PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI KELUARGA

PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI KELUARGA DAN PENGALAMAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA PROGRAM STUDI
BISNIS MANAJEMEN SMKN 2 BUKITTINGGI

Aulia Rahmi
84755/2007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Maret 2013

0

PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI KELUARGA DAN PENGALAMAN PRAKTIK
KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA PROGRAM STUDI
BISNIS MANAJEMEN SMKN 2 BUKITTINGGI
Aulia Rahmi
Program studi pendidikan ekonomi, Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka, Kampus Air Tawar Padang
Email : Emay_snazzy@yahoo.co.id,

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh latar belakang ekonomi keluarga
dan pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis
manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif asosiatif. populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi.
Jumlah populasi sebanyak 277 orang siswa sehingga didapat sampel sebanyak 73 responden, dengan
menggunakan teknik proportional random sampling. Angket digunakan sebagai alat pengumpulan data.
Teknik analisi data yang digunakan adalah analisi deskriptif dan analisis inferensial. Uji hipotesis
mengunakan Uji F dan Uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) latar belakang ekonomi keluarga
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen
SMKN 2 Bukittinggi, (2) pengalaman praktik kerja industri berpengaruh signifikan dan negati terhadap
minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen, (3) latar belakang ekonomi keluarga dan
pengalaman praktik kerja industri berpengaruh signifikan dan negatif terhadap minat berwirausaha siswa
program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi.
Kata Kunci : Pengaruh Latar Belakang Ekonomi Keluarga, Pengalaman Praktik Kerja Industri, Minat
Berwirausaha Siswa.
THE EFFECT OF FAMILY ECONOMIC BACKGROUND AND THE EXPERIENCE OF
INDUSTRIAL WORK PRACTICES TO THE INTEREST OF STUDENT
ENTERPRENEUR IN MAJOR BUSINESS MANGEMENT
OF SMKN 2 BUKITTINGGI

ABSTRACT
This research is purposed to study how far the effect of family economic background and the experience
of industrial work practices to the interest of student enterpreneur in major business management of
SMKN 2 Bukittinggi. The kind of this research is assosiative descriptive. The population for this research
is all of the student in the
class in major business management of SMKN 2 Bukittinggi which done
their industrial practices. Population in this research are 277 student and the samples are 73 respondes,
which using propotional random sampling technique. Questioner and essay test is using to collet the data
for data analysis used descriptive analisis technique and inferensial analysis and to prove the hypothesis
in used F test and T test. The results show that (1) the family economic background have significant and
negative effect to the interest of student entrepreneur in major business management of SMKN 2
Bukittinggi. (2) the experience of industrial work practices have significant and negative effect to the
interest of student enterpreneur in major business management of SMKN 2 Bukittinggi. (3) the family
economic background and the experience of industrial work practices have significant and negative effect
to the interest of student enterpreneur in major business management of SMKN 2 Bukittinggi.
Keyword: family economic background, experience of industrial work practices, interest of student
enterpreneur
1

PENDAHULUAN

Peran kewirausahaan sangatlah penting
dalam menimbulkan, mengembangkan potensi
ekonomi rakyat, pembangunan suatu bangsa,
mewujudkan demokrasi ekonomi ciri-ciri
demokratis dan kemandirian dalam kehidupan
ekonomi. Menurut pendapat Hisrich, et.al
(2008:9)”kewirausahaan adalah sebuah proses
dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan.
Kekayaan dihasilkan oleh individu yang
menanggung resiko utama dalam hal modal,
waktu, dan/atau komitmen karier atau
menyediakan nilai bagi beberapa produk atau
jasa.”
Peran kewirausahaan tidak hanya sebatas
pembangun perekonomian bangsa. Tetapi juga
sebagai pengerak, pengendali dan pemakai
perekonomian suatu bangsa. Kewirausahaan juga
berperan
dalam
mengurangi

jumlah
pengangguran di suatu negara. Bukan hanya itu
saja, peran kewirausahaaan juga berpotensi
mengurangi permasalahan sosial yang banyak
terjadi seperti premanisme, narkoba, pergaulan
bebas, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya
pengaruh-pengaruh
positif
yang
dapat
ditimbulkan oleh kegiatan kewirausahaan
hendaknya pemerintah dapat mewujudkan dan
memperbanyak wirausahawan-wirausahwan di
Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik
untuk pengangguran terbuka adalah sebagai
berikut:
Tabel 1 : Pengangguran Berdasarkan Jenjang Pendidikan yang
Ditamatkan 2007-2011 di Indonesia (5 tahun terakhir)
(dalam %)
Tahun

RataJenjang Pendidikan
rata/
yang ditamatkan
2007 2008 2009 2010 2011
Tahun
Sekolah dasar
kebawah
Sekolah menengah
pertama
Sekolah menengah
atas
Sekolah menengah
kejuruan
Universitas/perguruan
tinggi SI

4,59

4,57


10,73 9,39

3,78
8,37

3,81
7,42

3,56
8,57

4,06
8,90

16,57 14,31

14,50

11,90 10,66 13,59


21,00 17,26

14,59

11.87 10,43 15,03

13,46 12,03

13,30

12,24 10,55 12,32

Sumber : Data Pusat Statistik 2012.

Berdasarkan
Tabel 1.1 diketahui dari
tingkat pendidikan Sekolah Dasar sampai
perguruan tinggi, SMK sebagai Sekolah
Menengah Kejuruan merupakan lembaga
2


pendidikan yang menyumbangkan angka
pengangguran tertinggi diantara lembaga
pendidikan yang lainnya. Pengangguran yang
berasal dari SMK rata-rata sebesar 15,03%
pertahunnya.
SMK merupakan lembaga pendidikan yang
bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk
menjadi tenaga kerja yang terampil dan
mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan
pekerjaan tertentu. Hal ini sesuai dengan tujuan
khusus yang ada dalam kurikulum SMK, pada
tahun 2006. Yang menyebutkan salah satu tujuan
sekolah kejuruan adalah membekali peserta didik
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
agar mampu mengembangkan diri dikemudian
hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan hendaknya dapat berperan
dalam meningkatkan jumlah wirausaha-wirausaha

di Indonesia. Dengan meningkatnya wirausaha
maka pengangguran dapat dikurangi, karena
seorang wirausaha tidak hanya memberikan
pekerjaan untuk dirinya sendiri tetapi juga dapat
memberikan atau menyediakan lapangan
pekerjaan bagi orang lain/lulusan dari dunia
pendidikan. Namun sangat ironis sekali ketika
mengetahui bahwa angka pengangguran tertinggi
berasal dari SMK.
Kondisi ini juga terjadi pada SMKN 2
Bukittinggi sebagai sekolah Menengah Kejuruan
hendaknya dapat menghasilkan lulusan yang
memiliki jiwa wirausaha atau berminat untuk
membuka usaha. Tetapi pada kenyataanya banyak
dari lulusan yang lebih memilih untuk mencari
pekerjaan, menganggur dan melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi.
Tabel 2 : Data Alumni SMK N 2 Bukittinggi 2011
NO


1
2
3
4

STATUS
PEKERJAAN

Melanjutkan ke
perguruan tinggi
Bekerja dengan
pihak lain
Usaha sendiri
Tidak bekerja
JUMLAH

TAMATAN
SEK

AKT


PENJ

%

ANGKA

%

ANGKA

%

59

56

13

13

30

51

22

21

14

15

11

19

4

4

1

1

3

5

20

19

68

71

15

25

105

100

96

100

59

100

ANGKA

Sumber : Tata Usaha SMKN 2 Bukittinggi 2012

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa
lulusan SMKN 2 Bukittinggi yang berwirausaha

sangat sedikit sekali. Lulusan lebih banyak yang
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Angka pengangguran dari lulusan mencapai 45%
untuk keseluruhan. Khususnya pada program
keahlian akuntansi, sekretaris dan penjualan
(bisnis dan manajemen).
Menurut Susanto (2007:17) bahwa” banyak
wirausahawan yang pada mulanya terutama pada
masa kecilnya, adalah orang-orang yang hanya
memiliki sedikit uang serta pendidikan yang
relatif tidak terlalu tinggi, justru tantangan yang
dihadapi sejak masa kecil inilah yang turut
berkonstribusi
bagi
terbentuknya
jiwa
kewirausahaan seseorang”.
Dari teori di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa latar belakang ekonomi keluarga siswa
yang melanjutkan ke SMK adalah rendah. hal ini
di karenakan adanya dorongan dari orang tua dan
persepsi awal masyarakat umum bahwa jika
melanjutkan pendidikan ke SMK akan dapat
bekerja segera setelah lulus. Sementara siswa
yang memiliki latar belakang ekonomi yang
cenderung baik lebih memilih untuk melanjutkan
pendidikan ke SMA karena sudah cenderung
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi. Namun dari Tabel 1.2 dapat kita ketahui
siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2
Bukittinggi yang berwirausaha setelah lulus
sangat sedikit jika dibandingkan dengan yang
melanjutkan ke perguruan tinggi, bekerja dengan
pihak lain, tidak bekerja.
Masalah status ekonomi dan harapan masa
depan anak dari orang tua pada akhirnya akan
menimbulkan masalah bagi orang tua untuk
menentukan alternatif pilihan terhadap kelanjutan
hidup anak-anaknya. Kedua masalah tersebut
merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi
minat untuk berwirausaha. Pendidikan orang tua
juga berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Orang tua yang mempunyai pekerjaan yang
mapan akan lebih mendukung anak-anaknya
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi bukan berwirausaha.
Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang
tinggi juga akan lebih mengarahkan anaknya
untuk melanjutkan pendidikan.
SMK sebagai Sekolah Menengah Kejuruan
memberikan pengalaman kerja kepada siswanya
melalui program diklat Praktik Kerja Industri atau

sering disebut Prakerin. Prakerin adalah realisasi
dari bagian Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
Dimana Pendidikan Sistem Ganda diilhami oleh
dua sistem (dual system) yang dilakukan di
Jerman. Mulai diberlakukan di Indonesia
berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994,
dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999
dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi
2004. Dan kurikulum SMK yang dikeluarkan
oleh Depdiknas pada tahun 2009 tentang
pelaksanaan Praktik Kerja Industri, dijelaskan
bahwa
“Prakerin
merupakan
program
pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap
peserta didik di dunia kerja, merupakan
implementasi nyata Pendidikan Sistem Ganda,
untuk mengenalkan lebih dini dunia kerja kepada
peserta didik sebagai bagian pengalaman
kerjanya”.
Selama pelaksanaan program prakerin
siswa akan pengalaman di dunia kerja. Siswa
yang merasa tidak puas dengan pengalaman kerja
yang didapatkannya selama pelaksanaan praktek
kerja industri akan lebih cenderung untuk
berwirausaha setelah lulus dari SMK. Sebaliknya
siswa yang merasa puas dengan pengalaman yang
didapat selama pelaksanaan Praktek Kerja
Industri akan lebih berminat untuk bekerja
sebagai karyawan.
Menurut Susanto (2007:) “ sebelum
berwirausaha,
seseorang
harus
memiliki
pengalaman kerja terlebih dahulu”. Dari teori
dapat kita ketahui bahwa pengalaman kerja
seseorang
berpengaruh
terhadap
minat
berwirausaha.
Menurut Direktorak Pendidikan Sekolah
Menengah Kejuruan (Dikmenjur)
(1997:18)
beberapa manfaat Prakerin bagi peserta didik
adalah “untuk menghasilkan tamatan yang betulbetul memiliki keahlian profesional. keahlian
profesional yang diperoleh pada Praktek Kerja
Industri dapat mengangkat prestise dan rasa
percaya diri setelah tamat. Memperoleh ilmu dan
keterampilan
yang
dapat
dimanfaatkan
dilingkungan sekolah. Menumbuhkan dan
memupuk semangat untuk berusaha sendiri
(berwirausaha) dan bekerja sama dengan dunia
usaha industri.
Namun dalam kenyataanya pelaksanaan
Prakerin tidak seperti yang diharapkan.
3

Berdasarkan Observasi yang penulis lakukan
terhadap 10 orang siswa SMKN 2 Bukittinggi
yang telah melakukan Praktek Kerja Industri 3
orang diantaranya mengatakan bahwa mereka
ditempatkan sesuai dengan jurusan yang mereka
pelajari. Namun 7 diantaranya menyatakan
penempatan mereka di dunia Industri tidak sesuai
dengan keahlian yang mereka pelajari. Sehingga
mereka merasa tidak mendapatkan ilmu yang
seharusnya mereka dapatkan dari dunia industri.
Banyak diantara mereka yang bahkan hanya
ditempatkan dibagian gudang saja selama
prakerin. Bahkan ada juga diantara mereka yang
juga disuruh untuk mengerjakan pekerjaan tidak
relevan dengan pendidikan atau keahlian yang
mereka tekuni selama berada disekolah.
Berdasarkan jawaban siswa yang penulis
wawancarai, mereka yang tidak / hanya sedikit
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
selama di dunia industri lebih tertarik untuk
membuka usaha sendiri, karena mereka tidak
mendapatkan ilmu yang sesuai dengan
keahlianya. Sementara siswa yang mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan selama di dunia
industri lebih memilih untuk melanjutkan
pendidikan
untuk
dapat
menunjang
pengalamanya, agar dapat bekerja di perusahaan
seperti yang pernah mereka rasakan selama
Prakerin.
Minat siswa terhadap kewirausahaan perlu
diketahui oleh guru maupun siswa itu sendiri
mengingat minat ini dapat mengarahkan siswa
untuk melakukan pilihan dalam menentukan citacitanya. Cita-cita merupakan perwujudan dari
minat dalam hubungan dan proses/jangkauan
masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan
menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan
atau pekerjaan yang diinginkan. Siswa yang
berminat dalam berwirausaha cenderung memilih
karir ke sektor swasta dan berwirausaha.
Berdasarkan uraian di atas penulis
bermaksud untuk meneliti tentang minat
berwirausaha, khususnya pada siswa SMK N 2
Bukittinggi dengan judul penelitian “Pengaruh
Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga Dan
Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri
Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Program
Studi Bisnis Manajemen SMK N 2 Bukittinggi.
4

TINJAUAN TEORITIS
Minat Berwirausaha
Kata-kata minat sudah sangat sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Minat
merupakan salah satu unsur yang penting dalam
kehidupan manusia, merupakan sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Menurut Tarmudji,
dalam Nurkhan (2005:14) “Minat adalah perasaan
tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau
aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pada
dasarnya minat merupakan penerimaan hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar
pribadi”. Dan menurut Slameto (2003:14) “minat
adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan dunia luar diri. Semakin kuat atau
semakin dekat hubungan tersebut semakin besar
minat”.
Menurut Zimmerer et.al (2008:4) “
wirausahawan
adalah
seseorang
yang
menciptakan bisnis baru dengan mengambil
resiko dan ketidakpastian demi mencapai
keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang yang signifikan dan
menggabungkan sumber-sumber daya yang
diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa
dikapitalisasikan”.
Menurut
Longenecker
(2001:4) “ wirausahawan adalah seorang pembuat
keputusan yang membantu terbentuknya sistem
ekonomi perusahaan yang bebas”.
Menurut
Santoso
(1993:19)
minat
berwiraswasta adalah “gejala psikis untuk
memusatkan perhatian dan berbuat terhadap
wirausahawan itu dengan perasaan senang karena
membawa manfaat bagi dirinya”.
Menurut Zimmerer et.al ( 2008:20-23)
“minat berwirausaha dipengaruhi beberapa faktor
yang menonjol, yaitu:” faktor tak berwujud
seperti adanya anggapan bahwa wirausahawan
sebagai
pahlawan.
Faktor
pendidikan
kewirausahaan,
ekonomi
dan
demokrafi,
pergeseran ke ekonomi jasa, kemajuan teknologi,
gaya hidup bebas, e-commerce dan world wide
web, peluang internasional”. Menurut Indarti
(2008: 189) Minat berwirausaha dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya: karakteristik
kepribadian, faktor demografi dan karakteristik

lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti
efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi
merupakan prediktor yang signifikan terhadap
minat berwirausaha. Faktor demografi seperti
umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan
dan
pengalaman
bekerja
seseorang
diperhitungkan sebagai penentu bagi minat
berwirausaha, faktor lingkungan seperti hubungan
sosial, insfrastruktur fisik dan institusional serta
faktor budaya dapat mempengaruhi minat
berwirausaha.
Dari penjelasan di atas penulis mengambil
kesimpulan bahwa minat berwirausaha adalah
suatu perasaan tertarik untuk berwirausaha dan
menjadi perhatian yang timbul tanpa sengaja di
ikuti dengan rasa senang terhadap kegiatan
berwirausaha dan akan direalisasikan di masa
yang akan datang.
Latar Belakang Ekonomi Keluarga
Kondisi ekonomi setiap orang itu berbeda
beda dan bertingkat, ada yang keadaan
ekonominya tinggi, sedang dan rendah. Menurut
Soekanto dalam Sirait (2009:5) “kondisi ekonomi
adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur
secara sosial dan menempatkan seseorang pada
posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat.
Beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi
rendahnya keadaan ekonomi orang tua di
masyarakat, diantaranya, jenis pekerjaan, tingkat
pendapatan Dan menurut Warner et.al dalam
Svalastoga (1989:27) mengemungkakan ada “2
indeks ciri-ciri status ekonomi yang terdiri dari:
1. Pekerjaan, 2. Sumber pendapatan, Dalam 2
faktor yang menentukan minat yaitu: pendapatan,
jumlah pendapatan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
Pekerjaan diartikan sebagai” sesuatu yang
dilakukan untuk mendapatkan nafkah atau yang
dijadikan sebagai pokok kehidupan”. Menurut
Riwanto dalam Nurkhan (2005:19) “pekerjaan
atau lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari
usaha/perusahaan/instansi di mana seseorang
bekerja atau pernah bekerja. “Pendapatan adalah
semua penerimaan baik tunai maupun bukan
tunai yang merupakan hasil dari penjualan barang
atau jasa dalam jangka waktu tertentu”. Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam
Rahmadhani (2009:31). Kemudian menurut

Sumardi
dalam
Rahmadhani
(2009:31)
“pendapatan adalah jumlah penghasilan riil
seluruh anggota keluarga yang disumbangkan
untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun
perseorangan dalam keluarga. Pendapatan dapat
dibedakan menjadi 2 bagian: yaitu pendapatan
berupa uang seperti: segala penghasilan yang
berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima
biasanya sebagai balas jasa atau dalam bentuk
barang. Pendapatan berupa barang tidak selalu
berbentuk balas jasa dan diterima/diperoleh
dalam bentuk barang atau jasa”.
Pengalaman Praktik Kerja Industri
Praktik Kerja Industri atau yang lebih
dikenal dengan Prakerin adalah suatu bentuk
penyelenggaraan
pendidikan
keahlian
profesional, yang memadukan secara sistematik
dan singkron antara program pendidikan di
sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh
melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja
untuk mencapai suatu tingkat keahlian
profesional. Menurut Manulang ( 1984:15)
pengalaman kerja adalah “proses pembentukan
pengetahuan atau keterampilan tentang metode
suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan
tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan”.
Ranupandojo dalam Sunyoto et.al (2010:9)
berpendapat bahwa pengalaman kerja” adalah
ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang
telah ditempuh seseorang dapat memahami tugastugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan
dengan baik”. Trijoko dalam Sunyoto et.al
(2010:10) juga berpendapat bahwa pengalaman
kerja adalah” pengetahuan atau keterampilan
yang telah diketahui atau dikuasai seseorang yang
akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah
dilakukan selama beberapa waktu tertentu”.
Pengetahuan menurut Sukirin (2975:4)
adalah” segala sesuatu yang diketahui atau
dikenal manusia lewat panca indranya yang ada
di sekelilingnya”. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia (2005:1121) arti pengetahuan adalah”
sesuatu yang diketahui atau yang berkenaan
dengan suatu hal”. pengetahuan bisa didapatkan
memalui pembelajaran di lembaga resmi seperti
sekolah, lembaga kursus dan lainya. Pengetahuan
juga bisa didapatkan dari pengalaman masingmasing individu dan lain-lain. Pengalaman
5

sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara
untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
dengan cara mengulang kembali pengetahuan
yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu. Pengetahuan yang didapatkan
dari pengalaman kerja siswa cenderung akan
lebih mudah diingat dari pada pengetahuan kerja
yang didapatkan secara teoritis.
Keterampilan menurut Yuliastuti (2008:88)
“adalah kemampuan seseorang menerapkan
pengetahuan
kedalam
bentuk
tindakan”.
Pengalaman kerja juga dapat meningkatkan
keprofesional kerja seorang siswa. Hal ini
tentunya akan membuat siswa lebih terampil
dalam mengerjakan pekerjaanya. Dengan adanya
pengalaman kerja keterampilan siswa yang
dimiliki akan lebih meningkat.
Sikap menurut Zimbardo dan Leippe ( :27)
“ merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
suatu objek dengan cara tertentu serta merupakan
respon evaluatif terhadap suatu objek dengan cara
tertentu serta merupakan evaluatif terhadap
pengalaman kognitif, reaksi afektif, kehendak dan
perilaku”. Pengalaman kerja akan dapat
mengembangkan
kemampuan
mengambil
keputusan yang merupakan manifestasi dan
keterpaduan menalar secara ilmiah dan tentunya
bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja
siswa. Tentunya dengan adanya pengalaman kerja
seorang siswa akan lebih percaya diri dalam
menghadapi pengambil keputusan dan akan
cenderung lebih bersikap profesional.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif asosiatif.
Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa
kelas XII program studi bisnis manajemen
SMKN 2 Bukittinggi. Penelitian dilakukan pada
bulan oktober 2012. Sampel penelitian sebanyak
73 responden yang ditarik dari 277 orang siswa
program studi bisnis manajemen SMKN 2
Bukittinggi. Penarikan sampel menggunakan
teknik Proportional Random Sampling.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latar
belakang ekonomi keluarga (X1) dan pengalaman
praktik kerja industri (X2). Sedangkan variabel
terikat dalam penelitian ini adalah Minat
berwirausaha siswa program studi bisnis
6

manajemen. Pengumpulan data menggunakan
angket.
Metode analisis data
Instrument
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah kuesioner yang disusun
menurut skala likert yaitu skala dalam bentuk
kontinum yang terdiri dari 5 kategori dan
pernyataan yang bersifat positif dan negatif.
Tabel 3 : Sifat Pernyataan
Pertanyaan
Selalu (SL)
Sering (SR)
Kadang-kadang (KD)
Jarang (JR)
Tidak Pernah (TP)

Sifat Pernyataan
Positif
Negatif
5
1
4
2
3
3
2
4
1
5

Sumber : Sugiyono 2010
Penyusunan angket diusahakan
mempertimbangkan kemudahan pengisian oleh
subjek penelitian.
Tabel 4: Kisi-kisi Angket Instrument Penelitian
No

Variabel

1 Latar belakang
sosial ekonomi
keluarga (X1)
2 Pengalaman
Praktek kerja
industri (X2)
3 Minat
berwirausaha

Indikator

Jumlah
No
item
item
7 item 24-30

1. Pekerjaan orang tua
2. jumlah pendapatan
orang tua
1. pengetahuan kerja
13 item 31-43
2. keterampilan kerja
3. sikap kerja
1. perasaan tertarik untuk23 item 1-23
berwirausaha
2. perasaan senang untuk
berwirausaha
3. berniat untuk
direalisakan dimasa
yang akan datang
Sumber: data hasil olahan primer 2012

Pengujian
validitas
dari
angket
menggunakan program SPSS V 16.0. hasil uji
validtas dan reliabilitas dapat dilihat di tabel
berikut:
Tabel 5 : Hasil uji validitas
Jumlah
Jumlah
Keterangan
Pernyataan Tidak Valid
Minat Berwirausaha
Semua item
1
23
0
Siswa
valid
Latar Belakang
Semua item
2
5
0
Ekonomi Keluarga
valid
Pengalaman Praktik
Semua item
3
13
0
Kerja Industri
valid
Sumber: data olahan primer 2012
No

Variabel

Tabel 7 : Hasil Ujicoba Relibilitas Variabel
Nilai croanbach’s
Variabel
alpha
Minat Berwirausaha
0,846
Siswa (Y)
Latar Belakang Ekonomi
0,992
Keluarga (X1)
Pengalaman Praktik Kerja
0,885
Industri (X2)
Sumber: data hasil olahan primer 2012

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Dari hasil uji validitas dan reliabilitas item
di atas, dinyatakan semua item pernyataan dalam
uji coba penelitian memenuhi syarat untuk
dijadikan sebagai instrument penelitian.
Data dianalisi dengan menggunakan
analisis deskriptif dan analisis Inferensial. Uji
prasyarat analisis regresi berganda terdiri dari Uji
Normalitas,
Uji
Homogenitas
dan
Uji
multikoloniearitas. Analisis regresi berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh latar
belakang ekonomi keluarga (X1) dan pengaruh
pengalaman praktik kerja industri (X2) terhadap
minat berwirausaha siswa program studi bisnis
manajemen SMK N 2 Bukittinggi (Y). Uji
Hipotesis menggunakan Uji T dan Uji F.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian ini terdiri dari 3 variabel yakni: 2
variabel bebas (X1 dan X2) dan 1 variabel terikat
(Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
latar belakang ekonomi keluarga (X1),
pengalaman praktik kerja industri (X2), dan
Minat Berwirausaha siswa (Y). Untuk minat
berwirausaha terdiri dari 23 item pernyataan, 5
item pernyataan untuk variabel latar belakang
ekonomi keluarga dan 11 item pernyataan untuk
pengalaman praktik kerja industri. Hasil analisi
deskriptif untuk setiap variabel dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 8 : Distribusi variabel latar belakang ekonomi keluarga
(X1), pengalaman praktik kerja industri (X2) dan minat
berwirausaha siswa (Y).
Rerata
No
Variabel Penelitian
TCR (%)
Kategori
(Mean)
Latar Belakang
Ekonomi Keluarga
1
3,04
76,28 Baik
(X1)
Pengalaman Praktik
2
4,49
89,89 Sangat Baik
Kerja Industri (X2)
Minat Berwirausaha
3
4,17
83,48 Sangat Baik
Siswa (Y)

Sumber: data hasil olahan primer

Berdasarkan tabel 4.1 dapat kita lihat
bahwa rata-rata variabel latar belakang ekonomi
keluarga 3,04 dengan tingkat capaian responden
(TCR) 76,28% yang tergolong pada kriteria baik.
Hai ini menandakan bahwa Latar Belakang
Ekonomi Keluarga Siswa Program Studi Bisnis
Manajemen SMKN 2 Bukittinggi baik. Rata-rata
variabel Pengalaman Praktik Kerja Industri
adalah 4.49 dengan tingkat capaian responden
(TCR) 89,89% yang tergolong pada kriteria
Sangat baik. Hal ini menandakan bahwa
Pengalaman Praktik Kerja Industri tergolong pada
kriteria sangat baik. Sedangkan rerata variabel
minat berwirausaha siswa adalah 4,17 dengan
tingkat capaian responden (TCR) sebesar 83,48%.
hal ini menunjukan bahwa siswa program studi
bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi memiliki
minat yang sangat baik atau tinggi untuk
berwirausaha.
Analisis Inferensial
Uji Normalitas
Analisis data yang dilakukan dengan SPSS
versi 16.0, dan didapatkan nilai Kolmogorof
smirnov > 0,05 yaitu 0,190 untuk variabel Y,
0,163 untuk variabel X1 dan 0,98 untuk variabel
X2. Dengan demikian dapat dikatakan data
berdistribusi normal.
Uji Homogenitas
Berdasarkan hasil uji homogenitas untuk
variabel latar belakang ekonomi keluarga dengan
signifikan > 0,05 yaitu sebesar 0,280 maka
dinyatakan data latar belakang ekonomi keluarga
adalah homogen. Dan untuk variabel pengalaman
praktik kerja industri diperoleh sebesar 0,89 lebih
besar dari nilai signifikan 0,05 maka dinyatakan
data pengalaman praktik kerja industri adalah
homogen.
Uji Multikolonieritas
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 16.0
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolonieritas (korelasi yang tinggi) diantara
sesama variabel bebas. Hal ini dikarenakan nilai
toleransi kedua variabel mendekati angka 1 dan
nilai VIF