Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
SKRIPSI
PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK KELOMPOK
SEPULUH BESAR MENURUT CORPORATE GOVERNANCE
PERCEPTION INDEX (CGPI)
OLEH:
NAMA : DITA PARADITA NIM : 050503072
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ”Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang
Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception
Index (CGPI)” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud
belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi untuk Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, 11 Juli 2009
Yang membuat pernyataan,
Dita Paradita NIM: 050503072
(3)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan kemudahannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Sumatera Utara. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan kepada Rasulullah SAW yang safa’atnya diharapkan di akhirat kelak.
Sepanjang proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, MEc. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing. Terima kasih atas semua waktu, bimbingan dan arahan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji I dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Pembanding/ Penguji II yang telah banyak membantu penulis melalui saran dan kritik yang diberikan demi kesempurnaan skripsi ini.
(4)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
5. Kedua orang tua penulis, Mochamad Ramli dan Rafnila Tharfie. Terima kasih atas semua kasih sayang, do’a, dukungan, didikan, dan semangat yang sangat berarti. Semoga penulis dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan. Terima kasih kepada satu-satunya adik yang peneliti miliki Mordy Zulkarman atas semua do’a dan semangat yang telah mewarnai hari-hari penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca untuk penulisan selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.
Medan, 11 Juli 2009 Peneliti,
Dita Paradita NIM: 050503072
(5)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan
good corporate governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Variabel skor penerapan GCG digunakan sebagai indikator GCG, sedangkan
Return On Investment (ROI), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin
(NPM) digunakan sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif asosiatif yang variabelnya bersifat kausalitas. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang termasuk kelompok sepuluh besar menurut CGPI yang dipilih dengan metode purposive
sampling. Data yang digunakan bersifat pooling (data series dan cross sectional)
dan diambil dari laporan CGPI dan laporan keuangan tahunan dari tahun 2004– 2007. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metode statistik melalui analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial. ROI, ROE dan NPM tidak dapat dijelaskan oleh penerapan GCG.
Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM).
(6)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
ABSTRACT
The main objective of this research was to analyze the corelation between good corporate governance (GCG) application and financial performance of the company. GCG application score was the variable that used as the indicator of GCG. Return On Investment (ROI), Return on Equity (ROE) dan Net Profit Margin (NPM) were the variables that used as the indicator of financial performance of the company.
This research was an associative explanation research where the variables had causality characteristic. The CGPI’s top ten companies were the sample of this research. They were chosen by purposive sampling method. Pooling (time series and cross sectional) data were used in this research, it was obtained from CGPI reports and financial statement at year 2004–2007. Statistic method through simple regression analysis was used in hypothesis testing.
The result of this research showed that GCG didn’t influence financial performance partially. ROI, ROE and NPM can’t be explained by GCG application.
Keywords : Good Corporate Governance (GCG), Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM).
(7)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 7
1. Good Corporate Governance ... 7
a. Pengertian dan Tujuan Good Corporate Governance ... 7
b. Sejarah Good Corporate Governance...10
c. Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance ... 11
(8)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
e. Perkembangan Penerapan Good Corporate Governance di
Indonesia...18
f. Sistem Penilaian dan Pemeringkatan Penerapan Good Corporate Governance...20
2. Kinerja Keuangan Perusahaan... 24
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 25
1. Winda Putri (2006)...25
2. Yudha Pranata (2007) ... 26
3. Ridwan Frediawan (2008)...26
4. Irene Dumasi Siahaan (2008) ... 27
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 29
1. Kerangka Konseptual ... 29
2. Hipotesis ... 31
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 33
C. Jenis dan Sumber Data ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 37
F. Metode Analisis Data ... 39
1. Statistik Deskriptif ... 40
2. Uji Asumsi Klasik ... 41
(9)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
G. Jadwal dan Waktu Penelitian ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum Corporate Governance Perception Index (CGPI)...46
B. Analisis Hasil Penelitian ... 47
1. Analisis Statistik Deskriptif... 47
2. Hasil Uji Asumsi Klasik... 50
a. Hasil Uji Normalitas Data... 51
b. Hasil Uji Autokorelasi ... 60
c. Hasil Uji Heterokedastisitas... . 63
3. Hasil Analisis Regresi Sederhana ... 66
4. Hasil Pengukuran Adjusted R2 ... 70
5. Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji – t) ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 76
B. Keterbatasan Penelitian ... 77
C. Saran ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 78
(10)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Aspek dan Bobot Penilaian CGPI ... 22
Tabel 2.2 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI ... 23
Tabel 2.3 Kategori Pemeringkatan CGPI ... 24
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu ... 28
Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ... 35
Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39
Tabel 3.3 Jadwal dan Waktu Penelitian ... 45
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Total Skor Penerapan GCG ... 48
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Total ROI ... 49
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Total ROE ... 49
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Total NPM ... 50
Tabel 4.5 Uji Normalitas (1) ... 52
Tabel 4.6 Uji Normalitas (2) ... 55
Tabel 4.7 Uji Normalitas (3) ... 58
Tabel 4.8 Uji Autokorelasi (1) ... 61
Tabel 4.9 Uji Autokorelasi (2) ... 62
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi (3) ... 63
Tabel 4.11 Variables Entered/ Removed (1) ... 67
Tabel 4.12 Regresi Linear Sederhana (1) ... 67
(11)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Tabel 4.14 Regresi Linear Sederhana (2) ... 68
Tabel 4.15 Variables Entered/ Removed (3) ... 69
Tabel 4.16 Regresi Linear Sederhana (3) ... 70
Tabel 4.17 Model Summary (1) ... 71
Tabel 4.18 Model Summary (2) ... 71
(12)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 30
Gambar 4.1 Grafik Histogram (1) ... 53
Gambar 4.2 Normal P-P Plot (1) ... 54
Gambar 4.3 Grafik Histogram (2) ... 56
Gambar 4.4 Normal P-P Plot (2) ... 57
Gambar 4.5 Grafik Histogram (3) ... 59
Gambar 4.6 Normal P-P Plot (3) ... 60
Gambar 4.7 Grafik Scatterplot (1) ... 64
Gambar 4.8 Grafik Scatterplot (2) ... 65
(13)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Data Penelitian ... 80
Lampiran ii Descriptives ... 81
Lampiran iii Regression ... 82
Lampiran iv Histogram ... 86
Lampiran v One Sample Kolmogorov Smirnov Test ... 89
Lampiran vi Scatterplot ... 91
(14)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu memberikan dividen kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Hambatan-hambatan yang dihadapi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan tersebut pada umumnya berkisar pada hal-hal yang sifatnya fundamental yaitu: (1) Perlunya kemampuan perusahaan untuk mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien, yang mencakup seluruh bidang aktivitas (sumber daya manusia, akuntansi, manajemen, pemasaran dan produksi), (2) Konsistensi terhadap sistem pemisahan antara manajemen dan pemegang saham, sehingga secara praktis perusahaan mampu meminimalkan konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara manajemen dan pemegang saham dan (3) Perlunya kemampuan perusahaan untuk menciptakan kepercayaan pada penyandang dana ekstern, bahwa dana ekstern tersebut digunakan secara tepat dan seefisien mungkin serta memastikan bahwa manajemen bertindak yang terbaik
(15)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
untuk kepentingan perusahaan. Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, maka perusahaan perlu memiliki suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik, yang mampu memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan pihak kreditur, sehingga mereka dapat meyakinkan dirinya akan memperoleh keuntungan investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi, selain itu juga harus dapat menjamin terpenuhinya kepentingan karyawan serta perusahaan itu sendiri.
Kondisi yang dihadapi perusahaan-perusahaan publik di Indonesia masih lemah dalam mengelola perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh masih lemahnya standar-standar akuntansi dan regulasi, pertanggungjawaban terhadap para pemegang saham, standar-standar pengungkapan dan transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Kenyataan tersebut secara tidak langsung menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam menjalankan manajemen yang baik dalam memuaskan stakeholders perusahaan.
Dalam upaya mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, maka para pelaku bisnis di Indonesia menyepakati penerapan good corporate governance (GCG) suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sesuai dengan penandatanganan perjanjian Letter of intent (LOI) dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia (Sri Sulistyanto, 2003). Sulit dipungkiri, selama sepuluh tahun terakhir ini, istilah GCG kian populer. Tak hanya populer, tetapi istilah tersebut juga ditempatkan di posisi terhormat. Hal itu, setidaknya terwujud dalam dua keyakinan.
(16)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Pertama, GCG merupakan salah satu kunci sukses perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global - terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi dunia, di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG. Di antaranya, sistem regulatory yang payah, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, praktek perbankan yang lemah, serta pandangan Board of
Directors (BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham
minoritas.
Pada tahun 2001, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) menerbitkan pedoman GCG. Pedoman ini bertujuan agar dunia bisnis memiliki acuan dasar mengenai konsep serta pola pelaksanaan GCG yang sesuai dengan pola internasional umumnya dan Indonesia khususnya. Melalui penerapan GCG tersebut diharapkan: (1) perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta mampu meningkatkan pelayanannya kepada stakeholders, (2) perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan corporate value, (3) mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia dan (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.
Melihat akan harapan tersebut, maka kebutuhan akan pelaksanaan GCG sudah merupakan kebutuhan yang mendesak bagi suatu perusahaan. Sehingga
(17)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
menjadi keharusan bagi perusahaan-perusahaan untuk menerapkan dan melaksanakan GCG agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Manfaat perusahaan menerapkan praktek GCG adalah resources yang dimiliki pemegang saham perusahaan dapat dikelola dengan baik, efisien dan digunakan semata-mata untuk kepentingan peningkatan nilai perusahaan. Semua itu dilakukan perusahaan untuk dapat maju dan bersaing secara sehat. Hal ini berarti bahwa GCG tidak saja berakibat positif terhadap pemegang saham namun bagi masyarakat luas yang berupa pertumbuhan perekonomian nasional.
Beberapa bukti empiris yang menunjukkan bahwa penerapan GCG dapat memperbaiki kinerja perusahaan antara lain: (1) Penelitian yang dilakukan oleh Winda Putri (2006) terhadap perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ menunjukkan corporate governance secara statistik mempengaruhi kinerja perusahaan, (2) Penelitian yang dilakukan oleh Yudha Pranata (2007) terhadap perusahaan go public di BEJ yang termasuk dalam kelompok sepuluh besar perusahaan berdasarkan indeks GCG menunjukkan bahwa penerapan GCG secara
signifikan dapat meningkatkan return on equity, net profit margin dan Tobin's Q, (3) Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Frediawan (2008) terhadap PT
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Persero) menunjukkan bahwa penerapan GCG yang dilakukan perusahaan tersebut mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilihat dari meningkatnya rasio return on asset. Namun ada penelitian lain yang dilakukan oleh Irene Dumasi Siahaan (2008) terhadap sepuluh perusahaan sektor keuangan yang listing di BEI menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
(18)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
tidak signifikan antara penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan economic value added.
Mengacu pada hasil-hasil penelitian empiris yang telah dilakukan, walaupun ada ketidakkonsistenan tampak bahwa bukti empiris tersebut menunjukkan betapa pentingnya penerapan GCG dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dalam kaitan ini maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai ”Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI)”. Kinerja keuangan perusahaan dalam penelitian ini diproksi dengan return on investment,
return on equity dan net profit margin.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan secara parsial?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan secara parsial.
D. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
(19)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
1. bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh penerapan GCG di Indonesia; khususnya pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan,
2. bagi peneliti lainnya, dapat dijadikan bahan referensi guna penelitian selanjutnya yang sejenis,
3. bagi akademisi, dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai penerapan GCG di Indonesia, khususnya pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan (return on investment, return on equity, dan net profit margin),
4. bagi investor, dapat memberikan bahan masukan untuk pengambilan keputusan mengenai investasi pada perusahaan yang telah menerapkan GCG.
(20)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. Good Corporate Governance
a. Pengertian dan Tujuan Good Corporate Governance
Istilah GCG pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka (Cadbury Report). Menurut Cadbury Committee pengertian GCG adalah seperangkat aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka. Istilah tersebut kemudian didefinisikan oleh berbagai pihak, di antaranya adalah:
Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) atau disebut juga kelompok negara maju mendefinisikan GCG sebagai cara-cara manajemen perusahaan bertanggung jawab pada
shareholders-nya. Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah dapat
dipertanggungjawabkan dan keputusan tersebut mampu memberikan nilai tambah bagi shareholders lainnya. Karena itu fokus utama di sini terkait dengan proses pengambilan keputusan dari perusahaan yang mengandung nilai-nilai transparency, responsibility, accountability, dan tentu saja
(21)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Menurut FCGI (2001) pengertian GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan, sehingga menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Nilai tambah yang dimaksud adalah corporate governance memberikan perlindungan efektif terhadap investor dalam memperoleh kembali investasinya dengan wajar dan bernilai tinggi.
Menurut Panitia Diskusi Komprehensif Good Corporate
Governance GCG adalah sistem di mana entitas usaha dikelola dan
diawasi, sehingga berkaitan dengan distribusi hak dan kewajiban para
shareholders-nya (pemegang saham/komisaris/investor, kreditur/direksi,
manager/pemerintah, vendor dan lain sebagainya). The Indonesian
Institute for Corporate Governance (IICG) mendefinisikan GCG sebagai
struktur, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ-organ perusahaan sebagai upaya untuk memberikan nilai tambah perusahaan secara berkesinambungan dalam jangka panjang.
- Baik (Good) adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan, menunjukkan kepatutan dan keteraturan operasional perusahaan sesuai dengan konsep GCG. - Struktur adalah (a) susunan atau rangka dasar manajemen
perusahaan yang didasarkan pada pendistribusian hak-hak dan tanggung jawab di antara organ perusahaan (dewan komisaris,
(22)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
direksi dan RUPS/pemegang saham) dan stakeholder lainnya, dan (b) aturan-aturan maupun prosedur-prosedur untuk pengambilan keputusan dalam hubungan perusahaan.
- Sistem adalah prosedur formal dan informal yang mendukung struktur dan strategi operasional dalam suatu perusahaan.
- Proses adalah kegiatan mengarahkan dan mengelola bisnis yang direncanakan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan, menyelaraskan perilaku perusahaan dengan ekspektasi dari masyarakat, serta mempertahankan akuntabilitas perusahaan kepada pemegang saham.
Dalam Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-117/M-MBU/2002 Tentang Penerapan Praktek Good Corporate
Governance Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dijelaskan bahwa corporate governance adalah suatu proses dan struktur yang digunakan
oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
Ernst and Young mendefinisikan corporate governance terdiri atas sekumpulan mekanisme yang saling berkaitan yang terdiri atas pemegang saham institusional, dewan direksi dan komisaris, para manajer yang dibayar berdasarkan kinerjanya, pasar sebagai pengendali perseroan, struktur kepemilikan, struktur keuangan, investor terkait dan persaingan produk. Manajemen perusahaan terhadap risiko bisnis merupakan hal yang sangat penting.
(23)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Berdasarkan definisi atau pengertian GCG di atas dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya GCG adalah mengenai sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan.
Sedangkan tujuan dari GCG adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Secara teoritis, pelaksanaan GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan komisaris dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan umumnya GCG dapat meningkatkan kepercayaan investor (Tjager, et al., 2003).
b. Sejarah Good Corporate Governance
Konsep GCG yang komprehensif mulai berkembang sejak setelah kejadian The New York Stock Exchange Crash pada tanggal 19 Oktober 1987 di mana cukup banyak perusahaan multinasional yang tercatat di Bursa Efek New York mengalami kerugian finansial yang cukup besar. Di kala itu, untuk mengantisipasi permasalahan internal perusahaan, banyak para eksekutif perusahaan melakukan rekayasa keuangan yang intinya adalah bagaimana “menyembunyikan” kerugian perusahaan atau memperindah penampilan kinerja manajemen dan laporan keuangan. Yang dilakukan tidak hanya window dressing tetapi juga financial engineering.
(24)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Dengan kesadaran tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa oleh segenap negarawan, cendikiawan dan usahawan, maka dimulailah gerakan untuk meningkatkan praktek-praktek yang baik dalam perusahaan. Gerakan ini dimulai dari tokoh-tokoh di Inggris yang dipimpin oleh Sir Adrian Cadbury, yang pada saat itu menjabat sebagai Direktur Bank of England dan mantan CEO Group Cadbury. Sejak terbitnya Cadbury Code
on Corporate Governance pada tahun 1992, semakin banyak institusi yang
terus melakukan penyempurnaan dalam prinsip-prinsip dan petunjuk teknis praktek corporate governance, antara lain ICGN (International
Corporate Governance Network) yang mendorong Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) mengeluarkan OECD Principles on Corporate Governance. ICGN sangat berkepentingan dalam
implementasi GCG, karena anggota mereka terdiri dari institusi dana pensiun dan asuransi yang mengelola dana nasabah untuk investasi jangka panjang.
c. Prinsip-prinsip Dasar Good Corporate Governance
Prinsip-prinsip corporate governance ini diharapkan menjadi titik rujukan bagi para regulator (pemerintah) dalam membangun framework bagi penerapan GCG. Bagi para pelaku usaha dan pasar modal prinsip-prinsip ini dapat menjadi guidance atau pedoman dalam mengelaborasi
best practices bagi peningkatan nilai dan kelangsungan hidup perusahaan.
Prinsip-prinsip dasar GCG menurut OECD mencakup lima bidang utama yaitu:
(25)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
1) perlindungan terhadap hak-hak pemegang saham (the rights of
shareholders). Hak-hak para pemegang saham harus diberi
informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan,
2) persamaan perlakuan terhadap seluruh pemegang saham (the
equitable treatment of shareholders). Dalam hal ini terutama
terhadap pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading),
3) peranan stakeholders yang terkait dengan perusahaan (the role
of shareholders). Peranan pemegang saham harus diakui
sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan perusahaan yang sehat dari aspek keuangan,
4) keterbukaan dan transparansi (disclosure and transparency). Pengungkapan yang akurat dan tepat waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja
(26)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
perusahaan, kepemilikan serta para pemegang kepentingan (stakeholders),
5) akuntabilitas dewan komisaris (the responsibilities of the
board). Tanggung jawab pengurus dalam manajemen,
pengawasan manajemen dan pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.
Prinsip-prinsip dasar penerapan GCG yang dikemukakan oleh
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) adalah sebagai
berikut.
1) Kewajaran (Fairness)
Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, perilaku perusahaan (corporate conduct) dan atau kebijakan terutama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing, dengan keterbukaan informasi yang penting serta melarang pembagian untuk pihak sendiri dan perdagangan saham oleh orang dalam (insider trading). Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang melindungi kepentingan minoritas; membuat pedoman kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang dalam,
self-dealing, dan konflik kepentingan; menetapkan peran dan
tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite, termasuk sistem remunerasi, menyajikan informasi secara
(27)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
wajar atau pengungkapan penuh material apa pun, mengedepankan Equal Job Opportunity.
2) Pengungkapan dan Transparansi (Disclosure and
Transparency)
Hak-hak para pemegang saham yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat pada waktunya mengenai perusahaan, dapat ikut berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perubahan-perubahan yang mendasar atas perusahaan, dan turut memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, serta para pemegang kepentingan (stakeholders). Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan mengembangkan sistem akuntansi (accounting system) yang berbasiskan standar akuntansi dan best practices yang menjamin adanya laporan keuangan dan pengungkapan yang berkualitas, mengembangkan Information Technology (IT) dan
Management Information System (MIS) untuk menjamin
adanya pengukuran kinerja yang memadai dan proses pengambilan keputusan yang efektif oleh Dewan Komisaris dan Direksi, mengembangkan enterprise risk management yang memastikan bahwa semua risiko signifikan telah
(28)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
diidentifikasi, diukur, dan dapat dikelola pada tingkat toleransi yang jelas; mengumumkan jabatan yang kosong secara terbuka.
3) Akuntabilitas (Accountability)
Tanggung jawab manajemen melalui pengawasan yang efektif
(effective oversight) berdasarkan balance of power antara
manajer, pemegang saham, Dewan Komisaris, dan auditor. Merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan menyiapkan laporan keuangan (financial
statement) pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat,
mengembangkan Komite Audit dan Risiko untuk mendukung fungsi pengawasan oleh Dewan Komisaris; mengembangkan dan merumuskan kembali peran dan fungsi Internal Audit sebagai mitra bisnis strategik berdasarkan best practices (bukan sekedar audit). Transformasi menjadi "Risk-based" Audit; menjaga manajemen kontrak yang bertanggung jawab dan menangani pertentangan; penegakan hukum (sistem penghargaan dan sanksi); menggunakan eksternal auditor yang memenuhi syarat (berbasis profesionalisme).
4) Responsibilitas (Responsibility)
Peranan pemegang saham harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan kerja sama yang aktif antara perusahaan serta para pemegang kepentingan dalam menciptakan kesejahteraan,
(29)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
lapangan kerja, dan perusahan yang sehat dari aspek keuangan. Ini merupakan tanggung jawab korporasi sebagai anggota masyarakat yang tunduk kepada hukum dan bertindak dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sekitarnya. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang; menyadari akan adanya tanggung jawab sosial; menghindari penyalahgunaan kekuasaan; menjadi profesional dan menjunjung etika; memelihara lingkungan bisnis yang sehat.
d. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
GCG yang tidak efektif merupakan penyebab utama terjadinya krisis ekonomi dan kegagalan pada berbagai perusahaan di Indonesia akhir-akhir ini. Penerapan GCG yang efektif dapat memberikan sumbangan yang penting dalam memperbaiki kondisi perekonomian dan menghindari terjadinya krisis dan kegagalan yang serupa di masa mendatang. Pelaksanaan GCG diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat berikut ini (FCGI, 2001:4):
1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.
2) Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value.
(30)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
3) Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
4) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.
Selain manfaat tersebut, menurut Iman dan Amin (2002:9), dengan menerapkan corporate governance yang baik akan memberikan manfaat sebagai berikut:
1) Perbaikan dalam komunikasi,
2) Memperkecil potensial benturan (konflik kepentingan), 3) Fokus pada strategi-strategi utama,
4) Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi, 5) Kesinambungan manfaat,
6) Promosi citra perusahaan,
7) Peningkatan kepuasan pelanggan, 8) Perolehan kepercayaan investor,
9) Dapat mengukur target kinerja manajemen perusahaan. Manfaat GCG dari sisi manajemen, dapat dilihat bahwa suasana kerja menjadi lebih nyaman dan teratur, artinya segala proses kerja berjalan mulus, terkontrol, dan tercipta kerja tim yang solid. Selain itu penjualan bisa di atas pasar, profit meningkat, berbagai penghargaan dapat diperoleh, dan meningkatnya kepercayaan mitra. Dengan GCG integritas perusahaan lebih dipercaya pihak luar yang berkepentingan (stakeholders),
(31)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
memacu profesionalisme karyawan, kinerja keuangan yang cemerlang, serta stabilitas harga saham yang jempolan.
e. Perkembangan Penerapan Good Corporate Governance di Indonesia
Indonesia mulai menerapkan prinsip GCG sejak menandatangani
letter of intent (LoI) dengan International Monetary Fund (IMF) yang
salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan (corporate governance) di Indonesia. Sejalan dengan langkah tersebut, pada tahun 1999, Pemerintah melalui Kep-10/M.EKUIN/08/1999 membentuk suatu lembaga yaitu Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Komite ini bertugas untuk merumuskan dan menyusun rekomendasi kebijakan nasional tentang GCG, antara lain meliputi Code for Good Corporate Governance.
Selanjutnya Komite secara berkesinambungan bertugas memantau perbaikan di bidang GCG di Indonesia. Hal ini kemudian diikuti oleh Bapepam dengan menerbitkan Surat Edaran Bapepam No. SE-03/PM/2000 tentang Komite Audit; menerbitkan Peraturan Pencatatan Bursa Efek Jakarta Nomor I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas Di Bursa pada tanggal 1 Juli 2000; dan beberapa peraturan lainnya, serta memberikan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh perusahaan publik. Kementerian Badan Usaha Milik Negara mewajibkan seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menerapkan GCG yang diatur melalui Keputusan Menteri Negara BUMN
(32)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
KEP-117/M-MBU/2002. Penerapan GCG di BUMN bertujuan meningkatkan nilai perusahaan dan mendorong pengelolaannya secara profesional, transparan dan efisien, akuntabilitas, adil,dapat dipercaya dan bertanggung jawab. Secara sistem Kementerian BUMN telah menetapkan tahapan pelaksanaan GCG di BUMN yang diawali Tahapan Sosialisasi,
Assessment, dan Review penerapan GCG.
Kewajiban menerapkan GCG di sektor perbankan telah dicetuskan oleh Bank Indonesia (BI) pada bulan Februari 2006. BI mengeluarkan petunjuk pelaksanaan GCG bagi perbankan, yaitu PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum. BI selaku otoritas perbankan menyadari bahwa semakin kompleksnya risiko yang dihadapi oleh bank, menuntut diimplementasikannya praktek GCG dengan kualitas yang semakin tinggi pula. Dengan peraturan tersebut BI ingin mencapai tujuan untuk meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan. Peningkatan kualitas pelaksanaan GCG merupakan salah satu upaya untuk memperkuat kondisi internal perbankan nasional sesuai dengan visi Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
Sektor swasta dan kalangan masyarakat juga memiliki inisiatif untuk membantu upaya mensosialisasikan GCG di Indonesia dengan terbentuknya beberapa lembaga, antara lain: Forum for Corporate
(33)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Directorship (IICD), Lembaga Komisaris dan Direktur Indonesia (LKDI), Indonesian Society of Independent Commissioners (ISICOM), KADIN
Indonesia Komite Tetap GCG, Ikatan Komite Audit Indonesia (IKAI) dan
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG).
Masing-masing lembaga tersebut mempunyai aktivitas yang berbeda namun tujuan yang sama, yaitu membantu pemerintah mensosialisasikan penerapan GCG di Indonesia.
f. Sistem Penilaian dan Pemeringkatan Penerapan Good Corporate
Governance
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang
didirikan pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance - GCG) di Indonesia. Pernyataan visi “Menjadi lembaga independen dan bermartabat untuk mendorong terciptanya perilaku bisnis yang sehat”, menjadi inspirasi IICG untuk senantiasa berupaya memasyarakatkan konsep, praktek dan manfaat GCG kepada dunia bisnis khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan riset penerapan GCG, yang hasilnya berupa Corporate Governance Perception Index (CGPI).
CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan GCG di perusahaan publik yang tercatat di BEI. Pelaksanaan CGPI dilandasi oleh pemikiran tentang pentingnya mengetahui sejauh mana
(34)
perusahaan-Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
perusahaan publik telah menerapkan GCG. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya, pertama kali yaitu pada tahun 2001. Pada CGPI ini, selain menjalin kerja sama dengan Majalah SWA, yang dikenal sebagai salah satu majalah bisnis yang unggul di Indonesia, IICG juga bekerja sama dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Kerjasama KNKG, Majalah SWA dan IICG dalam pemeringkatan CGPI menjadikan sosialisasi dapat dilaksanakan secara lebih luas, terukur, dan gencar dengan dukungan hasil riset yang kredibel.
Cakupan penilaian dan aspek yang diukur dalam CGPI adalah pengembangan alat ukur yang dimiliki IICG, pedoman dan prinsip GCG yang diterbitkan OECD dan dari berbagai sumber, serta perangkat hukum yang mengatur tentang penerapan prinsip-prinsip GCG. Metodologi riset yang dipakai meliputi empat tahapan riset yang melibatkan pihak internal dan eksternal stakeholders perusahaan.
Penilaian dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengisian kuesioner dilakukan oleh responden dengan melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, baik internal maupun eksternal mengikuti ketentuan dari IICG. Aspek yang dinilai meliputi Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan, Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci, Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham, Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan, Pengungkapan dan Transparansi, dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.
(35)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Penentuan skor pelaksanaan dilakukan melalui metode rata-rata tertimbang dengan bobot masing-masing aspek disajikan pada tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1
Aspek dan Bobot Penilaian CGPI
No Aspek Bobot (%)
1 Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan 15 2 Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan 20
Kunci
3 Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang 15 Saham
4 Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan 15
5 Pengungkapan dan Transparansi 15
6 Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan 20 Direksi
Sumber: Laporan CGPI, 2009
Secara lengkap tahapan riset diawali dengan pengembangan metodologi dan database, publikasi program, konfirmasi peserta CGPI, serta penyebaran dan pengisian kuisioner (self assessment). Tahap pemeriksaan kelengkapan dokumen yang dilakukan bertujuan untuk menelusuri upaya dan wujud penerapan GCG sebagai sebuah sistem yang dilakukan peserta CGPI dengan mengacu pada daftar dokumen yang disyaratkan untuk dikumpulkan ke Tim Penilai CGPI. Daftar dokumen yang disyaratkan dibuat dengan mempertimbangkan dan memperhatikan pemenuhan regulasi, kebijakan, pedoman, dan praktek terbaik dalam penerapan GCG di Indonesia dan negara lain. Secara keseluruhan dipersyaratkan sekurang-kurangnya 40 dokumen untuk Perusahaan Publik dan 36 dokumen untuk BUMN.
(36)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Tahapan riset berikutnya adalah penyusunan makalah yang merefleksikan program dan hasil penerapan GCG sebagai sebuah sistem di perusahaan. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk membantu pihak perusahaan memaparkan upayanya dalam menerapkan GCG pada saat observasi. Tahapan observasi merupakan kegiatan peninjauan langsung ke seluruh perusahaan peserta CGPI untuk memastikan praktek penerapan GCG sebagai sebuah sistem pengelolaan bisnis di perusahaan tersebut. Penilaian CGPI meliputi empat tahapan tersebut dengan bobot nilai yang berbeda. Bobot penilaian disajikan dalam tabel 2.2 berikut ini:
Tabel 2.2
Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI
No Tahapan Bobot (%)
1 Self Assessment 20
2 Kelengkapan Dokumen 20
3 Makalah yang merefleksikan program dan hasil 20 penerapan good corporate governance sebagai sebuah
sistem di perusahaan yang bersangkutan
4 Observasi 40
Sumber: Laporan CGPI, 2009
Nilai CGPI dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari setiap tahapan di atas. Setelah keseluruhan tahapan penilaian CGPI selesai, hasil yang diperoleh dibahas dalam forum Panel ahli untuk menentukan hasil riset dan pemeringkatan CGPI. Forum Panel ahli terdiri dari Tim Peneliti beserta para pihak yang kompeten dan memiliki akses informasi tentang perusahaan peserta CGPI. Keputusan panel ahli akan menghasilkan penyusunan peringkat perusahaan publik dan BUMN yang layak diberi penghargaan CGPI Award.
(37)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Hasil program riset dan pemeringkatan CGPI adalah penilaian dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan peserta dengan memberikan skor dan pembobotan nilai berdasarkan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI didesain menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat/level terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan GCG seperti disajikan pada tabel 2.3 berikut ini:
Tabel 2.3
Kategori Pemeringkatan CGPI Skor Level Terpercaya 55-69 Cukup Terpercaya
70-84 Terpercaya
85-100 Sangat Terpercaya Sumber: Laporan CGPI, 2009
2. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur yang digunakan oleh para pemakai laporan keuangan dalam mengukur atau menentukan sejauh mana kualitas perusahaan. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat melalui laporan keuangan perusahaan tersebut. Dari laporan keuangan tersebut, dapat diketahui keadaan finansial dan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan selama periode tertentu.
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai “performing
measurement“ yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan atau segmen atau
keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas
(38)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Secara formal, produk akhir dari hasil pengukuran kinerja diwujudkan dalam suatu laporan yang disebut laporan kinerja.
Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Pengukuran kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya, untuk merangsang dan menegakkan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya, serta penghargaan. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Winda Putri (2006)
Penelitian yang dilakukan oleh Winda Putri berjudul Analisis Pengaruh
Corporate Governance dan Jumlah Komisaris Terhadap Kinerja Perusahaan,
menguji apakah corporate governance dan jumlah komisaris mempengaruhi kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada periode 2004 dan 2005. Hasil analisis model regresi dengan Tobins’ Q sebagai variabel dependennya menunjukkan bahwa baik variabel corporate
(39)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
governance maupun variabel kontrol secara statistik mempengaruhi kinerja
perusahaan.
2. Yudha Pranata (2007)
Penelitian yang dilakukan oleh Yudha Pranata berjudul Pengaruh Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Penelitiannya bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Good
Corporate Govenarance (GCG) (yang diukur dengan skor/indeks GCG)
terhadap Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), dan Tobins’ Q. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, dengan kriteria: (1) sampel adalah perusahaan go public di BEJ selama tahun 2002-2005, (2) perusahaan sampel masuk dalam kelompok sepuluh besar perusahaan berdasarkan indeks GCG.
Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan perusahaan sampel laporan CGPI dan publikasi FCGI melalui majalah SWA. Analisis data dilengkapi dengan uji normalitas dan uji asumsi klasik (uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas). Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan GCG berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROE, NPM, dan Tobins’ Q.
3. Ridwan Frediawan (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Ridwan Frediawan berjudul Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT Jamsostek Kantor Cabang II Bandung). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penerapan prinsip GCG
(40)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Sampelnya adalah manajer dan karyawan PT Jamsostek Kantor Cabang II Bandung. Pengumpulan datanya dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebanyak enam eksemplar. Model analisis yang digunakan adalah regresi berganda.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang melihat dan menggambarkan lingkungan atau keadaan yang tampak nyata dalam perusahaan dengan cara mengumpulkan, menyajikan, dan menganalitis data, sehingga diperoleh gambaran yang jelas atas objek yang diteliti agar dapat diambil suatu simpulan. Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan menggunakan uji–t dengan tingkat signifikansi sebesar 5%, menunjukkan bahwa penerapan prinsip GCG berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
4. Irene Dumasi Siahaan (2008)
Penelitian yang dilakukan oleh Irene Dumasi Siahaan berjudul Analisis Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Diukur Dengan Economic Value Added. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah penerapan GCG mempunyai hubungan dengan kinerja keuangan perusahaan dengan metode
Economic Value Added (EVA) sebagai pengukur kinerja keuangan
perusahaan. Objek dalam penelitian ini adalah penerapan GCG sebagai variabel independen (X) dengan EVA sebagai variabel dependen (Y). Pengumpulan datanya dilakukan dengan penyebaran kuesioner dengan
(41)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
responden adalah akuntan manajemen dari sepuluh perusahaan sektor keuangan yang listing di BEI dan telah menerapkan GCG.
Metode penelitian adalah metode deskriptif dengan menggunakan data primer dan sekunder. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis korelasi
Pearson Product Moment dengan tingkat signifikansi 5%. Berdasarkan hasil
perhitungan statistik terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y. Dari hasil uji–t dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan EVA.
Tabel 2.4 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti (Tahun Penelitian) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1. Winda Putri (2006) Analisis Pengaruh Corporate Governance dan Jumlah Komisaris Terhadap Kinerja Perusahaan Variabel Independen: corporate governance. Variabel Dependen: Tobin’s Q. Menunjukkan bahwa variabel corporate governance secara statistik mempengaruhi kinerja perusahaan. 2. Yudha Pranata
(2007)
Pengaruh Penerapan
Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Variabel Independen: corporate governance. Variabel Dependen: ROE, NPM, dan Tobin’s Q.
Penerapan GCG secara signifikan dapat
meningkatkan
return on equity, net profit margin,
(42)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
3. Ridwan Frediawan (2008)
Pengaruh Penerapan Prinsip Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus pada PT Jamsostek Kantor Cabang II Bandung)
Variabel Independen: corporate governance. Variabel Dependen: ROA. Penerapan GCG yang dilakukan perusahaan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya rasio
return on asset.
4. Irene Dumasi Siahaan (2008) Analisis Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Yang Diukur Dengan Economic Value Added Variabel Independen: corporate governance. Variabel Dependen: EVA. Menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara penerapan GCG terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan economic value added.
Sumber: Data Penelitian Terdahulu
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang memberi kesimpulan bahwa ada pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan, maka penulis membuat kerangka konseptual atas penelitian ini seperti yang disajikan pada gambar 2.1 berikut ini.
(43)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Corporate governance merupakan proses dan struktur yang digunakan
untuk mengarahkan dan mengelola bisnis dan urusan-urusan perusahaan dalam rangka meningkatkan kemakmuran bisnis dan akuntabilitas perusahaan dengan tujuan utamanya adalah mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Kepercayaan investor dan efisiensi pasar sangat tergantung dari pengungkapan kinerja perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Agar bernilai di pasar modal global, informasi tersebut harus jelas, konsisten, dan dapat diperbandingkan serta menggunakan standar akuntansi yang diterima di seluruh dunia. Dampak transparansi adalah bahwa pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan dapat memperhatikan dampak risiko bertransaksi dengan perusahaan.
Dengan adanya prinsip-prinsip GCG, maka laporan keuangan yang dihasilkan dapat diungkapkan secara transparan dan akurat, sehingga dapat membantu investor dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam suatu
Variabel Independen (X)
GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)
Variabel Dependen (Y) KINERJA KEUANGAN
ROI (Y1)
ROE (Y2)
(44)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
perusahaan untuk mengambil keputusan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan diterapkannya prinsip-prinsip GCG dalam perusahaan, maka pihak-pihak yang terkait di perusahaan memiliki tanggung jawab yang jelas sesuai dengan peraturan yang berlaku, sehingga dapat mendorong pengelolaan organisasi yang lebih demokratis (karena melibatkan partisipasi banyak kepentingan), lebih
accountable (karena ada sistem yang akan meminta pertanggungjawaban atas
setiap tindakan), lebih transparan, serta akan meningkatkan keyakinan bahwa perusahaan dan organisasi lainnya dapat menyumbangkan manfaat tersebut dalam jangka panjang. Dalam hal ini, tentu saja kinerja keuangan perusahaan akan meningkat karena seiring dengan berjalan baiknya kegiatan perusahaan.
Prinsip GCG diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan yang dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan memenuhi laba yang ditargetkan. Adapun manfaat dari penerapan GCG salah satunya yaitu meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan yang tentu saja berimbas besar terhadap hasil penjualan. Dengan adanya penjualan atau laba bersih yang baik akan berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan dilihat dari meningkatnya rasio return on investment (ROI), return on asset (ROA), return
on equity (ROE) dan net profit margin (NPM). Jadi dapat disimpulkan bahwa
penerapan GCG mempengaruhi ROI, ROE dan NPM.
2. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan pustaka adalah sebagai berikut:
(45)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
H1 : GCG berpengaruh terhadap ROI.
H2 : GCG berpengaruh terhadap ROE.
(46)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan GCG dengan kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksplanatif asosiatif, di mana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian, yang akan diuji kebenarannya (Sugiyono, 2007:11). Hubungan antarvariabelnya bersifat kausalitas. Menurut Husein (2001:63) “Desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya”.
Berdasarkan perspektif pengukuran konstruk, penelitian ini menggunakan skala rasio, di mana klasifikasi konstruk diukur dalam bentuk variabel. Penelitian ini akan menggunakan metode observasi (pengamatan) terhadap data yang akan digunakan. Dimensi waktu yang dipakai adalah cross sectional, yang mencerminkan keadaan pada suatu saat tertentu, yaitu dari tahun 2004–2007.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007:72). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
(47)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
perusahaan yang ikut serta dan memenuhi syarat dalam ajang Corporate
Governance Perception Index (CGPI) Award pada periode tahun 2004-2007.
Jumlah populasi penelitian ini yaitu sebanyak:
2004 22 perusahaan 2005 26 perusahaan 2006 21 perusahaan 2007 24 perusahaan + Jumlah 93 perusahaan
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2007:74). Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007:55). Teknik penarikan sampel dilakukan secara purposive sampling, artinya bahwa populasi yang memenuhi kriteria tertentu sesuai yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun pertimbangan yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah: perusahaan yang termasuk ke dalam kelompok sepuluh besar perusahaan terbaik dalam penerapan GCG pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007, di mana perusahaan-perusahaan yang muncul lebih dari satu kali dalam kelompok sepuluh besar tersebut hanya diambil satu data.
Kelompok perusahaan terbaik dalam penerapan GCG tersebut merupakan hasil riset yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for
Corporate Governance (IICG) bekerja sama dengan majalah SWA dan
(48)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
dipublikasi dalam majalah SWA No. 04/XX/ Februari 2004, No. 09/XXI/April 2005 dan untuk tahun 2006 dan 2007 diambil dari Laporan CGPI 2006 dan 2007.
Berdasarkan tahapan tersebut, penulis menetapkan sebanyak 20 sampel perusahaan. Daftar nama perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan disajikan dalam tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Daftar Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Skor Tahun
1 PT Bank Niaga Tbk 89,27 2006
2 PT Medco Energi International Tbk 87,40 2006 3 PT Astra International Tbk 85,86 2005 4 PT Bank Central Asia Tbk 85,14 2005 5 PT Bank Mandiri Tbk 83,66 2006 6 PT Bank Permata Tbk 83,33 2005 7 PT BFI Finance Indonesia Tbk 82,55 2005 8 PT Astra Agro Lestari Tbk 82,32 2005
9 PT Adhi Karya Tbk 81,79 2007
10 PT United Tractors Tbk 81,53 2007 11 PT Telkom (Persero) Tbk 81,30 2006 12 PT Aneka Tambang Tbk 81,29 2006 13 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 80,87 2007 14 PT Astra Graphia Tbk 80,52 2005
15 PT Kalbe Farma Tbk 80,24 2005
16 PT BNI 1946 (Persero) Tbk 79,39 2006 17 PT Apexindo Pratama Duta Tbk 77,58 2006 18 PT Unilever Indonesia Tbk 76,86 2004 19 PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk 70,70 2004 20 PT Bimantara Citra Tbk 68,56 2004 Sumber: Hasil Pemilihan Sampel Penulis
(49)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
C. Jenis dan Sumber Data
Di dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang meliputi laporan CGPI dan laporan keuangan perusahaan yang memenuhi kriteria sampel penelitian yang diperoleh dari laporan keuangan sejumlah perusahaan di
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2004–2007. Data penelitian
bersifat pooling yaitu gabungan dari data time series dan data cross sectional selama periode pengamatan tahun 2004–2007 untuk beberapa perusahaan yang terpilih menjadi sampel penelitian.
Data penelitian berupa:
1) Data perusahaan yang termasuk kelompok sepuluh besar CGPI pada tahun 2004–2007.
2) Data-data perusahaan berupa data skor CGPI, besar nilai ROI, ROE, dan NPM masing-masing perusahaan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang akan diteliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan data historik dari IICG dengan cara mendownload melalui situs www.iicg.org.
Selain itu untuk memperoleh dan melengkapi teori-teori yang berkenaan dengan landasan teori dilakukan dengan mencari data melalui studi kepustakaan,
(50)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
yaitu melalui jurnal akuntansi dan buku-buku ilmiah dan literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel independen (bebas)
Menurut Sugiyono (2007:33), variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan GCG. Penerapan GCG adalah seberapa baik suatu perusahaan menerapkan GCG. Pengukuran penerapan GCG dilakukan dengan menggunakan skor penerapan GCG (CGPI) yang dipublikasikan oleh IICG. Indeks yang digunakan untuk memberikan skor berupa angka mulai dari 0 sampai 100, jika perusahaan memiliki skor mendekati atau mencapai nilai 100 maka perusahaan tersebut semakin baik dalam menerapkan corporate governance.
2. Variabel dependen (terikat)
Menurut Sugiyono (2007:33), variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan. Variabel kinerja keuangan ini diproksi dengan nilai Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM).
(51)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
a. Return on Investment (ROI)
Return on investment adalah kemampuan modal yang diinvestasikan
dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.
ROI = Laba bersih setelah pajak × 100% Total aktiva
b. Return in Equity (ROE)
Return on equity sering disebut juga dengan rate of return on net worth
yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri.
ROE = Laba bersih setelah pajak × 100% Total ekuitas
c. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin adalah kemampuan sales/penjualan perusahaan untuk
memperoleh laba.
NPM = Laba bersih setelah pajak × 100% Penjualan bersih
(52)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Tabel 3.2
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Jenis Variabel
Nama Variabel
Definisi Pengukuran
Variabel Independen
Penerapan GCG
Penerapan GCG adalah seberapa baik suatu perusahaan menerapkan GCG.
Pengukuran penerapan GCG
dilakukan dengan menggunakan skor penerapan GCG (CGPI) yang dipublikasikan oleh IICG. Indeks yang digunakan untuk memberikan skor berupa angka mulai dari 0 sampai 100, jika perusahaan memiliki skor mendekati atau mencapai nilai 100 maka perusahaan tersebut semakin baik dalam menerapkan
corporate governance.
Variabel Dependen
Kinerja Keuangan
- Return on investment adalah kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi investor.
- Return on equity adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri.
- Net profit margin adalah kemampuan sales/ penjualan perusahaan untuk memperoleh laba.
ROI =
Laba bersih setelah pajak × 100% Total aktiva ROE = Laba bersih setelah pajak × 100% Total ekuitas NPM = Laba bersih setelah pajak × 100% Penjualan bersih
Sumber: Oleh Penulis, 2009
F. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data dilakukan dengan metode analisis statistik dan menggunakan bantuan software SPSS 16.0.1. Pengujian dilakukan setelah uji asumsi klasik. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan model regresi linier sederhana sebagai berikut:
(53)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Model 1:
Y1 = a+ b1 X + e
Model 2:
Y2 = a+ b1X + e
Model 3:
Y3 = a+ b1X + e
Keterangan:
Y1 = ROI perusahaan sampel
Y2 = ROE perusahaan sampel
Y3 = NPM perusahaan sampel
X = Penerapan GCG a = Nilai intercept b1 = Koefisien Regresi
e = Error (Tingkat Kesalahan)
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data (Jogiyanto, 2004:163). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Dalam penelitian ini penulis menjabarkan statistik deskriptif berupa mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi.
(54)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati data normal. Uji normalitas dilakukan dengan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan normal probability. Jika grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, artinya titik puncak kurva berada di titik nol (0) pada sumbu X maka model regresi memenuhi syarat normalitas, begitu juga bila sebaliknya.
Namun demikian, hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali, 2002:110).
Pengujian normalitas data juga dilakukan menggunakan alat uji statistik, yaitu alat uji statistik Kolmogorov–Smirnov (Uji K–S). Jika tingkat signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data itu terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal.
(55)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
b. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu (time series) karena “gangguan” pada seseorang individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
Cara yang digunakan penulis untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW Test). Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam
model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah.
1) Bila nilai DW (Durbin Watson) terletak antara batas atas (DU) dan 4−DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol artinya tidak ada autokorelasi.
2) Bila nilai DW < DL (batas bawah), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, maka ada autokorelasi positif.
(56)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
3) Bila nilai DW > 4−DL, maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol artinya ada autokorelasi negatif.
4) Bila nilai DW terletak antara DU dengan DL atau DW terletak di antara 4−DU dan 4−DL, maka tidak ada kesimpulan.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap maka disebut homoskedastisitas, demikian sebaliknya jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dilihat pada grafik Scatterplot. Jika titik-titik dalam grafik menyebar tidak membentuk pola tertentu (bergelombang, melebar kemudian menyempit), serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas (Erlina dan Mulyani, 2007:108).
Uji asumsi klasik yang digunakan hanya terbatas pada ketiga uji di atas, sedangkan uji multikolinearitas tidak digunakan. Hal ini dikarenakan multikolinearitas merupakan kondisi di mana terdapat korelasi antar variabel-variabel independen suatu penelitian atau dengan kata lain bersifat tidak ortogonal. Variabel-variabel independen yang bersifat ortogonal adalah variabel yang memiliki nilai korelasi di antara sesamanya
(57)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
sama dengan nol. Oleh karena model regresi yang digunakan penulis hanya menggunakan satu variabel independen (bebas), maka uji multikolinearitas tidak dilakukan.
3. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan regresi sederhana. Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah variabel independen yaitu penerapan GCG secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diproksi dengan ROI, ROE dan NPM.
a. Adjusted R2
Pengujian adjusted R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0 ≤ adjusted R2 ≤ 1). Hal ini berarti bila adjusted R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, bila adjusted R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
(58)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
b. Uji–t
Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:
Ho : b1 = 0, artinya suatu variabel independen secara parsial tidak
berpengaruh terhadap variabel dependen,
Ha : b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan:
Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau Ho ditolak, Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau Ho diterima.
G. Jadwal dan Waktu Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal dan Waktu Penelitian
Tahapan Penelitian Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Pengajuan Judul
Penyelesaian Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Penulisan Laporan Penyelesaian Laporan
(59)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Corporate Governance Perception Index (CGPI)
The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) yang didirikan
pada tanggal 2 Juni 2000 adalah sebuah lembaga independen yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance - GCG) di Indonesia. Pernyataan visi “Menjadi lembaga
independen dan bermartabat untuk mendorong terciptanya perilaku bisnis yang sehat”, menjadi inspirasi IICG untuk senantiasa berupaya memasyarakatkan konsep, praktek dan manfaat GCG kepada dunia bisnis khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan riset penerapan GCG, yang hasilnya berupa Corporate Governance
Perception Index (CGPI).
CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan Konsep Corporate
Governance (CG) pada perusahaan publik dan BUMN di Indonesia. Riset ini
dilakukan untuk mendokumentasikan penerapan konsep GCG di Indonesia sebagai bahan analisis dan studi dalam membangun dan mengembangkan konsep dan praktek GCG yang sesuai dengan kondisi lokal perusahaan di Indonesia. Riset dan pemeringkatan ini bertujuan untuk memotivasi dunia bisnis dalam melaksanakan konsep GCG dan menumbuhkan partisipasi masyarakat luas secara bersama-sama aktif dalam mengembangkan GCG. CGPI diselenggarakan setiap tahunnya dan terselenggara pertama kali pada tahun 2001.
(1)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
(2)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
One Sample Kolmogorov Smirnov Test
1)
Variabel dependen ROI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 20
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 10.23834723
Most Extreme Differences Absolute .169
Positive .169
Negative -.132
Kolmogorov-Smirnov Z .757
Asymp. Sig. (2-tailed) .616
a. Test distribution is Normal.
2)
Variabel dependen ROE
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 20
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation 13.97586134
Most Extreme Differences Absolute .120
Positive .120
Negative -.100
Kolmogorov-Smirnov Z .537
Asymp. Sig. (2-tailed) .935
(3)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Unstandardized Residual
N 20
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .07973611
Most Extreme Differences Absolute .205
Positive .205
Negative -.110
Kolmogorov-Smirnov Z .916
Asymp. Sig. (2-tailed) .371
(4)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Scatterplot
1)
Variabel dependen ROI
(5)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
(6)
Dita Paradita : Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Yang Termasuk Kelompok Sepuluh Besar Menurut Corporate Governance Perception Index (CGPI), 2009.
Autokorelasi
1)
Variabel dependen ROI
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .122a .015 -.040 10.51890 2.054
a. Predictors: (Constant), GCG b. Dependent Variable: ROI
2)
Variabel dependen ROE
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .071a .005 -.050 14.35883 1.907
a. Predictors: (Constant), GCG b. Dependent Variable: ROE
3)
Variabel dependen NPM
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .046a .002 -.053 .08192 1.551
a. Predictors: (Constant), GCG b. Dependent Variable: NPM