Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perusahaan yang Masuk ke Dalam Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index

ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN HARGA SAHAM
PERUSAHAAN YANG MASUK KE DALAM
PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE
PERCEPTION INDEX

ANNISA PUTRI CAESARI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh
Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham
Perusahaan yang Masuk ke Dalam Pemeringkatan Corporate Governance
Perception Index adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.

Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2013

Annisa Putri Caesari
NIM H24090071

ABSTRAK
ANNISA PUTRI CAESARI. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance
terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perusahaan yang Masuk ke Dalam
Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index. Dibimbing oleh
ABDUL KOHAR IRWANTO dan YUSRINA PERMANASARI.
Good corporate governance (GCG) adalah suatu sistem dan seperangkat
peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan
demi tercapainya tujuan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah menguji
pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan dan harga saham. Penerapan
GCG diproksi dengan skor Corporate Governance Perception Index (CGPI),

kinerja keuangan diproksi dengan rasio Tobin’s Q, dan harga saham diproksi
dengan harga saham pada penutupan akhir tahun. Sampel yang digunakan pada
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar pada pemeringkatan CGPI dan
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007-2011. Berdasarkan hasil uji hipotesis
didapatkan bahwa penerapan GCG secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap variabel kinerja keuangan dikarenakan berdasarkan uji R2 didapatkan
hasil bahwa hanya sebesar 8% rasio Tobin’s Q dipengaruhi oleh penerapan GCG
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya. Penerapan GCG secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel harga saham yaitu sebesar 16.2% harga
saham dipengaruhi oleh penerapan GCG sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
faktor lainnya.
Kata kunci: Good corporate governance, harga saham, kinerja keuangan

ABSTRACT
ANNISA PUTRI CAESARI. Analysis of Good Corporate Governance Influence
to Financial Performance and Stock Price’s the companies listed on Corporate
Governance Perception Index rank. Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO
and YUSRINA PERMANASARI.
Good corporate governance (GCG) is a system and set of regulations that
manage relationship between the stakeholders in order to achieve company goals.

The purpose of this research is to examine influence of implementing good corporate
governance (GCG) to financial performance and stock price. GCG implementation
proxy by score of Corporate Governance Perception Index (CGPI), financial
performance proxy by Tobin’s Q ratio, and stock price proxy by closing stock price at
the end of the year. The sample used in this research is company which listed on
CGPI rank and Indonesia Stock Exchange from the year 2007 to 2011. Based on the
results of hypothesis test found that GCG partially no significant influence to the
financial performance variables due by R2 test showed that only 8% of Tobin's Q ratio
is affected by implementation of GCG while the rest influenced by other factors.
GCG implementation partially significant influence to the stock price variable that is
equal to 16.2% stock price is affected by implementation of GCG while the rest
influenced by other factors.
Key words: Financial performance, good corporate governance, stock price

RINGKASAN
ANNISA PUTRI CAESARI. Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap
Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perusahaan yang Masuk ke Dalam Pemeringkatan
Corporate Governance Perception Index. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR
IRWANTO dan YUSRINA PERMANASARI.
Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem (input, proses, dan

output) dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang
berkepentingan terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan
komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan. Penerapan GCG
bertujuan untuk meningkatkan nilai pemegang saham dengan tetap memperhatikan
kepentingan stakeholder lainnya. Peningkatan nilai pemegang saham diantaranya
ditandai dengan peningkatan kinerja keuangan dan harga saham. Berdasarkan
pemaparan tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh penerapan GCG
terhadap kinerja keuangan dan harga saham.
Penerapan GCG diproksi dengan skor Corporate Governance Perception Index
(CGPI). Skor CGPI didapat dari hasil pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan
yang baik pada perusahaan public dan BUMN di Indonesia. Program CGPI
diselenggarakan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yaitu
suatu lembaga independen yang memfokuskan diri untuk memasyarakatkan dan
mengembangkan konsep tata kelola yang sesuai dengan konteks Indonesia. Kinerja
keuangan diproksi dengan rasio Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q adalah suatu rasio
pengukuran kinerja untuk mengetahui nilai perusahaan di pasar. Harga saham diproksi
dengan harga saham pada penutupan akhir tahun.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non probability
sampling dengan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel

dalam penelitian ini yaitu perusahaan yang terdaftar pada CGPI dan Bursa Efek
Indonesia tahun 2007-2011. Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh enam
perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu
PT. Bank Mandiri Tbk, PT. Bank CIMB Niaga Tbk, PT. United Tractors Tbk, PT.
Aneka Tambang Tbk, PT. Bakrieland Development Tbk, dan PT. Panorama
Transportasi Tbk.
Berdasarkan hasil uji hipotesis terhadap model regresi didapatkan bahwa
penerapan GCG secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja
keuangan dikarenakan berdasarkan uji R2 didapatkan hasil bahwa hanya sebesar 8%
rasio Tobin’s Q dipengaruhi oleh penerapan GCG. Nilai pengaruh yang tidak signifikan
tersebut dikarenakan penerapan GCG pada perusahaan tidak dapat secara langsung
memberikan pengaruh bagi peningkatan kinerja keuangan dalam jangka pendek
melainkan memerlukan suatu proses yang panjang. Oleh karena itu, perusahaan harus
memperhatikan faktor-faktor lain yang sekiranya berhubungan positif terhadap kinerja
keuangan jangka pendek perusahaan.
Penerapan GCG secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel harga
saham yaitu sebesar 16.2% harga saham dipengaruhi oleh penerapan GCG. Nilai
pengaruh yang cukup signifikan tersebut, dapat dijadikan alasan untuk menjadikan
penerapan GCG sebagai strategi bisnis yang dapat meningkatkan nilai perusahaan.


ANALISIS PENGARUH GOOD CORPORATE
GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAN
HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG MASUK KE DALAM
PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE
PERCEPTION INDEX

ANNISA PUTRI CAESARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Keuangan dan Harga Saham Perusahaan yang Masuk ke Dalam
Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index
Nama
: Annisa Putri Caesari
NIM
: H24090071

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Pembimbing I

Yusrina Permanasari, SSos, ME
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Jono M Munandar, MSc
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Pengaruh
Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham
Perusahaan yang Masuk ke Dalam Pemeringkatan Corporate Governance
Perception Index ini berhasil diselesaikan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan
Januari sampai dengan April 2013.
Terima kasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
dan Yusrina Permanasari, SSos, ME selaku pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam menyusun skripsi ini serta Dr Mukhamad Najib, STP, MM dan
Deddy Cahyadi Sutarman, STP, MM yang telah banyak memberikan saran. Di
samping itu, terima kasih juga penulis sampaikan kepada Siti Olivia Tito, MSc
dari The Indonesian Institute for Corporate Governance yang telah membantu
penulis dalam pengumpulan data dan juga atas saran-saran yang diberikan.
Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ayah, ibu, seluruh
keluarga, teman-teman Manajemen IPB 46, teman-teman satu bimbingan, temanteman kelas pasca sarjana ilmu manajemen 2012, karyawan tata usaha
Departemen Manajemen, dan juga pihak-pihak lainnya yang tidak dapat
disebutkan satu per satu atas segala doa dan dukungannya.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis juga memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan
skripsi ini.

Bogor, Juni 2013

Annisa Putri Caesari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii


PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3

Manfaat Penelitian

3


Ruang Lingkup Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

4

Good Corporate Governance

4

Corporate Governance Perception Index

4

Kinerja Keuangan

4

Harga Saham

5

Penelitian Terdahulu

5

METODE PENELITIAN

6

Kerangka Pemikiran

6

Jenis Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

7

Populasi dan Sampel Penelitian

7

Prosedur Analisis Data

8

HASIL DAN PEMBAHASAN

10

Penerapan GCG pada Perusahaan Sampel Penelitian

10

Kinerja Keuangan pada Perusahaan Sampel Penelitian

19

Pengaruh Penerapan GCG terhadap Kinerja Keuangan dan Harga Saham
pada Perusahaan Sampel Penelitian

21

Implikasi Manajerial

26

SIMPULAN DAN SARAN

26

DAFTAR PUSTAKA

27

RIWAYAT HIDUP

30

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7

Perusahaan sampel penelitian
Tahapan implementasi pelaksanaan GCG Bank Mandiri
Skor CGPI perusahaan sampel penelitian tahun 2007-2011
Rasio Tobin’s Q perusahaan sampel penelitian tahun 2007-2011
Statistik deskriptif
Hasil uji normalitas
Hasil uji autokorelasi skor CGPI (X) terhadap rasio Tobin’s Q (Y 1)
dan harga saham (Y2)
8 Hasil pengujian regresi penerapan GCG (skor CGPI) terhadap
kinerja keuangan (Rasio Tobin’s Q)

7
11
19
19
21
22
23
24

DAFTAR GAMBAR
1 Penurunan harga saham pada perusahaan dengan corporate governance
baik dan buruk
2 Kerangka pemikiran
3 Tahapan penerapan GCG PT United Tractors Tbk
4 Nilai perusahaan PT Panorama Transportasi
5 Hasil uji heterokedastisitas skor CGPI (X) terhadap rasio Tobin’s Q (Y 1)
dan harga saham (Y2)

2
6
14
18
24

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Krisis yang terjadi sekitar tahun 1997 di Indonesia telah menghancurkan
berbagai sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya
implementasi corporate governance. Kelemahan tersebut terlihat dari minimnya
pelaporan kinerja keuangan, kurangnya pengawasan aktivitas manajemen, dan
kurangnya intensif eksternal untuk mendorong efisiensi perusahaan melalui
persaingan yang fair (Dewayanto 2010).
Oleh sebab itu, sebagai solusinya pemerintah melaksanakan kebijakan
reformasi di berbagai sektor perekonomian. Kemudian pada tahun 2004 melalui
keputusan
Menteri
Koordinator
Perekonomian
RI
No.
KEP49/M.EKON/11/TAHUN 2004 dibentuk Komite Nasional Kebijakan Governance
(KNKG) dengan misi mendorong dan meningkatkan efektivitas penerapan good
governance di Indonesia dalam rangka membangun kultur yang berwawasan good
governance, baik di sektor publik maupun korporasi (KNKG 2013). Tidak hanya
berhenti sampai di situ, pada tanggal 15 Agustus 2007 pemerintah mengeluarkan
Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT) No. 40 yang menuntut perusahaan
untuk menerapkan Good Corporate Governance (GCG) sebagai bagian dari
kewajiban.
Namun untuk perusahaan publik, terdapat peraturan tambahan yang harus
dipatuhi karena menyangkut kepemilikan publik atas sebagian saham perusahaan
yaitu peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) selaku regulator pasar modal. Peraturan yang
dikeluarkan melalui Surat Edaran (SE), di antaranya SE Ketua Bapepam Nomor
Se-03/PM/2000 tentang Komite Audit, Peraturan Nomor IX.I.7, lampiran
Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor Kep-496/BL/2008 tentang Pembentukan
dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, yang dibuat dalam rangka
meningkatkan efektivitas manajemen risiko dan tata kelola emiten dan perusahaan
publik dan lainnya.
Melalui penerapan GCG dinilai dapat memperbaiki citra perusahaan yang
sempat memburuk dan membentuk kepercayaan investor sehingga mau
menanamkan modalnya. Melalui modal yang ditanamkan investor tersebut,
perusahaan dapat berbenah diri untuk memperbaiki kinerja keuangan yang sempat
ambruk diterpa krisis. Selain itu, jika banyak investor yang berminat untuk
menanamkan modalnya hal ini dapat meningkatkan harga saham perusahaan.
Penerapan GCG dan harga saham memiliki hubungan seperti hasil riset
yang dilakukan oleh Governance Metrics International (GMI), sebuah lembaga
riset independen yang berbasis di New York yang melakukan pemeringkatan tata
kelola perusahaan. Hasil riset yang dirilis pada September 2012 menunjukkan
bahwa perusahaan dengan praktik corporate governance yang buruk mengalami
penurunan harga saham 70% atau 3.6 kali lebih besar dibandingkan perusahaan
dengan corporate governance yang baik. Riset tersebut dilakukan pada 28.581
perusahaan publik di seluruh dunia selama 10 tahun dari tahun 2001 sampai 2011.
Hasil riset GMI tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1.

2

Gambar 1 Penurunan harga saham pada perusahaan
dengan corporate governance baik dan
buruk (GMI 2013)
Selain melalui pembentukan komite dan peraturan yang dikeluarkan
pemerintah, perkembangan penerapan GCG di Indonesia juga didukung dengan
berdirinya lembaga independen yang berperan sama dengan GMI yang bernama
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) pada tahun 2000.
Pendirian IICG bertujuan untuk mendukung penegakan GCG di Indonesia dengan
fokus memasyarakatkan dan mengembangkan konsep tata kelola yang sesuai
dengan konteks Indonesia. Setiap tahunnya IICG melaksanakan program riset dan
pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia yang
dinamakan Corporate Governance Perception Index (CGPI) yang sudah berjalan
dari tahun 2001. Pelaksanaan program CGPI mendorong dan menuntut
perusahaan peserta untuk melakukan perbaikan atau peningkatan praktik GCG di
lingkungannya (IICG 2013).
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengungkap pengaruh antara
penerapan GCG terhadap kinerja keuangan dan harga saham pada perusahaan
yang masuk ke dalam pemeringkatan CGPI. Jika penerapan GCG berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan dan harga saham, maka perusahaan perlu
memperbaiki dan meningkatkan penerapan GCG yang pada akhirnya akan
menarik minat investor untuk menanamkan modalnya. Hal ini dikarenakan dalam
melakukan investasi, investor salah satunya mempertimbangkan kinerja keuangan
dan harga saham perusahaan.

Perumusan Masalah
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penerapan GCG terhadap
kinerja keuangan dan harga saham pada perusahaan yang terdaftar di CGPI. Oleh
karena itu, perlu diketahui terlebih dahulu bagaimana penerapan GCG, kinerja
keuangan, dan harga saham pada perusahaan-perusahaan tersebut sebelum diuji
pengaruh dari ketiga variabel. Penerapan GCG pada penelitian ini berfungsi
sebagai variabel independen, sedangkan variabel kinerja keuangan dan harga
saham berfungsi sebagai variabel dependen.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan GCG pada perusahaan sampel penelitian?
2. Bagaimana kinerja keuangan yang diukur dengan rasio Tobin’s Q pada
perusahaan sampel penelitian?

3
3. Apakah terdapat pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan sampel penelitian?
4. Apakah terdapat pengaruh penerapan GCG terhadap harga saham pada
perusahaan sampel penelitian?

Tujuan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Memaparkan penerapan GCG pada perusahaan sampel penelitian.
2. Mengukur kinerja keuangan pada perusahaan sampel penelitian.
3. Menguji pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sampel
penelitian.
4. Menguji pengaruh GCG terhadap harga saham pada perusahaan sampel
penelitian.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan
masukan dalam pengambilan kebijakan penerapan GCG guna meningkatkan
kinerja keuangan dan harga saham.
2. Bagi Penulis
Menambah wawasan serta pengetahuan penulis mengenai GCG, kinerja
keuangan, dan harga saham.
3. Bagi investor
Memberikan masukan untuk pengambilan keputusan investasi pada perusahaan
yang telah menerapkan GCG.
4. Bagi masyarakat umum/akademis
Memberikan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan tema GCG serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan
bagi masyarakat.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian menguji pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan dan harga
saham pada perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian dan
tidak membahas semua perusahaan yang telah menerapkan GCG sehingga hasil
penelitian belum dapat mempresentasikan penerapan GCG pada perusahaan di
Indonesia secara keseluruhan. Variabel kinerja keuangan diproksikan dengan rasio
Tobin’s Q dan tidak menggunakan rasio-rasio kinerja keuangan lainnya.
Dokumentasi waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama lima tahun
terakhir yaitu dari tahun 2007-2011 sehingga hasil jangka panjang dari penerapan
GCG tidak diperhatikan.

4

TINJAUAN PUSTAKA
Good Corporate Governance
Menurut Zarkasyi (2008), Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu
sistem (input, proses, dan output) dan seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit
hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi
tercapainya tujuan perusahaan. Penerapan GCG bertujuan untuk meningkatkan
nilai pemegang saham dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder
lainnya. Dalam penerapannya, perusahaan harus berpegang pada prinsip GCG
sesuai dengan pedoman umum yang dikemukakan oleh KNKG yaitu transparency,
accountability, responsibility, independence, dan fairness. Prinsip tersebut
berkaitan dengan etika bisnis yang dijalankan perusahaan. Jika etika bisnis yang
dijalankan tidak sesuai maka berpotensi menimbulkan praktik bisnis tidak etis
yang dapat meruntuhkan kepercayaan para stakeholder. Oleh karena itu, untuk
menciptakan tata kelola perusahaan yang sesuai dengan prinsip GCG diperlukan
rancangan dan implementasi operasional yang efektif.

Corporate Governance Perception Index
Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan
pemeringkatan penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada perusahaan
public dan BUMN di Indonesia. Program CGPI diselenggarakan oleh The
Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) sejak tahun 2001 bekerja
sama dengan majalah SWA sebagai mitra media publikasi. Pelaksanaan CGPI
dirancang untuk mendorong perusahaan meningkatkan kualitas penerapan konsep
corporate governance melalui perbaikan yang berkesinambungan dengan
melaksanakan evaluasi dan melakukan patokbanding (benchmarking) (IICG 2013).
Pelaksanaan CGPI setiap tahunnya mengusung tema yang berbeda-beda.
Ada empat tahapan penilaian dalam CGPI yaitu self assessment, kelengkapan
dokumen, penyusunan makalah, dan observasi. Dari hasil penilaian keempat
tahapan tersebut, didapatkan skor CGPI. Pemberian skor CGPI terbagi ke dalam
tiga level pemeringkatan. Peringkat pertama dengan predikat “sangat terpercaya”
skor 85-100. Peringkat kedua dengan predikat “terpercaya” skor 70-84. Peringkat
terakhir dengan predikat “cukup terpercaya” skor 55-69. Skor CGPI dapat
menunjukkan kesungguhan dewan komisaris dan direksi dalam menciptakan
suasana kondusif agar para anggota perusahaan bertindak jujur, menepati janji,
serta menjunjung tinggi tata nilai dan norma yang selaras dengan prinsip GCG
dalam upaya mewujudkan bisnis yang beretika dan bermartabat (SWA 2011).

Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar (Fahmi 2012). Kinerja keuangan dilakukan dengan cara

5
mengevaluasi kinerja periode tertentu untuk mengetahui efisiensi dan efektivitas
kegiatan operasional yang telah dilakukan. Dari hasil evaluasi tersebut dapat
dilakukan peramalan kinerja keuangan untuk mengetahui prospek di masa depan.
Kinerja keuangan perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan. Dari
laporan tersebut dapat diketahui keadaan finansial dan hasil-hasil yang telah
dicapai perusahaan. Informasi yang ada di dalam laporan keuangan juga dapat
membantu investor dalam membuat keputusan investasi.

Harga Saham
Saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau dana pada
suatu perusahaan. Harga saham pada suatu perusahaan mencerminkan nilai saham
perusahaan tersebut. Harga saham yang tinggi akan memberikan keuntungan lebih
bagi para pemegang saham berupa peningkatan dividen atau pembagian hasil dan
citra yang baik bagi perusahaan sehingga akan memudahkan perusahaan dalam
mendapatkan masukan dana.
Namun, harga saham dari waktu ke waktu selalu mengalami fluktuasi.
Fluktuasi harga saham dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi yaitu kondisi
makro dan mikro ekonomi, kebijakan perusahaan, kinerja perusahaan, risiko
sistematis, dan efek psikologi pasar (Fahmi 2012).

Penelitian Terdahulu
Pada penelitian Ramadani (2009) yang berjudul Analisis Pengaruh
Penerapan Corporate Governance dan Growth Opportunity pada Harga Saham
Perusahaan dalam Daftar CGPI yang Dirilis IICG Periode 2005-2008,
menggunakan tiga variabel yaitu harga saham sebagai variabel dependen, skor
CGPI dan growth opportunity sebagai variabel independen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara bersama-sama (uji f) variabel independen
mempengaruhi variabel dependen. Dalam uji t pengaruh secara parsial, penerapan
GCG tidak mempengaruhi harga saham, sedangkan untuk variabel growth
opportunity dengan harga saham memiliki pengaruh signifikan. Uji korelasi
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara penerapan GCG dengan
harga saham, sedangkan untuk growth opportunity memiliki hubungan dengan
harga saham.
Penelitian yang dilakukan Lumbanraja (2010) tentang pengaruh penerapan
GCG terhadap kinerja perusahaan menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan pada
penelitian ini menggunakan indikator Economic Value Added (EVA). Sampel
penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di IICG pada tahun 2004-2007.
Siregar (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan
dan GCG pada harga saham. Objek yang diteliti adalah perusahaan yang masuk
dalam CGPI dari tahun 2006-2009. Metode analisis yang digunakan adalah
metode analisis regresi linier berganda. Hasil pengolahan data menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh pada harga saham perusahaan, sedangkan

6
GCG tidak berpengaruh pada harga saham. Secara bersama-sama ukuran
perusahaan dan GCG berpengaruh pada harga saham.

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran
Perusahaan di dalam menjalankan kegiatan operasional dan memperluas
kegiatan usahanya membutuhkan sejumlah dana. Tanpa adanya dana, perusahaan
tidak akan bisa menghasilkan output sebagai hasil dari kegiatan usahanya. Salah
satu sumber dana yang dimiliki perusahaan berasal dari modal pemegang
saham/investor.
Seorang investor dalam menentukan keputusan penempatan dana
mempertimbangkan kinerja keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Kinerja
keuangan memperlihatkan kepada investor mengenai posisi keuangan perusahaan
yang menunjukkan kualitas perusahaan saat ini dan potensi kinerja di masa yang
akan datang. Namun selain pertimbangan kinerja keuangan, para investor juga
mempunyai preferensi untuk memilih perusahaan dengan corporate governance
yang baik. Melalui penerapan prinsip GCG, perusahaan dinilai lebih beretika
dalam bertindak sehingga perusahaan tidak akan bertindak guna menghasilkan
keuntungan untuk diri sendiri saja melainkan juga untuk pemegang saham dan
pihak yang berkepentingan lainnya. Hal inilah yang disebut dengan masalah
keagenan.
Penerapan GCG diharapkan dapat meningkatan kinerja keuangan dan harga
saham perusahaan karena akan semakin banyak investor yang tertarik untuk
menanamkan modalnya. Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh dari
penerapan GCG terhadap kinerja keuangan dan harga saham. Oleh karena itu,
penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif. Penelitian
eksplanatif asosiatif berguna untuk menguji hubungan antara suatu variabel
dengan variabel lainnya. Hubungan antarvariabel tersebut dirumuskan dalam
hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya.

Gambar 2 Kerangka pemikiran

7
Jenis Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang sudah tersedia atau data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melainkan melalui media perantara (diperoleh dan
dicatat oleh pihak lain). Data sekunder diperoleh dari:
Studi pustaka, yaitu mengumpulkan data dari literatur yang mendukung.
Dokumentasi, yaitu mengambil data historis berupa catatan yang mendukung
dari pihak terkait, yaitu IICG, Bursa Efek Indonesia, perusahaan sampel
penelitian, dan pihak-pihak terkait lainnya. Data yang diambil di antaranya
yaitu laporan CGPI, laporan keuangan, harga saham penutupan akhir tahun
perusahaan sampel penelitian tahun 2007-2011, dan bahan-bahan penunjang
lainnya.

Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan di Indonesia yang telah menerapkan GCG.
Sampel adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan
karakteristik populasi (Sugiyono 2007). Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik non probability sampling dengan metode purposive
sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan sampel dalam penelitian ini yaitu:
1. Perusahaan yang terdaftar pada CGPI tahun 2007-2011.
2. Perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2011.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka diperoleh enam perusahaan yang memenuhi
kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini. Perusahaan-perusahaan
tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.
Tabel 1 Perusahaan sampel penelitian
No

Nama Perusahaan

Kode

1

PT Bank Mandiri Tbk

BMRI

2

PT Bank CIMB Niaga Tbk

BNGA

3

PT United Tractors Tbk

UNTR

4

PT Aneka Tambang Tbk

ANTM

5

PT Bakrieland Development Tbk

ELTY

6

PT Panorama Transportasi Tbk

WEHA

8

Prosedur Analisis Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode analisis statistik regresi linear sederhana untuk melakukan pengujian
pengaruh antarvariabel penelitian.
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif yang dilakukan yaitu mengukur kinerja keuangan dengan
rasio Tobin’s Q.

MVE = harga penutupan saham di akhir tahun buku X jumlah saham biasa
yang beredar
DEBT = (total utang + persediaan – aktiva lancar)
TA
= nilai buku total aktiva
Rasio Tobin’s Q adalah pengukuran kinerja untuk mengetahui nilai
perusahaan di pasar. Rasio Tobin’s Q mewakili sejumlah variabel penting
dalam pengukuran kinerja yaitu aktiva tercatat perusahaan, kecenderungan
pasar yang memadai seperti pandangan analis mengenai prospek perusahaan,
dan variabel modal intelektual seperti kekuatan monopoli, sistem manajerial,
dan peluang pertumbuhan.
Rasio Tobin’s Q berbanding lurus dengan penilaian pasar terhadap
perusahaan. Semakin tinggi rasio Tobin’s Q maka penilaian pasar terhadap
perusahaan juga semakin tinggi. Nilai suatu perusahaan di pasar seharusnya
sama dengan biaya ganti aktivanya. Jika rasio Tobin’s Q perusahaan lebih dari
satu, berarti nilai pasar perusahaan lebih besar dari pada aktiva perusahaan
yang tercatat. Oleh karena itu, pasar akan menilai baik perusahaan yang
memiliki rasio Tobin’s Q tinggi, demikian juga sebaliknya. Penilaian pasar
yang dilakukan melalui rasio Tobin’s Q berguna dalam pembuatan keputusan
investasi. Investor dapat memilih perusahaan dengan rasio Tobin’s Q di atas
satu karena perusahaan tersebut dapat menghasilkan rate of return yang lebih
tinggi dibandingkan dengan biaya aktiva yang dikeluarkan.
Penggunaan rasio Tobin’s Q dalam penelitian ini sejalan dengan
kerangka pemikiran penelitian yaitu bagaimana investor melakukan
pertimbangan untuk memilih perusahaan dalam berinvestasi. Seperti telah
disebutkan diatas, rasio Tobin’s Q menjelaskan bagaimana pasar dalam hal ini
investor menilai suatu perusahaan. Oleh karena itu, rasio Tobin’s Q dirasa tepat
untuk mewakili kinerja keuangan perusahaan dari pandangan pihak luar. Selain
mengukur kinerja keuangan berdasarkan pandangan pasar, rasio Tobin’s Q
juga memberikan gambaran pada aspek fundamental perusahaan (Haosana,
2012). Maka dari itu, penelitian ini hanya menggunakan rasio Tobin’s Q untuk
mewakili kinerja keuangan dan tidak menggunakan rasio-rasio keuangan
lainnya.

9
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis yang menggambarkan fenomena
atau karakteristik dari data. Analisis deskriptif yang digunakan dalam
penelitian ini berupa nilai rata-rata, maksimum, minimum, dan standar deviasi.
3. Pengujian model analisis regresi linear sederhana
Dalam analisis regresi untuk menghasilkan suatu model yang baik maka
harus dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu, yang terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik adalah yang memiki distribusi data normal atau mendekati data
normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat
grafik histogram, normal probability, atau dengan uji statistik KolmogorovSmirnov (uji K-S).
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual t-1.
Autokorelasi muncul karena observasi berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas
dari autokorelasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya
autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson. Hasil dari uji
Durbin Watson tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai batas atas dan
batas bawah yang didapat dari Tabel statistik Durbin Watson dengan kriteria:
du (batas atas) < d (notasi Durbin Watson) < 4-du = Tidak terdapat autokorelasi
d < dl (batas bawah) = Autokorelasi positif
d > 4dl = Autokorelasi negatif
dl < d < du = Tidak ada keputusan tentang autokorelasi
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu observasi ke observasi
lainnya. Jika varians dari residual satu observasi ke observasi lainnya tetap
disebut homokedastisitas, sedangkan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dengan melihat
grafik scatterplot. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
heterokedastisitas.
Uji asumsi klasik yang dilakukan hanya terbatas pada ketiga uji asumsi
klasik di atas. Meskipun sebenarnya masih ada satu uji asumsi klasik lainnya yaitu
uji multikolinearitas. Namun pada penelitian ini tidak dilakukan uji
multikolinearitas dikarenakan uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui
hubungan antarvariabel independen yang terdapat dalam model regresi, sedangkan
dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel independen.
Setelah dilakukan uji asumsi klasik maka dapat dilakukan analisis regresi
linear sederhana. Model regresi linier sederhana yang digunakan sebagai berikut:
Model 1: Y1= a + b1X + e
Model 2: Y2= a + b2X + e

10
Keterangan :
Y1= kinerja keuangan (variabel dependen)
Y2 = harga saham (variabel dependen)
X = Skor CGPI (variabel independen)
a = konstanta
b = koefisien regresi
e = error
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis yang
dilakukan terdiri dari dua jenis yaitu:
a. Uji t
Uji t disebut juga uji signifikansi individual. Pengujian yang dilakukan untuk
melihat ada tidaknya pengaruh signifikan secara parsial dari variabel
independen terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
Ho: b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Ha: b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika probabilitas < 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Jika probabilitas > 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.
b. Koefisien determinasi (R2)
R2 dilakukan untuk mengukur proporsi pengaruh variabel independen terhadap
variasi perubahan variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0 sampai dengan
1. Semakin mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan GCG pada Perusahaan Sampel Penelitian
Penerapan GCG pada PT Bank Mandiri Tbk
Bank Mandiri menyadari bahwa untuk membangun sebuah perusahaan yang
bisa dipercaya harus memiliki pondasi yang baik dalam strategi, struktur, dan
sistem pada perusahaan. Oleh karena itu sejak berdiri pada tahun 1999, Bank
Mandiri telah melaksanakan prinsip GCG antara lain dengan menerbitkan
ketentuan mengenai GCG dan code of conduct.
Bank Mandiri meyakini bahwa dengan penerapan GCG secara konsisten
dan berkesinambungan akan memberikan hasil berupa sustainable value yang
akan meningkatkan kinerja bank sehingga dapat memperkuat posisi daya saing
perusahaan yang akan menarik minat dan kepercayaan investor sehingga Bank
Mandiri dapat tumbuh secara berkelanjutan dalam jangka panjang. Implementasi
pelaksanaan GCG di Bank Mandiri dilaksanakan melalui lima tahapan (Tabel 2).

11
Tabel 2 Tahapan implementasi pelaksanaan GCG Bank Mandiri
1
Perumusan
governance
commitment
• Perumusan visi,
misi, dan strategi
Bank Mandiri
• Anggaran dasar
• Perumusan
corporate values
• Code of
conduct
• Reinforcement
code of conduct
• GCG charter

2
Penyempurnaan
governance
structure
• Pemenuhan
jumlah dan
komposisi dewan
komisaris, direksi,
komite-komite
dibawah dewan
komisaris dan
direksi
• Penguatan risk
management,
compliance, dan
internal control
• Penyempurnaan
struktur
organisasi untuk
menjamin
terlaksana check
and balance

3
Penyempurnaan
governance
mechanism
• Pembuatan GCG
charter
• Penuangan
prinsip GCG
dalam
kebijakan,
pedoman dan
peraturan kerja
• Penegakan
reward dan
punishment
• Transparansi
produk
• Pembuatan call
centre dan
customer care
• Strategy anti
fraud
• Whistle-blowing
system (Letter to
CEO)

4
Sosialisasi dan
evaluasi

5
Walking the talk

• Internalisasi
corporate value
• Sosialisasi
inisiatif strategis
kebijakan dan
peraturan
• Self
assessment
penerapan GCG
• Pelaporan
pelaksanaan
GCG
• Penilaian GCG
oleh pihak
independen
• Performance
and recognitions

• Implementasi
prinsip GCG
yang
dilaksanakan
dalam setiap
aspek kegiatan
operasional bank
• Change agent
• Service
excellence
• Penegakan
etika disetiap
level organisasi
melalui:
1. Eprocurement
2. Pakta
Integritas
3. Kerahasiaan

Sumber: Laporan tahunan Bank Mandiri (2012)
1. Governance Commitment
Pada tahapan ini manajemen Bank Mandiri telah merumuskan kembali
visi, misi, dan strategi Bank Mandiri yang telah dituangkan ke dalam
Corporate Plan Bank Mandiri 2010-2014 dengan revitalisasi visi baru menjadi
“To be Indonesia’s Most Admired and Progressive Financial Institution”.
Revitalisasi visi baru ini merupakan arah bagi transformasi lanjutan
perseroan periode 2010-2014 untuk mencapai exceptional sustainable
performance yang dilakukan melalui transformasi bisnis, budaya maupun GCG,
dimana corporate value yaitu trust, integrity, professionalism, customer focus,
dan excellence tetap menjadi landasan operasional Bank Mandiri.
2. Governance Structure
Untuk mendukung tercapainya visi, misi, dan strategi serta dalam rangka
pengembangan bisnis, penyempurnaan terhadap struktur organisasi juga terus
dilakukan. Penyempurnaan struktur organisasi tersebut telah dikukuhkan dalam
Surat Keputusan Direksi No. KEP.DIR/313/2011 tanggal 15 desember 2011.
Melalui penyempurnaan struktur organisasi dimaksudkan dapat
menjamin adanya check and balance dan akuntabilitas yang jelas dan tegas dari
masing-masing organ perusahaan. Pemenuhan jumlah dan komposisi dewan
komisaris, dan pembentukan komite-komite telah sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. Pemisahan yang jelas antara fungsi unit bisnis strategis, unit
manajemen risiko, satuan kerja pengendalian internal, dan unit kerja kepatuhan
mencerminkan adanya check and balance dan pengendalian internal yang baik.
3. Governance Mechanism
Pada tahapan ini dilakukan penyempurnaan sistem yang dapat menjamin
terimplementasinya budaya, etika bisnis, dan pengelolaan perusahaan yang

12
baik, yakni berupa Arsitektur Kebijakan dan Prosedur Bank Mandiri yang
dilandasi oleh prinsip GCG, budaya perusahaan, etika bisnis dan code of
conduct dimana seluruh operasional Bank Mandiri diatur melalui berbagai
kebijakan dan aturan.
4. Sosialisasi dan Evaluasi
Untuk menjamin terlaksananya implementasi GCG telah dilakukan
sosialisasi tidak hanya terkait dengan prinsip GCG, namun juga termasuk
sosialisasi terhadap budaya perusahaan, inisiatif strategis, dan kebijakan.
Sedangkan dalam rangka monitoring implementasi GCG, Bank Mandiri
melakukan evaluasi. Tujuan dari sosialisasi dan evaluasi tersebut adalah agar
seluruh jajaran bank dapat memahami dan melaksanakan visi, misi, dan strategi
serta prinsip GCG dengan pemahaman dan standar yang sama di seluruh
jajaran pegawai Bank Mandiri.
Selain itu dalam rangka memenuhi ketentuan Bank Indonesia, Bank
Mandiri telah melaksanakan self assessment pelaksanaan GCG untuk periode
tahun 2012. Hasil penilaian self assessment menunjukkan nilai komposit 1,5
yaitu dengan predikat “baik”.
5. Walking The Talk
Pada akhirnya Bank Mandiri menyadari bahwa keempat tahapan yang
telah diuraikan akan kurang bermakna apabila implementasinya tidak
dilakukan secara disiplin serta konsisten, dimana prinsip GCG diwujudkan
dalam tindakan nyata oleh seluruh jajaran manajemen Bank Mandiri.
Dalam mewujudkan tahapan ini, diperlukan keteladanan top management
dan senior management yang berperan sebagai change champion dan change
agent di setiap unit kerja, dan juga sebagai role model yang menerapkan
budaya perusahaan dan prinsip GCG secara konsekuen. Selain keteladanan top
management dan senior management, Bank Mandiri juga membangun
mekanisme implementasi prinsip GCG sebagai wujud transparansi yakni
dengan mengungkapkan informasi risiko (disclosure) yang dilakukan kepada
seluruh pemangku kepentingan terkait.

Penerapan GCG pada PT CIMB Niaga Tbk
Bank CIMB Niaga telah meraih berbagai penghargaan dalam hal praktik
tata kelola perusahaan di berbagai ajang seperti pada tahun 2012 lalu, CIMB
Niaga meraih penghargaan dalam hal praktik Corporate Governance terbaik 2012
versi Indonesian Institute for Corporate Directorship (IIDC) bekerja sama dengan
Majalah Investor serta meraih predikat sangat terpercaya dan perusahaan
berkinerja terbaik di mata para investor dan analis pada ajang Indonesia Good
Corporate Governance Award 2012. Berbagai penghargaan yang diraih tersebut
menjadi suatu pengakuan terhadap penerapan GCG di CIMB Niaga dan sebagai
wujud konsistensi dan kontribusi CIMB Niaga atas pengembangan standarstandar GCG, baik di sektor keuangan/perbankan, maupun sektor lainnya di
Indonesia.
Penerapan GCG pada CIMB Niaga bertujuan sebagai upaya mendukung
perusahaan dalam mencapai target pertumbuhan yang berkesinambungan selain
untuk memenuhi ketentuan dari regulator yang berlaku. Penerapan GCG

13
merupakan suatu proses jangka panjang yang memberikan hasil berupa
sustainable value. Penerapan GCG di CIMB Niaga telah diwujudkan dalam
berbagai proses. Mulai dari proses rekrutmen, pembelajaran, evaluasi kinerja,
hingga monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan yang telah dijalankan.
Mekanismenya pun beragam, baik melalui internal audit, compliance, sampai
disediakannya saluran CEO message dan program whistle blowing yang
melibatkan karyawan secara langsung.
Dalam menerapkan GCG, CIMB Niaga juga tidak lupa menerapkan prinsip
GCG. Laporan mengenai GCG diungkapkan secara transparan dan diinformasikan
kepada publik secara konsisten. CIMB Niaga secara berkesinambungan juga telah
melaksanakan edukasi kepada nasabah mengenai kegiatan operasional maupun
produk dan jasa bank dengan tujuan menghindari timbulnya informasi yang
menyesatkan dan merugikan nasabah. Penerapan prinsip GCG sangat penting
dalam suatu perusahaan yaitu sebagai penyeimbang tujuan bisnis dan pengelolaan
risiko secara sehat.
Salah satu kunci sukses penerapan GCG di CIMB Niaga adalah
keberhasilan CIMB Niaga menjadikan GCG sebagai budaya perusahaan. CIMB
Niaga berupaya mengembangkan budaya perusahaan yang kondusif yang terlihat
pada komitmen jajaran direksi. Budaya yang dikembangkan merupakan budaya
yang menjunjung tinggi integritas, kualitas layanan, dan prudential banking.
Budaya tersebut diterapkan melalui proses internalisasi ke dalam sistem dan
prosedur serta pembentukan perilaku yang sesuai. Melalui pendekatan tersebut,
budaya CIMB Niaga menjadi suatu disiplin yang melibatkan dewan komisaris,
direksi, dan karyawan dalam pelaksanaan pekerjaan sehari-hari.
Dewan komisaris wajib melaksanakan pengawasan dan memberikan saran
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi. Dalam memenuhi tugas
dan tanggung jawabnya, dewan komisaris wajib bertindak secara independen.
Dewan komisaris juga membentuk beberapa komite sesuai kebutuhan dan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku guna membantu pelaksanaan tugas
dan fungsinya secara efektif dan efisien . Komite tersebut terdiri dari komite audit,
komite pemantau risiko, dan komite nominasi dan remunerasi. Ketentuan Bank
Indonesia mengenai GCG menyatakan bahwa jumlah anggota dewan komisaris
paling kurang tiga orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota direksi.
Paling kurang satu orang anggota dewan komisaris harus berdomisili di Indonesia
dan paling kurang 50% dari jumlah anggota dewan komisaris merupakan
komisaris independen. Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia tentang Tenaga
Kerja Asing, maksimal 50% dari anggota dewan komisaris boleh warga negara
asing. CIMB Niaga telah memenuhi ketentuan tersebut dengan pertimbangan tiga
orang anggota dewan komisaris berdomisili di Indonesia dan tiga orang
merupakan komisaris independen. Selain itu, 50% dari anggota dewan komisaris
adalah warga negara Indonesia.

Penerapan GCG pada PT United Tractors Tbk
Sebagai perusahaan terkemuka dengan kinerja prima dan memiliki
orientasi pengembangan jangka panjang yang sistematis, peningkatan kualitas
penerapan GCG sesuai perkembangan terkini menjadi prioritas program yang

14
diutamakan. Melalui wawasan jangka panjang tersebut, United Tractors
senantiasa memahami pentingnya kesinambungan setiap kegiatan yang dijalankan
yang diyakini akan memberikan pengaruh pada penciptaan nilai perusahaan.
Dalam menerapkan GCG, United Tractors melakukan internalisasi dan
sosialisasi butir-butir budaya perusahaan, kode etik perusahaan dan pedoman tata
kelola dengan pendekatan top-down menggunakan model penyebaran sel agar
berkembang cepat meliputi seluruh jajaran SDM perusahaan. Hal ini sesuai
dengan keyakinan United Tractors bahwa penerapan prinsip GCG yang disertai
landasan moral dan etika para pelaksana akan semakin mempercepat diperolehnya
berbagai manfaat diantaranya yaitu:
• Memperkokoh hubungan perusahaan dengan mitra bisnis utama berkat reputasi
perusahaan yang terjaga dengan baik.
• Menjadikan perusahaan sebagai pilihan pelanggan, membantu mencapai
keberhasilan dengan prinsip win-win solution.
• Kinerja perusahaan maksimum, sebagai hasil dari pencapaian operational
excellence dan innovative solution.
• Meningkatkan motivasi dan kepuasan karyawan.
• Meningkatnya kapitalisasi perusahaan di pasar modal sebagai cerminan
terpenuhinya harapan para pemegang saham.
• Keberlanjutan perusahaan lebih terjamin sehingga dapat meningkatkan
stakeholder value.
United Tractors menerapkan pendekatan sistem manajemen UT-Clean
sebagai pondasi dasar penerapan GCG dan sekaligus meningkatkan integritas,
moral, dan etika karyawan dalam beraktivitas. Pendekatan sistem manajemen UTClean adalah bagian dari penyelarasan antara program-program penerapan tata
kelola perusahaan dengan implementasi rencana strategis United Tractors dan
penanaman nilai-nilai budaya serta etika perusahaan.
United Tractors membagi tahap penerapan GCG dalam suatu roadmap
yang dilaksanakan secara konsisten dan sistematis. Pada setiap tahapan, United
Tractors mempertimbangkan umpan balik dari pihak independen sebagai bagian
dari perbaikan penerapan GCG di tahun berikutnya.

Gambar 3 Tahapan penerapan GCG PT United Tractors Tbk (Laporan
tahunan United Tractors 2011)

15
Penerapan GCG pada PT Aneka Tambang Tbk
Penerapan praktik GCG secara konsisten dan berkesinambungan merupakan
komitmen penuh dari PT Aneka Tambang (Antam) dengan menjaga
keseimbangan antara kepentingan pemegang saham dan kepentingan stakeholders
lainnya. Dalam menerapkan GCG, Antam tidak hanya sekedar mematuhi
peraturan perundang-undangan saja, tetapi Antam juga bersungguh-sungguh
menerapkan prinsip GCG ke dalam segala kegiatan operasional yang dijalankan.
Sepanjang tahun 2011, beberapa peningkatan telah dilakukan oleh Antam
antara lain dengan melakukan restrukturisasi organisasi yang terencana dan efisien
serta secara berkala melakukan perekrutan dan pengembangan kualitas sumber
daya manusia sesuai dengan meningkatnya aktivitas perkembangan usaha Antam;
penyempurnaan Sistem Manajemen Kinerja dan Sistem Manajemen Unjuk Kerja
untuk mendukung sistem penilaian kinerja yang lebih obyektif dan wajar;
menyusun Standard Operating Procedure (SOP) khususnya untuk aktivitas baru
Antam; melakukan penyempurnaan atas sistem pengendalian internal;
memberlakukan penerapan manajemen risiko di seluruh lini kegiatan usaha
Antam; dan melakukan sosialisasi dan internalisasi penerapan GCG di Antam.
Dewan komisaris, komite-komite di tingkat dewan komisaris, direksi, dan
manajemen senior terus meningkatkan kapabilitas di dalam proses pengawasan
dan pengelolaan perusahaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masingmasing. Semua pihak juga berupaya untuk memperkuat hubungan kerja satu sama
lain. Singkatnya, Antam menyadari pentingnya hubungan kerja yang harmonis
serta kerjasama diantara organ-organ tata kelola, manajemen, dan staf untuk
mempertahankan dan meningkatkan praktik GCG di Antam secara berkelanjutan.
Untuk mendukung fungsi pengawasan, dewan komisaris telah membentuk empat
komite di tingkat dewan komisaris yakni Komite Audit; Komite Nominasi,
Remunerasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (NRPSDM); Komite
Manajemen Risiko; dan Komite GCG.
Sesuai dengan visi, misi, tujuan, dan strategi serta ruang lingkup kegiatan
operasional Antam yang terus berkembang dan kebijakan ekspansi usaha, Antam
selalu berusaha untuk menerapkan GCG secara konsisten agar tujuan komitmen
penerapan GCG yang dibangun dapat tercapai. Adapun tujuan penerapan GCG di
Antam adalah sebagai berikut:
Meningkatkan kinerja Antam dengan proses pengambilan keputusan yang lebih
baik dan berhati-hati (prudent) dengan selalu memperhatikan kepatuhan
terhadap perundang-undangan yang berlaku dan mengendalikan risiko yang
timbul, serta menghindari benturan kepentingan.
Meningkatkan profesionalisme dan pengembangan sumber daya manusia
Antam dengan melakukan penilaian kinerja yang lebih obyektif, transparan dan
wajar, serta membangun struktur organisasi yang efisien dengan fungsi, sistem,
dan pertanggungjawaban yang jelas.
Mengoptimalkan potensi dan nilai tambah sumber daya alam secara ekonomis
dengan pengelolaan risiko yang lebih efektif.
Memastikan bahwa pengelolaan keuangan dilakukan secara prudent dan
terkendali, dan menyusun laporan keuangan Antam secara akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan suatu sistem pengendalian internal yang
handal dan manajemen risiko yang sehat.

16
Meningkatkan kepercayaan investor, kreditur, dan pemegang saham dengan
selalu melakukan pengkinian data/informasi yang materiil dan relevan secara
transparan, akurat, berkualitas, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Memperhatikan kepentingan stakeholders Antam dengan memperjelas hak dan
kewajiban masing-masing pihak, serta melaksanakan hubungan usaha yang
sehat dan bertanggung jawab.
Melaksanakan pemberdayaan masyarakat dan ikut berperan aktif melestarikan
lingkungan, khususnya di sekitar kegiatan operasi Antam.
Kebijakan tata kelola perusahaan dilaksanakan oleh Antam dengan
memberlakukan pedoman kebijaka

Dokumen yang terkait

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 92

Pengaruh Corporate Governance, Leverage, Kualitas Audit dan Employee Diff Terhadap Manajemen Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

5 56 124

Pengaruh Corporate Governance dan Leverage Ratio terhadap manajemen laba pada perusahaan Manufaktur Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 35 108

Pengaruh Manajemen Laba, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Barang Konsumsi Ynag Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 65 116

Analisa Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI

3 39 98

Analisis Pengaruh Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perbankan di BEI

0 43 86

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI)

1 45 106

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Intellectual Capital Bank Umum Swasta Nasional yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 49 95

IMPLEMENTASI CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PUBLIK YANG MASUK DALAM PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI)

0 3 17

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Yang Mengikuti Pemeringkatan Corporate Governance Perception Index.

10 30 44