lainnya. Simbol-simbol tersebut membentuk kalimat dalam matematika yang biasa disebut model matematika. Model
matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain itu, ada pula model matematika yang berupa
gambarpictoral seperti bangun-bangun gometrik, grafik, maupun diagram.
Jadi, secara umum, model atau simbol matematika sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu bila
kita mengaitkannya dengan konteks tertentu. Secara umum, hal ini pula yang membedakan simbol matematika dengan
simbol bukan matematika. Kosongnya arti dari model-model matematika itu merupakan kekuatan matematika, dengan
sifat tersebut, ia bisa masuk pada berbagai macam bidang kehidupan, dari masalah teknis, ekonomi, hingga ke bidang
psikologi. e Memerhatikan semesta pembicaraan
Sehubungan dengan
kosongnya arti
simbol-simbol matematika, bila kita menggunakannya kita seharusnya
memerhatikan pula lingkup pembicaraannya. Lingkup atau sering disebut semesta pembicaraan bisa sempit bisa pula luas.
Bila kita berbicara tentang bilangan-bilangan, maka simbol- simbol tersebut menunjukkan bilangan-bilangan pula. Begitu
pula bila kita berbicara tentang transformasi geometris seperti
translasi, rotasi,
dan lain-lain,
maka simbol-simbol
matematikanya menunjukkan suatu transformasi pula. Benar salahnya atau ada tidaknya penyelesaiannya suatu soal atau
masalah, juga ditentukan oleh semesta pembicaraan yang digunakan.
43
C. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Binti Afifatul Fauziah dengan judul Pengelolaan Kelas dalam Meningkatkan Efektivitas Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam Di SMPN 01 Gandusari Blitar . Hasil penelitian di atas menjelaskan bahwa pengelolaan kelas di SMPN
01 Gandusari Blitar meliputi: pengaturan ruangan, variasi kegiatan siswa dan guru di kelas, dengan cara meningkatkan kesadaran guru sebagai
pendidik dan pengajar, pemilihan metode dan media pengajaran yang tepat, memperhatikan perilaku siswa ketika berada dalam kelas. Dan membahas
tentang faktor yang mendukung dalam pengelolaan kelas, yakni kurikulum, sarana prasarana, guru, murid, dan lingkungan. Serta faktor yang
menghambat dalam pengelolaan kelas adalah guru dengan format belajar monoton, siswa yang kurang menyadari perannya dalam kelas dan fasilitas
yang kurang memadai. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah variabel
yang digunakan yaitu meneliti mengenai pengelolaan kelas serta tidak
43
Ibid., hal. 59-71
menggunakan materi pokok. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah subyek penelitian dan pembahasan yang lebih
detail tentang prinsip pengelolaan itu sendiri terlihat di penelitian ini, sedangkan untuk penelitian di atas lebih global pada sistem pengelolaan
kelas. Lokasi dan subjek penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah untuk subjek utama guru matematika kelas VIII dan subjek
pendukung adalah siswa kelas VIII MTsN Sumberejo Kab.Blitar. Sedangkan dalam penelitian di atas adalah siswa kelas IX SMPN 01
Gandusari tahun 2005. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian Binti Afifatul Fauziyah adalah penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian
penulis adalah penelitian kualitatif. Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian penulis terlihat diperjelas dalam tabel berikut:
Tabel 2.4 Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian Sebelumnya
Persamaan Perbedaan
Binti Afifatul Fauziah
1. variabel yang digunakan yaitu
meneliti meneliti
mengenai pengelolaan
kelas
2. Tidak adanya materi pokok
1. subyek penelitian dan pembahasan yang lebih detail tentang prinsip pengelolaan
itu sendiri terlihat di penelitian ini, sedangkan untuk penelitian di atas lebih
global pada sistem pengelolaan kelas.
2. Lokasi dan subjek penelitian yang
digunakan pada penelilitian ini adalah untuk subjek utama guru matematika
kelas VIII dan subjek pendukung adalah siswa kelas VIII MTsN Sumberejo
Kab.Blitar. Sedangkan dalam penelitian di atas adalah siswa kelas IX SMPN 01
Gandusari tahun 2005.
3. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian Binti Afifatul Fauziyah adalah
penelitian kuantitatif,
sedangkan penelitian
penulis adalah penelitian kualitatif.
D. Kerangka Berfikir
Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penelitian ini, penulis menggunakan skema yang digambarkan pada gambar 2.1 berikut:
Hangat dan Antusias
Baguscukupkurang
Tantangan
Variasi Prinsip Pengelolaan
Proses
Kelas Keluwesan
Belajar Mengajar
Penekanan pada Hal-hal Positif
Penanaman Disiplin Diri
Bagan 2.1
Kerangka Berfikir Pada bagan di atas mengandung pengertian bahwa prinsip pengelolaan
kelas itu ada enam 6, yakni hangat dan antusias, tantangan, variasi, keluwesan, dan penekanan pada hal-hal positif, serta penanaman disiplin diri. Yang ke semua
itu apabila ada dalam proses belajar mengajar akan mempunyai kriteria sendiri- sendiri, yakni bagus, kurang, dan cukup.