H.Ennis
(1985)………...………... 8 2.2 Fase-fase Pembelajaran Berbasis Masalah menurut Arends
(2008)………... 14 2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terkaitpada Materi
Pencemaranlingkungan………...………... 21 3.1 Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa berdasarkan Presentase
Skor Perolehan Siswamenurut Arikunto (1998) ………...…………... 25 4.1 Rekapitulasi Kemampuan berpikir Kritis Siswa dalam
Kelompok…………... 30 4.2 Rata-rata Peresentase Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam
Kelompok..………... 32 4.3 Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Secara
(8)
vi
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Hal
2.1 3.1
Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berpikir
Kritis………... Alur Penelitian...
12 29 4.1 Peresentase Jawaban Angket Siswa………... 34 4.2 Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam Kelompok dan
(9)
vii
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Hal
A. Perangkat Pembelajaran... 56
B. Instrumen Penelitian... 70
C. Hasil Uji Coba Instrumen... 107
D. Data Penelitian... 108
E. Surat Izin Penelitian... 116
(10)
1
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi diajarkan untuk membekali pengetahuan, pemahaman, dan sejumlah kemampuan bagi peserta didik untuk berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah. Kemampuan seseorang untuk dapat berhasil dalam kehidupannya antara lain ditentukan oleh keterampilan berpikirnya, terutama dalam upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
Menurut Jhonson (2007) kemampuan berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, siswa akan terbiasa membedakan antara kebenaran dan kebohongan, penampilan dan kenyataan, fakta dan opini serta pengetahuan dan keyakinan.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya, berpikir kritis juga telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak 1942 (Achmad, 2007). Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir, mereka cenderung menjawab suatu pertanyaan dengan cara mengutip dari buku atau bahan pustaka lain tanpa mengemukakan pendapat atau analisisnya terhadap pendapat tersebut (Achmad, 2007). Bila keadaan ini berlangsung terus maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperolehnya di kelas dengan kehidupan nyata.
Adapun Schafersman (1991) menyatakan bahwa keterampilan berpikir kritis ini merupakan hal yang penting dalam pembelajaran modern. Menurut Presseisen (1985 dalam Costa, 1985), keterampilan berpikir kritis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: keterampilan berpikir dasar dan keterampilan berpikir kompleks atau keterampilan berpikir tingkat
(11)
2
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tinggi (higher order thinking). Dimana berpikir kritis menggunakan dasar proses berpikir untuk menganalisis argumen dan memunculkan pengetahuan terhadap setiap makna dan interpretasi, mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami asumsi dan bias, serta memberikan model penyampaian yang dapat dipercaya, ringkas, dan meyakinkan .
Semua guru diharapkan tertarik untuk memberikan keterampilan berpikir kritis ini kepada siswanya. Salah satu model yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis adalah pembelajaran berbasis masalah (PBM). Menurut Schneider (2006), dalam PBM, terdapat 14 kemampuan yang digunakan dalam proses pembelajaran, salah satu diantaranya adalah kemampuan berpikir kritis.
Pembelajaran berbasis masalah adalah alternatif model pembelajaran inovatif yang dikembangkan berlandaskan paradigma konstruktivisme. Esensi dari model pembelajaran tersebut adalah adanya reorientasi pembelajaran dari semula berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Selain itu, model pembelajaran berbasis masalah memberikan peluang pemberdayaan potensi berpikir peserta didik dalam aktivitas-aktivitas pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam konteks kehidupan nyata yang kompleks (Adyana, 2009).
Model pembelajaran berbasis masalah dapat melatih dan mendorong siswa berpikir dan bekerja dari pada hanya menghafal dan bercerita. Hal tersebut sesuai dengan rumusan PBM yang dikemukakan oleh Dutch (Amir, 2009) bahwa PBM mempersiapkan peserta didik untuk berpikir kritis dan analitis. Begitu pula menurut Sutrisno (2006) yang menyatakan bahwa dalam langkah pembelajaran berbasis masalah terdapat eksplorasi (penjelajahan) yaitu, memberi kesempatan kepada siswa untuk memecahkan masalah dengan strategi yang diciptakan sendiri oleh siswa. Hal ini tentu akan membuat siswa untuk berpikir termasuk di dalamnya adalah berpikir kritis.
Hasil penelitian Setiawan (2008) menunjukan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keteramplan intelektual yang dimaksud diperoleh melalui
(12)
3
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar berbagai peran orang dewasa dan melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi sehingga menjadi pembelajaran yang otonom.
Beberapa penelitian lain mengenai berpikir kritis telah dilakukan antara lain oleh Wahyuni (2013), Nursani (2004) dan Herlina (2006) mengkaji model pembelajaran berbasis masalah yang dikaitkan dengan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa PBM dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa. Begitu pula penelitian yang dilakukan oleh Farhana (2009). Penelitian ini memberikan hasil bahwa kemampuan berpikir kritis siswa berada pada kategori sedang hingga sangat baik, dengan sub indikator kemampuan membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi sedangkan kemampuan mengidentifikasi asumsi berada dalam kategori sedang.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Martini (2008) tentang kemampuan berpikir kritis siswa SMP melalui pembelajaran inkuiri pictorial riddle pada konsep pencemaran air menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa secara umum berada dalam kategori kurang hingga cukup. Serta penelitian yang dilakukan pula oleh Lissa (2008) dan Enjang (2006) menunjukan bahwa PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep sistem imun dan sistem peredaran darah manusia.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini yaitu konsep pencemaran lingkungan. Konsep ini dipilih karena siswa dapat dengan mudah menemukan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Kemampuan berpikir kritis ini dapat dikembangkan melalui bahan kajian yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai pula dengan pernyataan Achmad (2007) bahwa kasus-kasus berhubungan dapat membantu siswa belajar mengidentifikasi akar masalah atau sumber masalah utama yang berdampak pada munculnya masalah yang lain. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dari masalah tersebut, mereka dapat mengemukakan ide pemecahannya yang logis sehingga dapat membangun kemampuan berpikir kritis mereka. Dengan demikian siswa diharapkan dapat mengetahui solusi yang tepat untuk permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka telah dilakukan penelitian dengan judul : “Analisis Kemampuan
(13)
4
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep
Pencemaran Lingkungan”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu :
“ Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep Pencemaran Lingkungan?’’
C. Pertanyaan Penelitian
Dari rumusan masalah di atas, dapat diuraikan pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah kemampuan memberikan penjelasan sederhana siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan?
2. Bagaimanakah kemampuan membangun keterampilan dasar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan?
3. Bagaimanakah kemampuan membuat inferensi siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan?
4. Bagaimanakah kemampuan membuat penjelasan lebih lanjut siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan?
5. Bagaimanakah kemampuan mengatur strategi dan teknik siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan?
6. Bagaimanakah respon siswa dan guru terhadap pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan?
(14)
5
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Batasan Masalah
Bertolak dari perumusan masalah yang telah diuraikan tersebut dan untuk menjaga agar permasalahan tidak meluas, maka ruang lingkup permasalahan dibatasi sebagai berikut :
1. Standar kompetensi yang dipilih pada penelitian ini adalah memahami saling ketergantungan dalam ekosistem. Kompetensi dasar yang dipilih adalah mengaplikasikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
2. Kemampuan berpikir kritis yang dikaji pada penelitian ini meliputi kemampuan berpikir kritis siswa dalam kelompok dan individu melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan. Adapun Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kemampuan memberikan penjelasan sederhana siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan.
2. Mengetahui kemampuan membangun keterampilan dasar siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan.
3. Mengetahui kemampuan membuat inferensi siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan.
4. Mengetahui kemampuan membuat penjelasan lebih lanjut siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompok dan individu pada konsep pencemaran lingkungan.
5. Mengetahui kemampuan mengatur strategi dan teknik siswa melalui pembelajaran berbasis masalah secara kelompokdan individu pada konsep pencemaran lingkungan.
(15)
6
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Mengetahui respon siswa dan guru terhadap pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis dalam upaya perbaikan pembelajaran Biologi pada konsep pencemaran lingkungan, sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Melalui pembelajaran berbasis masalah ini diharapkan dapat mendukung perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa, memotivasi untuk belajar lebih baik dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.
2. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru.
3. Bagi peneliti lain
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dasar pengembangan berbagai model pembelajaran alternatif yang lebih efektif terutama yang berhubungan dengan pengembangan berpikir kritis siswa.
(16)
23
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah weak eksperiment. Merupakan metode penelitian eksperimen yang didesain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel.
B. Definisi Operasional
Untuk menghindari adanya kesalahan persepsi, maka dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang harus dijelaskan secara operasional. Istilah-istilah tersebut antara lain :
1. Kemampuan berpikir kritis
Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah capaian persentase indikator kemampuan berpikir kritis siswa yang dijaring melalui instrumen ketrampilan berpikir menurut Ennis (Costa, 1985).
2. Pembelajaran berbasis masalah
Pembelajaran berbasis masalah yang dimaksud pada penelitian ini adalah suatu model pembelajaran dimana siswa mempelajari konsep pencemaran lingkungan dengan mengidentifikasi masalah lingkungan hidup melalui gambar pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara), observasi, dan membuat laporan dalam bentuk makalah. Siswa kemudian mencari pemecahanya sehingga didapat suatu kesimpulan mengenai solusi yang harus dilakukan. Sintaks pada PBM ini terbagi menjadi lima fase yaitu: orientasi siswa pada masalah, mengorganisir peserta didik untuk belajar, membantu investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan hasil, serta menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.
(17)
24
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI kelas VII. Sedangkan sampel penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI kelas VII A yang terjaring oleh instrumen kemampuan berpikir kritis. Oleh karena populasi dianggap bersifat homogen, maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling (Fraenkel, 1990).
D. Instrumen Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis data, yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data kualitatif dan kuantitatif tentang kerjasama siswa dalam kelompok, interaksi antara siswa dengan guru dalam pembelajaran, cara siswa mengungkapkan pendapat, serta keaktifan siswa dalam pembelajaran akan dikumpulkan melalui pelaksanaan kegiatan presentasi dan diskusi dengan alat bantu lembar observasi terstruktur. Selain itu, kemampuan berpikir kritis juga dijaring melalui laporan kegiatan observasi dalam bentuk makalah dengan menggunakan lembar penelitian makalah. Adapun data kuantitatif diperoleh melalui tes tertulis (essai) untuk mengungkap kemampuan berpikir kritis siswa secara individu.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
1. Tes; meliputi soal-soal essay sebanyak lima butir soal yang digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa setelah proses pembelajaran. Kisi-kisi instrumen soal mengacu pada indikator kemampuan berpikir kritis meliputi lima ketrampilan berpikir (Lampiran B.1.)
2. Non-tes;
a. Format observasi siswa dalam kelompok sebagai panduan bagi guru untuk mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pelajaran berlangsung. Untuk menjaring tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, digunakan indikator kemampuan berpikir kritis siswa menurut Ennis (Costa, 1985). Indikator yang diamati tercermin pada kegiatan siswa dalam diskusi
(18)
25
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan penulisan makalah. Tingkat kemampuan berpikir kritis siswa diukur melalui rubrik penilaian dalam bentuk pernyataan sesuai dengan indikator-indikator tersebut dengan metode rating scale (Lampiran B.2.)
b. Lembar angket untuk mengetahui pendapat siswa mengenai proses pembelajaran yang dilangsungkan serta muncul atau tidaknya kemampuan berpikir kritis pada siswa. Angket yang digunakan berbentuk format checklist dengan kriteria pilihan “ya”atau “tidak”. Untuk pernyataan siswa dengan kriteria “ya”, diberi nilai 1, demikian pula untuk pernyataan dengan kriteria “tidak” juga diberi nilai 1. Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup. (Lampiran B.2.)
c. Lembar pedoman wawancara sebagai petunjuk pelaksanaan wawancara yang dilaksanakan antara peneliti dengan guru mata pelajaran Biologi (Lampiran B.2.)
E. Teknik Pengolahan Data
Setelah seluruh data diperoleh, maka dilakukan pengolahan data (analisis data) dengan rincian sebagai berikut:
1. Skor yang diperoleh dari rubrik penilaian presentasi dan laporan tertulis serta tes penguasaan konsep yang mencerminkan indikator-indikator ketrampilan berpikir kritis dikategorikan berdasarkan persentasi skor perolehan siswa menurut Arikunto (1998: 246). Adapun pengklasifikasian tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6 Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa berasarkan Presentase Skor Perolehan Siswa
Presentase (%) Kategori
76-100 Baik
56-75 Cukup
40-55 Kurang Baik
0-39 Tidak Baik
(19)
26
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun rumus yang digunakan untuk mengkategorikan kemampuan berpikir kritis siswa digunakan rumus sebagai berikut :
Skor siswa
(Arikunto, 1998:246)
2. Untuk melakukan penghitungan persentase tanggapan siswa yang diperoleh dari kuesioner digunakan rumusan sebagai berikut:
Persentase ya ∑
∑
3. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisis dengan cara mendeskripsikan masing-masing poin jawaban dari pertanyaan yang diajukan ketika wawancara dilangsungkan. Data tersebut digunakan sebagai data sekunder.
F. Prosedur Penelitian 1. Tahap pra-penelitian
Tahap ini meliputi identifikasi masalah, penyelesaian dan pembatasan masalah dengan kurikulum, penentuan subjek penelitian, survey lapangan. Selain itu juga dilakukan persiapan rencana pembelajaran meliputi pemilihan konsep, penentuan alokasi waktu, metode pembelajaran, media pembelajaran, skenario pembelajaran, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. Kemudian dilakukan pencarian sumber literasi yang relevan, penyusunan proposal, serta pembuatan instrumen.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap ini merupakan tahap dimana penelitian dilaksanakan terhadap subjek yang telah ditentukan sesuai dengan desain yang telah ada. Peneliti menerapkan pembelajaran berbasis masalah terhadap siswa melalui kategori observasi lapangan. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan PBM ini adalah :
a. Menemukan masalah dan mendefinisikan masalah, pada tahap ini siswa diminta mengamati gambar dan berdiskusi di kelas serta memecahkan masalah yang
(20)
27
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ada, kemudian selanjutnya mencari permasalahan lingkungan dengan topik pencemaran lingkungan. Siswa merumuskan permasalahan kedalam bentuk pertanyaan, kemudian merencanakan suatu kegiatan observasi untuk mengetahui jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan. Kemampuan siswa dalam menentukan, mendefinisikan, dan merumuskan masalah terlihat dan terjaring melalui makalah.
b. Mengumpulkan fakta-fakta. Sebelum melakukan kegiatan observasi, siswa mencari informasi berupa fakta yang terkait dengan permasalahan untuk mengetahui apakah permasalahan yang ada memang benar-benar ada dilingkungan sekitar. Fakta-fakta juga dapat diperoleh melalui wawancara atau studi literasi yang relevan.
c. Menyusun dugaan sementara, siswa membuat suatu hipotesis atau dugaan sementara terhadap permasalahan berdasarkan fakta-fakta yang telah ditemukan. Hal ini diketahui dari makalah yang disusun.
d. Menyelidiki dan menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan. Pada tahap ini siswa memerlukan kegiatan observasi untuk mencari informasi mengenai permasalahan yang diangkat agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan. Prosedur dan pelaksanaan mengenai kegiatan observasi diketahui dari makalah yang telah disusun oleh siswa. Kemampuan berpikir kritis pada tahap ini pun diketahui melalui lembar observasi kegiatan presentasi dan makalah.
e. Menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara kolaboratif . Siswa dalam kelompok mengajukan solusi dari pernasalahan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan. Hal ini diketahui melalui makalah.
f. Menguji solusi permasalahan, sisawa menguji alternatif pemecahan yang sesuai dengan permasalahan aktual secara komprehensip antar anggota kelompok untuk memperoleh hasil pemecahan terbaik. Siswa menggunakan kecerdasan majemuk untuk menguji alternatif pemecahan maslah dengan membuat sketsa, menulis, membuat plot untuk mengungkap ide-ide yang dimilikinya dalam menguji alternatif pemecahan. Hal-hal tersebut dilakukan dan diketahui dari makalah.
(21)
28
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu, pada tahap ini pun dilakukan tes kemampuan berpikir kritis secara individual setelah proses pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan instrumen yang telah disusun.
3. Tahap pasca-penelitian
Pada tahap ini, seluruh data yang telah diperoleh dari tahap pelaksanaan penelitian diolah menggunakan rumus yang ada kemudian dianalisis. Pada akhirnya diperoleh gambaran yang jelas mengenai tingkat kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran yang telah dilaksanakan.
(22)
29
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Studi pustaka
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Revisi proposal
- Pembuatan RPP
- Pembuatan Instrumen, Judgment, dan Uji coba Instrumen
Revisi
Instrumen dan RPP revisi
Pembelajaran melaqlui pendekatan berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan (pelaksanaan penelitian), dengan langkah:
- Menemukan masalah
- Mendefinisikan masalah,
- Mengumpulkan fakta-fakta
- Menyusun dugaan sementara
- Menyelidiki
- Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan
- Menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara kolaboratif,
- Menguji solusi permasalahan
Pengumpulan data
Pengolahan Data
Penyusunan Skripsi Analisis data Identifikasi Masalah
(23)
51
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis berpikir kritis siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan adalah termasuk dalam kategori “baik” melalui presentasi dan “cukup” melalui makalah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis siswa secara kelompok dan individu (76,8% dan 65,69%). Dari kelima indikator kemampuan yang diukur dapat disimpulkan bahwa kemampuan membeiri penjelasan sederhana siswa dalam kegiatan berkelompok dan individu adalah termasuk dalam kategori “baik” dan “cukup” (86,05 dan 73,52%), begitu pula kemampuan membangun keterampilan dasar siswa dalam kegiatan berkelompok dimana pada kegiatan berkelompok presentase terlihat lebih tinggi termasuk kategori “baik” (79,6%), dibandingkan dengan secara individu yang termasuk dalam kategori “kurang baik” (51,96%). Kemampuan siswa dalam membut inferensi dalam kegiatan berkelompok dan individu adalah “cukup” (69,45% dan 67,91%). Kemampuan siswa dalam memberi penjelasan lebih lanjut baik pada kegiatan berkelompok dan individu adalah “cukup” (70,85% dan 74,50%). Begitu pula kemampuan mengatur strategi dan teknik siswa pada kegiatan kelompok adalah “baik” (78,3%) sedangkan secara idividu adalah “cukup” (60,58%).
B. Rekomendasi
1. Bagi guru, dalam mengunakan model pembelajaran PBL sebaiknya memunculkan isu-isu lingkungan yang teraktual dan menarik untuk dibahas dan dipelajari oleh siswa.
2. Bagi peneliti lain, sebaiknya melakukan penelitian dengan melihat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep.
(24)
52
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. (2007). Memahami Berpikir Kritis. [Online]. Tersedia: http://www.fk.undip.ac.id/Pengembangan-Pendidikan/critical-reasoning-dan berpikir-kritis.html. [5 Februari 2013].
Adyana, G. P (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah. [Online]. Tersedia: http//suaraguru.wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kritis-siswa/ [4 Januari 2013].
Afcariono, M. (2008). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Biologi. Dalam Jurnal Pendidikan Inovatif [Online], vol 3, (2), 3
halaman. Tersedia: http/jurnaljpi.files.wordpress.com/…/vol
-3-no-2-muchamad-afcariono.pdf [3 Februari 2013]
Amir, T (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.
Anshori. (2008). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa melalui Pengembangan Perkuliahan Tata Wacana yang Berbasis Analisis Wacana Kritis. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu// [3Maret 2013]
Arends, R. I. (2008). Lerning to Teach (edisi ketujuh). New York: McGraw Hill Companies
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Buris, S. Dan Garton, R. L. (2006). An Investigation Of The Critical Thinking Ability Of Secondary Agriculture. Dalam Journal of Southern Agricultural Education Research, [Online], vol 56,(1), 12 halaman. Tersedia: www.docstoc.com [12 Februari 2013]
Costa, A. L. (1985). “Theacher Behaviors that Enable Student Thinking”. Dalam
A.L Costa (ed). Developing Minds: A Resource Book for Teaching Thingking. Alexsandria: ASCD
(25)
53
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dasna, I. W. (2005). Penggunaan Model Pembelajaran Problem-based learning dan kooperatif lerning untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar kuliah metodologi penelitian. Malang. Lembaga Penelitian UM. Ennis, R. W. (1985). Critical Thinking. New Jersey. Prentice-hall.
Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. New Jersey: Prentice-hall.
Faizin. (2009). Efektivitas Diskusi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Berpendapat. Dalam Jurnal Pendidikan Islam, [Online], vol 1 (01), 7 halaman. Tersedia: http://enjournal.sunanampel.ac.id// [25 Februari 2013]. Farhana, H. R. (2009). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui
Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Sub Konsep Alat Indera. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Filsaisme, D.K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta:
Prestasi Pustakaraya.
Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terjemahan Benyamin Hadinata. Critical thinking Jakarta: Erlangga.
Fisher, A. (2009). Berpikir Kriti: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Fraekel, J. R., dan Wallen, N. E. (1990). How to Design and Evaluate Research in Education. USA: McGraw-Hill.
Gallow. (2007). What is Problem Based Lerning?. [Online]. Tersedia: http://www.pbl.uci.edu/whatispbl.html [5 Januari 2013]
Hassoubah. (2008). Developing Creative & Critical Thinking: Cara Berpikir Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa
Jhonson, E.B. (2007). Contextual Teaching & Lerning. Bandung. MLC
Lissa. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Laki-laki dan Perempuan pada Konses Sistem Ekskresi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan
Martini, R. (2008). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Sisawa SMP melalui Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle pada Subkonsep Pencemaran Air . Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(26)
54
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nuryani, R. F. (2009). Korelasi Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa dengan
Penguasaan Konsep Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Pembelajaran PBL. Sripsi Sarjana Pendidikan Biologi. FPMIPA UPI: tidak diterbitkan
Presseisen, B.Z. (1985). “Thinking Skils: Meaning and Models”. Dalam A.L Costa (ed) Devoloping Mind: A Resource Book fo Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.
Potts, B. (1994). Strategies for Teaching Critical Thinking. [Online]. Tersedia: http://pareonline.net/getvn.asp?v=4&n=3. [5 April 2013].
Quitadamo, I.J. Kurtz, M. (2007). Lerning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performance in General Education Biology. Dalam CBE-Life Science Education [Online], vol 6, 14 halaman. Tersedia: www.criticalthinking.org [28 Februari 2013]
Rustaman, N. Y., et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Santyasa, I. W. (2008). “Pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran
koomperatif”. Makalah pada Penelitian tentang pembelajaran dan
Asesmen Inovatif, Nusa Penida.
Santoso. (2008). Cara Berpikir Cerdas, Kritis, dan Ilmiah. [Online]. Tersedia: http://uripsantoso.wordpress.com/jurnal/urip// [ 27 Maret 2013]
Savery, J.R. (2006). Overview of problem-based Lerning: Definitions and Distinctions. In The Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning.1, (1), 9-20.
Schafersman, D. D. (1991). An Introduction to Critical Thinking. Journal of Mathematic and Science Education. 1-13.
Setiawan, N. (2008). Problem Based Learning. [Online]. Tersedia: http://edutechwiki.unige.ch/ [3 Maret 2013]
Sudaryanto. (2008). Kajian Kritis tentang Permasalahan Sekitar Pembelajaran
Kemampuan Berpikir Kritis. [Online]. Tersedia:
www.pdfsearchengine.com [5 April 2013]
Sutrisno. (2006). Problem based learning. Dalam monograf Model-model Pembelajaran Sains (kimia) inovatif. Malang: Jurusan Kimia.
(27)
55
Putri Selvana Manurung, 2013
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Konsep Pencemaran Lingkungan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tiwari, A., et al. (2000). Enhancing Students’ Critical Thinking through Problem -Based Learning. [Online]. Tersedia: http://teaching.polyu.edu.hk// [16 Februari 2013]
Wasis dan Irianto S. Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam: SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan NasionalYunus. (2007). Pencemaran Lingkungan. Bandung: Nuansa
Zulhendri, Ferli. (2007). Bencana Alam Bencana Manusia. Bandung: PT. Kiara Alifiani
(1)
29
G. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian Studi pustaka
Penyusunan proposal
Seminar proposal
Revisi proposal
- Pembuatan RPP
- Pembuatan Instrumen, Judgment, dan Uji coba Instrumen
Revisi
Instrumen dan RPP revisi
Pembelajaran melaqlui pendekatan berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan (pelaksanaan penelitian), dengan langkah:
- Menemukan masalah
- Mendefinisikan masalah,
- Mengumpulkan fakta-fakta
- Menyusun dugaan sementara
- Menyelidiki
- Menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan
- Menyimpulkan alternatif-alternatif pemecahan secara kolaboratif,
- Menguji solusi permasalahan Pengumpulan data
Pengolahan Data
Penyusunan Skripsi Analisis data Identifikasi Masalah
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis berpikir kritis siswa SMP melalui pembelajaran berbasis masalah pada konsep pencemaran lingkungan adalah termasuk dalam kategori “baik” melalui presentasi dan “cukup” melalui makalah. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase kemampuan berpikir kritis siswa secara kelompok dan individu (76,8% dan 65,69%). Dari kelima indikator kemampuan yang diukur dapat disimpulkan bahwa kemampuan membeiri penjelasan sederhana siswa dalam kegiatan berkelompok dan individu adalah termasuk dalam kategori “baik” dan “cukup” (86,05 dan 73,52%), begitu pula kemampuan membangun keterampilan dasar siswa dalam kegiatan berkelompok dimana pada kegiatan berkelompok presentase terlihat lebih tinggi termasuk kategori “baik” (79,6%), dibandingkan dengan secara individu yang termasuk dalam kategori “kurang baik” (51,96%). Kemampuan siswa dalam membut inferensi dalam kegiatan berkelompok dan individu adalah “cukup” (69,45% dan 67,91%). Kemampuan siswa dalam memberi penjelasan lebih lanjut baik pada kegiatan berkelompok dan individu adalah “cukup” (70,85% dan 74,50%). Begitu pula kemampuan mengatur strategi dan teknik siswa pada kegiatan kelompok adalah “baik” (78,3%) sedangkan secara idividu adalah “cukup” (60,58%).
B. Rekomendasi
1. Bagi guru, dalam mengunakan model pembelajaran PBL sebaiknya memunculkan isu-isu lingkungan yang teraktual dan menarik untuk dibahas dan dipelajari oleh siswa.
2. Bagi peneliti lain, sebaiknya melakukan penelitian dengan melihat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep.
(3)
52
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, A. (2007). Memahami Berpikir Kritis. [Online]. Tersedia: http://www.fk.undip.ac.id/Pengembangan-Pendidikan/critical-reasoning-dan berpikir-kritis.html. [5 Februari 2013].
Adyana, G. P (2009). Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah. [Online]. Tersedia: http//suaraguru.wordpress.com/2009/02/23/meningkatkan-kemampuan-berpikir-kritis-siswa/ [4 Januari 2013].
Afcariono, M. (2008). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Biologi. Dalam Jurnal Pendidikan Inovatif [Online], vol 3, (2), 3
halaman. Tersedia: http/jurnaljpi.files.wordpress.com/…/vol
-3-no-2-muchamad-afcariono.pdf [3 Februari 2013]
Amir, T (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.
Anshori. (2008). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa melalui Pengembangan Perkuliahan Tata Wacana yang Berbasis Analisis Wacana Kritis. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu// [3Maret 2013]
Arends, R. I. (2008). Lerning to Teach (edisi ketujuh). New York: McGraw Hill Companies
Arikunto, S. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Buris, S. Dan Garton, R. L. (2006). An Investigation Of The Critical Thinking Ability Of Secondary Agriculture. Dalam Journal of Southern
Agricultural Education Research, [Online], vol 56,(1), 12 halaman.
Tersedia: www.docstoc.com [12 Februari 2013]
Costa, A. L. (1985). “Theacher Behaviors that Enable Student Thinking”. Dalam A.L Costa (ed). Developing Minds: A Resource Book for Teaching
Thingking. Alexsandria: ASCD
(4)
Dasna, I. W. (2005). Penggunaan Model Pembelajaran Problem-based learning
dan kooperatif lerning untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar kuliah metodologi penelitian. Malang. Lembaga Penelitian UM.
Ennis, R. W. (1985). Critical Thinking. New Jersey. Prentice-hall.
Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. New Jersey: Prentice-hall.
Faizin. (2009). Efektivitas Diskusi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir dan Berpendapat. Dalam Jurnal Pendidikan Islam, [Online], vol 1 (01), 7 halaman. Tersedia: http://enjournal.sunanampel.ac.id// [25 Februari 2013].
Farhana, H. R. (2009). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa melalui
Pembelajaran Berbasis Praktikum pada Sub Konsep Alat Indera. Skripsi
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Filsaisme, D.K (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Fisher, A. (2008). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Terjemahan Benyamin Hadinata. Critical thinking Jakarta: Erlangga.
Fisher, A. (2009). Berpikir Kriti: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga
Fraekel, J. R., dan Wallen, N. E. (1990). How to Design and Evaluate Research in
Education. USA: McGraw-Hill.
Gallow. (2007). What is Problem Based Lerning?. [Online]. Tersedia: http://www.pbl.uci.edu/whatispbl.html [5 Januari 2013]
Hassoubah. (2008). Developing Creative & Critical Thinking: Cara Berpikir
Kreatif dan Kritis. Bandung: Nuansa
Jhonson, E.B. (2007). Contextual Teaching & Lerning. Bandung. MLC
Lissa. (2008). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Keterampilan
Berpikir Kritis Siswa Laki-laki dan Perempuan pada Konses Sistem Ekskresi. Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung:
tidak diterbitkan
Martini, R. (2008). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Sisawa SMP melalui
Pembelajaran Inkuiri Pictorial Riddle pada Subkonsep Pencemaran Air .
Skripsi Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(5)
54
Nuryani, R. F. (2009). Korelasi Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa dengan
Penguasaan Konsep Pencemaran Lingkungan Menggunakan
Pembelajaran PBL. Sripsi Sarjana Pendidikan Biologi. FPMIPA UPI:
tidak diterbitkan
Presseisen, B.Z. (1985). “Thinking Skils: Meaning and Models”. Dalam A.L Costa (ed) Devoloping Mind: A Resource Book fo Teaching Thinking. Alexandria: ASCD.
Potts, B. (1994). Strategies for Teaching Critical Thinking. [Online]. Tersedia: http://pareonline.net/getvn.asp?v=4&n=3. [5 April 2013].
Quitadamo, I.J. Kurtz, M. (2007). Lerning to Improve: Using Writing to Increase Critical Thinking Performance in General Education Biology. Dalam CBE-Life Science Education [Online], vol 6, 14 halaman. Tersedia: www.criticalthinking.org [28 Februari 2013]
Rustaman, N. Y., et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: UM Press.
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Santyasa, I. W. (2008). “Pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran
koomperatif”. Makalah pada Penelitian tentang pembelajaran dan Asesmen Inovatif, Nusa Penida.
Santoso. (2008). Cara Berpikir Cerdas, Kritis, dan Ilmiah. [Online]. Tersedia: http://uripsantoso.wordpress.com/jurnal/urip// [ 27 Maret 2013]
Savery, J.R. (2006). Overview of problem-based Lerning: Definitions and Distinctions. In The Interdisciplinary Journal of Problem-based
Learning.1, (1), 9-20.
Schafersman, D. D. (1991). An Introduction to Critical Thinking. Journal of
Mathematic and Science Education. 1-13.
Setiawan, N. (2008). Problem Based Learning. [Online]. Tersedia: http://edutechwiki.unige.ch/ [3 Maret 2013]
Sudaryanto. (2008). Kajian Kritis tentang Permasalahan Sekitar Pembelajaran
Kemampuan Berpikir Kritis. [Online]. Tersedia:
www.pdfsearchengine.com [5 April 2013]
Sutrisno. (2006). Problem based learning. Dalam monograf Model-model
(6)
Tiwari, A., et al. (2000). Enhancing Students’ Critical Thinking through Problem -Based Learning. [Online]. Tersedia: http://teaching.polyu.edu.hk// [16 Februari 2013]
Wasis dan Irianto S. Y. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam: SMP dan MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan NasionalYunus. (2007). Pencemaran Lingkungan. Bandung: Nuansa
Zulhendri, Ferli. (2007). Bencana Alam Bencana Manusia. Bandung: PT. Kiara Alifiani