PENGARUH AMINOETHOXYVINYLGLYCINE (AVG), KITOSAN DAN SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH PISANG ‘CAVENDISH’

PENGARUH AMINOETHOXYVINYLGLYCINE (AVG), KITOSAN DAN
SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH
PISANG ‘CAVENDISH’

(Skripsi)

Oleh
ALPENDA PUTRI

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015

ABSTRACT

EFFECTS OF AMINOETHOXYVINYLGLICINE (AVG), CHITOSAN, AND
STORAGE TEMPERATURES ON THE SHELF-LIFE AND QUALITIES OF
‘CAVENDISH’ BANANA

By

ALPENDA PUTRI

‘Cavendish’ banana is marketed domestically on its early ripening stage after
receiving ethylene gassing. Once its ripening is promoted, its fruit qualities are
quickly deteriorated making its shelf-life very short. This research was conducted to
study the effects of applications of aminoethoxyvinylglycine (AVG), chitosan,
storage temperatures, and their interactions on the fruit shelf-life and quality of
‘Cavendish’ banana.

This research was conducted in the Horticultural Postharvest Laboratory, Faculty of
Agriculture, Lampung University from September to October 2014. Treatments were
arranged in a completely randomized design, run in three replications, and laid out in
a 2 × 2 × 2 factorial design. The first factor was AVG (with 1,25 ppm AVG and

ii
whitout AVG), the second factor was chitosan (with 2,5% chitosan and without
chitosan), and the third factor was storage temperature (a room temperature and
20 oC).

The results showed that (1) AVG did not significantly affect fruit shelf-life, physical

and chemical fruit qualities such as fruit firmness, weight loss, soluble solid and acid
contents, and sweetness; (2) 2,5 % chitosan increased fruit shelf-life, but it
accelerated fruit softening and increased fruit weight loss, and did not affect chemical
fruit qualities; (3) lower storage temperature significantly lengthened fruit shelf-life
and inhibited fruit softening, but did not affect physical and chemical fruit qualities;
(4) no interaction was found among the three treatments, in fact, a significant effect
of an individual application of chitosan or lower storage temperature dominated the
effects of its combinations.
Keyword: banana, postharvest, AVG, chitosan, storage temperature, shelf-life,
quality, fruit

ABSTRAK

PENGARUH AMINOETHOXYVINYLGLYCINE (AVG), KITOSAN DAN
SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH
PISANG ‘CAVENDISH’

Oleh
ALPENDA PUTRI


Pisang ‘Cavendish’ dijual secara domestik pada awal tahap pemasakannya setelah
pemberian gas etilen. Setelah pemasakannya ditingkatkan, maka mutu buahnya
cepat mengalami kerusakan dan masa simpan menjadi singkat. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui efek dari aplikasi aminoethoxyvinylglycine (AVG),
kitosan, penyimpanan pada suhu rendah, dan interaksinya terhadap masa simpan
dan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

Penelitian ini dilaksanakan di Laboraturium Pascapanen Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung pada bulan September hingga Oktober 2014.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Teracak Sempurna (RTS) yang disusun
secara faktorial 2 × 2 × 2, yaitu perlakuan AVG × fruit coating × suhu simpan.

Faktor pertama adalah aplikasi AVG (tanpa AVG dan dengan AVG 1,25 ppm).
Faktor kedua adalah dengan kitosan (tanpa kitosan dan dengan kitosan 2,5%),

iv
sedangkan faktor ketiga adalah suhu simpan (disimpan pada suhu ruang dan
disimpan pada suhu rendah 20 ºC ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aplikasi AVG 1,25 ppm secara nyata

tidak mampu meningkatkan masa simpan, kekerasan, susut bobot, padatan terlarut
(ºBrix), kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’; (2)

aplikasi kitosan 2,5 % mampu meningkatkan masa simpan. Akan tetapi, kitosan
mempercepat pelunakan, meningkatkan susut bobot, tidak berpengaruh terhadap
padatan terlarut (ºBrix), kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang
‘Cavendish’; (3) penyimpanan pada suhu rendah mampu meningkatkan masa
simpan dan menghambat pelunakan, tetapi tidak berpengaruh terhadap padatan
terlarut (ºBrix), kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’;
(4) tidak terdapat interaksi antara ketiga perlakuan, yang mampu memperpanjang
masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

Kata kunci: pisang, pascapanen, avg, kitosan, suhu simpan, masa simpan, mutu,
buah

PENGARUH AMINOETHOXYVINYLGLYCINE (AVG), KITOSAN DAN
SUHU SIMPAN TERHADAP MASA SIMPAN DAN MUTU BUAH
PISANG ‘CAVENDISH’

Oleh

Alpenda Putri

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2015

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 1 Desember 1993. Penulis adalah anak
pertama dari tiga bersaudara dari pasangan bapak Alimuddin dan ibu Padilah.


Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Penengahan, Krui,
Pesisir Barat pada tahun 2005. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan ke
sekolah lanjutan tingkat pertama di SLTPN 2 Pesisir Tengah, Pesisir Barat dan
lulus pada tahun 2008. Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas
di SMAN 1 Krui, Pesisir Barat pada tahun 2011. Penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung pada tahun 2011.

Pada tahun 2012–2013, Penulis aktif sebagai anggota bidang kaderisasi Persatuan
Mahasiswa Agroteknologi (PERMA–AGT). Pada tahun 2013–2014, Penulis
terdaftar sebagai anggota Lembaga Studi Mahasiswa Pertanian (LS–MATA).
Penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di UPT Balai Benih Induk
Hortikultura Pekalongan, Lampung Timur pada bulan Juli–Agustus 2014. Pada
bulan Januari–Februari 2015 Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
desa Adi Mulyo, Kecamatan Panca Jaya, Kabupaten Mesuji. Selama menjadi
mahasiswa, Penulis pernah menjadi asisten dosen pada praktikum mata kuliah
Teknologi Pascapanen dan Metode Penelitian tahun ajaran 2014/2015.

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan dan kebun-kebun anggur,

tanam-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami
dengan air yang sama, Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian
yang lain, tentang rasa (dan bentuknya). Sesungguhnyalah pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir
(QS. Ar-Raa’d : 4

Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh
dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.
Untuk menjadi pengajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat)
Allah
(QS. Qaaf : 7-8)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya
kepada Rabbmulah hendaknya kamu berharap
(QS. Al-Insyiroh 94 : 6-8)

Rasa syukur selalu ditujukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Kupersembahkan karyaku ini untuk keluargaku tercinta, ayahanda Alimuddin, ibunda

Padilah, adik Barti Utami, Sandi Gunawan, sahabat dan teman-teman yang telah
memberikan cinta, kasih sayang, semangat, kebersamaan, dan doa kepada Penulis.

Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc.,
Ir. Zulferiyenni, M.T.A.
yang telah memberikan saran, motivasi, dan bimbingan
Serta
Almamater tercinta
UNIVERSITAS LAMPUNG

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul
Pengaruh Aminoethoxyvinylglycine (AVG), Kitosan dan Suhu Simpan
terhadap Masa Simpan dan Mutu Buah Pisang ‘Cavendish’. Shalawat serta
salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam.

Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1.

Prof. Dr. Ir. Soesiladi Esti Widodo, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing
Pertama yang telah mendidik, memberikan banyak arahan dan saran,
motivasi, bimbingan serta fasilitas yang diberikan selama penelitian hingga
penulisan skripsi ini selesai;

2.

Ir. Zulferiyenni, M.T.A., selaku anggota Komisi Pembimbing atas saran,
nasihat, motivasi, dan bimbingan selama penelitian dan penulisan skripsi ini;

3.

Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku Penguji atas saran dan bimbingan yang
telah diberikan;

4.

Dr. Ir. Suskandini Ratih Dirmawati, M.P., selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan, saran, dan dukungan yang diberikan;

5.

Dr. Ir. Kuswanta Futas Hidayat, M.P., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Lampung;

xiii
6.

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S., selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung;

7.

Kedua orang tua tercinta bapak Alimuddin dan ibu Padilah, kedua adik
tersayang Barti Utami dan Sandi Gunawan atas do’a, bantuan, kasih sayang,
motivasi, serta dukungan dalam semua hal kepada Penulis;

8.


Sahabat seperjuangan selama penelitian dan penulisan skripsi: Bayu, Amelia,
Sherly, Edi, Dwi, Riska, Bherta, Malida, Ade, Esti Hikmawati, S.P., Safira
Maulidina, S.P. atas kerjasama dan semangat selama penelitian dan penulisan
skripsi ini;

9.

Sahabat dekat Gomgom, Anggi, Opi, Eka, Perti, Isna, Sinta, Alamanda, Ade,
Adawiah, Eva, Agung, Agatha, Andrestu, Rohman, L. Olandari, Yuanita,
Nurdiana, L. Safitri, Linda, Sayu, Hajjul, Jimmy, Eko;

10. Teman-teman Agroteknologi 2011: Debby, Chintia, Ayu, Deasy, Agnesi,
Benny, Brian, Akbar, Andika dan yang tidak bisa Penulis sebutkan satu per
satu, terima kasih atas motivasi dan kebersamaan selama ini;

Semoga keberkahan dan rahmat Allah Subhanahu Wa Ta’ala selalu dilimpahkan
atas keikhlasan bantuan yang telah diberikan kepada Penulis dan semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Oktober 2015
Penulis,

Alpenda Putri

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL.............................................................................

xvi

DAFTAR GAMBAR.........................................................................

xvii

I. PENDAHULUAN......………………………………………….

1

1.1 Latar Belakang dan Masalah……...……………………….....

1

1.2 Tujuan Penelitian.................……………………………...….

3

1.3 Kerangka Pemikiran................................................................

4

1.4 Hipotesis..................................................................................

5

II. TINJAUAN PUSTAKA....………......................................……

6

2.1 Panen dan Pascapanen Buah Pisang ‘Cavendish’....................

6

2.2 Perubahan Fisiologis Buah Pisang ..........................................

7

2.3 Aminoethoxyvinylglycine (AVG)….........................................

8

2.4 Kitosan ……............................................................................

8

2.5 Suhu Rendah….......................................................................

9

III. BAHAN DAN METODE..........................................................

10

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.................................................

10

3.2 Bahan dan Alat…………........................................................

10

3.3 Metode Penelitian....................................................................

11

3.3.1 Pelaksanaan penelitian.....................................................

11

xv
3.3.2 Peubah pengamatan.........................................................

12

3.3.2.1 Susut bobot buah................................................

13

3.3.2.2 Kekerasan buah..................................................

13

3.3.2.3 Pengukuran padatan terlarut (Brix) dan asam
bebas…………………………………………...

13

3.3.2.4 Perubahan warna………………………………

14

3.3.2.5 Tingkat kemanisan buah....................................

14

3.4 Analisis dan Interpretasi Data………………………………..

14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………......................…..

15

V. KESIMPULAN DAN SARAN…..….………………………….

22

5.1 Kesimpulan…………………………………………..……….

22

5.2 Saran……………………………………………………….....

22

PUSTAKA ACUAN..……………………………………………….

23

LAMPIRAN…………………………………………………………

26

Contoh Analisis SAS Pisang ‘Cavendish’ pada Peubah Masa
Simpan……………………………………………………………

27

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1. Stadium buah pisang ‘Cavendish’

Halaman
..................................................

11

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Pengaruh AVG, kitosan dan suhu simpan terhadap
masa simpan, kekerasan buah, dan susut bobot buah pisang
‘Cavendish’. ………………………………………………….....

16

2. Pengaruh AVG, kitosan dan suhu simpan, terhadap padatan
Terlarut (ºBrix), asam bebas, dan tingkat kemanisan buah pisang
‘Cavendish’. …………………………………………………….

21

3. Data hasil pengamatan buah pisang ‘Cavendish’.

.......................

26

4. Data kekerasan, padatan terlarut (ºBrix), asam bebas, dan tingkat
kemanisan buah pisang ‘Cavendish’ pada 0 hari simpan. ...........

27

5. Data suhu dan kelembapan selama pengamatan.

27

……………….

1. PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang dan Masalah

Pisang merupakan komoditas yang sangat populer di masyarakat Indonesia.
Rasanya enak, memiliki kandungan gizi yang tinggi, serta harganya yang relatif
murah. Buah pisang biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar maupun dalam
bentuk olahan. Ada banyak kultivar pisang, salah satunya adalah pisang
‘Cavendish’.

Pisang ‘Cavendish’ termasuk buah klimakterik yang ditandai dengan adanya
peningkatan respirasi yang tiba tiba (respiration burst) menyertai atau
mendahului pemasakan dan tanggap terhadap etilen. Dalam pascapanen buah
pisang ‘Cavendish’ terdapat kendala yang dihadapi, yaitu buah pisang mudah
rusak dan memiliki umur simpan yang singkat. Buah klimakterik setelah dipanen
akan terus melangsungkan proses fisiologisnya. Proses pemasakan buah ini tidak
bisa dihentikan, namun dapat diperlambat.

Berbagai perubahan fisik dan kimia mengikuti proses pemasakan buah pisang, di
antaranya pelunakan buah, perubahan warna kulit buah, peningkatan kandungan
gula, dan peningkatan laju respirasi dan laju produksi etilen (Purwoko et al.,
2002). Berbagai upaya dilakukan dalam penanganan pascapanen, yang ditujukan

2
untuk memperpanjang masa simpan buah dan mempertahankan mutu buah pisang
‘Cavendish’. Penanganan pascapanen yang dapat dilakukan pada buah pisang
‘Cavendish’ adalah dengan penambahan aminoethoxyvinylglycine (AVG),
kitosan, dan penyimpanan pada suhu rendah.

Berdasarkan penelitian Cetinbas dan Koyuncu (2011) bahwa aplikasi AVG 30
ppm dapat menurunkan produksi etilen dan laju respirasi pada buah persik
‘Monroe’. Aplikasi AVG 120 ppm pada buah pisang ‘Cavendish’ dengan cara
semprot di pohon mampu menghambat aktivitas enzim dan menurunkan produksi
etilen (Toan et al., 2011).

Kitosan merupakan salah satu teknologi MAP. Teknologi MAP pada prinsipnya
hanya menggunakan pembatas fisik untuk memisahkan udara tepat di sekeliling
buah dari udara di luarnya. MAP pada buah mampu menurunkan aktivitas
respirasi, menunda pemasakan dan pelunakan jaringan buah. Kitosan akan
mempertahankan kesegaran buah melalui pengaruhnya menurunkan respirasi dan
transpirasi (Widodo dan Zulferiyenni, 2008; Widodo et al., 2007; Widodo et al.,
2012). Berdasarkan hasil penelitian Widodo et al. (2012) pelapisan kitosan 2,5 %
pada jambu biji ‘Mutiara’ dan ‘Crystal’ mampu memperpanjang masa simpan 7 8
hari.

Penyimpanan pada suhu rendah merupakan salah satu cara yang paling umum dan
ekonomis yang dilakukan untuk memperpanjang masa simpan produk
hortikultura. Aplikasi teknik atmosfer termodifikasi akan berhasil baik jika
dikombinasikan dengan penyimpanan pada suhu rendah (Dewi, 2007). Suhu

3
rendah akan mengurangi efek pemanasan akibat dari respirasi sehingga efek
pelunakan daging buah dapat dicegah.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab beberapa masalah yang dirumuskan
dalam pertanyaan berikut.
1. Apakah aplikasi AVG mampu memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’?
2. Apakah aplikasi kitosan mampu memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’?
3. Apakah penyimpanan suhu rendah mampu memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’?
4. Apakah terdapat interaksi antara AVG, kitosan, dan suhu rendah dalam
memperpanjang masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang
‘Cavendish’?

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah sebagai
berikut.
1. Mengetahui pengaruh aplikasi AVG terhadap masa simpan dan mutu buah
pisang ‘Cavendish’;
2. Mengetahui pengaruh aplikasi kitosan terhadap masa simpan dan mutu buah
pisang ‘Cavendish’;
3. Mengetahui pengaruh penyimpanan suhu rendah terhadap masa simpan dan
mutu buah pisang ‘Cavendish’;

4
4. Mengetahui interaksi antara AVG, kitosan, dan suhu rendah terhadap masa
simpan dan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

1.3 Kerangka Pemikiran

Pisang merupakan salah satu produk hortikultura yang dikonsumsi dalam keadaan
segar maupun dalam bentuk olahan lainnya. Buah pisang memiliki sifat yang
mudah rusak dan tidak tahan jika disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Kerusakan awal dari buah ini adalah ditandai dengan berubahnya kulit buah
menjadi berwarna kehitaman yang kemudian disusul daging buahnya menjadi
lunak dan berubah warna menjadi kecoklatan.

Agar proses pematangan buah pisang dapat diperlambat, maka diperlukan upaya
untuk menghambat efek gas etilen. Dengan demikian, diharapkan proses
pemasakan menjadi lambat karena kurangnya ketersediaan etilen. Berbagai upaya
dilakukan untuk mencegah kerusakan buah, salah satunya adalah dengan
pemberian aminoethoxyvinylglycine (AVG). Menurut Capitani et al. (2002),
bahwa aplikasi AVG 0,74 ppm dapat menghambat sintesis etilen pada buah apel.

Selain dengan perlakuan AVG dan penyimpanan suhu rendah, kombinasi
teknologi Modified Atmosphere Packaging (MAP) dengan kitosan diharapkan
mampu memperpanjang masa simpan dan memperpanjang mutu buah pisang
‘Cavendish’. Pada penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa pelapisan kitosan
dapat memperpanjang masa simpan buah pisang, jambu biji (Widodo et al., 2012,
2013 dan 2015), duku (Widodo dan Zulferiyenni, 2008), peach, pir jepang, dan
kiwi (Du et al., 1997). Hal ini terjadi karena kemampuan kitosan untuk

5
membentuk lapisan semipermeabel yang berfungsi menghambat difusi oksigen ke
dalam buah, sehingga proses respirasi buah terhambat.

Produksi etilen sangat dipengaruhi oleh suhu penyimpanan produk, produksi
etilen umumnya berkurang pada suhu rendah. Menurut Purwoko (1995), bahwa
penyimpanan buah pada suhu rendah dapat menghambat proses pemasakan buah
pisang. Penyimpanan buah pada suhu rendah menurunkan respirasi dan
transpirasi pada buah pisang (Sumadi et al., 2004). Buah pisang yang disimpan
pada suhu rendah umumnya efektif untuk memperpanjang masa simpan produk.

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat diajukan
hipotesis sebagai berikut.
1. Aplikasi AVG mampu memperpanjang masa simpan dan mempertahankan
mutu buah pisang ‘Cavendish’.
2. Aplikasi kitosan mampu memperpanjang masa simpan dan mempertahankan
mutu buah pisang ‘Cavendish’.
3. Penyimpanan pada suhu rendah mampu memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.
4. Interaksi antara AVG, kitosan, dan suhu rendah lebih mampu memperpanjang

masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Panen dan Pascapanen Buah Pisang ‘Cavendish’

Proses pemanenan buah pisang ‘Cavendish’ yang dilakukan oleh PT Nusantara
Tropical Farm (NTF), yaitu dimulai dengan memilih pisang yang mempunyai
diameter berkisar 3,1 cm, lalu bagian tandan pisang dipotong dengan
menggunakan golok di atas cincin pada bagian tandan, kemudian tandan pisang
‘Cavendish’ diletakkan di pundak pemanen yang dibawa secara hati-hati dengan
menggunakan bantalan shoulder menuju cable way. Setelah itu, dilakukan
pengangkutan buah pisang ‘Cavendish’ dari kebun ke lokasi pengemasan (packing
house) dengan menggunakan cable way agar tidak menimbulkan lecet pada
pisang. Hal ini dilakukan mengingat buah pisang ‘Cavendish’ memiliki sifat
mudah rusak (perishable) (Purwoko dan Juniarti, 1998).

Tandan pisang dilepaskan dari paperbag setelah sampai di lokasi packing house,
kemudian dilakukan quality control seperti pencatatan umur, bobot buah, jumlah
sisir, dan mutu buah, selanjutnya dilakukan specs forming. Pada proses ini tandan
pisang dipisahkan menjadi kelas hand atau full hand (panjang 19 cm, terdiri atas
12 fingers atau lebih), cluster (panjang 19 cm, terdiri atas 5-12 fingers), dan
fingers (panjang 19 cm, terdiri atas 1-2 buah).

7
Penyimpanan merupakan tahapan pascapanen yang penting dilakukan untuk
komoditas buah-buahan. Penanganan buah-buahan tanpa adanya kegiatan
pascapanen yang benar dapat menimbulkan kerusakan dan penurunan mutu
produk. Untuk menunjang keberhasilan penanganan pascapanen yang baik,
pisang dimasukkan ke dalam precooling room selama 24 jam dengan suhu 14 oC.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan pada suhu rendah dapat
menghambat proses pemasakan buah pisang (Purwoko, 1995).

2.2 Perubahan Fisiologis Buah Pisang

Buah pisang merupakan buah klimakterik, sehingga setelah dipanen masih
melangsungkan proses fisiologis dengan menghasilkan etilen dan CO2 dalam
jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah. Selama
proses pemasakan buah pisang akan mengalami perubahan fisik dan kimia.
Perubahan fisik meliputi perubahan kadar air, tekstur, dan warna, sedangkan
perubahan kimia meliputi perubahaan pola respirasi, perubahan flavor baik rasa
ataupun bau, perubahan warna dan perubahan tekstur. Menurut Artes et al.
(2000), browning pada buah-buahan disebabkan oleh adanya perlakuan mekanis,
yang mengakibatkan bagian yang rusak berubah warnanya menjadi gelap setelah
berhubungan dengan udara atau disebabkan oleh proses oksidasi.

Setiap produk mempunyai laju respirasi yang berbeda-beda. Secara umum, sel
muda yang tumbuh aktif cenderung mempunyai laju respirasi lebih tinggi
dibandingkan dengan yang lebih dewasa. Etilen adalah senyawa organik
hidrokarbon paling sederhana (C2H4) berupa gas yang berpengaruh terhadap

8
proses fisiologis tanaman. Etilen dikategorikan sebagai hormon alami untuk
penuaan dan pemasakan .

2.3 Aminoethoxyvinylglycine (AVG)
Aminoethoxyvinylglycine (AVG) merupakan senyawa inhibitor sintesis etilen yang
dapat mengurangi proses pemasakan buah. Aminoethoxyvinylglycine (AVG)
secara umum digunakan untuk pembelajaran fisiologi tanaman dan aplikasi
pertanian. AVG digunakan untuk menghambat aktivitas 1-aminocyclopropane-1carboxylate (ACC) dan sintesis etilen (Choudhury et al., 2010), sehingga dapat
menghambat produksi etilen, menunda pemasakan, dan memperpanjang masa
simpan buah (Capitani et al., 2002).

Menurut penelitian Toan et al. (2011), aplikasi AVG 120 ppm dengan cara
semprot di pohon dapat memperlambat produksi etilen dan memperlambat proses
pemasakan buah pisang ‘Cavendish’. Seperti inhibitor lainnya, AVG dapat
menghambat enzim yang memproduksi etilen sehingga biosintesis etilen
terhambat. Berdasarkan penelitian Salveit (2004), bahwa aplikasi AVG 1,85 ppm
mampu menghambat produksi etilen pada buah tomat matang fisiologis (Salveit,
2004).

2.4 Kitosan
Kitosan merupakan produk deasetilasi kitin. Kitin dapat diperoleh dari ekstraksi
kulit udang melalui dua tahapan proses, yaitu penghilangan protein (deproteinase)
dan penghilangan mineral (demineralisasi) (El Ghaouth et al., 1992). Berdasarkan

9
penelitiam Widodo et al. (2015) bahwa penelitian kitosan memiliki potensi yang
cukup baik sebagai pelapis pada buah pisang ‘Cavendish’.

Kitosan mampu membentuk lapisan semipermeabel. Pelapisan dengan kitosan
diharapkan mampu memodifikasi atmosfer internal buah dengan memperpanjang
CO2 dan menurunkan O2 karena menghambat difusi oksigen ke dalam buah,
sehingga proses respirasi dapat dihambat. Dengan demikian kerusakan buah
dapat dikurangi (El Ghaouth et al., 1992).

2.5 Suhu Rendah

Perlakuan suhu rendah merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang masa
simpan buah dan memperpanjang mutu buah pisang ‘Cavendish’. Penyimpanan
pada suhu rendah dapat menyebabkan berkurangnya aktivitas enzim sehingga laju
respirasi pada buah rendah. Menurut Ahmad et al. (2001) buah pisang yang
disimpan pada suhu rendah memiliki kemasakan yang lebih panjang dibandingkan
dengan pisang yang disimpan pada suhu ruang.
Berdasarkan penelitian Purwoko (1995) bahwa penyimpanan pada suhu 15 oC
dapat menghambat peningkatan kandungan gula dan mempertahankan kekerasan
buah dibandingkan penyimpanan pada suhu 28 oC. Sumadi et al. (2004) juga
melaporkan bahwa penyimpanan buah pisang ‘Cavendish’ pada suhu rendah dapat
lebih dihambat pelunakannya dibanding dengan yang di simpan pada suhu ruang.

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Jurusan
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian
dilaksanakan pada bulan September hingga Oktober 2014.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan utama penelitian ini adalah buah pisang ‘Cavendish’ berstadium kuning
(stadium IV✥V; lihat Gambar 1) yang didapat dari PT. Nusantara Tropical Farm
(PT. NTF), Way Jepara, Lampung Timur. Bahan utama lain yang diperlukan
adalah aminoethoxyvinylglycine (AVG) dan kitosan.

Buah langsung dibawa ke Laboratorium Pascapanen Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung, untuk disortir berdasarkan ukuran dan tingkat
kemasakan yang seragam dan segera diperlakukan sesuai dengan perlakuan yang
akan diberikan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah refractometer,
penetrometer, blender, sentrifius ‘Heraus Spatech’, erlenmeyer, labu ukur, lemari
es, pipet tetes, dan timbangan.

11

Gambar 1. Stadium buah pisang ‘Cavendish’

3.3 Metode Penelitian

Penelitian disusun dalam Rancangan Teracak Sempurna (RTS) dengan tiga
ulangan, terdiri atas 1 cluster pisang (yang terdiri atas dua finger buah).
Rancangan penelitian disusun secara faktorial 2 × 2 × 2, yaitu perlakuan AVG ×
fruit coating × suhu simpan.

AVG (A0 tanpa dan A1 dengan AVG 1,25 ppm) dikombinasikan dengan kitosan
(K0 tanpa dan K1 dengan kitosan 2,5 %). Perlakuan kombinasi AVG × kitosan
disimpan pada suhu ruang 26–28 ºC (T0) atau suhu rendah 20 ºC (T1). Oleh
karena itu, kombinasi perlakuan AVG × kitosan × suhu akan berisi delapan
kombinasi, yaitu: A0K0T0, A0K0T1, A0K1T0, A0K1T1, A1K0T0, A1K0T1, A1K1T0
dan A1K1T1.

3.3.1 Pelaksanaan penelitian
Pada penelitian ini buah pisang ‘Cavendish’ yang diperoleh dari PT. Nusantara
Tropical Farm (PT. NTF) langsung dibawa ke Laboratorium Pascapanen

12
Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Buah pisang ‘Cavendish’
disortir berdasarkan ukuran dan tingkat kemasakan yang seragam. Pembuatan
larutan AVG menggunakan 1,25 ppm (5 mg AVG di dalam 4 liter air). Aplikasi
perlakuan AVG dilakukan dengan cara merendam buah pisang selama 10 menit.

Untuk perlakukan kombinasi dengan kitosan, kitosan diberikan setelah buah
direndam di dalam AVG. Kitosan dilarutkan dengan asam asetat 0,5 %. Larutan
asam asetat dibuat dengan cara melarutkan 5 ml asam asetat pekat ke dalam 500
ml akuades, kemudian ditambah akuades hingga 1.000 ml. Larutan kitosan 2,5 %
(25 g/l) dibuat dengan cara melarutkan 5 ml asam asetat pekat ke dalam 500 ml
akuades. Selanjutnya dimasukkan 25 g kitosan ke dalam larutan asam asetat
tersebut, kemudian ditambahkan akuades hingga 1.000 ml dan diaduk kembali
hingga kitosan larut dengan sempurna (tidak terdapat gumpalan kitosan).
Selanjutnya kitosan diberikan pada seluruh permukaan buah pisang ‘Cavendish’.

Semua buah yang telah mendapat perlakuan disimpan di Laboratorium
Pascapanen Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, di dalam
suhu ruang (T0, 26-28 ºC) dan suhu rendah (T1, ruang ber-AC 20 ºC). Ruang
bersuhu 20 ºC adalah ruang berukuran 5,85 × 2,85 × 3,15 m dengan 2 AC, 1
humidifier, dan 1 thermohigrometer. Sebagai pembanding, satu cluster pisang
diamati pada awal penelitian.

3.3.2 Peubah Pengamatan

Pengamatan dilakukan sebelum penerapan perlakuan dan saat akhir pengamatan.
Peubah yang diamati adalah susut bobot buah, perubahan warna, tingkat

13
kekerasan buah, kandungan padatan terlarut (ºBrix), tingkat kemanisan, dan total
asam bebas. Pengamatan akan dihentikan jika buah pisang sudah mencapai
stadium VII (Gambar 1). Peubah bobot buah, kandungan padatan terlarut (ºBrix),
dan asam bebas akan ditentukan pada awal dan akhir pengamatan.

3.3.2.1 Susut bobot buah

Susut bobot buah dihitung dari bobot awal buah sebelum diberi perlakuan
dikurangi bobot akhir buah setiap kali sampling, dibagi bobot awal buah dan
dikalikan 100 % (Widodo et al., 2013a).

3.3.2.2 Kekerasan buah
Kekerasan buah (kg/cm2) diukur dengan alat penetrometer (type FHM-5,
ujung berbentuk silinder diameter 5 mm; Takemura Electric Work, Ltd., Jepang).
Pengukuran kekerasan buah dilakukan pada daging buah setelah kulit dikelupas,
yaitu pada tiga tempat tersebar acak di sisi terlebar buah.

3.3.2.3 Pengukuran kandungan padatan terlarut (ºBrix) dan asam bebas

Sampel sari buah dipersiapkan sebagai berikut. Sebanyak  50 g daging buah
diblender dengan  100 ml air destilata, lalu disentrifius pada 2500 rpm selama 20
menit. Cairannya dimasukkan ke labu ukur 250 ml, lalu ditambahkan air destilata
ke dalamnya hingga tera. Sekitar 100 ml sampel sari buah tersebut kemudian
dibekukan sambil menunggu analisis selanjutnya. Kandungan padatan terlarut
(ºBrix) diukur dengan refractometer tangan ‘Atago’ pada suhu ruang. Kandungan

14
padatan terlarut (ºBrix) buah pisang diukur dengan pengenceran 1 : 1.
Pengukuran kandungan asam bebas dilakukan dengan titrasi dengan 0,1 N NaOH
dan phenolftalein sebagai indikator (Widodo et al., 1996).

3.3.2.4 Perubahan warna

Buah yang telah diberi perlakuan diamati perubahan warna kulitnya setiap hari.
Pengamatan perubahan warna dilakukan dengan cara melihat perubahan warna
sesuai dengan standar stadium buah pisang ‘Cavendish’ pada (Gambar 1).

3.3.2.5 Tingkat kemanisan
Tingkat kemanisan buah dihitung dari perbandingan antara kandungan padatan
terlarut (ºBrix) dan asam bebas.

3.5 Analisis dan Interpretasi Data

Seluruh data dianalisis dengan ANOVA. Analisis data dilanjutkan dengan uji
Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf nyata 5 % (SAS System for Windows
V6.12).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aplikasi AVG 1,25 ppm secara nyata tidak mampu memperpanjang masa
simpan, kekerasan, susut bobot, padatan terlarut (ºBrix), kandungan asam, dan
tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’.
2. Aplikasi kitosan 2,5 % mampu memperpanjang masa simpan. Akan tetapi,
kitosan mempercepat pelunakan, memperpanjang susut bobot, tidak
berpengaruh terhadap padatan terlarut (ºBrix), kandungan asam, dan tingkat
kemanisan buah pisang ‘Cavendish’.
3. Penyimpanan pada suhu rendah mampu memperpanjang masa simpan dan
menghambat pelunakan, tetapi tidak berpengaruh terhadap padatan terlarut
(ºBrix), kandungan asam, dan tingkat kemanisan buah pisang ‘Cavendish’.

4. Tidak terdapat interaksi antara ketiga perlakuan, yang mampu memperpanjang
masa simpan dan mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’.

5.2 Saran

Aplikasi dengan AVG dan kitosan 2,5 % perlu disesuaikan dengan suhu rendah
yang paling sesuai agar mampu memperpanjang masa simpan dan
mempertahankan mutu buah pisang ‘Cavendish’ lebih maksimal.

PUSTAKA ACUAN

Ahmad, S., A. K. Thompson, I. A. Hafiz, dan A. A. Asi. 2001. Effect of
temperature on the ripening behavior and quality of banana fruit.
International Journal of Agriculture and Biology 3(2): 224 – 227.
Artes, F., R. Villaescusa, dan J. A. Tudela. 2000. Modified atmosphere packaging
of pomegranate. Journal of Food Science 65(7): 1112 – 1116.
Capitani, G., L. Darla, Mc. Carthy, H. Gut, G. Markus, dan J. F. Kirsch. 2002.
Apples 1-Aminocyclopropane-1-carboxylate synthase in complex with the
inhibitor 1-aminoethoxyvinylglycine: evidence for a ketimine
intermediate. Journal of Biological Chemistry 277(51): 49735 – 49742.
Cetinbas, M., dan F. Koyuncu. 2011. Effects of aminoethoxyvinylglycine (AVG)
on harvest time and fruit quality of ‘Monroe’ Peaches. Journal of
Agricultural Sciences 17(2011): 177 – 189.
Choudhury, S. R., S. K. Singh, S. Roy, dan D. N. Sengupta. 2010. An insight into
the sequential, structural and phylogenetic properties of banana 1aminocyclopropane-1-carboxylate synthase 1 and study of its interaction
with pyridoxal-5′-phosphate and aminoethoxyvinylglycine. Journal of Bio
Science 35(2): 281 – 294.
Dewi, N. K. 2007. Teknik atmosfer termodifikasi dalam penanganan buah dan
sayuran segar. Jurnal Mediagro 3(1): 1 – 8.
Du, J., H. Gemma, dan S. Iwahori. 1997. Effects of chitosan coating on the
storage of peach, Japanese pear, and kiwi fruit. Journal of Japanese Society
of Horticulture Science 66(1): 15 – 22.
El Ghaouth, A., R. Ponnampalam, F. Castaigne, dan J. Arul. 1992. Chitosan
coating to extend the storage life of tomatoes. Journal of Horticulture
Science 27(9): 1016 – 1018.
Purwoko, B. S. 1995. Studi tentang poliamin dan suhu dingin dalam
mempertahankan beberapa kriteria buah pisang. Hayati 2(2): 80 – 84.

24
Purwoko, B. S, dan D. Juniarti. 1998. Pengaruh beberapa perlakuan pascapanen
dan suhu penyimpanan terhadap kualitas dan daya simpan buah pisang
‘Cavendish’ [Musa (grup AAA, subgrup Cavendishi)]. Buletin Agronomi
28(1): 1 – 9.
Purwoko, B. S, dan K. Suryana. 2000. Efek suhu simpan dan pelapis terhadap
perubahan kualitas buah pisang ‘Cavendish’. Buletin Agronomi 28(3):
77 – 84.
Purwoko, B. S., P. Utoro, Mukhtasari, dan S. Susanto. 2002. Infiltrasi poliamina
menghambat pemasakan buah pisang ‘Cavendish’. Jurnal Hayati 9(1): 19 –
23.
Salveit, M. E. 2005. Aminoethoxyvinylglycine (AVG) reduces ethylene and
protein biosynthesis in excised discs of mature-green tomato pericarp
tissue. Postharvest Biology and Technology 35: 183 – 190.
Sumadi, B. Sugiharto, dan Suyanto. 2004. Metabolisme sukrosa pada proses
pemasakan buah pisang yang diperlakukan pada suhu berbeda. Jurnal Ilmu
Dasar 5(1): 21 – 26.
Tavallali, V., M. M. Moghadam. 2015. Postharvest application of AVG and 1MCP enhance quality of ‘Kinnow’ mandarin during cold storage.
International Journal of Farming and Allied Science 4(6): 526 – 535.
Toan, N. V., L. V. Hoang, L. V. Tan, L. T. L. Thanh, C. D. Thanh, dan T. M.
Hanh. 2009. Effects of retain aminoethoxyvinylglycine (AVG) on the
stotage time of banana (Musa Cavendish AAA). Journal Tap ChiKhoa va
Cong Nghe 47(1): 27 – 33.
Toan, N. V., L. V. Hoang, L. V. Tan, C. D. Thanh, dan L. V. Luan. 2011. Effects
of aminoethoxyvinylglycine (AVG) spraying time at preharvest stage to
ethylene biosynthesis of Cavendish banana (Musa AAA). Journal of
Agricultural Science 3(1): 206 – 211
Widodo, S. E., D. K. Abdullah, K. Setiawan, dan Zulferiyenni. 2007. Teknologi
modified atmosphere packaging buah duku berkitosan. Seminar Nasional
Hortikultura Indonesia. Universitas Nasional Sebelas Maret, Surakarta, 17
November 2007. Hlm. 639 – 644.
Widodo, S. E. dan Zulferiyenni. 2008. Aplikasi chitosan dalam teknologi
pengemasan beratmosfer-termodifikasi buah duku. Prosiding Seminar
Nasional Pangan 2008: Peningkatan Keamanan Pangan Menuju Pasar
Global. Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia dan Jurusan
Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM Yogyakarta, 17 Januari 2008.
Hlm. TP278 – TP287.

25
Widodo, S. E., M. Shiraishi, dan S. Shiraishi. 1996. On the interpretatioan of
o
Brix value for the juice of acid citrus. Journal of the Science of Food and
Agriculture 71: 537 – 540.
Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan D. W. Kusuma. 2013a. Pengaruh penambahan
benziladenin pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah
jambu biji ‘Crystal’. Jurnal Agrotek Tropika 1(1): 55 – 60.
Widodo, S. E., Zulferiyenni dan I. Maretha. 2012. Pengaruh penambahan
benziladenin pada pelapis kitosan terhadap mutu dan masa simpan buah
jambu biji ‘Crystal’. Jurnal Agrotropika 17(1): 14 – 18.
Widodo, S. E., Zulferiyenni, dan R. Arista. 2013b. Coating effects of chitosan and
plastic wrapping on the shelf-life and qualities of guavas cvs. ‘Mutiara’
and ‘Crystal’. Journal of ISSAS 19(1): 1 – 7.
Widodo, S. E., Zulferiyenni, Y. C. Ginting, dan F. H. Fazri. 2015. Effects of 1methylcyclopropene and chitosan on the fruit shelf-life and qualities of
two different ripening stage of ‘Cavendish’ banana. Journal of Food and
Nutrition Sciences 3(1–2): 54 – 59.