PENGARUH APLIKASI AMINOETHOXYVINYLGLYCINE (AVG), KITOSAN, DAN SUHU DINGIN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) ‘CRYSTAL’

(1)

Abstract

THE EFFECT OF

AMINOETHOXYVINYLGLYCINE

(AVG), CHITOSAN,

AND COLD TEMPERATURE ON THE SHELF LIFE AND QUALITY OF

GUAVA (

Psidium guajava

L.)

‘CRYSTAL’

By

Edi Susanto

Guava

‘Crystal’ is a climacteric fruit.

After harvest, the fruit continues is

metabolic process which is indicated by ethylene production and a respiration

burst during fruit ripening. High respiration and ethylene productions will be

hasten deterioration of guava. The objectives of the research were (1) to know

about the effectivity of

aminoethoxyvinylglycine

(AVG) in lengthening the shelf

life and maintaining the quality of guava fruit cv. Crystal, (2) to know about the

effectivity of chitosan as fruit coating in lengthening the self life and maintaining

the quality of guava fruit cv. Crystal, (3) to know about the effectivity of low

temperature regime in lengthening the self life and maintaining the quality of

guava fruit cv. Crystal, and (4) to find the best combination of AVG, chitosan, and

low temperature in lengthenin the self life and maintaining the quality of guava

fruit cv. Crystal.


(2)

Edi Susanto

iv

Research was conducted at Laboratory of Horticultural Postharvest, Department

of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Lampung, from

September to Oktober, 2014. Experiments were arranged in a completely

randomized design in a factorial treatment of 2 x 2x 2 and each factor was

replicated 3 times. Treatments were divided into three factors, and the first was

without AVG and with 1.25 ppm AVG, the second was without chitosan and with

2.5% chitosan, and the third was room temperature (25.2 ± 1

o

C) and low

temperature regime (20.58 ± 1

o

C). Each experimental unit consisted of one

guava fruit placed on a styrofoam plate. Observation variables were length of

shelf life, fruit weight loss, fruit hardness, total soluble solid content, titratable

acids, and fruit sweetness index.

The result showed that: (1) the application of 1.25 ppm AVG did not prolong the

shelf life of guava fruit cv. Crystal and showed similar fruit quality with the

control except having lower tritatable acids value: (2) the application of 2.5%

chitosan prolonged fruit shelf life by 11 days and was able to maintain the quality

of guava fruit cv. Crystal: (3) storing guava fruit cv. Crystal at a low room

temperature of (20.58

o

C) did not prolong fruit shelf life, meanwhile its quality

was similar to control: (4) the best treatment combination was achieved by

applying 1.25 ppm AVG, 2.5% chitosn, and storing at room temperature of 20.58

o

C since this combination was able to improve shelf life by 17 days (in compare to

control) while still maintaining good quality of guava fruit cv. Crystal


(3)

PENGARUH APLIKASI

AMINOETHOXYVINYLGLYCINE

(AVG),

KITOSAN, DAN SUHU DINGIN TERHADAP MASA SIMPAN DAN

MUTU BUAH JAMBU BIJI (

Psidium guajava

L.)

‘CRYSTAL’

Oleh

EDI SUSANTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Program Studi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(4)

Edi Susanto

ii

ABSTRAK

PENGARUH APLIKASI

AMINOETHOXYVINYLGLYCINE

(AVG),

KITOSAN, DAN SUHU DINGIN TERHADAP MASA SIMPAN DAN

MUTU BUAH JAMBU BIJI (

Psidium guajava

L.)

‘CRYSTAL’

Oleh

Edi Susanto

Jambu biji ‘Crystal’ merupakan buah klimaterik.

Setelah panen buah jambu biji

‘Crystal’ masih melakukan proses metabolisme

seperti respirasi, dan produksi gas

etilen. Respirasi dan produksi gas etilen yang tinggi akan mempercepat proses

kemunduran mutu buah. penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui efektifitas

aminoethoxyvinylglycine

(AVG) dalam memperpanjang masa simpan dan

mempertaha

nkan mutu buah jambu ‘Crystal’, (2)

mengetahui efektifitas perlakuan

pelapisan kitosan dalam memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu

buah jambu ‘Crystal’, (3)

mengetahui efektifitas perlakuan suhu dingin dalam

memperpanjang masa simpan dan mempertah

ankan mutu buah jambu ‘Crystal’,

(4) mendapatkan kombinasi perlakuan yang terbaik antara AVG, kitosan dan suhu

dingin untuk memperpanjang masa simpan dan menjaga mutu buah jambu biji

‘Crystal’.


(5)

Edi Susanto

ii

Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan September

sampai Oktober 2014. Penelitian ini disusun dengan Rancangan Teracak

Sempurna (RTS), perlakuan disusun secara faktorial 2 x 2 x 2. Penelitian ini

dilakukan 3 kali ulangan. Setiap satuan percobaan digunakan satu buah jambu biji

‘Crystal’ yang diletakkan pada piring

streofoam

. Faktor pertama adalah A0 =

tanpa AVG dan A1 = dengan AVG 1,25 ppm , faktor kedua adalah K0 = tanpa

kitosan 2,5% dan K1 = dengan kitosan 2,5%, dan faktor ketiga adalah T0 = suhu

ruang 25,2 ± 1

o

C dan T1 = suhu dingin 20,58 ± 1

o

C). Variabel pengamatan

terdiri dari masa simpan, susut bobot, kekerasan buah, kandungan padatan

terlarut, asam bebas, dan kemanisan buah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aplikasi AVG konsentrasi 1,25 ppm

tidak meningkatkan masa simpan

buah jambu biji ‘Crystal’, sementara mutu buah

sama dengan kontrol kecuali asam bebas yang berbeda nyata lebih rendah; (2)

aplikasi kitosan 2,5% memperpanjang masa simpan 11 hari lebih lama

dibandingkan dengan kontrol

dan mutu buah jambu biji ‘Crystal’

mampu

dipertahankan; (3) penyimpanan suhu dingin (20,58

o

C) tidak meningkatkan masa

simpan buah, sementara mutu buah sama dengan kontrol; (4) kombinasi perlakuan

menggunakan AVG 1,25 ppm, dan kitosan 2,5% yang ditempatkan pada suhu

dingin 20,58

o

C merupakan kombinasi perlakuan terbaik, karena meningkatkan

masa simpan dan mempertahankan mutu buah jambu biji ‘Crystal’

selama 17 hari

dibandingkan dengan kontrol.


(6)

PENGARUH APLIKASI

AMINOETHOXYVINYLGLYCINE

(AVG),

KITOSAN, DAN SUHU DINGIN TERHADAP MASA SIMPAN DAN

MUTU BUAH JAMBU BIJI (

Psidium guajava

L.)

‘CRYSTAL’

(Skripsi)

Oleh

EDI SUSANTO

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2015


(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1.

Buah jambu biji ‘Crystal’ stadium hijau pucat ……

...

………

..

15

2. Buah jambu biji

‘Crystal’

stadium hijau pucat (a) dan yang


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL

...

xvi

DAFTAR GAMBAR

...

xvii

I. PENDAHULUAN

... .

1

1.1

Latar Belakang dan Masalah ...

1

1.2

Tujuan Penelitian

...

4

1.3

Kerangka Pemikiran ...

5

1.4

Hipotesis ...

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

...

9

2.1

Pascapanen Buah Jumbu Biji ‘Crystal’

...

9

2.2

Aminoethoxyvinylglycine

(AVG)

...

10

2.3

Kitosan. ...

11

2.4

Suhu Dingin

...

12

III. BAHAN DAN METODE

...

14

3.1

Tempat dan Waktu Penelitian ...

14

3.2

Bahan dan Alat ...

14

3.3

Metode Penelitian ...

15

3.4

Pelaksanaan penelitian

...

16

3.5 Pengamatan ...

17

3.4.1 Masa simpan

...

17

3.4.2 Kekerasan buah ...

18


(9)

xiv

3.4.4 kandungan padatan terlarut (

o

Brix) ...

18

3.4.5 Kandungan asam bebas ...

18

3.4.6 Kemanisan buah ...

19

3.6 Analisis dan Interpetasi Data

...

19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

...

20

V. KESIMPULAN DAN SARAN

...

29

5.1 Kesimpulan

...

29

5.2 Saran ...

29

PUSTAKA ACUAN

...

31

LAMPIRAN

...

34


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Rekapitulasi hasi analisis ragam pengaruh aplikasi AVG,

kitosan, suhu dingin, dan interaksinya terhadap masa simpan,

susut bobot, kekerasan buah,

o

Brix, asam bebas, dan

kemanisan buah jambu biji ‘Crystal’ ………

...

21

2. Pengaruh AVG, kitosan, dan suhu dingin terhadap masa

simpan, susut bobot dan kekerasan buah

jambu ‘Crystal

...

..

22

3. Pengaruh AVG, kitosan, dan suhu simpan terhadap

o

Brix,

asam bebas dan kemanisan buah jambu

‘Crystal’

...

………

.

26

4.

Data hasil pengamatan buah jambu biji ‘Crystal’

....

………

..

34

5. Data kekerasan,

o

Brix, asam bebas, dan tingkat kemanisan

buah

jambu biji ‘Crystal’ pada

0

hari simpan …

.

………

..

35

6. Data suhu dan kelembapan selama pengamatan ....

………

...

36


(11)

(12)

(13)

“Dan dialah

tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung

dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan

berpasang-pasang, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnyapada

yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang

memikirkan.

[QS. Ar-

Ra’d (13):3]

“… Sesungguhnya Allah tidak

mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka

mengubah keadaan yang ada pada diri

mereka…”

[QS. Ar-

Ra’d (13):11]

‘Sesungguhnya Al

-Qur

an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih

lurus dan memberikan kabar gembira kepada orang-

orang mu’min yang

mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar (9) dan

sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, kami

sediakan bagi mereka

azab yang pedih (10).”

[QS. Al-

Isra’(17):9

-10]


(14)

(15)

Alhamdulillahirobbil’alamin

Dengan tulus dan penuh rasa syukur kupersembahkan karyaku ini untuk kedua

orang tuaku tercinta bapak Kawit dan ibu Sarminah, kakak Dedi Herwanto

(Rohimahulloh), dan adik-adikku Kurnia Affandi dan Rhimadini Maiga Poetri

sebagai wujud rasa terima kasih dan baktiku atas pengorbanan, kasih sayang, serta


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Mesuji pada tanggal 27 Desember 1991 dari pasangan bapak

Kawit dan ibu Sarminah sebagai anak ke dua dari empat bersaudara. Riwayat

pendidikan Penulis dimulai dari SD Negeri 2 Labuhan Baru, Way Serdang,

Mesuji lulus pada tahun 2003. Penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Makarti

Mukti Tama Labuahan Baru, Way Serdang, Mesuji dan lulus pada tahun 2006,

kemudian Penulis melanjutkan ke SMA Negeri 3 Metro dan lulus pada tahun

2009.

Pada tahun 2011, Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi

Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SMPTN). Pada bulan Januari tahun

2014 Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa Bumi Asri,

kecamatan Palas, kabupaten Lampung Selatan. Pada bulan juni tahun 2014

Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Tegineneng Lampung Selatan.

Penulis juga pernah menjadi asisten dosen untuk beberapa mata kuliah, di

antaranya praktikum mata kuliah Produksi Tanaman Buah Semester Ganjil Tahun

Ajaran 2014/2015, Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015, mata kuliah

Teknologi Pascapanen Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015, dan mata kuliah

Metodologi Penelitian Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015.


(17)

xi

SANWACANA

Puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah

Subhanahu wata’ala

yang telah

memberikan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga Penulis dapat menyusun

dan menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi

ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dengan setulus hati Penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1.

Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M. Sc., selaku Pembimbing Pertama yang telah

memberikan pengarahan, dorongan semangat, dan bimbingan selama

penulisan skripsi ini;

2.

Bapak Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M. Sc., selaku Pembimbing Kedua

yang telah memberikan dorongan semangat, saran, ide, bimbingan dan

fasilitas selama pelaksanaan penelitian hingga selesainya penulisan skripsi

ini;

3.

Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M. Sc., selaku Penguji yang telah memberikan

kritik dan saran dalam proses penulisan skripsi ini;

4.

Ibu Ir. Yayuk Nurmiyati, M.S., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas

bimbingan, dan saran yang telah diberikan;

5.

Bapak Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;


(18)

xi

6.

Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M. Sc., selaku ketua bidang budidaya

pertanian atas saran dan bimbingan yang telah diberikan;

7.

Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung;

8.

Seluruh dosen Jurusan Agroteknologi dan Fakultas Pertanian yang telah

memberikan banyak ilmu pengetahuan selama Penulis menempuh pendidikan

di Universitas Lampung;

9.

Orang tuaku dan kakak serta adik-adikku yang sepenuhnya memberikan doa,

semangat, dan kasih sayang yang tulus serta dukungan;

10. Teman-teman seperjuangan selama penelitian: Ade Saputra, Alpenda Putri,

Amelia Eka Prasetya, Bayu Kusuma Wardana, Bherta Braja, Dwi Aprianti,

Malida Rahmawati, Riska Agustin, dan Sherli Isti Anisa.

11. Teman-teman Agroteknologi 2011 kelas B yang selalu berbagi pengalaman

serta motivasi;

12. Sahabatku: Iis Masitoh, Nurul Lukman, Nahwan Sultoni, Fauzi Rimbawan,

Sigit Sulistyo, Solihin, yang telah berbagi pengalaman bersama selama ini;

13. Teman-teman mahasiswa Agroteknologi angkatan tahun 2011 Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung;

Semoga Allah

Subhanahu wata’ala

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya serta

memberkahi mereka atas kebaikan yang diberikan kepada Penulis. Semoga skripsi

ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, November 2015


(19)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Buah jambu biji adalah salah satu buah yang digemari oleh masyarakat. Jambu

biji memiliki rasa yang manis dan vitamin C yang tinggi. Kultivar unggulan yang

beredar di Indonesia saat ini salah satunya adalah kultivar jambu biji

‘Crystal’

.

Buah jambu biji

‘Crystal’ memiliki

sedikit biji, tekstur lembut, dan renyah.

Secara umum buah jambu biji

‘Crystal’ merupakan salah satu produk ekspor

Indonesia. Dalam penanganannya hingga sampai ke tangan konsumen dibutuhkan

waktu yang relatif lama. Hal ini berbanding terbalik dengan masa simpan buah

jambu biji

‘Crystal’ yang singkat.

Penanganan pascapanen yang tepat pada buah

jambu biji ‘Crystal’ mampu

memperpanjang masa simpan dan mempertahankan

mutu buah jambu biji ‘Crystal.

Jambu biji

‘Crystal’ merupak

an buah klimaterik.

Jambu ‘Crystal’ dapa

t dipanen

saat matang (

mature

)

. Setelah panen buah jambu ‘Crystal’ masih melakukan

proses metabolisme, salah satunya adalah respirasi. Selain itu juga buah jambu

‘Crystal’ ini tanggap

terhadap gas etilen baik etilen dari luar maupun etilen yang

dihasilkan oleh buah jambu ‘Crystal’

. Respirasi dan gas etilen ini yang


(20)

2

mempercepat proses pemasak

an buah sehingga buah jambu ‘Crystal’ memiliki

masa simpan yang pendek dan mudah rusak.

Etilen merupakan zat yang mempercepat proses pemasakan buah. Untuk

memperpanjang masa simpan buah perlu dilakukan penekanan produksi gas etilen

buah jambu biji ‘Crystal’

. Pada penelitian ini diharapkan dengan penggunaan

aminoethoxyvinylglycine

(AVG) mampu menekan produksi etilen sehingga

mampu memperpanjang masa simpan buah jambu biji ‘Crystal.

Etilen mengatur

pemasakan buah dengan mengkoordinasikan ekspresi gen-gen yang bertanggung

jawab dalam berbagai proses, termasuk peningkatan laju respirasi, autokatalitik

produksi etilen, degradasi klorofil, sintesis karotenoid, konversi pati menjadi gula,

dan peningkatan aktivitas enzim-enzim pemecah dinding sel (Gray

et al

., 1992).

Respirasi buah jambu biji

‘Crystal’ sebagai penyebab u

tama yang mempercepat

pemasakan buah harus ditekan serendah mungkin agar pemasakan buah jambu

‘Crystal’ dapat ditu

nda lebih lama. Banyak hal yang telah dilakukan untuk

menekan respirasi pada buah jambu ‘Crystal’. Salah satu cara yang dilakukan

adalah dengan melapisi permukaan buah jambu ‘Crystal’ dengan kitosan.

Widodo

et al.

(2013) menyatakan bahwa perlakuan kitosan 2,5% dapat

memperpanjang masa simpan buah jambu biji ‘Crystal’secara nyata 2,83 dan 6,12

hari lebih lama dibandingkan perlakuan kontrol (air) dan asam asetat 0,5%.

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Novita

et al.

(2012) menyatakan bahwa

kitosan mampu mengurangi laju respirasi sehingga dapat mencegah penurunan

total padatan terlarut selama penyimpanan.


(21)

3

Transpirasi merupakan salah satu proses yang dapat memperpendek masa simpan

dan menurunkan mutu

buah jambu biji ‘Crystal’.

Transpirasi mengakibatkan

susut bobot pada buah jambu ‘Crystal’.

Transpirasi dipengaruhi oleh kelembapan

di sekitar area penyimpanan. Menurut Hong

et al.

(2012), pelapisan buah jambu

biji dengan 2,0% kitosan yang disimpan pada suhu 11

o

C dan

relative humidity

90

95% secara nyata mampu mengurangi penurunan bobot buah jambu biji,

menunda kemunduran warna klorofil dan malondialdehid (MDA), menjaga

kandungan padatan terlarut, menghambat kehilangan asam bebas dan vitamin C

selama 12 hari penyimpanan.

Suhu simpan merupakan salah satu faktor dalam menentukan masa simpan dan

mutu buah jambu biji ‘ Crystal’

. Jambu biji (

Psidium guajava

L.) termasuk buah

yang mudah rusak dengan daya simpan hanya 3

6 hari setelah panen pada suhu

ruang. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan adalah dengan

penyimpanan pada suhu rendah (Dhyan

et al.,

2014).

Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan masa simpan dan menjaga

kualitas buah jambu biji ‘Crystal’.

Buah dengan perlakuan tersebut dapat

dilakukan pengiriman ketempat yang cukup jauh dan waktu relatif lebih lama.

Proses transportasi yang membutuhkan waktu lama dapat disesuaikan dengan

masa simpan buah jambu biji ‘Crystal’, sehingga buah sampai pada kon

sumen

masih dalam kualitas yang cukup bagus.


(22)

4

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab masalah yang dirumuskan dalam

pertanyaan sebagai berikut.

1. Apakah aplikasi

aminoethoxyvinylglicine

(AVG) mampu memperpanjang masa

simpan dan mempertahankan mutu buah ja

mbu’Crystal’?

2. Apakah aplikasi kitosan mampu memperpanjang masa simpan dan

mempertahankan mutu buah jambu ‘Crystal’?

3. Apakah penyimpanan pada suhu dingin mampu memperpanjang masa simpan

dan memperpanjang mutu buah jambu ‘Crystal’?

4. Apakah kombinasi

aminoethoxyvinylglicine

(AVG), kitosan, dan suhu dingin

mampu memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah jambu

‘Crystal’?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efektifitas

aminoethoxyvinylglycine

(AVG) dalam

memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah jambu

‘Crystal’

;

2. Untuk mengetahui efektifitas perlakuan pelapisan kitosan dalam

memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah jambu

‘Crystal’

;

3. Untuk mengetahui efektifitas perlakuan suhu dingin dalam memperpanjang

masa simpan dan mempertah

ankan mutu buah jambu ‘Crystal’

;

4. Mendapatkan kombinasi perlakuan yang terbaik antara


(23)

5

memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah jambu biji

‘Crystal’

.

1.3 Kerangka Pemikiran

Etilen merupakan hormon yang mampu mempercepat pemasakan buah. Produksi

etilen pada buah klimaterik tergolong tinggi. Etilen mengatur pemasakan buah

dengan mengkoordinasikan ekspresi gen-gen yang bertanggung jawab dalam

berbagai proses, termasuk peningkatan laju respirasi, autokatalitik produksi etilen,

degradasi klorofil, sintesis karotenoid, konversi pati menjadi gula, dan

peningkatan aktivitas enzim-enzim pemecah dinding sel (Gray

et al.,

1992).

Produksi gas etilen yang tinggi dapat ditekan bahkan dihentikan dengan aplikasi

aminiethoxyvinylglycine

(AVG). AVG dapat memperpanjang masa simpan dan

mem

pertahankan mutu buah jambu biji ‘Crystal’

. Menurut Saltveit (2005),

penerapan

aminoethoxyvinylglycine

(AVG) 1,85 ppm ke permukaan buah

klimakterik secara nyata mampu mengurangi produksi etilen dan sintesis protein.

Beberapa efek fisiologis AVG mungkin bergantung pada kemampuan AVG untuk

mengubah sintesis protein. Menurut Sisler dan Serek (1999), pendekatan lain

untuk memanipulasi pemasakan dan senesen adalah dengan penghambatan

persepsi terhadap etilen. Aplikasinya adalah dengan mengekpresikan gen-gen

yang menyebabkan jaringan tertentu tidak sensitif terhadap etilen. Torrigiani

et

al

. (2004) melaporkan bahwa

aminoethoxyvinylglycine

0,25 ppm mampu

menunda penurunan kekerasan buah, mempertahankan asam bebas, dan


(24)

6

mempertahankan kandungan padatan terlarut. Perbedaan hasil ini kemungkinan

karena perbedaan tingkat kemasakan buah jambu biji dan kultivar.

Jambu biji memiliki kulit tipis yang menempel langsung pada daging buah.

Menurut penelitian yang dilakukan Widodo

et al

. (2001), kulit jambu yang tipis

ini menyebabkan proses kehilangan air karena transpirasi relatif tinggi.

Kehilangan ai

r akan mengakibatkan penurunan mutu buah jambu ‘Crystal’.

Penekanan terhadap kehilangan air perlu dilakukan yang salah satunya dengan

pelapisan kitosan. Widodo

et al.

(2013) menyatakan bahwa perlakuan kitosan

2,5% mampu memperpanjang masa simpan buah jamb

u ‘Crystal’ 2,83 dan 6,12

hari lebih lama dibandingkan perlakuan kontrol (air) dan asam asetat 0,5%. Selain

itu juga menurut Widodo

et al.

(2012),

buah jambu biji ‘Crystal’ dengan aplikasi

kitosan 2,5% memiliki nilai kekerasan buah tidak berbeda dengan perlakuan asam

asetat 0,5% dan air.

Respirasi dan transpirasi merupakan proses metabolisme yang penting untuk

dihambat. Pelapisan buah merupakan salah satu cara untuk meningkatkan masa

simpan dan mempertahankan mutu buah dengan memperlambat proses

metabolisme yang tetap berlangsung selama penyimpanan, melalui pengendalian

laju respirasi dan transpirasi. Salah satu cara untuk memperpanjang masa simpan

dan mempertahankan kesegaran buah adalah dengan teknologi pelapisan (Roiyana

et al

., 2012). Salah satu pelapisan buah yang mampu memperpanjang masa

simpan adalah dengan pengaplikasian kitosan.


(25)

7

Pelapisan kitosan dalam memperpanjang masa simpan dan mengontrol kerusakan

buah dan sayuran lebih baik melalui penurunan kecepatan respirasi,

penghambatan pertumbuhan kapang, dan penghambatan pemasakan dengan

pengurangan produksi etilen dan karbondioksida. Kitosan memiliki kemampuan

untuk membentuk film yang sesuai sebagai pengawet makanan dengan

menghambat patogen psikotrofik. Pelapisan kitosan pada buah mampu

menghambat laju respirasi selama penyimpanan sehingga dapat memperlambat

penurunan susut bobot, total padatan terlarut, total asam, dan vitamin C (Novita

et

al.

, 2012).

Suhu simpan merupakan salah satu faktor dalam menentukan masa simpan dan

mutu buah jambu biji

‘ Crystal’.

Suhu berhubungan erat dengan kelembapan

yang secara langsung berperan dalam proses transpirasi buah dan respirasi. Hasil

penelitian yang dilakukan Reyes dan Paull (1995) menunjukkan bahwa

penyimpanan jambu biji (

Psidium guajava

. L.) pada suhu 15

o

C mampu menunda

kerusakan buah dengan memperlambat degradasi klorofil. Penyimpanan pada

suhu 15

o

C memungkinkan pemasakan bertahap buah matang-hijau penuh hingga

berwarna kekuning-kuningan dalam waktu 11 hari.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan, maka dapat diajukan

hipotesis sebagai berikut.

1. Aplikasi

aminoethoxyvinylglycine

(AVG) mampu memperpanjang masa

simpan dan memperta

hankan mutu buah jambu ‘Crystal’;


(26)

8

2. Aplikasi kitosan 2,5% mampu memperpanjang masa simpan dan

mempertah

ankan mutu buah jambu ‘Crystal’

;

3. Penyimpanan suhu dingin mampu memperpanjang masa simpan dan

mempertah

ankan mutu buah jambu ‘Crystal’

;

4. Aplikasi kombinasi

aminoethoxyvinylglycine

(AVG), kitosan dan suhu dingin

mampu memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah jambu

‘Crystal’

.


(27)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pascapanen Buah Jambu Biji ‘Crystal’

Jambu biji (

Psidium guajava

L.) merupaka buah klimakterik. Ciri buah

klimakterik adalah adanya peningkatan respirasi yang tinggi dan mendadak

(

respiration burst

) yang menyertai atau mendahului pemasakan, melalui

peningkatan CO

2

dan etilen. Jambu biji (

Psidium guajava

L.) yang disimpan di

suhu ruang akan mengalami proses pemasakan (

ripening

) dan diikuti dengan

proses pembusukan (Widodo

et al.

, 2013).

PT. Nusantara Tropical Farm (PT. NTF) di Way Jepara, Lampung Timur

merupakan sentral perkebunan buah jambu biji kultivar ‘Crystal’ dan‘Mutiara.

Panen buah jambu biji dilakukan dengan pemetikan buah jambu biji ‘Crystal’

yang telah berwarna hijau pucat. Buah kemudian diletakkan pada keranjang yang

terbuat dari plastik dan ditempatkan di bawah pohon yang rimbun. Selanjutnya

dengan menggunakan alat bantu seperti katrol buah jambu biji ditarik ke tempat

penampungan.

Buah yang telah sampai di penampungan kemudian dikeluarkan secara hati-hati,

lalu buah disortir. Buah yang telah disortir diletakkan di

tray

untuk dilakukan

pengamatan mutu buah. Pemasangan

net foam

dilakukan dengan rapi oleh tenaga


(28)

10

kerja dan dilanjutkan dengan pelabelan. Buah dimasukkan ke dalam box yang

terbuat dari kardus tiap box berisi 12 kg.

2.2.

Aminoethoxyvinylglycine

(AVG)

Aminoethoxyvinylglycine

(AVG) merupakan zat yang mampu menunda

pemasakan buah. Menurut Saltveit (2005), aplikasi AVG 1,85 ppm mampu

mengurangi produksi etilen dan memperlambat timbulnya gejala

browning

pada

tomat. Pada penelitian lain yang dilakukan Cetinbas dan Fatma (2011)

,

AVG 100

ppm secara nyata memperlambat pembusukan pada buah pear

‘Monroe’

. Efek ini

terkait dengan lambatnya pemasakan buah karena terhambatnya produksi etilen.

Etilen mengatur pemasakan buah dengan mengkoordinasikan ekspresi gen-gen

yang bertanggung jawab dalam berbagai proses. Dalam hal ini, contohnya adalah

peningkatan laju respirasi, autokatalitik produksi etilen, degradasi klorofil, sintesis

karotenoid, konversi pati menjadi gula, dan peningkatan aktivitas enzim-enzim

pemecah dinding sel (Gray

et al

., 1992). Dari berbagai proses metabolisme

tersebut, etilen mampu mempercepat proses pemasakan buah sehingga masa

simpan menjadi lebih singkat. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengurangi

efek etilen secara kimiawi pada proses pemasakan dan

senesen

ini termasuk

aplikasi

aminoethoxyvinylglycine

(AVG) sebagai penghambat sintensis etilen

(Sisler dan Serek, 1999).


(29)

11

2.3 Kitosan

Kitosan merupakan senyawa turunan kitin, senyawa penyusun rangka luar hewan

berkaki banyak seperti kepiting, ketam, udang, dan serangga. Pelapisan kitosan

(1% dan 2% dalam 0.25 N HCl) mengurangi kecepatan respirasi dan produksi

etilen pada tomat. Tomat yang di-

coating

dengan kitosan lebih keras, titrasi

keasaman lebih tinggi, dan lebih sedikit pigmentasi merah dibandingkan kontrol

setelah penyimpanannya selama 4 minggu pada suhu 20

o

C (El Ghaouth

et al

.,

1992).

Menurut Sitorus

et al

. (2014), konsentrasi kitosan yang digunakan sebagai bahan

pelapis (

edible coating

) berpengaruh terhadap mutu buah jambu biji selama

penyimpanan. Peningkatan konsentrasi kitosan hingga 3% dapat

mempertahankan mutu buah jambu biji selama 8 hari penyimpanan. Pada

konsentrasi kitosan 4% lapisan kitosan pada buah menjadi lebih tebal yang

menyebabkan terjadinya respirasi anaerob, sehingga dihasilkan buah dengan

aroma dan rasa yang kurang disukai. Menurut Widodo

et al.

(2012), perlakuan

kitosan 2,5% mampu memperpanjang masa simpan buah jambu biji ‘Crystal’

2,56

dan 6,45 hari lebih lama dibandingkan perlakuan kontrol (air) dan asam asetat.

Menurut Hong

et al.

(2012), pelapisan buah jambu biji dengan 2,0% kitosan yang

disimpan pada suhu 11

o

C dan

relative humidity

(RH) 90

95% secara nyata

mampu mengurangi penurunan bobot buah jambu biji, menunda kemunduran

warna klorofil dan kandungan malondialdehid, menjaga kandungan padatan

terlarut, menghambat kehilangan asam bebas dan vitamin C selama 12 hari


(30)

12

penyimpanan. Pelapisan ini bisa memacu peningkatan yang nyata dalam proses

peroksidase, superoksida dismutase dan katalase, dan menghambat produksi

radikal bebas (O

2

).

2.4 Suhu Dingin

Perlakuan lingkungan penyimpanan dengan atmosfir terkendali dan penyimpanan

pada suhu dingin digunakan karena dapat menunda pemasakan dan menghambat

mRNA dan enzim. Enzim yang dapat dihambat di antaranya enzim selulase,

poligalakturonase, dan enzim-enzim dalam sintesis etilen. Etilen berhubungan

dengan proses pascapanen buah terutama pemasakan buah (Zamorano

et al.

,

1994). Penyimpanan buah pada suhu dingin dapat menurunkan reaksi biokimia

yang terjadi pada buah, mengurangi produksi dan kerja etilen, dan menghambat

proses pelunakan sehingga dapat memperpanjang daya simpan buah (Purwoko

dan Suryana, 2000).

Menurut Julianti (2009), tingkat kematangan dan suhu penyimpanan memberikan

perbedaan yang nyata terhadap nilai kekerasan buah. Lama penyimpanan tidak

memberikan pengaruh yang berbeda nyata meski terjadi penurunan nilai

kekerasan pada ketiga tingkat kematangan buah selama penyimpanan baik pada

suhu ruang maupun suhu dingin. Penurunan nilai kekerasan menunjukkan

terjadinya pelunakan pada buah. Pada penyimpanan suhu ruang, maka semakin

lama penyimpanan nilai tekstur akan semakin menurun, sedangkan pada suhu


(31)

13

10

o

C tidak ada perbedaan yang nyata dari nilai tekstur buah selama penyimpanan.

Jambu biji (

Psidium guajava

L.) termasuk buah yang mudah rusak dengan daya

simpan hanya 3

6 hari setelah panen pada suhu ruang. Salah satu cara untuk

memperpanjang umur simpan adalah dengan penyimpanan pada suhu rendah

(Dhyan

et al.,

2014). Perlakuan lingkungan penyimpanan dengan penyimpanan

pada suhu rendah digunakan karena dapat menunda kemasakan dan menghambat

mRNA untuk enzim-enzim selulase, poligalakturonase, dan enzim-enzim dalam

sintesis etilen yang sangat berhubungan erat dengan kehidupan buah pascapanen

(Zamorano

et al.,

1994).


(32)

14

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada bulan September

sampai Oktober 2014.

3.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah jambu biji ‘Crystal’

stadium hijau pucat (Gambar 1). Buah jambu biji

‘Crystal’

berasal dari PT.

Nusantara Tropical Farm (PT. NTF) di Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.

Buah dibawa langsung ke Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung. Buah disortir menurut ukuran dan keseragaman

tingkat kemasakan, kemudian segera diberi perlakuan. Bahan lain dalam

penelitian ini adalah kitosan 2,5%,

aminoethoxyvinylglycine

(AVG) 1,25 ppm,

aquades, fenoftalein, asam asetat, dan NaOH 0,1 N.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan,

hand refractomer

‘Atago’, penetrometer (type FHM

-5 Takemura Electric Work, ltd, Jepang: ujung

berbentuk silinder diameter 5 mm tekanan maksimum 5 kg), piring styrofoam,


(33)

15

lemari pendingin ,erlenmeyer, labu ukur, gelas beker, timbangan,

blander

, lemari

es, pipet tetes, biuret,

centrifuge

, pisau, botol sampel, tisu,

humidifier

, pipet

gondok,

thermohygrograph

,

air conditioner

(AC), toples ukuran 5 liter dan spidol

permanen.

Gambar 1. Buah jambu biji ‘Crystal’ stadium hijau pucat

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Teracak Sempurna (RTS), dengan

perlakuan yang disusun secara faktorial 2 x 2 x 2 dengan total 8 perlakuan.

Penelitian ini dilakukan dalam 3 kali ulangan sehingga jumlah satuan

percobaannya adalah 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan digunakan

satu buah jambu biji ‘Crystal’ yang diletakkan pada piring streofoam. Faktor

pertama adalah AVG (A0 = tanpa AVG 1,25 ppm dan A1 = dengan AVG 1,25

ppm

)

, faktor kedua adalah kitosan (K0 = tanpa kitosan 2,5% dan K1 = dengan


(34)

16

kitosan 2,5%), dan faktor ketiga adalah suhu simpan (T0 = suhu ruang 25,2

o

C

dan T1 = suhu dingin 20,8

o

C). Suhu dingin adalah suhu yang diperoleh dari

ruang simpan berukuran 5,8 x 2,8 x 3,15 m yang dilengkapi dengan dua

Air

Conditioner

(AC), satu

humidifier

, dan

thermohygrograph

.

3.4 Pelaksaan Penelitian

Buah jambu biji ‘Crystal’ diperoleh dari PT. Nusantara Tropical Farm (PT. NTF) .

Buah jambu ‘Crystal’ dibawa ke Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas

Pertanian, Universitas Lampung dengan menggunakan mobil ber-AC. Buah

jambu biji ‘Crystal’ kemudian disortir berdasarkan keseragaman tingkat

kemasakan, warna, dan ukuran buah.

Perlakuan AVG dilakukan dengan cara merendam buah jambu biji ‘Crystal’

selama 10 menit dalam larutan AVG. Larutan AVG dibuat dengan cara

melarutkan 5 mg AVG ke dalam 4 liter aquades (1,25 ppm).

Perlakukan kombinasi dengan kitosan, buah jambu biji yang telah direndam

dalam larutan AVG ditiriskan kemudian dilapisi dengan kitosan. Kitosan dibuat

dengan cara: 25 gram kitosan ditambah asam asetat 0,5 ml kemudian dilarutkan

dalam aquades 1 liter.

Semua buah jambu biji ‘Crystal’ yang telah diberi

perlakuan disimpan di dalam Laboratorium Pascapanen Hortikultura pada suhu

ruang (25,2

o

C) untuk perlakuan T0 dan suhu dingin (20,8

o

C) untuk perlakuan

T1.


(35)

17

3.5 Pengamatan

Pengamatan dilakukan setiap hari dengan cara mengamati perubahan kondisi

penampakan kulit buah hingga penelitian dihentikan. Pengamatan dihentikan

apabila gejala penurunan mutu buah telah muncul seperti timbul bercak

kecoklatan (

browning

) dan keriput pada kulitnya (Gambar 2). Peubah yang

diamati adalah masa simpan (hari), susut bobot buah, kekerasan buah, kandungan

padatan terlarut (

o

Brix), asam bebas, dan tingkat kemanisan buah.

3.5.1 Masa simpan

Masa simpan dihitung dari hari pertama aplikasi sampai dengan buah

menunujukkan gejala penurunan mutu buah seperti timbul bercak kecoklatan

(

browning

) dan keriput pada kulitnya (Gambar 2).

(a)

(b)

Gamba

r 2. Buah jambu biji ‘Crystal’ stadium hijau pucat

(a) dan yang

menunjukkan gejala penurunan mutu buah (b)


(36)

18

3.5.2 Kekerasan buah

Kekerasan buah (dalam kg/cm

2

) diukur dengan alat penetrometer (type FHM-5

Takemura Electric Work, ltd, Jepang; ujung berbentuk silinder diameter 5 mm

tekanan maksimum 5 kg). Pengukuran kekerasan buah dilakukan pada daging

buah setelah jambu dikupas tipis dan dilakukan tiga kali ulangan pada bagian

pangkal buah, tengah, dan ujung.

3.5.3 Susut bobot buah

Susut bobot dihitung dari selisih bobot awal buah sebelum diberi perlakuan

dengan bobot akhir buah setelah pengamatan dihentikan. Selisih bobot tersebut

kemudian dibagi dengan bobot awal dan dikalikan 100%.

3.5.4 Kandungan padatan terlarut (

o

Brix)

Pengukuran kandungan padatan terlarut dilakukan dengan menggunakan

hand

refractomer

‘Atago’, yaitu dengan cara irisan halus buah jambu biji ‘Crytal’

ditekan dan diambil sari buahnya kemudian diukur nilai

o

Brixnya dengan

hand

refractomer

‘Atago’ pada suhu

ruang.

3.5.5 Pengukuran kandungan asam bebas

Setelah buah dihentikan pengamatannya, buah segera ditimbang dan diambil 50 g

daging buah diekstrak dengan cara daging buah dipotong kecil-kecil kemudian

ditambahkan dengan ± 50 mL aquades, lalu diblender, kemudian disentrifius pada


(37)

19

2.500 rpm selama 5

10 menit hingga cairan terpisah dari endapannya.

Cairannya dimasukkan ke labu ukur 250 mL, lalu ditambahkan aquades sampai

tera. Sampel sari buah tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol sampel ±

100 mL dan dibekukan di

freezer

sambil menunggu analisis berikutnya. Analisis

asam bebas dilakukan dengan titrasi 0,1 N NaOH dan fenolftalein sebagai

indikator dan hasilnya dinyatakan dalam g asam sitrat/100 g daging buah.

3.5.6. Tingkat kemanisan

Tingkat kemanisan buah diperoleh dari perbandingan nilai kandungan padatan

terlarut dengan asam bebas. Padatan terlarut terdiri dari berbagai macam

senyawa, terutama asam dan gula, asam dan gula ini yang menentukan rasa manis

pada buah jambu biji ‘Crystal’.

3.6 Analisis dan Interpretasi Data

Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Analisis data dilanjutkan dengan

uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5% (SAS System for Windows

V6.12).


(38)

30

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut.

1. Aplikasi AVG konsentrasi 1,25 ppm tidak meningkatkan masa simpan buah

jambu bij

i ‘Crystal’, sementara

mutu buah (kekerasan buah, susut bobot,

padatan terlarut, dan kemanisan) sama dengan kontrol kecuali asam bebas yang

berbeda nyata lebih rendah;

2. Aplikasi kitosan 2,5% memperpanjang masa simpan 11 hari lebih lama

dibandingkan dengan kontrol yang hanya bertahan 8 hari dan mutu buah jambu

biji ‘Crystal’

(kekerasan buah, susut bobot, asam bebas, dan kemanisan)

mampu dipertahankan sama dengan kontrol;

3. Penyimpanan suhu dingin (20,58

o

C) tidak meningkatkan masa simpan buah,

sementara mutu buah

jambu biji ‘Crystal’

(kekerasan buah, susut bobot,

padatan terlarut, asam bebas, dan kemanisan) sama dengan kontrol;

4. Kombinasi perlakuan menggunakan AVG 1,25 ppm, dan kitosan 2,5% yang

ditempatkan pada suhu dingin 20,58

o

C merupakan kombinasi perlakuan

terbaik, karena meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah


(39)

30

jambu biji

‘Crystal’

(kekerasan buah, susut bobot, padatan terlarut, asam bebas,

dan kemanisan) selama 17 hari dibandingkan dengan kontrol.

5.2. Saran

Penelitian selanjutnya pada buah jambu biji ‘Crystal’

diharapkan dilakukan pada

suhu yang lebih rendah, kelembapan relatif yang tinggi, dan menggunakan

konsentrasi AVG yang lebih tinggi agar mampu meningkatkan masa simpan dan

mempertahankan mutu buah jambu biji ‘Crystal’ lebih maksimal.


(40)

31

PUSTAKA ACUAN

Abu-Goukh. A. A., dan H. A. Bashir. 2003. Changes in pectic enzymes and

cellulase activity during guava fruit ripening. Journal of Food Chemistry

83: 213

218.

Bashir. H. A., dan A. A. Abu-Goukh. 2003. Compositional changes during guava

fruit ripening. Journal of Food Chemistry 80: 557

563

Cetinbas, M., dan K. Fatma. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine on

harvest time dan

fruit quality of ‘Monroe’ peaches.

Journal of

Agricultural Sciences 17: 177

189.

Dhyan. C., H. S. Sumardi, dan S. Bambang. 2014. Pengaruh pelapisan lilin lebah

dan suhu penyimpanan terhadap kualitas buah jambu biji (

Psidium

guajava

L.). Jurnal Bioproses Komoditas Tropika 2(1): 80

90

El Ghaouth, A., R. Ponnampalam, F. Castaigne, dan J. Arul. 1992. Chitosan

coating to extend the storage life of tomatoes. Journal Horticultural

Science 27(9): 1016

1018.

Farikha. I. N., A. Choirul, dan W. Esti. 2013. Pengaruh jenis dan

konsentrasi bahan penstabil alami terhadap karakteristik fisika kimia buah

naga merah (

Hylocereus polyrhizus

) selama penyimpanan. Jurnal

Teknosains 2(1): 30

38.

Gray, J., S. Picton, J.Shabbeer, W.Schuch, dan D. Grierson. 1992. Molecular

biology of fruit ripening dan its manipulation with ethylene gene. Plant

Molecular Biology 19: 69

87.

Hong. K.,

X.

Jianghui, Z. Lubin, S. Dequan, dan G. Deqiang. 2012. Effects of

chitosan coating on postharvest life and quality of guava (

Psidium guajava

L.) fruit during cold storage. Scientia Horticultural 144: 172

178.

Julianti, E. 2011. Pengaruh tingkat kematangan dan suhu penyimpanan terhadap

mutu buah terong beldana (

Cyphomdanra betacea

). Jurnal Hortikultura

Indonesia 2(1): 14

20.


(41)

32

Nasution, D. A., N. Ana, G. Y. Reni, Gullom, dan Mulyani. 2011. Effect of wax

coated and plastic wrapping on physico-chemical characteristics and the

shelflife of sallaca-pondoh

.

Perekayasa Balai Besar Pengembangan

Mekanisasi Pertanian. 9(1): 43

48.

Novita, M., Satriana, Martunis, S. Rohaya, R. Syarifah, dan H. Etria. 2012.

Pengaruh pelapisan kitosan terhadap sifat fisik dan kimia tomat segar

(

Lycopersicum pyriforme

) pada berbagai tingkat kematangan. Jurnal

Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 4(3): 1

8.

Purwoko, B. S., dan K. Suryana. 2000. Efek suhu simpan dan pelapis

terhadap per

ubahan kualitas buah pisang ‘Cavendish’. Bulletin Agronomi

28(3): 77

84.

Rachmawati, R., R. D. Made, dan S. Ni Luh. 2009. Pengaruh suhu dan lama

penyimpanan terhadap kdanungan vitamin c pada cabai rawit putih

(Capsicum frustescens).

Jurnal Biologi 13(2) : 36

40.

Raymond,L.V., M. Zhang, dan S. M. R. Azam. 2012. Effect of chitosan coating

physical and microbial characteristics of fresh-cutgreen peppers

(

Capsicum annuum

L.). International Journal of Nutrition 11(10): 806

811.

Reyes. M. U., dan R. E. Paull. 1995. Effect of storage temperature and ethylene

treatment on guava

(Psidium guajava

L.) fruit ripening. Postharvest

Biology and Technology 6: 357

365.

Roiyana, M., M. Izzati, dan E. Prihastanti. 2012. Potensi dan efisiensi senyawa

hidrokoloid nabati sebagai bahan penunda pematangan buah. Buletin

Anatomi dan Fisiologi 20(2): 40

50.

Saltveit, M. E. 2005. Aminoethoxyvinylglycine (AVG) reduces ethylene and

protein biosynthesis in excised discs of mature-green tomato pericarp

tissue. Postharvest Biology and Technology 35: 183

190.

Sisler, E.C., dan M. Serek. 1999. Compounds controlling ethylene receptor.

Botanical Bulletin of Academia Sinica 40: 1

7.

Sitorus. R. F., K. Terip, dan L. Zulkifli

.

2014. Pengaruh konsentrasi

kitosan sebagai edible coating dan lama penyimpanan terhadap mutu

buah jambu biji merah. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian 2(1): 37

46.

Sunarmani, D. Amiarsi, W. Broto, dan S. Sentausa. 1996. Pengaruh komposisi

oksigen dan karbondioksida dalam wadah tertutup terhadap mutu dan daya

simpan nenas. Jurnal Hortikultura 5(5): 80

93.


(42)

33

Torrigiani, P., M. B. Anna, Z. Vanina, S. Sonia, C. Tommaso, R. Angela, B.

Stefania, dan C. Guglielmo. 2004. Pre-harvest polyamine and

aminoethoxyvinylglycine (AVG) applications modulate fruit ripening in

star red gold nectarines (

Prunus persica

L. Batsch). Postharvest Biology

and Technology 33: 293

308.

Widodo, S. E., N. Sanjaya, Zulferiyenni, dan M. S. Hadi. 2001. Perubahan

kualitas buah manggis (

Garcinia mangostana

L.) selama pembuahan dan

pemasakan buah. Jurnal Agrotropika 6(1): 7

11.

Widodo, S. E., D. K. Abdullah, K. Setiawan, dan Zulferiyenni. 2007. Teknologi

modified atmosphere packaging buah duku berkitosan. Prosiding Seminar

Nasional Hortikultura. Surakarta, 17 November 2007. 639

644.

Widodo

,

S, E. Zulferiyenni, dan M.Icha.2012. Pengaruh penambahan indole

acetic acid (IAA) pada pelapis kitosan terhadap masa simpan buah jambu

biji (

Psidium guajava

L.) ‘Crystal’

. Jurnal Agrotropika 17(1): 14

18.

Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan W. K. Dian. 2013. Pengaruh penambahan

benziladenin pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah

jambu biji ‘Crystal’

. Jurnal Agrotektropika 1(1). 55

60.

Zamorano, J. P., D. Berta, L. L. Alexdanra, D. W. Ian, G. Donald, dan M.

Carmen. 1994. Effect of low temperature storage and ethylene removal on

ripening and gene expression changes in avocado fruit. Postharvest


(1)

100 mL dan dibekukan difreezersambil menunggu analisis berikutnya. Analisis asam bebas dilakukan dengan titrasi 0,1 N NaOH dan fenolftalein sebagai

indikator dan hasilnya dinyatakan dalam g asam sitrat/100 g daging buah.

3.5.6. Tingkat kemanisan

Tingkat kemanisan buah diperoleh dari perbandingan nilai kandungan padatan terlarut dengan asam bebas. Padatan terlarut terdiri dari berbagai macam

senyawa, terutama asam dan gula, asam dan gula ini yang menentukan rasa manis pada buah jambu biji ‘Crystal’.

3.6 Analisis dan Interpretasi Data

Data dianalisis dengan menggunakan ANOVA. Analisis data dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5% (SAS System for Windows V6.12).


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Aplikasi AVG konsentrasi 1,25 ppm tidak meningkatkan masa simpan buah jambu biji ‘Crystal’, sementaramutu buah (kekerasan buah, susut bobot, padatan terlarut, dan kemanisan) sama dengan kontrol kecuali asam bebas yang berbeda nyata lebih rendah;

2. Aplikasi kitosan 2,5% memperpanjang masa simpan 11 hari lebih lama

dibandingkan dengan kontrol yang hanya bertahan 8 hari dan mutu buah jambu biji ‘Crystal’(kekerasan buah, susut bobot, asam bebas, dan kemanisan)

mampu dipertahankan sama dengan kontrol;

3. Penyimpanan suhu dingin (20,58oC) tidak meningkatkan masa simpan buah, sementara mutu buahjambu biji ‘Crystal’(kekerasan buah, susut bobot, padatan terlarut, asam bebas, dan kemanisan) sama dengan kontrol;

4. Kombinasi perlakuan menggunakan AVG 1,25 ppm, dan kitosan 2,5% yang ditempatkan pada suhu dingin 20,58 oC merupakan kombinasi perlakuan terbaik, karena meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah


(3)

5.2. Saran

Penelitian selanjutnya pada buah jambu biji ‘Crystal’diharapkan dilakukan pada suhu yang lebih rendah, kelembapan relatif yang tinggi, dan menggunakan konsentrasi AVG yang lebih tinggi agar mampu meningkatkan masa simpan dan mempertahankan mutu buah jambu biji ‘Crystal’ lebih maksimal.


(4)

PUSTAKA ACUAN

Abu-Goukh. A. A., dan H. A. Bashir. 2003. Changes in pectic enzymes and cellulase activity during guava fruit ripening. Journal of Food Chemistry 83: 213–218.

Bashir. H. A., dan A. A. Abu-Goukh. 2003. Compositional changes during guava fruit ripening. Journal of Food Chemistry 80: 557–563

Cetinbas, M., dan K. Fatma. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine on harvest time danfruit quality of ‘Monroe’ peaches. Journal of Agricultural Sciences 17: 177–189.

Dhyan. C., H. S. Sumardi, dan S. Bambang. 2014. Pengaruh pelapisan lilin lebah dan suhu penyimpanan terhadap kualitas buah jambu biji (Psidium guajavaL.). Jurnal Bioproses Komoditas Tropika 2(1): 80–90 El Ghaouth, A., R. Ponnampalam, F. Castaigne, dan J. Arul. 1992. Chitosan

coating to extend the storage life of tomatoes. Journal Horticultural Science 27(9): 1016–1018.

Farikha. I. N., A. Choirul, dan W. Esti. 2013. Pengaruh jenis dan

konsentrasi bahan penstabil alami terhadap karakteristik fisika kimia buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) selama penyimpanan. Jurnal

Teknosains 2(1): 30–38.

Gray, J., S. Picton, J.Shabbeer, W.Schuch, dan D. Grierson. 1992. Molecular biology of fruit ripening dan its manipulation with ethylene gene. Plant Molecular Biology 19: 69–87.

Hong. K.,X.Jianghui, Z. Lubin, S. Dequan, dan G. Deqiang. 2012. Effects of chitosan coating on postharvest life and quality of guava (Psidium guajava L.) fruit during cold storage. Scientia Horticultural 144: 172–178.

Julianti, E. 2011. Pengaruh tingkat kematangan dan suhu penyimpanan terhadap mutu buah terong beldana (Cyphomdanra betacea). Jurnal Hortikultura Indonesia 2(1): 14–20.


(5)

Pengaruh pelapisan kitosan terhadap sifat fisik dan kimia tomat segar (Lycopersicum pyriforme) pada berbagai tingkat kematangan. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia 4(3): 1–8.

Purwoko, B. S., dan K. Suryana. 2000. Efek suhu simpan dan pelapis

terhadap perubahan kualitas buah pisang ‘Cavendish’. Bulletin Agronomi

28(3): 77–84.

Rachmawati, R., R. D. Made, dan S. Ni Luh. 2009. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kdanungan vitamin c pada cabai rawit putih (Capsicum frustescens).Jurnal Biologi 13(2) : 36–40.

Raymond,L.V., M. Zhang, dan S. M. R. Azam. 2012. Effect of chitosan coating physical and microbial characteristics of fresh-cutgreen peppers

(Capsicum annuumL.). International Journal of Nutrition 11(10): 806–

811.

Reyes. M. U., dan R. E. Paull. 1995. Effect of storage temperature and ethylene treatment on guava(Psidium guajavaL.) fruit ripening. Postharvest Biology and Technology 6: 357–365.

Roiyana, M., M. Izzati, dan E. Prihastanti. 2012. Potensi dan efisiensi senyawa hidrokoloid nabati sebagai bahan penunda pematangan buah. Buletin Anatomi dan Fisiologi 20(2): 40–50.

Saltveit, M. E. 2005. Aminoethoxyvinylglycine (AVG) reduces ethylene and protein biosynthesis in excised discs of mature-green tomato pericarp tissue. Postharvest Biology and Technology 35: 183–190.

Sisler, E.C., dan M. Serek. 1999. Compounds controlling ethylene receptor. Botanical Bulletin of Academia Sinica 40: 1–7.

Sitorus. R. F., K. Terip, dan L. Zulkifli. 2014. Pengaruh konsentrasi

kitosan sebagai edible coating dan lama penyimpanan terhadap mutu buah jambu biji merah. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian 2(1): 37–

46.

Sunarmani, D. Amiarsi, W. Broto, dan S. Sentausa. 1996. Pengaruh komposisi oksigen dan karbondioksida dalam wadah tertutup terhadap mutu dan daya simpan nenas. Jurnal Hortikultura 5(5): 80–93.


(6)

Torrigiani, P., M. B. Anna, Z. Vanina, S. Sonia, C. Tommaso, R. Angela, B. Stefania, dan C. Guglielmo. 2004. Pre-harvest polyamine and

aminoethoxyvinylglycine (AVG) applications modulate fruit ripening in star red gold nectarines (Prunus persicaL. Batsch). Postharvest Biology and Technology 33: 293–308.

Widodo, S. E., N. Sanjaya, Zulferiyenni, dan M. S. Hadi. 2001. Perubahan kualitas buah manggis (Garcinia mangostanaL.) selama pembuahan dan pemasakan buah. Jurnal Agrotropika 6(1): 7–11.

Widodo, S. E., D. K. Abdullah, K. Setiawan, dan Zulferiyenni. 2007. Teknologi modified atmosphere packaging buah duku berkitosan. Prosiding Seminar Nasional Hortikultura. Surakarta, 17 November 2007. 639–644.

Widodo,S, E. Zulferiyenni, dan M.Icha.2012. Pengaruh penambahan indole acetic acid (IAA) pada pelapis kitosan terhadap masa simpan buah jambu biji (Psidium guajavaL.) ‘Crystal’. Jurnal Agrotropika 17(1): 14–18. Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan W. K. Dian. 2013. Pengaruh penambahan

benziladenin pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah

jambu biji ‘Crystal’. Jurnal Agrotektropika 1(1). 55–60.

Zamorano, J. P., D. Berta, L. L. Alexdanra, D. W. Ian, G. Donald, dan M.

Carmen. 1994. Effect of low temperature storage and ethylene removal on ripening and gene expression changes in avocado fruit. Postharvest