penerapan revaluasi aset tetap untuk peningkatan nilai dari instansi tersebut dirasa tidak relevan. Disamping itu, BLU juga merupakan instansi
pemerintah yang dalam pelaksanaannya harus tetap mengemukakan transaparansi dalam segala aspek sehingga dengan ada atau tidaknya
revaluasi aset tetap prinsip transparansi harus tetap dilaksanakan dan terus ditingkatkan dengan alasan semua aset yang dikelola merupakan aset
negara yang sumber pembiayaannya berasal dari raktyat. Berdasarkan kajian diatas, revaluasi aset tetap menjadi relevan untuk
diterapkan pada BLU karena revaluasi aset tetap memiliki dampak pada peningkatan aspek manajemen laporan keuangan dimana dengan mengetahui nilai
wajar dari aset tetap maka fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian aset dapat dilakukan dengan lebih baik sehingga berdasarkan kondisi yang sebenarnya
ini dapat mendukung pengguna untuk memberikan evaluasi yang baik terkait fungsi-fungsi yang ada tadi.
V. Strategi Revaluasi Aset Tetap
Didalam pelaksanaan penilaian terhadap aset, International Public Sector Accounting Standar Board IPSASB telah membuat pedoman untuk menjawab
masalah yang dihadapi oleh sektor publik secara international seperti pada Transition to the Accrual Basis of Accounting: Guidance for Public Sector
Entities dimana dijelaskan beberapa langkah dalam melakukan penilaian aset, yaitu:
• Membuat atau mengembangkan kebijakan penilaian, termasuk metode penilaian untuk setiap klasifikasi aset.
• Memutuskan kapan aset didalam klasifikasi tersebut harus dinilai ulang, • Menyiapkan instruksi untuk penilai seperti:
Berkaitan dengan instruksi yang diberikan kepada pihak penilai yaitu seperti:
a. Meminta untuk menentukan kelengkapan dari daftar aset yang
diberikan; b.
Meminta penilai untuk menyajikan nilai dan umur penggunaan dari setiap aset.
c. Menggunakan batas kapitalisasi yang relatif cukup rendah untuk
penilaian dan menerapkan batas ini dengan nilai-nilai bruto. Batas yang digunakan dalam daftar aset mungkin bisa lebih tinggi, namun
data data ini cukup untuk membuat keputusan penilai. d.
Menjelaskan tentang kapan penilaian yang dilakukan itu menyertakan atau tidak menyertakan pajak yang relevan.
e. Menyatakan manakah pedomanan penilaian professional yang berlaku
atau dapat digunakan. • Mengumpulkan informasi yang diminta oleh penilai,
• Memilih penilai, dan • Melakukan tinjauan manajemen penilai.
Di beberapa negara yang telah menerapkan revaluasi aset tetap memiliki panduan yang digunakan untuk pelaksanaan revaluasi. Seperti pada Kanada oleh
Public Sector Accounting Board PSAB Canada tahun 2007 www.psab-ccsp.ca
menambahkan beberapa tahapan yang dikembangkanditambahkan dari IPSASB dalam melakukan penilaian terhadap kondisi aset, yaitu:
• Identifikasi dan kuantifikasi semua infrastruktur • Mengumpulkan informasi terkait dengan umur, lokasi fisik, material dari
infrastruktur • Menetapkan kondisi infrastruktur saat itu
• Menetapkan pembaruan dan penggantian, berdasarkan life-cycle cost. • Mengembangkan sistem untuk menyusun informasi
Selain Kanada, ada juga negara Australia yang telah mengatur pelaksanaan revaluasi. Peraturan yang digunakan antara lain Accounting Standard 1041 tahun
2001 dan juga Guidance Note:Fair Value Asset Valuation Methodologies for Victorian Local Government. Pemerintah Victoria khususnya dalam Guidance
Note 2004 menjelaskan bahwa sebelum melakukan penerapan penggunaan fair value, diadakan diskusi untuk menentukan klasifikasi aset yang akan tetap
menggunakan biaya historis dan yang menggunakan nilai wajar. Hal ini dilakukan berdasarkan ketentuan yang telah disusun sebelumnya oleh Australian Accounting
Standard Board AASB. Dalam aturan ini pemerintah Victoria membuat pembedaan atau klasifikasi aset dengan panduannya masing-masing. Klasifikasi
ini antara lain: Penilaian Tanah, Penilaian Bangunan, penilaian Bangunan Umum, penilaian Bangunan Khusus, penilaian tanah,dll.
Didalam AASB 1041 diatur tentang Revaluasi non-current Asset dijelaskan bahwa terdapat batasan-batasan dalam pelaksanaan revaluasi.
Revaluasi menurut standard ini tidak diperkenankan untuk financial Asset,
Persediaan, Aset Moneter, goodwill, Investasi dalam persekutuan dan bunga dari entitas joint venture yang menggunakan akuntansi metode ekuitas.
Selain aturan yang ada tadi, ada juga Asset Revaluation Policy yang dikeluarkan oleh pemerintah Australia. Kebijakan Revaluasi ini disusun untuk
menyediakan suatu kerangka dari pelaksanaan revaluasi. Kerangka kerja ini digunakan untuk meyakinkan bahwa revaluasi yang dilaksanakan keteraturan
yang cukup sehingga dapat meyakinkan nilai tercatat aset itu tidak berbeda secara material dari nilai wajar yang digunakan pada tanggal Laporan keuangan.
Peraturan yang dibuat ini menjadi penting dalam penerapan revaluasi untuk organisasi sektor publik karena dengan jelas dapat melihat batasan-batasan
dan juga hal-hal yang harus dilakukan. Selain itu, peraturan ini dapat membantu staf internal organisasi sektor publik untuk tetap bekerja pada koridor yang benar
jika revaluasi aset tetap dilakukan oleh staf internal. Tahapan penyusunan peraturan merupakan salah satu langkah yang memang disarankan oleh IASB
seperti yang dijelaskan sebelumnya karena kebijakan tentang penilaian ini menjadi hal yang sangat penting.
Di Indonesia, penilaian aset tetap sebenarnya bukan merupakan hal yang baru karena pada saat penyusunan neraca awal pemerintah, sudah disusun
beberapa langkah untuk menentukan nilai awal aset yang dimiliki. Langkah ini kemudian disusun dalam buletin teknis Standar Akuntansi Pemerintah Bultek
SAP nomor 1 tentang penyusunan neraca awal bab VI. Di dalam Bultek tersebut aset pemerintah kemudian diklasifikasi kedalam beberapa jenis, yaitu: tanah;
gedung dan bangunan; jalan, irigasi, dan jaringan; Aset tetap lainnya; Konstruksi dalam pengerjaan.
Penilaian untuk tanah ditentukan sesuai dengan nilai wajar yang merupakan harga perolehan tanah tersebut setelah dibeli setahun atau kurang dari
tanggal neraca. Namun, jika tanah diperoleh lebih dari tanggal neraca awal, maka ditentukan dengan menggunakan rata-rata harga jual antar pihak independen
disekitar tanggal neraca untuk jenis tanah yang sama diwilayah yang sama. Apabila nilai diatas tidak tersedia, maka transaksi antar pihak independen dapat
mewakili harga pasar. Jika nilai pasar ini tidak ada maka, dapat digunakan nilai jual objek pajak NJOP terakhir dan jika terdapat alasan untuk tidak
menggunakan NJOP maka dapat digunakan nilai dari pihak appraisal sebagai nilai tanah saat itu. Semua dasar penilaian yang digunakan harus diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Klasifikasi aset yang berikut adalah gedung dan bangunan. Dalam
melakukan penilaian ditentukan berdasarkan nilai wajar. Jika nilai wajar ini tidak tersedia maka akan ditentukan dengan menggunakan NJOP terakhir dan pada
pelaksanaannya terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP, maka dapat digunakan nilai dari tim appraisal sebagai dasar. Teknik penilaian yang sama juga
diterapkan pada peralatan dan mesin. Dalam penilaian terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap digunakan, dilakukan dengan menggunakan pihak appraisal untuk menentukan nilai wajar
dengan menggunakan standar atau perhitungan teknis dari instansi yang berwenang yang diterbitkan setahun atau kurang dari tanggal neraca.
Ada juga aset tetap lainnya yang dapat berupa koleksi perpustakaanbuku dan barang bercorak senibudayaolahraga. Dalam penyusunan neraca awal, aset
tetap lainnya dinilai berdasarkan nilai wajar jika aset tersebut dibeli pada tanggal neraca.
Klasifikasi aset yang terakhir yaitu konstruksi dalam pengerjaan KDP yang mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan, yang pada
tanggal neraca belum selesai dibangun. Untuk keperluan penyusunan neraca awal, dokumen sumber untuk mencatat nilai KDP ini adalah akumulasi seluruh nilai
Surat Perintah Membayar yang telah dikeluarkan untuk aset tetap yang bersangkutan sampai dengan tanggal neraca.
Dari klasifikasi aset tetap yang disusun oleh komite standar akuntansi pemerintah KSAP dilihat bahwa dalam melakukan penilaian pada umumnya
strategi yang digunakan yaitu dengan memaksimalkan terlebih dulu staf internal yang dimiliki yang kemudian jika pilihan ini tidak memungkinkan baru
menggunakan pihak eksternal. Ada juga aset tetap tertentu seperti Jalan, Irigasi, dan Jaringan yang dalam penilaian langsung menggunakan appraisial namun tetap
dengan berdasarkan panduan teknis yang telah disusun oleh pemerintah. BLU yang dalam penerapan revaluasi aset tetap yang relevan terkait
dengan aspek manajemen maka terdapat beberapa tahapan yang dapat dikembangkan terkait berdasarkan pada strategi-strategi yang telah dikaji diatas.
Langkah-langkah yang mingkin diterapkan oleh BLU antara lain:
7. Melakukan klasifikasi aset,
8. Membuat danatau mengembangkan kebijakan penilaian, termasuk metode
penilaian untuk setiap klasifikasi aset, 9.
Mengumpulkan informasi terkait dengan umur, lokasi fisik, material dari infrastruktur,
10. Menetapkan kondisi infrastruktur saat itu,
11. Melakukan penilaian;
Terkait dengan tahapan ini, BLU dapat menggunakan tahapan: a.
Menggunakan NJOP terakhir sebagai nilai sekarang dari aset tetap b.
Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP maka dapat digunakan dengan nilai dari perusahaan jasa penilai resmi atau tim
penilai yang kompeten appraisal. 12.
Melakukan tinjauan manajemen terkait dengan penilaian yang dilakukan. Dalam kaitannya dengan pelaporan keuangan, manajemen tetap memiliki
tanggung jawab terkait akurasi dari penilaian, bahkan ketika dinilai oleh pihak penilai eksternal. Sebelum dimasukan dalam daftar aset, manajemen perlu untuk
meninjau ulang kelengkapan dan kewajaran aset itu.
Keterangan Literatur
BLU sebagai Sektor Publik Analisis
1. Tujuan dan
Fungsi Laporan Keuangan Sektor
Publik Pelaporan keuangan sektor privat
bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi oleh SAK
nomor 1 tahun 2010:
1. Investor: Memungkinkan untuk
menilai kemampuan perusahaan membayar dividen.
2. Karyawan: menilai kemampuan
perusahaan untuk memberikan balas jasa.
3. Pemberi Pinjiaman:
Memungkinkan untuk memutuskan apakah pinjaman
serta bunganya dapat dibayar saat jatuh tempo.
4. Pelanggan: Berkaitan dengan
informasi kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau
mereka terlibat perjanjian jangka panjang.
5. Pemerintah: Informasi
keuangan dibutuhkan untuk mengatur aktivitas perusahaan,
menetapkan kebijakan, dan sebagi dasar penyusunan
Bagi BLU pelaporan keuangan berkepentingan kepada stakeholders-
nya dalam hal ini DPR sebagai perwakilan masyarakat dan instansi
induk dari BLU tekait dengan:
a. Manajemen: Membantu
pengguna mengevaluasi kegiatan BLUdalam periode
berjalan terkait dengan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan
pengendalian atas penerimaan, pengeluaran, aset, kewajiban,
dan ekuitas BLU.
b. Akuntabilitas:
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan
pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLU
c. Transparansi: Memberikan
informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat. Dalam tujuan laporan keuangan,
BLU sebagai sektor publik mempunyai tujuan yang berbeda
dengan yang dimiliki oleh sektor privat karena dari sisi stakeholder
yang dimiliki sektor publik memiliki tanggung jawab kepada masyarakat
untuk melaporakan manajemen terkait penilaian kemampuan
mengelola SDA yang dimiliki dengan efektif dan efisien serta dapat
melakukan pertanggungjawaban kepada pihak stakeholder terkait
dengan akuntabilitas dan memberikan informasi yang terbuka
dan jujur.
36
37 statistic pendapatan nasional
dan statistic lainnya. 6.
Masyarakat: memantu masyarakat untuk menilai trend
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta
rangkaian aktivitasnya.
2. Relevansi
Revaluasi Aset Tetap
a. Peningkatan Pada holding gain
aset yang dimiliki perusahaan b.
Peningkatan terhadap penghematan dana.
c. Membantu dalam melakukan
pinjaman dana kepada kreditor. Terdapat Peningkatan pada aspek
manajemen. Dalam hal ini manajemen aset tetap.
Dari Relevansi revaluasi aset tetap yang dimiliki BLU, lebih mengarah
pada peningkatan manajemen hal ini yang difokuskan untuk
meningkatkan pengelolaan aset yang dimiliki dengan lebih efektif dan
efisien.
3. Kendala
Revaluasi Aset Tetap
Kendala yang dihadapi oleh sektor privat yaitu:
1. Besarnya biaya yang
dihadapi dalam melakukan revaluasi.
Kendala yang dihadapi bagi sektor publik:
1. Besarnya Biaya dalam
melakukan revaluasi. 2.
Rendahnya kompetensi Sumber Daya Manusia yang dimiliki.
Kendala yang dihadapi dalam penerapan sektor publik maupun
sektor privat dapat dikatakan sama yaitu masalah besarnya biaya.
Namun, bagi sektor publik ditembah satu masalah lagi yaitu kompetensi
sumber daya manusia yang dimiliki karena pada umumnya sumber daya
sektor publik yang dimiliki tidak difokuskan untuk pelaksanaan
revaluasi aset tetap.
4. Strategi
Revaluasi Aset tetap
- IPSASB – Transition to Accrual Basis
of Accounting. Strategi yang diterapkan yaitu:
Strategi yang diterapkan oleh BLU dapat mengadaptasi dari
langkah-langkah yang diterapkan
38 a.
Membuat atau mengembangkan kebijakan penilaian
b. Memutuskan kapan aset didalam
klasifikasi harus dinilai ulang c.
Menyiapkan instruksi penilai d.
Mengumpulkan informasi yang diminta penilai
e. Memilih penilai
f. Melakukan tinjauan manajemen
terhadap penilaian. -
Canada-Public Sector Accounting Board: dari yang disusun oleh IPSASB
Canada menambahkan beberapa langkah yaitu:
1. Identifikasi dan kuantifikasi semua
infrastuktur; 2.
Mengumpulkan Informasi terkait dengan umur, lokasi fisik, material
dari infrastruktur; 3.
Menetapkan kondisi infrastruktur saat itu;
4. Menetapkan pembaruan dan
penggantian, berdasarkan life-cycle cost;
5. Mengembangkan sistem untuk
menyusun informasi. -
Australia-Guidance note: Fair value asset valuation methodologies for
oleh Negara lain dan juga dari Bultek SAP sesuai dengan aspek
manajemen yang terpengaruh sehingga strateginya antara lain:lain:
1. Melakukan klasifikasi aset,
2. Membuat danatau
mengembangkan kebijakan penilaian, termasuk metode
penilaian untuk setiap klasifikasi aset,
3. Mengumpulkan informasi terkait
dengan umur, lokasi fisik, material dari infrastruktur,
4. Menetapkan kondisi infrastruktur
saat itu, 5.
Melakukan penilaian; Terkait dengan tahapan ini, BLU
dapat menggunakan tahapan: a.
Menggunakan NJOP terakhir sebagai nilai sekarang dari aset
tetap b.
Jika terdapat alasan untuk tidak menggunakan NJOP
maka dapat digunakan dengan nilai dari perusahaan jasa
penilai resmi atau tim penilai yang kompeten appraisal.
6. Melakukan tinjauan manajemen
39 Victorian Local Government
Dijelaskan bahwa sebelum melakukan penerapan penggunaan fair value,
diadakan diskusi untuk menentukan klasifikasi aset yang akan tetap
menggunakan biaya historis dan menggunakan nilai wajar.
- AASB 1041: Terdapat batasan-batasan
dalam melakukan revaluasi aset tetap yaitu tidak diperkenankan untuk aset
financial, persediaan, aset moneter, goodwill, investasi dalam persekutuan
dan bunga dari entitas joint venture yang menggunakan akuntansi metode
ekuitas.
- BulTek SAP nomor 1 2010:
a. Penilaian atas tanah:
1. Ditentukan sesuai dengan nilai
wajar diperoleh dari harga pembelian setahun atau kurang
dari tanggal neraca;
2. Jika diperoleh lebih dari tanggal
neraca maka gunakan rata-rata harga jual dari pihak independen
disekitar tanggal neraca;
3. Apabila tidak tersedia maka
gunakan transaksi antar pihak independen;
terkait dengan penilaian yang dilakukan.
Dalam kaitannya dengan
pelaporan keuangan, manajemen tetap memiliki tanggung jawab
terkait akurasi dari penilaian, bahkan ketika dinilai oleh pihak penilai
eksternal. Sebelum dimasukan dalam daftar aset, manajemen perlu untuk
meninjau ulang kelengkapan dan kewajaran aset itu.
40 4.
Jika tidak ada nilai pasar, gunakan NJOP terakhir; dan
5. Jika ada alasan untuk tidak
gunakan NJOP maka gunakan pihak appraisal untuk menilai.
b. Penilaian Atas Gedung dan
Bangunan: 1.
Penilaian ditentukan berdasarkan nilai wajar;
2. Jika tidak ada, gunakan NJOP
terakhir sebagai dasar; dan 3.
Jika ada alasan untuk tidak gunakan NJOP, maka gunakan
pihak appraisal untuk menilai. c.
Jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun pemerintah dan dikuasai
pemerintah ditentukan nilai wajarnya dengan menggunakan
pihak appraisial untuk melakukan penilaian.
Aset Tetap Lainnya; Dalam penyusunan neraca awal, dinilai
berdasarkan nilai wajar jika aset tersebut dibeli pada tanggal neraca.
41
IV. Kesimpulan dan Saran