25
6 Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tetap berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan
perilaku yang dibutuhkan.
Dapat disimpulkan bahwa hakikat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan
kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Pelayanan yang diberikan dan diterima oleh masyarakat harus sesuai dengan apa yang
menjadi standar pelayanan.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian oleh Della Risa 2012 dengan judul “Peranan Sistem Informasi Manajemen dalam Meningkatkan Efektivitas Komunikasi pada PDAM
Tirtanadi Provinsi Sumatra Utara”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data
secara gabungansimultan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan adanya bagian atau divisi SIM di suatu perusahaan, otomatis akan
menciptakan kemudahan bagi perusahaan untuk manajerial perusahaan. Divisi SIM menghubungkan kantor cabang, pegawai, pelanggan secara lebih
mudah ke kantor pusat PDAM Tirtanadi Provinsi Sumatera Utara. Dan komunikasi yang efektif merupakan penyampaian pikiran atau informasi yang
dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan dan tepat sasaran yang berlangsung secara dua arah, serta efektivitas komunikasi akan tercipta
apabila penyampaian informasi mencapai tujuan yang diinginkan. Persamaan penelitian ini dengan yang akan peneliti lakukan yaitu terkait sistem
26
informasi manajemen, namun penelitian yang akan dilakukan peneliti lebih pada penerapan sistem informasi manajemen dalam mendukung tugas dan
fungsi KUA.
C. Kerangka Berpikir
Kantor Urusan Agama KUA merupakan unit kerja Kementerian Agama KabupatenKota yang menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan
tugas-tugas pelayanan kepada masyarakat di bidang urusan agama Islam. Peran KUA sangat strategis, bila dilihat dari keberadannya yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat, terutama yang memerlukan pelayanan bidang Urusan Agama Islam.
Namun dalam menjalankan perannya, KUA sering mendapat sorotan dari masyarakat khususnya dalam hal pencatatan pernikahan. Dalam
pencatatan pernikahan yang masih bersifat konvensional dan memakan waktu lama. Selain itu, KUA masih kurang dalam pemanfaatan teknologi informasi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, KUA Kecamatan Seyegan telah melakukan berbagai upaya agar dapat menjalankan perannya dengan baik,
salah satunya yaitu dengan menggunakan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi, yaitu dengan aplikasi SIMKAH dan SIWAK.
Dalam penelitian ini, peneliti perlu mengetahui penerapan sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi di KUA Kecamatan Seyegan.
Dengan melihat keberhasilan sistem informasi yang dikemukakan oleh O‟Brien yang akan digunakan untuk indikator dalam penelitian ini