BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfatan ANC
5.1.1 Pengaruh Umur Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas
Hasil penelitian tentang variabel umur ditemukan ibu hamil dengan usia 20 dan 35 tahun dengan proporsi pemanfaatan ANC hanya 47,1 dan hasil uji statistik
Chi square menunjukkan variabel umur nilai p=0,395 α 0,05 maka tidak
berhubungan dengan pemanfaatan ANC. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ndama 2002 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan umur
terhadap pemanfaatan antenatal p=0,270. Wibowo 1992 dalam hasil penelitiannya di Kacamatan Ciawi Kabupaten
Bogor menyatakan bahwa semakin bertambah umur ibu semakin sering ibu memeriksakan kehamilannya. Dari hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
proporsi ibu yang memanfaatkan pelayanan ANC lebih banyak pada kelompok umur yang berisiko dibanding dengan kelompok umur yang tidak berisiko. Hasil penelitian
Ginting 2001 di Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan juga menyatakan bahwa proporsi ibu kelompok umur tua lebih besar 73,7 dalam memanfaatkan pelayanan
ANC sesuai standar dibandingkan dari ibu yang berumur lebih muda 52,6. Pemanfaatan ANC perlu memperhatikan usia ibu, karena mempertimbangkan
bahwa pemeriksaan kehamilan adalah penting bagi kesehatan ibu dan janin. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang berusia 20-35 tahun yang
Universitas Sumatera Utara
memanfaatan ANC sebanyak 38,5 dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan janin.
Berdasarkan hasil penelitian umur ibu tidak berpengaruh dengan pemanfaatan ANC, hal ini berarti bahwa baik ibu yang berisiko tinggi maupun yang tidak berisiko
terhadap kehamilan proporsinya masih banyak yang tidak memanfaatkan ANC yaitu sebesar 52,9 untuk kelompok umur yang berisiko tinggi dan sebesar 61,5 untuk
kelompok umur yang tidak berisiko. Keadaan ini dapat disebabkan karena persepsi ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan kurang baik, dimana ibu berpendapat kalau
tidak mengalami masalah semasa kehamilannya maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan dan hal inilah yang mendukung ibu untuk tidak ingin lebih
memantau kesehatannya dan keadaan janin yang dikandungnya. Menurut WHO 1995 dalam Murniati 2005, menyatakan bahwa umur
merupakan salah satu faktor risiko tinggi bagi kehamilan. Umur yang terlalu muda mempunyai bahaya yang lebih besar dari pada umur yang lebih tua. Risiko tinggi
yang dapat dialami ibu jika usia terlalu muda dalam kehamilan adalah mengalami perdarahan berat saat melahirkan anak, anak lahir mati, anak lahir dengan berat badan
rendah, dan proses kelahiran sulit. Untuk menghindari risiko tinggi kehamilan dan kesulitan dalam persalinan
pada usia dengan kelompok risiko tinggi maka ibu harus memeriksakan kehamilan secara teratur. Umur merupakan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku
seseorang termasuk dalam pemanfaatan ANC. Dalam penelitian ini mereka yang berumur muda dan tua mempunyai peluang lebih besar untuk memanfaatkan ANC
Universitas Sumatera Utara
jika dibandingkan dengan umur 20-35 tahun. Umur yang semakin muda dan tua menjadi alasan utama responden untuk memeriksaakan kehamilannya.
5.1.2 Pengaruh Paritas Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas
Paritas merupakan salah satu prediktor pada pemanfaatan pelayanan antenatal. Hasil penelitian tentang variabel paritas pada ibu hamil dengan paritas 2 orang
dengan proporsi pemanfaatan ANC sebesar 55,3. Uji statistik dengan uji chi-square diperoleh bahwa p=0,029
α 0,05 berarti terdapat hubungan paritas dengan pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas.
Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa semakin banyak jumlah anak yang dimiliki responden diikuti dengan peningkatan pemanfaatan ANC.
Bila dilihat dari hasil uji regresi logistik ganda diperoleh bahwa paritas tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan ANC. Hal ini dapat disebabkan karena ibu yang
memiliki paritas 2 orang 66,2 memiliki persepsi bahwa kondisinya masih sehat- sehat saja selama kehamilan berlangsung, sehingga ibu tidak memeriksakan
kehamilannya secara rutin kepada petugas kesehatan. Dari data persepsi ibu tentang kesehatannya selama kehamilan terdapat 53,6 ibu merasakan ada masalah dengan
keadaan kesehatannya dan dari data tersebut yang tidak memanfaatkan ANC sebanyak 76,7, hal ini disebabkan karena ibu merasa keluhan tersebut masih
merupakan hal yang biasa. Maka dalam hal ini faktor paritas bukan penentu ibu mau memanfaatkan pelayanan ANC.
Universitas Sumatera Utara
Paritas erat hubungannya dengan penyulit atau komplikasi yang pernah dialami pada kelahiran-kelahiran lalu Brown ; 1989 dalam Wibowo ; 1992. Secara
teoritis diperkirakan bahwa ibu hamil yang multiparitas dan pernah mengalami penyulit cenderung untuk lebih sering memeriksakan kehamilan. Pemeriksaan
kehamilannya pun cenderung lebih sering ke bidan atau petugas kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian Wibowo 1992 menunjukkan bahwa paritas
berada di dalam kelompok yang sama dengan variabel umur ibu dan jarak kelahiran. Arah hubungan ketiga variabel tersebut adalah positif, yang berarti bahwa
pertambahan umur ibu akan diikuti dengan pertambahan paritas yang dialami. Dengan demikian dapt dikatakan bahwa semakin bertambah umur ibu, dan semakin
dekat jarak kelahiran, akan semakin sering ibu memanfaatkan pelayanan antenatal. Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga
dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya Depkes RI, 2008. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Faridah 1999, bahwa ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan frekuensi pemeriksaan kehamilan. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman
ditinjau dari sudut kematian maternal jika ibu melakukan pemeriksaan kehamilan. Paritas 1 dan paritas tinggi lebih dari 3 mempunyai angka kematian maternal lebih
tinggi jika tidak diikuti dengan pemeriksaan kehamilan. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal, tetapi hal ini dapat dicegah jika ibu melakukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin walaupun tidak mengalami gangguan kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Pengaruh Pendidikan Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas
Hasil penelitian tentang variabel pendidikan ibu hamil dengan pendidikan tinggi SMA, DiplomaPT dengan proporsi pemanfaatan ANC sebesar 42,5. Uji
statistik dengan uji Chi Square diperoleh bahwa nilai p=0,682 α 0,05 berarti tidak
terdapat hubungan pendidikan dengan pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat
dijelaskan bahwa meskipun pendidikan ibu hamil tinggi tetapi ibu hamil banyak yang tidak memeriksakan kehamilannya secara rutin disebabkan karena ibu memiliki
pandangan bahwa walaupun ibu mengalami keluhan selama masa kehamilan tetapi jika keluhan tersebut tidak menghambat aktifitas sehari-hari maka tidak perlu
dilakukan pemeriksaan kehamilan dan hal ini dapat menyebabkan rendahnya pemanfaatan ANCnya.
Menurut Hershey 1975 dalam Sigalingging 2011 pendidikan dan penghasilan merupakan faktor prediktif untuk melakukan pemeriksaan fisik
sedangkan penghasilan prediktif untuk melakukan kunjungan ke pelayanan kesehatan. Newman dalam Andersen 1975 dalam Wibowo 1992 menyatakan
bahwa pendidikan seseorang secara tidak langsung memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pendidikan merupakan dasar terjadinya variasi dalam
pengetahuan, sikap dan nilai-nilai terhadap suatu pelayanan kesehatan. Selanjutnya variasi tersebut membawa dampak terhadap variasi pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai menurut Sedarmayanti 2001 yang dikutip oleh Hardywinoto 2007, pendidikan akan mendorong individu dan merupakan salah satu unsur penting
yang dapat memengaruhi keadaan seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang pemanfaatan pelayanan
kesehatan akan lebih baik. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku seseorang sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh. Perilaku
kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari pendidikan kesehatan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga
terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan Depkes RI, 2008.
5.1.4 Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas
Hasil penelitian tentang variabel pengetahuan ibu hamil menunjukkan hasil pengetahuan baik dengan proporsi memanfaatkan ANC sebesar 53,5. Uji statistik
dengan uji Chi-square diperoleh bahwa nilai p0,001 α 0,05 berarti terdapat
hubungan pengetahuan dengan pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan
bahwa semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan maka akan terjadi peningkatan dalam pemanfaatan ANC.
Ibu yang berpengetahuan baik lebih banyak memanfaatkan ANC, hal ini mungkin disebabkan karena ibu yang berpengetahuan baik peduli dengan
kesehatannya dan terdapat perhatian terhadap keadaan kehamilannya. Pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
yang dimiliki ibu membuat ibu lebih ingin mengetahui dengan keadaan kehamilannya sehingga lebih memanfaatkan ANC.
Menurut Bloom dalam Notoatmodjo 2003 mengatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
Dimana dalam hal ini seorang ibu hamil tidak akan memanfaatkan pelayanan antenatal apabila ibu tersebut tidak mengetahui manfaat pelayanan antenatal terhadap
kehamilannya. Hal ini sesuai dengan Cholil 2004, bahwa aspek pengetahuan sangat penting
dalam pemanfatan ANC. Pemanfaatan ANC perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu saat kehamilan dan melahirkan. Ketidakmengertian ibu
dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
Menurut Fisbein dikutip oleh Ndama 2002 menyatakan adanya pengetahuan tentang manfaat sesuatu program manfaat pelayanan antenatal menyebabkan
seorang ibu hamil mempunyai sikap yang positif dan akan memengaruhi ibu untuk memanfaatkan pelayanan antenatal.
Friedman 2005 menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang
tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui. Depkes RI 2008 juga menyatakan bahwa pengetahuan
yang dimiliki ibu tentang pelayanan ANC dan pentingnya pemeriksaan kehamilan
Universitas Sumatera Utara
berdampak pada ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
5.1.5 Pengaruh Sikap terhadap Pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas
Hasil penelitian tentang variabel sikap ibu hamil dengan sikap baik dimana proporsi pemanfaatan ANC sebesar 42,6. Uji statistik dengan uji Chi-square
diperoleh bahwa p0,089 α 0,05 berarti tidak terdapat hubungan sikap dengan
pemanfaatan ANC di Wilayah Kerja Puskesmas Sosopan Kabupaten Padang Lawas. Mengacu pada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa sikap baik yang dimiliki ibu
hamil akan pemanfaatan ANC tidak diikuti dengan pemanfaatan ANC. Menurut Notoadmodjo 2003, secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai
kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap orang, obyek atau situasi tertentu. Sikap mengandung penilaian yang emosional senang, sedih,
benci dan lain-lain. Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap sering diperoleh dari
pengalaman sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap belum dapat dilihat secara nyata, artinya sikap itu masih dalam diri seseorang sehingga kita sulit
mengetahui bagaimana sikap seseorang terhadap sesuatu. Sikap yang dimiliki ibu seharusnya membuat ibu lebih ingin mengetahui
dengan keadaan kehamilannya dan sehingga lebih memanfaatkan ANC. Tetapi dalam
hal ini tidak membuktikan sikap baik yang dimiliki ibu terhadap pemeriksaan
kehamilan menumbuhkan rasa kepedulian ibu terhadap pemanfaatan ANC. Keadaan
Universitas Sumatera Utara
ini dapat kita lihat bahwa sikap ibu hamil dengan kategori baik lebih banyak tidak memanfaatkan ANC sebesar 57,4 dan ibu dengan sikap kurang lebih banyak juga
tidak memanfaatkan pemeriksaan kehamilan sebesar 2,4. Hal ini terjadi erat kaitannya dengan persepsi ibu hamil akan kesehatannya selama kehamilan, dimana
ibu yang merasakan adanya keluhan semasa kehamilan lebih banyak tidak memanfaatkan pelayanan ANC karena ibu merasa keluhan tersebut hal yang biasa
sehingga tidak mendorong ibu untuk mengambil sikap untuk ibu melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.
5.2 Pengaruh Faktor Pemungkin terhadap Pemanfaatan ANC