atau tidak yakin Dan rendah hubungan
M2 Rendah ke Sedang
Tidak mampu tetapi mau
Atau yakin G2
Menjajakan
Perilaku tinggi tugas Dan tinggi hubungan
M3 Sedang ke Tinggi
Mampu tetapi tidak mau Atau tidak yakin
G3 Mengikutsertakan
Perilaku tinggi hubungan dan rendah tugas
M4 Tinggi
MampuKompeten dan MauYakin
G4 Mendelegasikan
Perilaku rendah hubungan dan rendah tugas
Sumber: P.Hersey dan K.Blanchard, management of organizational behavior:Utilizing human resources, edisi ke-3 Englewood Cliffs, 1997
2.1.1 Memberitahukan
Gaya kepemimpinan ini, merupakan respon kepemimpinan yang perlu dilakukan oleh manajer pada kondisi karyawan lemah dalam kemampuan, minat dan komitmenya.
Sementara itu, organisasi menghendaki penyelesaian tugas-tugas yang tinggi. Dalam situasi seperti ini Hersey and Blancard menyarankan agar manajer memainkan peran
directive yang tinggi, memberi saran bagaimana menyelesaikan tugas-tugas itu, dengan terus intens berhubungan sosial dan komunikasi dengan bawahannya.
Pertama pemimpin harus mencari tahu mengapa orang tersebut tidak termotivasi, kemudian mencari tahu dimana keterbatasannya. Dengan demikian pemimpin harus
memberi arahan dalam penyelesaian tugas dengan terus menumbuhkan motivasi dan optimismenya.
2.1.2 Menjajakan
Gaya kepemimpinan ini, adalah respon manajer yang harus diperankan ketika karyawan memiliki tingkat kemampuan yang sedang, tetapi tidak memiliki kemauan
untuk melakukan tanggung jawab. Hal ini bisa dikarenakan rendahnya etos kerja atau ketidakyakinan mereka untuk melakukan tugastangung jawab. Dalam kasus ini
pemimpin perlu membuka komunikasi dua arah dan secara aktif mendengarkan dan mengapresiasi usaha-usaha yang dilakukan para karyawan, sehingga bawahan merasa
dirinya penting dan senang menyelesaikan tugas.
2.1.3 Mengikutsertakan
Gaya kepemimpinan ini, adalah respon manager yang harus diperankan ketika karyawan memiliki tingkat kematangan sedang dan tinggi, tetapi tidak mau melakukan
hal-hal yang diinginkan oleh pemimpin. Ketidakmauan mereka sering kali karena kurang yakin atau tidak merasa aman, keengganan mereka lebih dikarenakan masalah
motivasi. Keterlibatan dengan bawahan seperti ini diperlukan komunikasi dua arah untuk mengupayakan pengikut dalam menggunakan kemampuan yang telah mereka
miliki. Gaya ini disebut “mendukung” karena pemimpin dan pengikut berbagai tanggung jawab pengambilan keputusan, sedangkan peranan pemimpin yang utama
dalam gaya ini adalah memudahkan dan berkomunikasi. Gaya kepemimpinan ini, adalah respon manajer yang harus diperankan ketika
karyawan memiliki tingkat kemampuan yang tinggi, tetapi memiliki kemauan untuk melakukan tanggung jawab yang relatif bervariasi. Hal ini pemimpin perlu membuka
komunikasi dua arah dan secara aktif mendegarkan dan mengapresiasi usaha-usaha yang dilakukan para karyawan, sehingga bawahan merasa dirinya penting dan senang
menyelesaikan tugas.
2.1.4 Mendelegasikan