Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri di RSJ Pemprovsu Medan
Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah
Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri di RSJ Pemprovsu
Medan
Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
ANGGA FAJAR ANSHARI
102500034
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS
KEPERAWATANUNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang mana dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”Kebutuhan Dasar Asuhan Keperawatan Pasien dengan Kurang Perawatan Diri”.
Karya Tulis Ilmiah ini diselesaikan tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati S.Kep, Ns, MNS, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, Ns, M.Kep, selaku ketua prodi D-III
Keperawatan, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara.
6. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.kep, selaku Dosen
Pembimbing yang telah membimbing penulis dengan sabar, dan memberikan waktunya kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah sehingga dapat selesai tepat waktu.
7. Ibu Roxsana Devi Tumanggor S.Kep, Ns, M.Nurs (MntlHlth) selaku
Dosen Penguji yang dengan sabar telah menguji dan membimbing penulis.
8. Seluruh staf pengajar pengajar Departemen Jiwa Universitas Sumatera
Utara yang turut memberikan masukan dan arahan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Keluarga tercinta khususnya kepada Ayahanda Ali Wafa dan Ibunda
Ernawati dan adik saya Dina Isnaini yang telah banyak memberikan do’a dan dukungan moril kepada Penulis yang telah banyak memmberikan dorongan dan semangat, dan do’a sehingga penulis bisa menyelesaikan
(4)
10.Rekan-rekan mahasiswa Khususnya Program D-III Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, khususnya teman-teman yang membantu dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
11.Rekan- rekan satu kelompok bimbingan Karya Tulis Ilmiah yaitu Utami
Ayuningtyas, Youlanda Sari, Riris Noviana yang telah banyak membantu dan memberi masukan kepada penulis hingga Karya Tulis ini dapat terselesaikan tepat waktu.
12.Wan Siti Hamnah Hafizham yang selama ini telah memberi semangat,
motivasi dan do’a dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari atas segala keterbatasan ilmu yang ada pada Punulisan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Akhirnya Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 15 Juli 2013 Penulis
(Angga Fajar Anshari)
(5)
DAFTAR
ISI
Lembar Pengesahan ... i
Kata Pengantar ... ii
Daftar Isi ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Tujuan ... 2
C. Manfaat ... 3
BAB II PENGELOLAAN KASUS ... 4
A. Konsep Dasar ... 4
1. Defenisi ... 4
2. Etiologi ... 4
3. Proses Asuhan Keperawatan ... 5
a. Pengkajian ... 5
b. Analisa Data ... 8
c. Rumusan Masalah ... 8
d. Perencanaan ... 9
B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 11
a. Pengkajian ... 11
b. Analisa Data ... 21
c. Rumusan Masalah ... 21
d. Perencanaan ... 22
e. Implementasi ... 25
f. Evaluasi ... 27
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ... 28
A. Kesimpulan ... 28
B. Saran ... 28
(6)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang No 3 Tahun 1966 yang dimaksud dengan Kesehatan Jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan, yang dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut:
Kesehatan Jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Makna kesehatan jiwa mempunyai sifat-sifat yang harmonis (serasi) dan-memperhatikan semua segi-segi dalam kehidupan manusia dan dalam hubungannya dengan manusia lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal, dan yang selaras dengan perkembangan orang lain.
Seseorang yang sehat jiwa mempunyai ciri-ciri yaitu Merasa senang terhadap dirinya serta, Mampu menghadapi situasi, Mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup, Puas dengan kehidupannya sehari-hari, Mempunyai harga diri yang wajar, Menilai dirinya secara realistis, tidak berlebihan dan tidak pula merendahkan, Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta, Mampu mencintai orang lain, Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
Menurut WHO, masalah gangguan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat serius. WHO menyatakan paling tidak ada 1 dari 4 orang di dunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kesehatan jiwa. Sedangkan menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dinyatakan bahwa data jumlah pasien gangguan jiwa di indonesia terus bertambah, terdapat 14,1% penduduk indonesia mengalami gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. Kenaikan jumlah penderita gangguan jiwa terjadi di sejumlah kota besar.
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan prilaku yang aneh
(7)
sendiri, mata melihat kekanan dan kekiri, jalan mondar mandir, sering tersenyum sendiri, sering mendengar suara-suara dan sering mengabaikan hygiene atau perawatan dirinya (defisit perawatan diri). Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Berdasarkan hasil pengamatan selama menjalani praktek di ruangan Cempaka Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, terdapat 24 klien yang dirawat inap dan sekitar 20 klien (83,3%) diantaranya malas untuk melakukan perawatan diri. Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah) sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB dan BAK. Bila tidak dilakuan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2009).
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan gambaran nyata tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Masalah Kebutuhan Dasar Defisit Perawatan Diri
2. Tujuan Khusus
a. Perawat mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Masalah
Defisit Perawatan Diri
b. Perawat mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien
dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
c. Perawat mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan
Masalah Defisit Perawatan Diri
d. Perawat mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien
(8)
e. Perawat mampu membuat evaluasi keperawatan pada klien dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
B. Manfaat
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Bagi Peneliti
Sebagai sarana untuk mengaplikasikan asuhan keperawatan khususnya pada pasien defisit perawatan diri.
2. Bagi Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit Jiwa
Masukan bagi perawat khususnya di rumah sakit jiwa untuk dapat melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah utama Defisit Perawatan Diri.
3. Bagi Praktek Keperawatan
Menjadi bahan bagi perawat untuk pemenuhan kebutuhan terhadap klien tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah utama Defisit Perawatan Diri.
4. Bagi pendidikan keperawatan
Membekali mahasiswa untuk dapat melakukan asuhan keperawatan khususnya pada pasien dengan masalah utama Defisit Perawatan Diri.
(9)
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
1.1.Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri
1. Definisi Defisit Perawatan Diri
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi. Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien (Potter & Perry, 2006).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, BAB/BAK (toileting). Keterbatasan perawatan diri tersebut biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosial (Fitria 2010).Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Tarwoto dan Wartonah 2009).
2. Etiologi
Ada faktor-faktor yang mempengaruhi personal hygiene (Potter dan Perry, 2006) yaitu :
a. Citra tubuh
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak perduli terhadap kebersihannya.
(10)
b. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
c. Pengetahuan
Pengetahuan tentang personal hygiene sangat penting karena pengetahun yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
d. Variabel kebudayaan
Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh dimandikan. e. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan memerlukan bantuan.
Menurut Tarwoto (2009) ada beberapa dampak yang sering timbul pada masalah defisit perawatan diri seperti:
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
4. Proses Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Defisit
Perawatan Diri
A. Pengkajian
Pengumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara dengan klien, pengamatan langsung dan pemeriksaan. Setelah pengkajian dilakukan maka ditemukan beberapa tanda dan gejala adanya gangguan defisit perawatan diri yaitu(Fitria, 2010):
(11)
a. Gangguan kebersihan diri (mandi)
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan,mengambil cangkir atau gelas.
d. BAB/BAK
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat dan menyiram toilet atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri diatas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, BAB dan BAK.
(12)
Berdasarkan Diagnosis Keperawatan Nanda 2012 1. Defisit perawatan diri mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan mandi atau aktivitas perawatan diri untuk diri sendiri.
Batasan karakteristik :
a. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
b. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi
Faktor yang berhubungan : a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Ansietas berat
2. Defisit perawatan diri berpakaian/berhias
Hambatan kemempuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berias untuk diri sendiri.
Batasan karakteristik:
a. Hambatan mempertahankan penampilan yang memuaskan
b. Hambatan mengambil pakaian
c. Hambatan mengambil pakaian bagian tubuh atas
d. Hambatan mengambil pakaian bagian tubuh bawah
Faktor yang berhubungan: a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi c. Kendala lingkungan 3. Defisit perawatan diri makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan/menyelesaikan aktivitas makan sendiri
Batasan karakteristik:
a. Ketidakmampuan menghabiskan makanan
b. Ketidakmampuan mengunyah makanan
Faktor yang berhubungan: a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi
(13)
4. Defisit perawatan diri eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan eliminasi sendiri Batasan karakteristik:
a. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
Faktor yang berhubungan : a. Gangguan kognitif b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
B. Analisa data
Data Subyektif:
a. klien mengatakan dirinya sudah tidak berharga
b. klien mengatakan ia malas untuk melakukan perawatan diri
Data Obyektif:
1. Klien tampak tidak rapi 2. Badan klien bau
3. Kulit tampak berdaki
4. Rambut acak-acakan
5. Tampak ketombe
6. Giginya terlihat kotor
7. Kuku kotor dan panjang
C. Rumusan masalah
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau risiko dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya (Tarwoto & Wartonah, 2009). Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa:
(14)
D. Perencanaan
Berdasarkan diagnosa yang muncul, maka yang menjadi prioritas masalah adalah defisit perawatan diri.
1. Tujuan
Klien mampu melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK. 2. Rencana tindakan keperawatan
Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
- Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal.
- Perkenalkan diri dengan sopan.
- Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien.
- Jelaskan tujuan pertemuan. - Jujur dan menepati janji.
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya.
- Beri perhatian pada pemenuhan kebutuhan dasar klien.
Identifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri,
berdandan, makan, dan BAB/BAK.
Jelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara memberikan
penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri, selanjutnya meminta klien menjelaskan kembali pentingnya kebersihan diri.
Jelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri,
dengan tahapan tindakan sebagai berikut;
- Jelaskan alat yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri.
- Peragakan cara membersihkan diri dan mempergunakan alat untuk
membersihkan diri.
- Minta klien memperagakan ulang alat dan cara kebersihan diri.
(15)
Strategi Pertemuan Pada Pasien Kurang Perawatan Diri
No. Kemampuan/ Kompetensi
A Kemampuan Merawat Pasien
1. (SP1)
1. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri 2. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri
3. Membantu pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal harian kegiatan
2. (SP2)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara berdandan
3. Membantu pasien mempraktekkan cara berdandan
1. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
3. (SP3)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara makan yang baik
3. Membantu pasien mempraktekkan cara makan yang baik
4. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
4. (SP4)
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien 2. Menjelaskan cara eliminasi yang baik
3. Membantu pasien mempraktekkan cara eliminasi yang baik dan
memasukkan dalam jadwal
(16)
B.Asuhan Keperawatan Kasus
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Syarifah Mahani
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 38 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : D1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Cengkeh No.41 Simalingkar
Tanggal Masuk R : 3 Juni 2013
No. Register : 03 25 68
Ruangan/Kamar : Cempaka
Golongan Darah : B
Tanggal Pengkajian : 18 Juni 2013
Tanggal Operasi : -
Diagnosa Medis : Skizofrenia
II. KELUHAN UTAMA : Malas mandi(keramas),malas menggosok gigi dan
malas untuk memotong kuku.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya : Klien merasa dirinya tidak
berguna lagi, Suami tidak
(17)
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan : Klien bisa cantik dan di
perhatikan suami seperti
dulu lagi.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana dirasakan : Klien merasa walaupun
tidak keramas tetap merasa cantik
2. Bagaimana dilihat : Tubuh klien terlihat kotor
dan bau
C. Severity : Klien merasa tidak terlalu
terganggu dengan kondisi
Klien yang jarang keramas ,
sikat gigi dan mempunyai
kuku yg panjang dan kotor.
D. Time :
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang pernah dialami : Sebelumnya klien tidak
pernah mengalami masalah
seperti ini
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : Tidak ada pengobatan yang
dilakukan
C. Pernah dirawat/dioperasi : Klien belum pernah dirawat
D. Lama dirawat : Tidak ada
E. Alergi : Klien mengatakan alergi
(18)
F. Imunisasi : Klien tidak ingat apakah
klien di imunisasi atau tidak
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang tua : Orang tua klien tidak
memiliki riwayat penyakit
gangguan jiwa
B. Saudara kandung : Saudara kandung klien
tidak ada yang memiliki
penyakit gangguan jiwa
C. Penyakit keturunan yang ada : Tidak ada penyakit
keturunan
D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Jika ada, hubungan keluarga : Tidak ada
Gejala : Tidak ada
E. Anggota keluarga yang meninggal : Suami ke 2 klien sudah
meninggal
F. Penyebab meninggal : Terkena serangan Jantung
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi pasien tentang penyakitnya
B. Konsep diri :
- Gambaran diri : klien mengatakan menyukai semua anggota
(19)
temannya.
- Harga diri : klien mengatakan sering lupa ingatan.
- Peran diri : klien merupakan seorang istri dan ibu bagi ke 4
anaknya.
- Identitas : klien tamatan D1
C. Keadaan emosional : Emosi klien stabil
D. Hubungan sosial :
- Orang yang berarti
Pada saat ini orang yang berarti dalam hidup klien adalah orang tua, suami, dan ke 4 anak klien
- Hubungan dengan keluarga
Hubungan klien dengan keluarga tidak harmonis karena suami klien sudah tidak peduli dengan klien.
- Hubungan dengan orang lain
klien jarang beradaptasi dengan teman sekamarnya terlihat klien tidak kooperatif pada saat berbicara
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak bisa memulai suatu pembicaraan atau percakapan
E. Spiritual
- Nilai dan keyakinan : Klien beragama Islam dan meyakini
agamanya
- Kegiatan ibadah : Semenjak masuk di RS. Jiwa Klien
mengatakan tidak pernah sholat lagi
VII.STATUS MENTAL
- Tingkat kesadaran : Klien mengalami disorientasi atau bingung
- Penampilan : Klien terlihat tidak rapi ditandai pakaian
(20)
kotor,berketombe,kulit kepala kering, kuku panjang dan kotor.
- Pembicaraan : Pada saat wawancara klien menjawab
pertanyaan yg di tanyakan kepada klien dengan lambat
- Alam perasaan : Pada saat wawancara klien terlihat putus
asa
- Afek : Afek klien datar pada saat berlangsungnya
wawancara
- Interaksi selama wawancara: Pada saat wawancara klien terlihat tidak kooperatif dan banyak terdiam
- Persepsi : Klien mengatakan pernah mendengar
bisikan yang mengatakan bahwa keramas dan memotong kuku itu tidak ada gunanya
- Proses pikir : Pada saat wawancara klien sering
mengulang jawaban dari pertanyaan yang diberikan
- Isi pikir : Tidak ada masalah proses pikir pada saat
wawancara
- Memori : Dari hasil wawancara klienmengatakan
tidak dapat mengingat apa yang terjadi pada masa lalunya seperti tentang suami
pertama dan ke 2 klien
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Klien terlihat sehat
B. Tanda-tanda vital
- Suhu tubuh : 36,5ͦ C
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
(21)
- Pernafasan : 22 x/i
- Skala nyeri : -
- TB : 160 CM
- BB : 48 KG
C. Pemeriksaan Head to toe
Kepala dan rambut
- Bentuk : Bulat, Simetris, Ukuran
normal
- Ubun-ubun : Ada,normal
- Kulit kepala : Kulit kepala terlihat kotor
Rambut
- Penyebaran dan keadaan rambut : Merata, terlihat kotor
- Bau : Tercium bau pada rambut
- Warna kulit : Sawo matang
Wajah
- Warna kulit : Sawo matang
- Struktur wajah : Struktur wajah lengkap
Mata
- Kelengkapan dan kesimetrisan : Lengkap, simetris
- Palpebra : Palpebra normal
- Konjungtiva dan sklera : Hipermis
- Pupil : Bulat 3-4 mm, Normal
(22)
- Visus : Klien dapat membaca pada
jarak 30 CM
- Tekanan bola mata : Tidak di kaji
Hidung
- Tulang hidung dan posisi septum nasi : Normal, tidak ada sekret
- Lubang hidung : Normal dan lengkap
- Cuping hidung : Baik
Telinga
- Bentuk telinga : Simetris
- Ukuran telinga : Normal
- Lubang telinga : Lengkap
- Ketajaman pendengaran : Baik
Mulut dan faring
- Keadaan bibir : Simetris
- Keadaan gusi dan gigi : Kotor dan terlihat ada flek
- Keadaan lidah : Normal, dapat membedakan
rasa asam dan manis
- Orofaring : Tidak dikaji
Leher
- Posisi trachea : simetris, normal
- Thyroid : Tidak ada pembengkakan
- Suara :Normal
- Kelenjar limfe : Tidak ada pembengkakan
- Vena jugularis : Tidak ada peningkatan TVJ
- Denyut nadi karotis : Terada jelas dan reguler
Pemeriksaan integumen
(23)
- Kehangatan : Baik
- Warna : Sawo matang
- Turgor : Kembali <2 detik
- Kelembaban : Kering
- Kelainan pada kulit : Tidak ada
Pemeriksaan thoraks/dada
- Inspeksi thoraks (normal,burrel chest, funnel chest, pigeon chest , flail chest, kifos koliasis)
Normal
- Pernafasan (frekuensi,irama) 22 x/i
- Tanda kesulitan bernafas
Tidak ada kesulitan bernafas Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara : Teraba
- Perkusi : Resonan
- Auskultasi (suara nafas, suara ucapan, suara tambahan) : Normal Pemeriksaan abdomen
- inspeksi (bentuk, benjolan) : Normal, Tidak ada benjolan
- auskultasi : Normal
- perkusi (suara abdomen) : Tympani
Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya - Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : -
(24)
Pemeriksaan muskuloskeletal/ ekstremitas (kesimetrisan, kekuatan otot, edema) : Tidak ada edema
Pemeriksaan neurologi (Nervus Cranialis) : Tidak diperiksa
Fungsi motorik : Cara berjalan normal
Fungsi sensorik (identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran) : Baik, dapat merasakan sentuhan tajam tumpul, panas dingin
dan getaran
Refleks (bisep,trisep,brachioradialis, patelar, tendon achhiles, plantar) : Normal
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola makan dan minum
- Frekuensi makan/hari : 3 x/hari
- Nafsu/selera makan : Baik
- Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi : Klien alergi makan seafood
- Mual dan muntah : tidak ada
- Tampak makan memisahkan diri (pasien gangguan jiwa) :
OS selalu makan bersama dengan temannya
- Waktu pemberian makan : Pagi, siang, malam
- Jumlah dan jenis makan : Nasi, lauk, dan sayur
- Waktu pemberian cairan : Tidak ditentukan
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) :
Tidak ada
II. Perawatan diri/personal hygiene
- Kebersihan tubuh : Klien jarang keramas
- Kebersihan gigi dan mulut : Gigi Klien terlihat kotor
- Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku terlihat lotor dan
(25)
III. Pola kegiatan/Aktivitas
- Uraian aktivitas pasien untuk mandi,makan,eliminasi, ganti pakaian, dilakukan secara mandiri,sebahagian, atau total
Aktivitas pasien normal seperti biasanya
- Uraian aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit
OS tidak pernah melakukan kegiatan ibadah selama di RSJ
IV. Pola Eliminasi
1. BAB
- Pola BAB : Tidak teratur
- Karakter feses : Tidak dikaji
- Riwayat perdarahan : Tidak ada pendarahan
- BAB terakhir : Sore hari
- Diare : Tidak ada
- Penggunaan laksatif : Tidak ada
2. BAK
- Pola BAK : Normal
- Kateter urine : Tidak memakai kateter urine
- Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : Tidak ada nyeri
- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : Tidak ada
- Penggunaan diuretik : Tidak ada
- Upaya mengatasi masalah : Tidak dikaji
V. Mekanisme koping
- Adaptif
Pada saat klien ada masalah, klien hanya berdiam diri dan tidak melakukan aktifitas dengan teman lainnya seperti menonton tv bersama dan bercerita dengan teman lainnya.
- Maladaptif
(26)
B.ANALISA DATA
No. Data Masalah Keperawatan
1 DS: Klien mengatakan tidak
terganggu dengan kondisinya yang jarang keramas, dan tidak memotong kuku, klien mengatakan tetap cantik walaupun tidak keramas dan tidak memotong kuku. DO: - Rambut klien kotor dan
bau
-Kulit kepala kering dan berketombe
-Gigi kotor dan berflek
Defisit Perawatan Diri
MASALAH KEPERAWATAN 1. Defisit Perawatan Diri
C.DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)
(27)
D. PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL Hari/ Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan Selasa/ 18 juni 2013
I Tujuan dan Kriteria Hasil :
- Klien mampu melakukan
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK.
Rencana Tindakan Rasional
- Bina hubungan saling
percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
SP 1 (kebersihan diri)
- Identifikasi kemampuan klien
dalam melakukan kebersihan diri
- Jelaskan pentingnya
kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri
- Jelaskan peralatan yang
dibutuhkan dan cara membersihkan diri.
- Jelaskan cara-cara melakukan
- Rasa saling percaya
adalah fasilitas untuk ekspresi
pikiran/perasaan terbuka
- Mengetahui kemampuan
yang dimiliki klien dalam kebersihan diri
- Pengetahuan tentang
pentingnya kebersihan diri dapat meningkatkan motivasi
- Bimbingan perawat akan
mempermudah pasien melakukan perawatan diri
(28)
- Latih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.
- Berikan pujian pada setiap
hasil tindakan
SP 2 (berdandan/berhias)
- Identifikasi kemampuan klien
untuk berdandan dan berhias.
- Jelaskan peralatan yang
dibutuhkan untuk berhias/berdandan
- Jelaskan cara-cara melakukan
berhias/berdandan
- Latih klien mempraktikkan
cara berhias/berdandan.
- Berikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Membiasakan diri untuk
melakukan perawatan diri sendiri
- Membuat pasien puas
dan senang sehingga mau dan ingin terus melakukan perawatan diri
- Mengetahui kemampuan
yang dimiliki klien dalam berdandan/berhias
- Bimbingan perawat akan
mempermudah pasien melakukan
berhias/berdandan
- Mendorong pasien agar
dapat melakukannya dengan mandiri
- Membiasakan diri untuk
melakukan perawatan diri sendiri
- Membuat pasien puas
dan senang sehingga mau dan ingin terus melakukan
(29)
SP 3
- Jelaskan cara mempersiapkan
makan
- Jelaskan cara makan yang
tertib
- Jelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan
- Latih klien untuk
mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
- Berikan pujian pada setiap
hasil tindakan
SP 4
- Jelaskan tempat BAB/BAK
- Jelaskan cara membersihkan
diri setelah BAB/BAK
- Jelaskan cara membersihkan
tempat BAB dan BAK
- Berikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Bimbingan perawat
mempermudah pasien untuk melakukannya
- Mendorong pasien agar
dapat melakukan makan dengan mandiri
- Untuk memotivasi
pasien dalam menjaga kebersihan
- Membiasakan diri untuk
melakukan tahapan makan dengan baik
- Membuat pasien puas
dan senang sehingga mau melakukannya
- Membiasakan pasien
untuk melakukan BAB/BAK pada tempatnya
- Pengetahuan memberi
motivasi kepada pasien untuk dapat melakukan dengan mandiri
- Menjaga kebersihan
lingkungan
- Membuat pasien puas
(30)
E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
Tanggal No.
Dx Implementasi Keperawatan
Evaluasi (SOAP) Selasa /
18 Juni 2013
SP 1
- Mengidentifikasi kemampuan klien
dalam melakukan kebersihan diri
- Menjelaskan pentingnya
kebersihan diri dengan cara memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan peralatan yang
dibutuhkan dan cara membersihkan diri.
- Menjelaskan cara-cara melakukan
kebersihan diri.
- Melatih klien mempraktikkan cara
menjaga kebersihan diri.
- Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Memasukkan kedalam jadwal
harian
SP 2
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
- Mengidentifikasi kemampuan klien
untuk berdandan dan berhias.
- Menjelaskan peralatan yang
dibutuhkan untuk berhias/berdandan
- Menjelaskan cara-cara melakukan
berhias/berdandan
S: Pasien mengatakan mandi setiap pagi dan sore hari namun tidak pernah keramas.
O: klien tampak tidak rapi,bau keringat,
A : Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
S : klien mampu menjelaskan cara-cara kebersihan diri
O: Rambut klien acak-acakan dan berketombe, tidak rapi
(31)
berhias/berdandan.
- Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Menganjurkan pasien memasukkan
kedalam jadwal harian
SP 3
- Mengevaluasi jadwal harian
kegiatan pasien
- Menjelaskan cara mempersiapkan
makan
- Menjelaskan cara makan yang
tertib
- Menjelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan
- Melatih klien untuk
mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
- Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Menganjurkan memasukkan
kedalam jadwal harian pasien
SP 4
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
- Menjelaskan tempat BAB/BAK
- Menjelaskan cara membersihkan
A: Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
S : klien dapat
menyebutkan cara-cara berdandan
O : klien sudah mulai tampak rapi, bersih dan tidak bau
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
S : klien mengatakan sudah mengerti bagaimana cara merawat diri O : klien tampak lebih
(32)
tempat BAB dan BAK
- Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
A : Masalah teratasi P: intervensi
dihentikan
F. EVALUASI
1. Pasien dapat menyebutkan:
Penyebab tidak merawat diri
Manfaat menjaga perawatan diri
Tanda-tanda bersih dan rapi
Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan
2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
Kebersihan diri
Berdandan/berhias
(33)
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan pada klien penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien, klien sudah mau untuk melakukan keramas setiap kali mandi
2. Klien mampu menjelaskan tentang cara-cara kebersihan diri
3. Klien dapat menyebutkan cara-cara berdandan
4. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien, klien mampu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada Ny.S diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan untuk
merawat diri secara mandiri.
2. Kepada penulisan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya diharapkan hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi bahan masukan untuk penulis selanjutnya.
3. Kepada Institusi Pendidikan. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat
bagi pengembangan ilmu keperaawatan dan sebagai bahan referensi sehingga mahasiwa dapat memahami tentang defesit perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu Medan.
4. Kepada instansi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu
Medan khususnya para pegawai (perawat) agar lebih memperhatikan pasien yang mengalami kurang perawatan diri.
(34)
DAFTAR PUSTAKA
Fitria Nita, (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Fitria Nita, (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Tarwoto dan Wartonah, (2009). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika. Perry, Potter, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Asmadi, (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27736/5/Chapter%20I.pdf International Nanda. (2012-2014). Diagnosis Keperawatan Defenisi dan
Klasifikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nanda. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Purba dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Maasalah
Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU press.
King, Laura A. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 2. Jakarta:Salemba Humanika.
(1)
SP 3
- Jelaskan cara mempersiapkan makan
- Jelaskan cara makan yang tertib
- Jelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
- Latih klien untuk mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik
- Berikan pujian pada setiap hasil tindakan
SP 4
- Jelaskan tempat BAB/BAK
- Jelaskan cara membersihkan diri setelah BAB/BAK
- Jelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
- Berikan pujian pada setiap hasil tindakan
- Bimbingan perawat mempermudah pasien untuk melakukannya
- Mendorong pasien agar dapat melakukan makan dengan mandiri
- Untuk memotivasi pasien dalam menjaga kebersihan
- Membiasakan diri untuk melakukan tahapan makan dengan baik
- Membuat pasien puas dan senang sehingga mau melakukannya
- Membiasakan pasien untuk melakukan BAB/BAK pada tempatnya
- Pengetahuan memberi motivasi kepada pasien untuk dapat melakukan dengan mandiri
- Menjaga kebersihan lingkungan
- Membuat pasien puas dan senang sehingga mau melakukannya
(2)
E. PELAKSANAAN KEPERAWATAN Hari/
Tanggal No.
Dx Implementasi Keperawatan
Evaluasi (SOAP) Selasa /
18 Juni 2013
SP 1
- Mengidentifikasi kemampuan klien dalam melakukan kebersihan diri
- Menjelaskan pentingnya kebersihan diri dengan cara
memberikan penjelasan terhadap pentingnya kebersihan diri
- Menjelaskan peralatan yang dibutuhkan dan cara membersihkan diri.
- Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri.
- Melatih klien mempraktikkan cara menjaga kebersihan diri.
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
- Memasukkan kedalam jadwal harian
SP 2
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Mengidentifikasi kemampuan klien untuk berdandan dan berhias.
- Menjelaskan peralatan yang
dibutuhkan untuk berhias/berdandan
- Menjelaskan cara-cara melakukan berhias/berdandan
- Melatih klien mempraktikkan cara
S: Pasien mengatakan mandi setiap pagi dan sore hari namun tidak pernah keramas.
O: klien tampak tidak rapi,bau keringat,
A : Masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
S : klien mampu menjelaskan cara-cara kebersihan diri
O: Rambut klien acak-acakan dan berketombe, tidak rapi
(3)
berhias/berdandan.
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
- Menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal harian
SP 3
- Mengevaluasi jadwal harian kegiatan pasien
- Menjelaskan cara mempersiapkan makan
- Menjelaskan cara makan yang tertib
- Menjelaskan cara merapikan peralatan makan setelah makan
- Melatih klien untuk
mempraktekkan makan sesuai dengan tahapan makan yang baik - Memberikan pujian pada setiap
hasil tindakan
- Menganjurkan memasukkan kedalam jadwal harian pasien
SP 4
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
- Menjelaskan tempat BAB/BAK - Menjelaskan cara membersihkan
diri setelah BAB/BAK
- Menelaskan cara membersihkan
A: Masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
S : klien dapat
menyebutkan cara-cara berdandan
O : klien sudah mulai tampak rapi, bersih dan tidak bau
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
S : klien mengatakan sudah mengerti bagaimana cara merawat diri O : klien tampak lebih
rapi, tidak bau badan,
(4)
tempat BAB dan BAK
- Memberikan pujian pada setiap hasil tindakan
A : Masalah teratasi P: intervensi
dihentikan
F. EVALUASI
1. Pasien dapat menyebutkan: Penyebab tidak merawat diri Manfaat menjaga perawatan diri Tanda-tanda bersih dan rapi
Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan 2. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal:
Kebersihan diri Berdandan/berhias Makan, BAB/BAK
(5)
BAB III
Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan pada klien penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien, klien sudah mau untuk melakukan keramas setiap kali mandi
2. Klien mampu menjelaskan tentang cara-cara kebersihan diri 3. Klien dapat menyebutkan cara-cara berdandan
4. Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien, klien mampu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada Ny.S diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan untuk merawat diri secara mandiri.
2. Kepada penulisan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya diharapkan hasil Karya Tulis Ilmiah ini dapat menjadi bahan masukan untuk penulis selanjutnya. 3. Kepada Institusi Pendidikan. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat
bagi pengembangan ilmu keperaawatan dan sebagai bahan referensi sehingga mahasiwa dapat memahami tentang defesit perawatan diri di Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu Medan.
4. Kepada instansi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Jiwa Pemprovsu Medan khususnya para pegawai (perawat) agar lebih memperhatikan pasien yang mengalami kurang perawatan diri.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Fitria Nita, (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Fitria Nita, (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : Salemba Medika.
Tarwoto dan Wartonah, (2009). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi pertama. Jakarta : Salemba Medika. Perry, Potter, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC. Asmadi, (2008). Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27736/5/Chapter%20I.pdf International Nanda. (2012-2014). Diagnosis Keperawatan Defenisi dan
Klasifikasi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Nanda. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Purba dkk. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Maasalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan: USU press.
King, Laura A. (2010). Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 2. Jakarta:Salemba Humanika.