dikombinasi dengan berbagai bahan kulit lainnya. Adanya produksi sepatu dengan bahan kulit lantung yang kombinasikan diharapkan dapat memberikan inovasi
baru dan meningkatkan nilai ekonomis dari kulit lantung. Untuk menambah nilai keindahan di kulit lantung sendiri dapat ditambah
dengan teknik batik sebagai cara untuk mempercantik tekstur serat yang unik dan menjadi ciri khusus di produk kulit lantung ini. Banyaknya seni kerajinan serta
teknik yang dapat diterapkan seperti membatik, kulit lantung ini dapat di tambah dengan teknik batik dengan berbagai motif dari Yogyakarta. Untuk menambah
identitas Yogyakarta sebagai kota kerajinan. Maka berdasarkan latar belakang itulah, penciptaan sepatu ini akan memanfaatkan kulit kayu lantung sebagai bahan
utama dalam pembuatan sepatu batik wanita.
B. Fokus Masalah
Fokus masalah untuk Tugas Akhir Karya Seni ini difokuskan pada penciptaan sepatu batik wanita berbahan kulit kayu lantung. Dengan penerapan
motif batik parang klitik, parang kusuma, dan gurdo.
C.
Tujuan Masalah
Tujuan maslah dari sepatu batik wanita berbahan kulit kayu lantung adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan metode penciptaan sepatu batik wanita berbahan
kulit kayu lantung.
2. Mendeskripsikan hasil karya sepatu batik wanita berbahan kulit kayu
lantung.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam Tugas Akhir Karya Seni ini adalah: 1.
Manfaat Teoritis a.
Diharapkan dapat menambah pengetahuan yang mendalam tentang kerajinan kulit, khususnya tentang kulit lantung sebagai bahan pengganti
pembuatan sepatu dan sebagai sarana penerapan teori-teori yang dipelajari waktu kuliah.
b. Dapat menambah referensi dan koleksi serta dapat digunakan sebagai
acuan dalam pembuatan karya yang akan datang. Serta mudah-mudahan dengan adanya koleksi dan referensi tersebut dapat menciptakan karya
baru dan lebih memiliki nilai estetika dari karya sebelumnya. 2.
Manfaat Praktis a.
Alternatif bahan yang dapat digunakan selain menggunakan kulit hewan kepada para pengrajin sepatu dalam hal strategi pemanfaatan bahan guna
menambah bahan-bahan dalam pembuatan sepatu. b.
Sepatu batik lantung dapat menjadi koleksi sepatu bagi wanita yang suka dengan jenis sepatu berbahan alam.
c. Menambah pendapatan masyarakat pengrajin sepatu dalam home industry
khusus kerajinan sepatu batik lantung.
BAB II KAJIAN TEORI
A.
Tinjauan Tentang Kulit Kayu Lantung
Artocarpus elasticus adalah Famili Moraceace yang juga dikenal sebagai tanaman lantung atau jomok. Serat Moraceace termasuk serat selullosa dan
merupakan serat alam. Kulit lantung ini merupakan salah satu dari 18 jenis kulit kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai kain kulit kayu di Indonesia
Prisanti,Intan: 2. Famili Moraceace atau suku ara-araan ini adalah salah satu anggota
tumbuhan berbunga. Tumbuhan beringin, ara, tin, pohon Bodhi, dan murbei ini merupakan salah satu suku dari family Moraceace. Untuk Ciri khas suku ini dapat
dilihat dari daunnya yang relatif tebal, agak berdaging sukulen, serta dari buahnya yang bukan merupakan buah sejati karena terbentuk dari dasar bunga
yang membesar lalu menutup sehingga membentuk bulatan seperti buah. Bunganya tersembunyi
di dalam “buah” dan diserbuki oleh serangga tertentu. Untuk Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan : Plantae.
Divisi : Tracheophyta.
Kelas : Magnoliopsida.
Ordo : Rosales.
Famili : Moraceae.
Genus : Artocarpus.
Spesies : Artocarpus elasticus.
Gambar I: Artocarpus elasticus
Sumber: http:alamendah.org
Gambar II: Daun dari pohon Benda Artocarpus elasticus
Sumber: http:alamendah.org
Dalam Sastrapradja, Setijati 1979: 13, salah satu jenis yang termasuk dalam family Moraceae adalah, Benda Artocarpus elasticus ini digolongkan
dalam suku Moraceae dan genus Artocarpus ini masih kerabat dekat dengan Nangka, Sukun, cempedak. Tumbuhan ini berumah satu Monoecious, berukuran
sedang, dengan tinggi pohon dapat mencapai 50 m dan memiliki daun penumpu stipula sepanjang 6-20 cm, berambut panjang kuning hingga merah, yang
membungkus ujung ranting. Daunnya tunggal, berbentuk bundar telur jorong, ujung daun meruncing, bertepi rata hingga menggelombang, dan pangkalnya
membulat hingga menyempit. Kayu berwarna kuning muda menkilap, termasuk dalam kelas keawetan III-V, kelas kekuatan III-V dengan B. J. O. 44. Di Jawa
Barat kayu tersebut banyak digunakan sebagai bahan untuk pembuatan tiang rumah dan perahu. Di samping itu dapat dipakai sebagai bahan kayu lapis, papan
dinding bahan pembungkus dan pembuatan kapal. Kulit batangnnya berserat panjang, mudah mengelupas dan banyak digunakan untuk pembuatan tali, dinding
rumah, bahan kertas, dan bahan pakaian. Setelah melihat klasifikasi ilmiah dari famili kulit lantung ini kemudian
kulit batang tersebut dapat diolah dengan sedemikian rupa. Pengolahan Kulit lantung menjadi lembaran serat, dapat digambarkan secara singkat alur proses
pengolahannya berikut:
Bagan I. Alur Pengolahan Kulit Lantung.
Gambar III: Bagan alur pengolahan kulit lantung
Sumber: Murwanti, 5:1999
Penebangan Pemotongan
an Pengelupasan
Pemipihan
Pengeringan Lembaran