31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Menurut Kemmis 1992 dan Mc Neiff 2002
dalam Suharsimi Arikunto, 2008: 57, Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh perilaku
tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
memperdalam pemahaman tentang tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan. Penelitian
Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan utama untuk memecahkan masalah- masalah dalam pembelajaran yang sehari-hari dialami oleh guru dan siswa yang
pelaksanaannya dilakukan dalam kawasan kelas atau sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Model penelitian yang dipilih adalah
model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan siklus spiral, yang terdiri dari beberapa siklus.
Menurut Suhardjono Suharsimi Arikunto, 2008: 63 mengatakan bahwa salah satu ciri dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu adanya kolaborasi kerjasama
antara praktisi guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang
akhirnya melahirkan kesamaan tindakan.
32
Adapun prinsip Penelitian Tindakan Kelas PTK menurut Hopkins Suharsimi Arikunto, 1993: 57-61 salah satunya, seorang guru yang pekerjaan
utamanya adalah mengajar, seharusnya Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan tidak mengganggu komitmennya sebagai pengajar. Ada dua hal penting yang
terkait dengan prinsip ini. Pertama, mungkin metode pembelajaran yang diterapkannya dalam Penelitian Tindakan Kelas tidak segera dapat memperbaiki
pembelajarannya, atau hasilnya tidak jauh berbeda dengan metode yang digunakan sebelumnya. Sebagai pertanggungjawaban profesional, guru
hendaknya selalu secara konsisten menemukan sebabnya, mencari jalan keluar terbaik, atau menggantinya agar mampu memfasilitasi para siswa dalam belajar
dan meningkatkan hasil belajar secara lebih optimal. Kedua, banyaknya siklus yang diterapkan hendaknya mengutamakan pada ketercapaian kriteria
keberhasilan, misalnya pembentukan pemahaman yang mendalam deep understanding
daripada sekedar menghabiskan kurikulum content coverage, dan tidak semata-mata mengacu pada kejenuhan informasi saturation of
information . Sesuai dengan prinsip Hopskins tersebut, maka penelitian ini
melakukan kolaborasi, karena guru berperan ganda yaitu sebagai guru kelas dan peneliti.
B. Proses Penelitian