Pelaporan Keuangan pada Badan Layanan Umum BLU

5

II. Pelaporan Keuangan pada Badan Layanan Umum BLU

Pelaporan Keuangan pada BLU merupakan komponen yang terpengaruh ketika melakukan revaluasi aset tetap karena aset tetap dapat mencerminkan salah satu kekayaan yang ada pada suatu organisasi sehingga inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan pembahasan terkait pelaporan keuangan pada BLU. Sebelum membahas tentang pelaporan keuangan ini, perlu juga untuk mengetahui pengertian dan tujuan serta karakteristik dari pembentukan BLU. Berdasarkan undang-undang UU nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, BLU diartikan sebagai instansi dilingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa barang danatau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatan didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Didalam pasal 68 UU tersebut dijelaskan bahwa BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. BLU sebagai instansi pemerintah dengan tujuan seperti diatas mengharuskan BLU untuk memiliki karakterisitik tersendiri. Karakteristik entitas yang merupakan BLU yaitu http:www.jdih.bpk.go.id : 1 Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah yang tidak dipisahkan dari kekayaan Negara; 2 Menghasilkan barang danatau jasa yang diperlukan masyarakat; 3 Tidak bertujuan mencari laba; 4 Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi; 5 Rencana kerja, anggaran dan pertanggungjawabannya dikonsolidasikan pada instansi induk; 6 Penerimaan baik pendapatan maupun sumbangan dapat digunakan secara langsung; 7 Pegawai dapat terdiri dari pegawai negeri sipil dan bukan pegawai negeri sipil; 8 BLU bukan subjek pajak. Sekalipun BLU dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan produktivitas ala korporasi, namun terdapat beberapa karakteristik lainnya yang membedakan pengelolaan keuangan BLU dengan BUMNBUMD, yaitu: 1 BLU dibentuk untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa; 2 Kekayaan BLU merupakan bagian dari kekayaan negaradaerah yang tidak dipisahkan serta dikelola dan dimanfaatkan sepenuhnya untuk menyelenggarakan kegiatan BLU yang bersangkutan; 3 Pembinaan BLU instansi pemerintah pusat dilakukan oleh Menteri Keuangan dan pembinaan teknis dilakukan oleh menteri yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan; 4 Pembinaan keuangan BLU instansi pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat pengelola keuangan daerah dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah yang bertanggung jawab atas bidang pemerintahan yang bersangkutan; 5 Setiap BLU wajib menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan; 6 Rencana Kerja dan Anggaran RKA serta laporan keuangan dan laporan kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari RKA serta laporan keuangan dan laporan kinerja kementerian negaralembagapemerintah daerah; 7 Pendapatan yang diperoleh BLU sehubungan dengan jasa layanan yang diberikan merupakan pendapatan negaradaerah; 8 Pendapatan tersebut dapat digunakan langsung untuk membiayai belanja yang bersangkutan; 9 BLU dapat menerima hibah atau sumbangan dari masyarakat atau badan lain. Selain karakteristik diatas, BLU dalam melaksanakan pengelolaan keuangan diatur dalam ketentuan tersendiri yaitu dalam PP nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. Dari pembahasan diatas, BLU dibentuk tidak untuk mencari keuntungan tetapi lebih kepada instansi yang dapat mandiri dan mengelola keuangannya sendiri sesuai dengan prinsip produktivitas dan efisiensi. Sehingga sebagai organisasi yang tujuan utamanya tidak untuk mencari laba maka secara umum tujuan pelaporan keuangannya bisa dikatakan sama dengan tujuan pelaporan keuangan pada organisasi publik secara umum. Dalam praktek pelaporan keuangan BLU yang dianjurkan untuk menggunakan PSAK sebagai standar maka perlu dilihat juga tujuan Laporan keuangan yang ada pada sektor privat. Berdasarkan Kerangka Dasar penyusunan penyajian laporan keuangan PSAK, tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pemakai laporan keuangan membutuhkan informasi yang berbeda-beda pula. Kebutuhan ini antara lain yaitu: 1. Investor. Membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 2. Karyawan. Tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman. Informasi keuangan memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pelanggan. Berkepentingan terhadap informasi kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang. 5. Pemerintah. Informasi keuangan dibutuhkan pemerintah untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 6. Masyarakat. Laporan keuangan dapat membantu masyarkat dengan menyediakan informasi kecenderungan trend dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Dalam laporan keuangan sektor privat, terdapat karakteristik kualitatif yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai, yaitu: 1. Dapat dipahami Understandability; Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu. 2. Relevan Relevance; Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan keuangan dalam proses pengambilan keputusan. 3. Keandalan Reliability; Agar bermanfaat, informasi juga harus andal reliable. Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur faithful representation dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan Comparability; Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan trend posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda. Menurut A Statement of Basic Accounting Theory dirumuskan empat tujuan akuntansi sebagai berikut Harahap: 2011 : 1. Membuat keputusan menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan. 2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya. 3. Memelihara dan melaporkan pengamanan terhadap kekayaan. 4. Membantu fungsi dan pengawasan sosial. Dalam SAK nomor 1 Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan. 2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan. 3. Laporan keuangan juga menunjukan apa yang telah dilakukan manajeman Stewardship, atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Organisasi Sektor Publik memiliki persepsi tersendiri tentang tujuan pelaporan keuangan yang disusun. Tujuan dan fungsi laporan keuangan menurut Mardiasmo 2002 Deddi Nordiawan: 2010 yaitu: 1 Kepatuhan dan Pengelolaan compliance and stewardship Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya yang telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah ditetapkan. 2 Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif accountability and retrospective reporting Laporan keuangan yang digunakan untuk memonitor kerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan dasar untuk mengamati tren antarkurun waktu, pencapaian atas tujuan yang telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang sejenis jika ada. Laporan keuangan juga memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi biaya atas barang dan jasa yang diterima, serta memungkinkan mereka untuk menilai efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya organisasi. 3 Perencanaan dan Informasi Otorisasi planning and authorization information Laporan keuangan berfungsi memberikan dasar perencanaan kebijakan aktivitas dimasa mendatang. Laporan keuangan berfungsi memberikan informasi mengenai otorisasi mengenai penggunaan dana. 4 Kelangsungan Organisasi viability Laporan keuangan berfungsi membantu pengguna dalam menentukan apakah organisasi atau unit kerja dapat meneruskan penyediaan barang dan jasa pelayanan dimasa mendatang. 5 Hubungan masyarakat public relation Laporan keuangan berfungsi memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada pengguna yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat. Laporan keuangan berfungsi sebagai alat komunikasi dengan public dan pihak-pihak yang berkepentingan 6 Sumber Fakta dan Gambaran source of fact and figures Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi kepada berbagai kelompok kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih dalam. Selain itu, dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Lampiran I.01 PP nomor 71 tahun 2010 paragraf 24 menjelaskan tujuan umum Laporan Keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Laporan Keuangan terutama digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang- undangan. Pada paragraf 25 dijelaskan bahwa pelaporan keuangan selama satu periode dilakukan untuk beberapa kepentingan yaitu: a Akuntabilitas; Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b Manajemen; Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban, dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat. c Transparansi; Memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang- undangan. d Keseimbangan antar generasi intergenerational equity; Membantu para pengguna dalam mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah pada periode pelaporan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. e Evaluasi Kinerja; Mengevaluasi kinerja entitas pelaporan, terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang direncanakan. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber dan penggunaan sumber daya keuanganekonomi, transfer, pembiayaan, sisa lebihkurang pelaksanaan anggaran, saldo anggaran lebih, surplusdefisit-Laporan Operasional, aset, kewajiban, ekuitas, dan arus kas suatu entitas pelaporan. Laporan keuangan ini juga menurut Indra Bastian 2006 harus dapat menyediakan informasi untuk: 1 Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat digunakan secara legal sesuai dengan anggaran yang disahkan legally adopted budget; dan 2 Mengindikasikan apakah sumber daya yang ada dapat digunakan sesuai persyaratan legal dan kontraktual, termasuk kriteria keuangan yang telah ditetapkan otoritas legislative appropriate. Tujuan pelaporan keuangan BLU secara umum sama dengan yang ada pada organisasi sektor publik namun dengan kemandirian yang diberikan kepada BLU, maka secara khusus dapat dilihat tujuan pelaporan keuangan BLU seperti pada PMK nomor 76 Tahun 2008. PMK tersebut memberikan pengertian dari Laporan keuangan BLU sebagai bentuk pertanggungjawaban BLU berupa Laporan Realisasi AnggaranLaporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Dalam rangka pertanggungjawaban atas pengelolaan dan kegiatan pelayanannya, BLU harus menyusun dan menyajikan PMK nomor 76 tahun 2008 pasal 10: a. Laporan Keuangan; dan b. Laporan Kinerja Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada huruf a lebih lanjut dalam pasal 13 PMK nomor 76 tahun 2008 diatur untuk dapat disampaikan secara berjenjang kepada menteripimpinan lembaga serta kepada Menteri keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan, semester, dan tahun. Dalam rangka konsolidasi laporan keuangan, BLU harus melaporkan laporan keuangannya sesuai dengan SAP setiap semester dan tahun Pasal 14 PMK nomor 76 tahun 2008. BLU juga dituntut untuk melakukan audit terhadap laporan keuangannya oleh satuan pemeriksa intern atau oleh aparat pengawas intern kementrian Negaralembaga pasal 15 PMK nomor 76 tahun 2008. Selain diaudit oleh pihak internal, Laporan Keuangan tahunan BLU juga diaudit oleh auditor eksternal. Semua proses diatas menunjukan bahwa dalam pelaporan keuangan, BLU diharapkan terus menyajikan informasi-informasi yang berkualitas terkait dengan bisnisnya dan supaya tetap dapat mengakomodir langkah BLU untuk menjadi baik dalam pelayanan publik dengan mengedepankan prinsip produktif dan efisien sesuai dengan tujuan dari pembentukan BLU itu sendiri. Dalam praktek pelaporan keuangan BLU, terdapat pedoman Akuntansi BLU yang disusun oleh Kementrian Keuangan Republik Indonesia dalam PMK Nomor 76 Tahun 2008 dengan tujuan menjaga dan meningkatkan kualitas dari Laporan Keuangan yang dihasilkan oleh BLU apabila standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi Indonesia tidak dapat diterapkan oleh BLU. Dalam Pedoman tersebut, BLU setidak-tidaknya mengembangkan tiga sistem akuntansi yang merupakan sub sistem dari sistem akuntansi BLU yaitu: 1. Sistem Akuntansi Keuangan Sistem ini diartikan sebagai sistem akuntansi yang menghasilkan Laporan Keuangan pokok untuk tujuan umum. Dalam penyajian Laporan Keuangan terdapat tujuan-tujuan yang dijabarkan sebagai berikut: a. Akuntabilitas; mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada BLU dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. b. Manajemen; membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu BLU dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh penerimaan, pengeluaran, aset, kewajiban, dan ekuitas BLU untuk kepentingan stakeholders. c. Transparansi; memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasakan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban BLU dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya kepada peraturan perundang- undangan. Laporan keuangan BLU dibuat dengan dua tujuan yang pertama untuk pelaporan kepada pengguna umum laporan keungan BLU dalam hal ini stakeholders, yaitu pihak-pihak yang berhubungan dan memiliki kepentingan dengan BLU, disusun sesuai dengan SAK. Sedangkan, yang digunakan untuk kepentingan konsolidasi Laporan Keuangan BLU dengan Kementerian Negaralembaga disusun sesuai dengan SAP. 2. Sistem Akuntansi Aset Tetap Sistem Akuntansi Aset Tetap menghasilkan laporan tentang aset tetap untuk keperluan manajemen aset. Sistem ini menyajikan informasi tentang jenis, kuantitas, nilai, mutasi, dan kondisi aset tetap milik BLU ataupun bukan milik BLU tetapi berada dalam pengelolaan BLU. Pengembangan sistem ini diserahkan sepenuhnya kepada BLU yang bersangkutan. Namun demikian, BLU dapat menggunakan sistem yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan seperti Sistem Akuntansi Barang Milik Negara SABMN 3. Sistem Akuntansi Biaya BLU mengembangkan sistem akuntansi biaya yang menghasilkan informasi tentang harga pokok produksi, biaya satuan unit cost per unit layanan, dan evaluasi varian. Sistem akuntansi biaya berguna dalam perencanaan dan pengendalian, pengambilan keputusan, dan perhitungan tarif layanan.

III. Revaluasi Aset Tetap