29
cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar dan terciptanya prestasi
belajar ank yang memuaskan. Metode belajar jugaberpengaruh saat anak belajar. Selain itu media pengajaran juga erat hubungannya dengan cara belajar anak.
Media pengajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar dan mempermudah anak belajar. Media belajar yang berbentuk alat peraga yang tepat maupun benda
konkret yang dimanipulasi anak untuk dapat memahami suatu konsep matematika. Media tersebut tidak perlu yang menggunakan biaya besar dapat
memakai barang bekas atau dari lingkunga anak sendiri.
C. Kerangka Berpikir
Masa pada usia dini adalah masa yang penting untuk memberikan stimulasi dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri anak secara optimal.
Aspek yang perlu dikembangkan diantaranya adalah aspek kognitf, bahasa, sosio-emosional, dan fisik-motorik.
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek yang perlu dikembangkan. Untuk mengenalkan konsep angka pada anak prasekolah dapat
dilakukan salah satunya dengan mengajarkan berhitung. Setelah anak dapat berhitung dengan baik selanjutnya mengenal angka yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7,8, 9, dan
10. Tahap berikutnya menulis angka di udara, lalu menebalkan angka dan tahap terklahir menulis angka.
Agar kemampuan mengenal angka 1-10 sebagai lambang banyaknya benda dapat berkembang dengan baik maka diperlukan kegiatan yang menarik
30
dan menyenangkan bagi anak khususnya Kelompok A TK Al-Husna Yogyakarta. Salah satu kegiatan menarik ini adalah dengan menggunakan media benda-benda
alam sekitar. Adapun benda alam yang digunakan diantaranya batu, biji-bijian, dan kerang . Benda tersebut dipilih karena jarang dilihat dan digunakan bermain
anak sehingga menarik perhatian anak.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang dipaparkan di atas maka dapat diajukan rumusan hipotesis untuk penelitian ini yaitu melalui media
benda-benda alam dapat meningkatkan kemampuan mengenal angka 1-10 sebagai lambang banyaknya bilangan Kelompok A TK Al-Husna Yogyakarta.
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini yang dipergunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Menurut Kemmis 1992 dan Mc Neiff 2002
dalam Suharsimi Arikunto, 2008: 57, Penelitian Tindakan Kelas dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh perilaku
tindakan. Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
memperdalam pemahaman tentang tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang dilakukan. Penelitian
Tindakan Kelas dilakukan dengan tujuan utama untuk memecahkan masalah- masalah dalam pembelajaran yang sehari-hari dialami oleh guru dan siswa yang
pelaksanaannya dilakukan dalam kawasan kelas atau sekolah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Model penelitian yang dipilih adalah
model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan siklus spiral, yang terdiri dari beberapa siklus.
Menurut Suhardjono Suharsimi Arikunto, 2008: 63 mengatakan bahwa salah satu ciri dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu adanya kolaborasi kerjasama
antara praktisi guru, kepala sekolah, siswa, dan lain-lain dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang
akhirnya melahirkan kesamaan tindakan.