Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri di RSJ Daerah Provsu Medan

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Defisit

Perawatan Diri di RSJ Daerah Provsu Medan

 

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan

Oleh SITI RAHAYU

102500023

 

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “ Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah Defisit Perawatan Diri di RSJ Daerah Provsu Medan”. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam Karya Tulis Ilmiah ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang akan penulis gunakan untuk perbaikan dimasa akan dating.

Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan secara moril maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya khususnya pada.

1. Bapak dr.Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatra Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp,MNS, selaku Pembantu Dekan I, ibu Evi Karota Bukit,

S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan II dan Bapak Ikhsanuddin A. Harahap, S.Kp, MNS, selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

3. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep, selaku ketua Prodi DIII Keperawatan dan

Bapak Mula Tarigan, S.Kp, M. Kep, selaku sekretaris Prodi DIII Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

4. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dan Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen penguji.

5. Direktur Rumah Sakit Jiwa Medan yang memberi penulis izin untuk praktek di Rumah Sakit Jiwa Medan.

6. Seluruh Staf pengajar serta Staf Pegawai Keperawatan Universitas Sumatra

Utara yang telah memberikan ilmu dan nasehat kepada penulis selama di bangku perkuliahan.

7. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta dan keenam saudara tersayang

saya yang tidak pernah menyerah dalam memotivasi saya dalam bentuk nasehat, material, dorongan dan doa.

8. Seluruh teman-teman DIII Keperawatan Stambuk 2010 terutama kepada

Niatin Laia, Nur Aini, Marisa Banure dan Dedy Miswadi yang turut membantu penulis dengan memberikan semangat dan dorongan penuh untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari akan keterbatasan, kemampuan serta pengetahuan yang penulis miliki, maka dari itu penulis mengharapkaan saran dan kritik yang


(4)

sifatnya membangun dari pembaca untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata penulis berharap semua Karya Tulis ILmiah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan penulis.

Medan, 15 Juli 2013

Penulis

Siti Rahayu 102500023


(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan 1 Tujuan Umum ... 3

2 Tujuan Khusus ... 3

C. Manfaat ... 3

BAB II PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar 1. Defenisi ... 5

2. Etiologi ... 5

3. Tanda dan Gejala ... 7

4. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene ... 8

5. Manifestasi Klinis ... 8

6. Tujuan Perawatan Personal Hygiene ... 9

7. Asuhan Keperawatan ... 9

7.1 Pengkajian ... 9

7.2 Analisa Data ... 11

7.3 Masalah Keperawatan ... 12

7.4 Rencana Tindakan Keperawatan ... 12

B. Tinjauan Kasus 1. Pengkajian ... 13

2. Analisa Data ... 20

3. Masalah Keperawatan ... 20

4. Diagnosa Keperawatan ... 20

5. Intervensi dan Rasional ... 21

6. Implementasi dan Evaluasi ... 27

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 35


(6)

DAFTAR PUSTAKA ... 37 LAMPIRAN


(7)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Kebersihan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan harus diperhatikan karena akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang sangat berpengaruh di antaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, persepsi seseorang terhadap kesehatan serta tingkat perkembangan. Jika seseorang sakit biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena seseorang menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang muda, padahal jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum (Tarwoto & Wartonah, 2000).

Berdasarkan data WHO (2001), 1 dari 4 orang atau sekitar 450 juta orang terganggu jiwanya. Menurut Dharmono (2007), penelitian yang dilakukan WHO di berbagai negara menunjukkan sebesar 20-30 %, pasien yang datang ke pelayanan kesehatan dasar menunjukkan gejala gangguan jiwa. Departement of Health and Human Service (1999), memperkirakan 51 juta penduduk Amerika dapat didiagnosis mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah tersebut 6,5 juta mengalami disabilitas akibat gangguan jiwa yang berat dan 4 juta diantaranya adalah anak-anak dan remaja (Videbeck, 2008).

Salah satu bentuk gangguan kejiwaan yang memiliki tingkat keparahan yang tinggi adalah skizofrenia, dimana hingga saat ini penanganannya belum memuaskan. Hal ini terutama terjadi di negara-negara yang sedang berkembang karena ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa ini (Hawari, 2003).

American Psychiatric Association (1995), menyebutkan bahwa 1 % populasi penduduk dunia menderita skizofrenia. Indonesia, terdapat sekitar 1-2% sebesar 2-4 jiwa mendrita skizofrenia dan dari jumlah tersebut diperkirakan penderita skizofrenia

aktif 700.000-juta jiwa. Menurut pendapat Irmansyah (2006), bahwa penderita yang dirawat di rumah sakit jiwa di Indonesia hampir 70% karena skozofrenia.


(8)

Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan prilaku yang aneh dan terganggu (Videbeck, 2008). Skizofrenia ditunjukkan dengan gejala klien suka berbicara sendiri, mata melihat kekanan dan kekiri, jalan mondar mandir, sering tersenyum sendiri, sering mendengar suara-suara dan sering mengabaikan hygiene atau perawatan dirinya (defisit perawatan diri). Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).

Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah) sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan intrvensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2009).

Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapautik yang melibatkan hubungan kerja sama antar perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Proses keperawatan yaitu terlaksananya asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Salah satu yang dapat dilakukan oleh keperawatan jiwa adalah dengan menerapkan strategi pelaksanaan komunikasi dalam tindakan keperawatan. Strategi pelaksanaan kominikasi tindakan keperawatan merupakan alat yang dijadikan sebagai panduan oleh seseorang perawat jiwa ketika berinteraksi dengan klien (Fitria, 2009).

Berdasarkan hal diatas maka penulis tertarik untuk membuat Karya Tulis Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Klien dengan “ Defisit Perawatan Diri” pada pasien gangguan jiwa.


(9)

B.Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam ilmu pengetahuan keperawatan, menerapkan peroses asuhan keperawatan secara komprehensif sebagai bentuk pelayanan keperawatan professional, baik kepada individu, keluarga maupun masyarakat.

2. Tujuan khusus

a. Mahasiswa mengetahui dan memahami pengkajian dari defisit perawatan

diri.

b. Mahasiswa mengetahui dan memahami diagnosa dari defisit perawatan

diri.

c. Mahasiswa mengetahui dan memahami intervensi dari defisit perawatan

diri.

d. Mahasiswa mengetahui dan memahami implementasi dari defisit

perawatan diri.

e. Mahasiswa mengetahui dan memahami evaluasi dari defisit perawatan

diri. C.Manfaat

a. Bagi mahasiswa keperawatan

Memberi masukan bagi keperawatan jiwa tentang penerapan strategi pelaksanaan komunikasi terhadap kemampuan perawatan diri klien dan dapat dijadikan dasar pembelajaran keperawatan jiwa.

b. Bagi pelayanan keperawatan

Diharapkan dapat membantu klien defisit perawatan diri dalam

meningkatkan personal hygiene dengan memberikan pendidikan kesehatan

mengenai pengetahuan yang terkait dengan defisit perawatan diri dan perawatannya.

c. Bagi rumah sakit jiwa

Memberikan masukan untuk meningkatkan pengelolaan asuhan keperawatan dan pengelolaan manajemen keperawatan.


(10)

Meningkatkan kompetensi dan secara langsung memberikan masukan metode pemberian asuhan keperawatan jiwa melalui pengaplikasian konsep dan teori keperawatan jiwa ke dalam peraktek langsung sehingga dapat digunakan untuk peningkatan pengelolaan asuhan keperawatan yang bermanfaat bagi institusi pendidikan.


(11)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS A.Konsep Dasar

1. Defenisi

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto & Wartonah 2000).

Menurut Potter & Perry (2005), personal hygiene adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan diri (DepKes, 2000).

2. Etiologi

Menurut DepKes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah: 1. Faktor Predisposisi

a. Perkembangan

Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.

b. Biologis

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.

c. Kemampuan realitas turun

Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.


(12)

Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

2. Faktor Presipitasi

Menurut wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:

a. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.

b. Praktik sosial

Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.

c. Status sosial-ekonomi

Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d. Pengetahuan

Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan

yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita Diabetes Militus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.

e. Budaya

Di sebagian masyarakat jika individu sakit terlalu maka tidak boleh dimandikan.

f. Kebiasaan seseorang

Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri, seperti penggunaan sabun, sampo, dan lain-lain.

g. Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan melakukannya.


(13)

3. Tanda dan Gejala

Menurut Fitria (2010), tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah: a. Mandi/hygiene

Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.

b. Berpakaian/berhias

Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau menukar pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaus kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan menggunakan sepatu.

c. Makan

Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan makana, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukkannya kedalam mulut, melengkapi makanan, mengambil gelas atau cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan aman.

d. Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan

jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, mauapun BAB/BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2010).


(14)

4. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene a. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah: gangguan integrasi kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

b. Dampak Psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial (Tarwoto & Wartonah, 2010).

5. Manifestasi Klinis

Menurut DepKes (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri adalah:

1. Fisik

a. Badan bau, pakaian kotor b. Rambut dan kulit kotor c. Kuku panjang dan kotor d. Gigi kotor disertai mulut bau e. Penampilan tidak rapi

2. Psikologi

a. Malas, tidak ada inisiatif b. Menarik diri, isolasi diri

c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina 3. Sosial

a. Interaksi kurang b. Kegiatan kurang

c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma d. Cara makan tidak teratur


(15)

6. Tujuan Perawatan Personal Hygiene

Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), tujuan perawatan personal hygiene adalah: (1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang. (2) Memelihara kebersihan diri seseorang. (3) Pencegahan penyakit. (4) Memperbaiki personal hygiene yang kurang. (5) Meningkatkan percaya diri seseorang. (6) menciptakan keindahan.

7. Asuhan Keperawatan 7.1 Pengkajian

Pengkajian menurut Muslim (2001), meliputi beberapa faktor antara lain: 1. Identitas klien dan penanggung

Yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, status, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

2. Alasan masuk rumah sakit

Umumnya klien defisit perawatan diri dibawa kerumah sakit karena keluarganya merasa tidak mampu merawat, terganggu karena prilaku klien dan hal lain, gejala yang dinampakkan dirumah sehingga klien dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.

3. Pemeriksaan fisik

Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keseluruhan fisik yang dirasakan klien.

4. Status mental

Pengkajian status mental meliputi:

a. Penampilan: tidak rapi, tidak serasi dan berpakaian b. Pembicaraan: teroganisir atau berbelit-belit

c. Aktivitas motorik: meningkat atau menurun d. Alam perasaan: suasana hati dan emosi

e. Afek: sesuai atau maladaptive seperti tumpul, datar, labil, dan

ambivalen


(16)

g. Persepsi: ketidak mampuan menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai dengan informasi

h. Proses fikir: proses informasi yang diterima tidak berfungsi dengan baik dan tepat mempengaruhi proses pikir

i. Isi pikir: berisikan keyakinan berdasarkan penilaian relistis j. Tingkat kesadaran: orientasi waktu, tempat dan orang

k. Memori

1. Memori jangka panjang: mengingat peristiwa setelah lebih setahun berlalu

2. Memori jangka pendek: mengingat peristiwa seminggu yang lalu

dan pada saat dikaji

l. Kemampuan konsentrasi dan berhitung: kemampuan menyelesaikan

tugas dan berhitung sederhana

m.Kemampuan penilaian: apakah terdapat masalah ringan sampai berat n. Daya tarik diri: kemampuan dalam mengambil keputusan tentang diri o. Kebutuhan persiapan pulang: yaitu pola aktifitas sehari-haritermasuk

minum, BAB dan BAK, istirahat tidur, perawatan diri, pengobatandan kesehatan serta aktifitas dalam dan luar ruangan.


(17)

7.2 Analisa Data

Analisa Data menurut Fitria (2010)

Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji

Defisit Perawatan Diri Subjektif :

1. Klien mengatakan dirinya malas mandi karena

airnya dingin, atau di RS tidak tersedia alat mandi.

2. Klien mengatakan dirinya malas berdandan. 3. Klien mengatakan ingin disuapi makan.

4. Klien mengatakan jarang membersihkan alat

kelaminnya setelah BAK/BAB. Objektif :

1. Ketidak mampuan mandi/membersihkan diri

ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor.

2. Ketidak mampuan berpakaian/berhias ditandai

dengan rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau tidak berdandan (wanita).

3. Ketidak mampuanmakan secara mandiri ditandai

dengan ketidakmampuan mengambil makan sediri, makan berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.

4. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri

ditandai BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/BAK.


(18)

7.3 Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul 1. Defisit perawatan diri

2. Harga diri rendah 3. Isolasi social

7.4 Rencana Tindakan Keperawatan 1. Tujuan

Klien mampu melakukan aktivitas keperawatan diri secara mandiri seperti mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK.

2. Tindakan Keperawatan untuk Kien

a. Mengkaji kemampuan melakukan perawatan diri yang meliputi

mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri.

b. Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri,

berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara mandiri.

c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami

masalah kurang perawatan diri.

3. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien

Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian intervensi ini dapat di kalukan dengan cara sebagai berikut:

a. Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh klien agar dapat menjaga kebersihan diri.

b. Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu

klien dalam merawat dan membantu klien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati).

c. Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas kebersihan klien dalam merawat diri (Fitria, 2010).


(19)

B.Tinjauan Kasus 1. Pengkajian

I. Biodata

Identitas Pasien

Nama : Ny. S

Jenis Kelamin : Perempuan (Pr)

Umu : 18 thn

Status Perkawinan : Belum menikah

Agam : Kristen

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Pembantu rumah tangga

Alamat : Jln. Saser 1 lingkungan III. Kec.

Medan amplas

Tanggal Masuk RS : 08-04-2013

No. Register : 03-17-25

Ruang/kamar : Mawar

Golongan darah : -

Tanggal Pengkajian : 17-06-2013

Tanggal operesi : -

Diagnosa Medis : Skizofrenia Paranoid

II.Keluhan Utama

Klien tidak mau mandi, klien tampak kotor dan bau. Pakaian klien tidak rapi dan jika makan nampak berantakan.

III. Riwayat Kesehatan Sekarang a. Provocative/palliative

1. Apa penyebab:

Semenjak menjadi TKI di Malaysia klien sering di pukuli oleh majikannya. Sehingga klien merasa tubuhnya tidak cantik lagi karena banyak bekas luka di tubuhnya.


(20)

b. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan:

Klien merasa tidak berguna lagi kepada keluarganya. 2. Bagaimana dilihat:

Klien terlihat tebih banyak diam, sering melamun dan susah diajak berkomunikasi.

IV. Riwayat Kesehatan Masa Lalu a. Penyakit yang pernah dialami:

Klien tidak mengingat penyakit yang pernah dialaminya. b. Alergi:

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi.

V. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Orang tua:

Klien mengatakan kedua orang tuanya masih hidup

b. Saudara kandung:

Klien mengatakan, klien anak ke empat dari tujuh bersaudara c. Penyakit keturunan yang ada:

Klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan

d. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:

Tidak ada

VI. Riwayat Keadaan Psikososial

a. Persepsi klien tentang penyakitnya:

Klien mengatakan merasa malu dengan penyakitnya saat ini dan pasien ingin cepat pulang

b. Konsep diri:

1. Gambaran diri: klien mengatakan menyukai tubuhnya terutama pada

bagian matanya dan tangannya yang berotot, namun klien kurang menyukai bentuk hidungnya.


(21)

2. Identitas diri: klien merupakan anak ke empat dari tujuh bersaudara. Klien juga adalah seorang perempuan yang sudah bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan klien hannya tamatan SD.

3. Peran diri: klien berperan sebagai anak dan sebagai kakak bagi adik-adiknya.

4. Ideal diri: klien berharap agar ia cepat sembuh dan dapat segera

pulang agar dapat kembali bekerja dan berkumpul dengan keluarganya.

5. Harga diri: klien mengatakan tidak bisa lagi membantu orang tuanya, merasa tidak layak menjadi kakak dan sungkan untuk berkumpul.

6. Keadaan Emosi:

Perasaan klien saat ini merasa sedih, dan pasien susah diajak berkomunikasi dengan orang lain. Klien mengatakan lebih senang berdiam diri dikamar.

c. Hubungan Sosial:

1. Orang yang berati:

Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti bagi dirinya ialah kedua orang tuanya terutama ibunya, karena klien sering bercerita jika klien mempunyai masalah. Klien tidak memiliki teman dekat (sahabat).

2. Hubungan dengan orang lain:

Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain karena klien merasa tidak percaya kepada orang lain. Klien juga tidak mengikuti kegiatan/organisasi apapun di lingkungannya.

3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:

Klien merupakan orang yang pendiam dan mengatakan tidak ingin berkenalan dengan orang lain selama di rumah sakit.

d. Spiritual

1. Nilai dan keyakinan

Klien menganut agama Kristen dan mempercayai adanya Yesus. 2. Kegiatan ibadah


(22)

Sebelum masuk RSJ, klien melaksanakan ibadah di gereja setiap minggu dan selama di rawat di RSJ, klien tidak melaksanakan ibadah.

VII. Status Mental

a. Penampilan: tidak rapi dan penggunaan pakaian tidak sesuai. b. Tingkat kesadaran: bingung/orientasi.

c. Pembicaraan: lambat dan tidak mampu memulai pembicaraan.

d. Alam perasaan: lesu dan putus asa. e. Isi pikir: ide yang terkait.

f. Memori: gangguan daya ingat jangka panjang. g. Proses fikir: sirkumstansial

VIII.Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Kondisi klien lesu, klien tampak lebih suka menyendiri. Kondisi penampilan tidak rapi, baju kotor, kuku panjang dan kotor dan badan bau.

b. Tanda- tanda vital

1. Suhu tubuh : 36,70C

2. Tekanan darah : 110/70 mmHg

3. Nadi : 80x/i

4. Pernafasan : 22x/i

5. TB : 155 cm

6. BB : 50 Kg

c. Pemeriksaan Head to toe 1. Kepala dan rambut

a. Bentuk : Normal dan Simetris

b. Ubun-ubun : Normal, tertutup dan keras


(23)

2. Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut : Merata, kotor dan berbau

b. Bau : rambut berbau

c. Warna kulit : Normal sawo matang

3. Wajah

a. Warna kulit : Sawo matang

b. Struktur wajah : Normal dan simetris

4. Mata

a. Kelengkapan dan krsimetrisan : Simetris kanan dan kiri

b. Palpebra oedema : Normal

c. Konjungtiva dan scleraikterus : Anemis dan sclera tidak ada

d. Visus : Normal

e. Tekanan bila mata : Normal

5. Hidung

a. Bentuk telinga : Normal

b. Ukuran telinga : Simetris kanan dan kiri

c. Lubang telinga : Normal

d. Ketajaman telinga : Pendengaran baik

6. Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : Bibir kering

b. Keadaan gusi dan gigi : Gigi kotor dan kuning

c. Keadaan lidah : Lidah kering

d. Orofaring : Baik dan mampu menelan

7. Leher

a. Posisi trachea : Media Normal

b. Thyroid : Pembesaran kelenjar thyroid

(-)

c. Suara : Pelan, lambat, dan kurang

jelas


(24)

8. Pemeriksaan integrumen

a. Kebersihan : kulit kotor, dan berbau

b. Kehangatan : Suhu normal

c. Warna : Sawo matang

d. Turgor : Kembali ≤ 2 detik

e. Kelembaban : Kulit kering

f. Kelainan pada kulit : Terdapat bekas luka di kulit

IX. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Pola makan dan minum

1. Frekuensi makan : 3 kali

2. Nafsu/selera makan : Klien selera makan

3. Nyeri ulu hati : Tidak ada

4. Alergi : Tidak ada

5. Mual dan muntah : Tidak ada

6. Tampak makan memisahkan diri : iya, klien memisahkan diri

ketika makan

7. Waktu pemberian makan : Pagi, siang dan sore

8. Jumlah dan jenis makanan : Nasi, lauk dan sayur

9. Masalah makan dan minum : Tidak ada masalah

b. Perawatan diri/personal hygiene

1. Kebersihan tubuh : Badan tampak kotor, berbau

dan berdaki

2. Kebersihan gigi dan mulut : Gigi kuning, mulut kering

dan kotor

3. Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku panjang dan kotor

c. Pola kegiatan/aktivitas

1. Uraian aktivitas klien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian dilakukan secara mandiri, sebagian atau total:

Klien tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari, klien lebih sering menyendiri, susah diajak berbicara dan eliminasi dapat dilakukan mandiri.


(25)

2. Uraian aktivitas ibadah klien selama dirawat:

Semenjak klien dirawat di rumah sakit, klien malas untuk melakukan ibadah.

d. Pola eliminasi

1. BAB

a. Pola BAB : Lancar

b. Karakter fases : lembek dan berbentuk

c. Riwayat pendarahan : Tidak ada

d. BAB terakhir : Tadi pagi

2. BAK

a. Pola BAK : Lancar

b. Nyeri/kesulitan BAk : Tidak ada

e. Mekanisme Koping

Klien melakukan mekanisme koping dengan aktivitas konstruktif dan dengan berbincang dengan orang lain sesuai yang diajarkan oleh perawat.


(26)

2. Analisa Data

No Data Masalah

1. DS: Klien mengatakan malas mandi.

DO: Kuku klien kotor dan badan klien bau. Jika makan nampak berantakan.

Defisit perawatan diri :

Mandi,Makan dan Berdandan. 2. DS: Klien mengatakan sudah tidak mempunyai

tubuh yang cantik lagi, semenjak dipukuli oleh manjikannya dan klien merasa malu dan tidak berarti lagi terhadap orang tua dan keluarganya.

DO: Klien tampak sedih dan putus asa.

Harga diri rendah

3. DS: Klien mengatakan malu untuk bergaul dengan

teman-temannya. DO: Klien sering menyendiri.

Isolasi sosial

3. Masalah Keperawatan 1. Defisit perawatan diri 2. Harga diri rendah 3. Isolasi sosial

4. Diagnosa Keperawatan (PRIORITAS) 1. Defisit perawatan diri


(27)

5. Intervensi dan Rasional Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan

Tujuan Kteteria Hasil Intervensi Rasional

Defisit Perawatan Diri : Mandi, Makan dan Berdandan

1.Klien dapat melakukan

kebersihan diri secara mandiri.

2.Klien dapat melakukan

berdandan/berhias secara baik.

3.Klien dapat melakukan

makan dengan baik.

4.Klien dapat melakukan

BAB/BAK secara mandiri.

1. Klien mampu menyebutkan

:

-Penyebabkan tidak

merawat diri

-Manfaat menjaga

perawatan diri

-Tanda-tanda bersih dan

rapi

-Gangguan yang dialami

jika perawatan diri tidak diperhatikan

2. Klien dpat melaksanakan

perawatan diri secara mandidalam hal:

-Kebersihan diri -Berdandan

-Makan

-BAB/BAK

SP 1:

1. Jelaskan pentingnya

kebersihan diri.

2. Jelaskan cara menjaga

kebersihan diri.

3. Bantu pasien

memperaktekkan cara menjaga kebersihan diri.

4. Anjurkan klien

memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

1. Meningkatkan pengetahuan klien

tentang tanda-tanda perawatan diri yang baik.

2. Klien dapat menjaga kebersihan

dirinya secara mandiri.

3. Membantu klien meningkatkan

harga dirinya.

4. Menghindari adanya perubahan

peran akibat perasaan HDR. SP 2:

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien.

2. Jelaskan cara makan yang

baik.

3. Bentu klien cara makan

yang baik dan menganjurkan untuk makan bersama teman di ruang makan.

4. Anjurkan klien

memasukkan kedalam

1. Untuk mengetahui kemajuan

klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.

2. Menambah pengetahuan klien

tentang makan.

3. Meningkatkan rasa percaya diri

klien.

4. Menghindari adanya perubahan


(28)

jadwal. SP 4

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien.

2. Jelaskan cara berdandan.

3. Bentu klien cara

berdandan.

4. Anjurkan klien

memasukkan kedalam jadwal harian.

1. Untuk mengetahui kemajuan

klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.

2. Menambah pengetahuan klien

tentang berdandan.

3. Meningkatkan rasa percaya diri

klien.

4. Menghindari adanya perubahan

peran akibat perasaan HDR.

Harga Diri Rendah 1. Klien dapat

mengidentifikasi

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.

2. Klien dapat menilai

kemampuan yang dapat digunakan.

3. Klien dapat

menetapkan/memilih

kegiatan yang sesuai kemampuan.

4. Klien dapat berlatih

kegiatan yang sudah

dipilih, sesuai kemampuan.

1. Klien mampu menyebutkan

aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien.

2. Klien mampu menyebutkan

kemampuan yang dapat dilaksanakan.

3. Klien mampu membuat

rencana kegiatan harian

4. Klien mampu melakukan

kegiatan sesuai jadwal yang dibuat.

SP 1:

1. Identifikasi kemampuan

dan aspek positif yang dimiliki klien.

2. Bantu klien menilai

kemampuan klien yang masih ada.

3. Bantu klien memilih

kegiatan ang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien.

4. Latih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih

5. Beri pujian yang wajar

terhadap keberhasilan

1. Aspek sangat penting untuk

meningkatkan PD serta harga diri.

2. Memvalidasi dan menguatkan apa

yang sudah disampaikan secara lisan.

3. Mencari cara yang konstruktif

dan menunjukkan potensi yang dimiliki klien untuk mengubah dirinya lebih baik dan berharga.

4. Meningkatkan harga diri serta

memancing klien untuk mengucapkan apa yang diinginkan oleh klien.


(29)

5. Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatih.

yang dipilih.

6. Anjurkan klien

memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

SP 2:

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien.

2. Latih kemampuan kedua

yang telah dipilih oleh klien.

3. Anjurkan klien

memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

1. Untuk mengetahui kemajuan

klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.

2. Menambah

kemampuan/pengetahuan klien.

3. Menghindari adanya perubahan

peran akibat perasaan HDR.

SP 3:

1. Evaluasi jadwal harian

kegiatan klien.

2. Melatih kemampuan

ketiga.

3. Anjurkan klien

memasukkan kedalam jadwal.

1. Untuk mengetahui kemajuan

klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.

2. Menambah

kemampuan/pengetahuan klien.

3. Menghindari adanya perubahan


(30)

Isolasi sosial 1. Memebina hubungan saling percaya

2. Menyadari penyebab

isolasi sosial

3. Dapat berinteraksi dengan orang lain

1. Klien dapat menyebutkan

minimal satu penyebab menatik diri.

2. Klien dapat melaksanakan

hubungan sosial secara bertahap.

3. Klien dapat menyebutkan

perasaannya setelah berhubungan dengan orang

lain

4. Klien dapat menyebutkan

manfaat,kerugian dan lima prinsip cara minum obat.

SP 1:

1. Identifikasi penyebab

isolasi social (teman yang disukai, yang tidak disukai, alas an).

2. Diskusikan dengan klien

tentang keuntungan dan kerugian berinteraksi

3. Ajarkan klien cara

berkenalan dengan satu orang.

4. Anjurkan klien

memasukkan ke dalam jadwal harian kegiatan .

1. Dengan mengetahui penyebab

klien menarik diri dapat ditemukan mekanisme koping klien dalm berinteraksi sosial.

2. Dengan mengetahui keuntungan

dan kerugian menarik diri, maka klien akan termotivasi untuk berinteraksi dengan orang lain.

3. Mendorong klien untuk

merasakan secara langsung manfaat dari berhubungan sosial.

4. Menghindari adanya perubahan


(31)

SP 2:

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien.

2. Berikan kesempatan

kepada klien memperaktekkan cara

berkenalan dengan satu orang.

3. Membantu klien

memasukkan kegiatan berbincang-bincang

dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan haraian.

1. Untuk mengetahui kemajuan

klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.

2. Memudahkan klien dalam

melakukan pendekatan serta meningkatkan konsep diri klien.

3. Menghindari adanya perubahan

peran akibat perasaan HDR

SP 3

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien.

2. Berikan kesempatan untuk

berkenalan dengan dua orang tau lebih.

3. Anjurkan klien untuk

memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

1. Untuk mengetahui kemajuan

klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.

2. Memudahkan klien dalam

melakukan pendekatan serta meningkatkan konsep diri klien.

3. Menghindari adanya perubahan


(32)

SP 4:

1. Evaluasi jadwal kegiatan

harian klien.

2. Jelaskan kegunaan obat.

3. Latih klien minum obat

dengan prinsip 5 benar.

4. Anjurkan klien

memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

1. Untuk mengetahui kemajuan

klien dalam berinteraksi dan menilai keberhasilan dalam strategi pelaksanaan.

2. Memberi motivasi agar klien mau

minum obat.

3. Mensukseskan program

pengobatan klien dan mengoptimalkan kerja dari obat terhadap klien.

4. Memudah klien untuk mengingat

semua tindakan yang telah dilakukan.


(33)

6. Implementasi dan Evaluasi

No. Tanggal Diagnosa Keperawatn Implementasi Evaluasi

1. 20 Juni 2013

Pukul: 08.00 WIB

Defisit Perawatan Diri : Mandi, Makan dan

Berdandan

SP 1:

1. Membina hubungan saling percaya.

2. Menjelaskan pentingnya kebersihan

diri.

3. Menjelaskan cara menjaga kebersihan

diri dan cara mandi.

4. Membantu klien memperaktekkan cara

menjaga kebersihan diri dan mandi.

5. Menganjurkan klien memasukkan

dalam jadwal kegiatan.

S:

-Nama saya Ny.S suka dipanggil S saja.

-Klien mengatakan sudah mengerti begitu pentingnya

kebersihan pada dirinya.

-Klien mengatakan akan selalu menjaga kebersihan

dirinya dan akan mandi.

-Klin mengatakan senang bisa dibantu dalam kebersihan tubuhnya.

O: Klien menjawab dengan suara pelan.

A: Klien dapat menyebutkan kembali cara menjaga kebersihan.

P:

Pertemuan selanjutnya Jam 13.00-13.30 WIB


(34)

20 Juni 2013 Pukul: 13.00 WIB

SP 2

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klien.

2. Menjelaskan cara makan yang baik.

3. Membantu klien cara makan yang

baik.

4. Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal.

S:

Klien menyebutkan cara menjaga kebersihan dirinya. O:

Bicara sopan , ekspresi gelisah, kontak mata kurang. Klien mulai tampak bersih.

A:

- Tujuan tercapai.

- Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara

makan dengan baik. P:

Pertemuan selanutnya pada tanggal 22 Juni 2013 jam 12.00-12.30 WIB dengan topik melatih kemampuan yang telah disepakati.


(35)

22 Juni 2013 Pukul: 12.00-12.30

SP 4

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klien.

2. Menjelaskan cara berdandan.

3. Membantu klien memperaktekkan cara

berdandan.

4. Menganjurkan klien memasukan

kedalan jadwal kegiatan harian.

S:

Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara berdandang yang benar.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mulai bersih dan mulai mau berdandan P: Memutuskan hubungan.

2. 20 Juni 2013

Pukul: 10.00-10.30 WIB

Harga Diri Rendah SP 1:

1. Mengidentifikasi kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki klien.

2. Membantu klien menilai kemampuan

klien yang masih dapat digunakan.

3. Membantu klien memilih kegiatan

yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien ( 1 kemampuan).

4. Melatih klien sesuai dengan

S:

-Klien dapat mengatakan kemampuan yang di milikinya. O:

-Klien menjelaskan dengan suara pelan dan malu-malu. A:

-Tujuan tercapai.

-Klien dapat menyebutkan kelebihannya dan dapat

memperaktekkannya. P:


(36)

kemampuan yang dipilih.

5. Member pujian yang wajar terhadap

kebersihan klien.

6. Menganjurkan klien memasukkan ke

dalam jadwal kegiatan harian.

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 10.00-10.30 WIB dengan topik melatih kemampuan kedua.

21 Juni 2013 Pukul: 10.00-10.30 WIB

SP 2:

1. Mengevaluasi kegiatan hari klien.

2. Melatih kemampuan kedua.

3. Menganjurkan klienmemasukkan

kedalam jadwal harian.

S:

Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan baik.

O:

-Ekspresi wajah bersahabat.

-Mau duduk disamping perawat.

-Kontak mata ada. A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mamapu melakukan tanpa dibantu.

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 14.00-14.30 WIB dengan topik melatih kemampuan ketiga.


(37)

21 Juni 2013 Pukul: 14.00-14.30 WIB

SP 3:

1. Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian.

2. Melatih kemampuan ketiga.

3. Membantu klien memasukkan kegiatan

kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan baik.

O:

-Ekspresi wajah bersahabat.

-Mau duduk disamping perawat.

-Kontak mata ada. A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mamapu melakukan tanpa dibantu.

P: Memutuskan hubungan.

3 20 Juni 2013

Pukul: 12.00-12.30 WIB

Isolasi Sosial SP 1:

1. Mengedentifikasi penyebab isolasi

sosial (teman yang disukai, yang ridak disukai, alasan).

2. Berdiskusi dengan pasien tentang

keuntungan berinteraksi dengan orang lain.

S:

Klin dapat mengerti dan dapat memperaktekkan cara berkenalan.

O:

-Kontak mata ada -Wajah bersahabat.


(38)

3. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.

4. Mengajarkan pasien cara berkenalan

dengan satu orang.

5. Menganjurkan klien memasukkan

kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lainsebagai salah satu kegiatan harian.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien dapat menebutkan keuntungan dari berinteraksi

dengan orang lain. P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 14.00-14.30 WIB dengan topik berkenalan dengan satu orang.

21 AJuni 2013

Pukul: 14.00-14.30 WIB

SP 2:

1. Mengevaluasi jadwal kegiaran harian

klien.

2. Memberikan kesempatan kepada klien

memperaktekkan cara berkenalan dengan satu orang.

3. Membantu klien memasukkan kegiatan

berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.

S:

Klien dapat memperaktekkan cara berkenalan dengan satu orang.

O:

-Kontak mata ada. -Mau bersalaman.

-Mau duduk disamping perawat wajah terlihat senang. A:

-Tujuan tercapat.

-Klien dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal


(39)

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 11.00-11.30 WIB dengan topik berkenalan dengan satu orang.

21 Juni 2013 Pukul: 11.00-11.30 WIB

SP 3:

1. Mengevaluasi jadwal harian klien.

2. Memberi kesempatan untuk berkenalan

dengan dua orang atau lebih.

3. Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klin mamapu melakukan perkenalan dengan teman sekamarnya.

O:

-Kontak mata ada. -Mau bersalaman.

-Mau duduk disamping perawat wajah terlihat senang. -Wajah terlihat senang.

A:

-Tujuan tercapai.

-Kliem mampu berkenalan dengan beberapa orang.

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 13.00-13.30 WIB dengan topik cara dan lima prinsip minum obat.


(40)

21 Juni 2013 Pukul: 13.00-13.30 WIB

SP 4:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klen.

2. Menjelaskan kegunaan minum obat.

3. Melatih klien minum obat dengan

prinsip 5 benar.

4. Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klien mengerti cara yang benar minum obat. O:

-Kontak mata ada. -Wajah terlihat bahagia. -Mau berjabat tangan.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mampu menyebutkan lima prinsip cara minum

obat dengan baik. P:

Hubungan dihentikan


(41)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Perawatan diri merupakan suatu hal yang penting bagi setiap individu, karena dengan melakukan perawatan diri pada tubuh kita dapat menciptakan suatu pola hidup yang sehat dan memberikan kepedulian pada diri suatu individu. Perawatan diri merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Ketidakmampuan individu yang melakukan perawatan diri, umumnya dialami oleh orang yang mengalami gangguan jiwa. Defisit perawatan diri yang sering dialami yaitu mandi, makan, berhias, dan eliminasi. Oleh sebab itu peran asuan keperawatan sangat penting bagi klien yang mengalami defisit perawatan diri, agar dapat memberikan motivasi dan mengajarkan klien melakukan perawatan diri secara mandiri. Asuhan keperawatan pada klien deficit perawatan jiwa yaitu mencakup pengkajian keperawatan, diagnose keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.

3.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saya mengambil saran dalam rangka meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan. Saran-saran adalah sebagai berikut :

1. Untuk Keluarga

Keluarga atau orang terdekat harus memberikan motivasi dan nasehat agar klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri.

2. Untuk Perawat

Perawat jiwa wajib memahami dan mengerti secara teoritis dan praktek tentang asuhan keperawatan pada klien defisit perawatan diri.


(42)

3. Untuk Rumah Sakit

Rumah sakit harus memfatilitasi klien dalam melakukan perawatan dirinya. Dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk perawatan diri.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Fitria Nita, (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta : SalembaMedika.

Fitria Nita, (2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta :

Salemba Medika.

Tarwoto & Wartonah, (2009). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika.

Perry, potter, (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Purba dkk, (2008). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Masalah Psikososial dan Gangguan Jiwa. Medan : USU Press.

Irmanyah, (2006). Skizofrenia. Dibuka pada website

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/27736/5/Chapter%20I. pdf (diakses pada tanggal 3 Juli 2013 pukul 16.00 wib)


(44)

(45)

CATATAN PERKEMBANGAN

No. Tanggal Diagnosa Keperawatn Implementasi Evaluasi

1. 20 Juni 2013

Pukul: 08.00 WIB

Defisit Perawatan Diri : Mandi dan Berdandan

SP 1:

6. Membina hubungan saling percaya.

7. Menjelaskan pentingnya kebersihan

diri.

8. Menjelaskan cara menjaga kebersihan

diri dan cara mandi.

9. Membantu klien memperaktekkan cara

menjaga kebersihan diri dan mandi.

10. Menganjurkan klien memasukkan

dalam jadwal kegiatan.

S:

-Nama saya Ny.S suka dipanggil S saja.

-Klien mengatakan sudah mengerti begitu pentingnya

kebersihan pada dirinya.

-Klien mengatakan akan selalu menjaga kebersihan

dirinya dan akan mandi.

-Klin mengatakan senang bisa dibantu dalam kebersihan tubuhnya.

O: Klien menjawab dengan suara pelan.

A: Klien dapat menyebutkan kembali cara menjaga kebersihan.

P:

Pertemuan selanjutnya Jam 13.00-13.30 WIB


(46)

20 Juni 2013 Pukul: 13.00 WIB

SP 2

5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klien.

6. Menjelaskan cara makan yang baik.

7. Membantu klien cara makan yang

baik.

8. Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal.

S:

Klien menyebutkan cara menjaga kebersihan dirinya. O:

Bicara sopan , ekspresi gelisah, kontak mata kurang. Klien mulai tampak bersih.

A:

- Tujuan tercapai.

- Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara

makan dengan baik. P:

Pertemuan selanutnya pada tanggal 22 Juni 2013 jam 12.00-12.30 WIB dengan topik melatih kemampuan yang telah disepakati.


(47)

22 Juni 2013 Pukul: 12.00-12.30

SP 4

5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klien.

6. Menjelaskan cara berdandan.

7. Membantu klien memperaktekkan cara

berdandan.

8. Menganjurkan klien memasukan

kedalan jadwal kegiatan harian.

S:

Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara berdandang yang benar.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mulai bersih dan mulai mau berdandan P: Memutuskan hubungan.

2. 20 Juni 2013

Pukul: 10.00-10.30 WIB

Harga Diri Rendah SP 1:

7. Mengidentifikasi kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki klien.

8. Membantu klien menilai kemampuan

klien yang masih dapat digunakan.

9. Membantu klien memilih kegiatan

yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien ( 1 kemampuan).

S:

-Klien dapat mengatakan kemampuan yang di milikinya. O:

-Klien menjelaskan dengan suara pelan dan malu-malu. A:

-Tujuan tercapai.

-Klien dapat menyebutkan kelebihannya dan dapat


(48)

10. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.

11. Member pujian yang wajar

terhadap kebersihan klien.

12. Menganjurkan klien memasukkan

ke dalam jadwal kegiatan harian.

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 10.00-10.30 WIB dengan topik melatih kemampuan kedua.

21 Juni 2013 Pukul: 10.00-10.30 WIB

SP 2:

4. Mengevaluasi kegiatan hari klien.

5. Melatih kemampuan kedua.

6. Menganjurkan klienmemasukkan

kedalam jadwal harian.

S:

Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan baik.

O:

-Ekspresi wajah bersahabat.

-Mau duduk disamping perawat.

-Kontak mata ada. A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mamapu melakukan tanpa dibantu.

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 14.00-14.30 WIB dengan topik melatih kemampuan


(49)

ketiga.

21 Juni 2013 Pukul: 14.00-14.30 WIB

SP 3:

4. Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian.

5. Melatih kemampuan ketiga.

6. Membantu klien memasukkan kegiatan

kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan baik.

O:

-Ekspresi wajah bersahabat.

-Mau duduk disamping perawat.

-Kontak mata ada. A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mamapu melakukan tanpa dibantu.

P: Memutuskan hubungan.

3 20 Juni 2013

Pukul: 12.00-12.30 WIB

Isolasi Sosial SP 1:

6. Mengedentifikasi penyebab isolasi

sosial (teman yang disukai, yang ridak disukai, alasan).

S:

Klin dapat mengerti dan dapat memperaktekkan cara berkenalan.


(50)

7. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.

8. Berdiskusi dengan klien tentang

kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.

9. Mengajarkan pasien cara berkenalan

dengan satu orang.

10. Menganjurkan klien memasukkan

kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lainsebagai salah satu kegiatan harian.

-Kontak mata ada -Wajah bersahabat.

-Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien dapat menebutkan keuntungan dari berinteraksi

dengan orang lain. P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 14.00-14.30 WIB dengan topik berkenalan dengan satu orang.

21 AJuni 2013

Pukul: 14.00-14.30 WIB

SP 2:

4. Mengevaluasi jadwal kegiaran harian

klien.

5. Memberikan kesempatan kepada klien

memperaktekkan cara berkenalan dengan satu orang.

6. Membantu klien memasukkan kegiatan

S:

Klien dapat memperaktekkan cara berkenalan dengan satu orang.

O:

-Kontak mata ada. -Mau bersalaman.


(51)

berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.

A:

-Tujuan tercapat.

-Klien dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal

harian. P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 11.00-11.30 WIB dengan topik berkenalan dengan satu orang.

21 Juni 2013 Pukul: 11.00-11.30 WIB

SP 3:

4. Mengevaluasi jadwal harian klien.

5. Memberi kesempatan untuk berkenalan

dengan dua orang atau lebih.

6. Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klin mamapu melakukan perkenalan dengan teman sekamarnya.

O:

-Kontak mata ada. -Mau bersalaman.

-Mau duduk disamping perawat wajah terlihat senang. -Wajah terlihat senang.

A:

-Tujuan tercapai.


(52)

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 13.00-13.30 WIB dengan topik cara dan lima prinsip minum obat.

21 Juni 2013 Pukul: 13.00-13.30 WIB

SP 4:

5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian

klen.

6. Menjelaskan kegunaan minum obat.

7. Melatih klien minum obat dengan

prinsip 5 benar.

8. Menganjurkan klien memasukkan

kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klien mengerti cara yang benar minum obat. O:

-Kontak mata ada. -Wajah terlihat bahagia. -Mau berjabat tangan.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mampu menyebutkan lima prinsip cara minum

obat dengan baik. P:

Hubungan dihentikan


(1)

22 Juni 2013 Pukul: 12.00-12.30

SP 4

5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

6. Menjelaskan cara berdandan.

7. Membantu klien memperaktekkan cara berdandan.

8. Menganjurkan klien memasukan kedalan jadwal kegiatan harian.

S:

Klien dapat menyebutkan dan memperaktekkan cara berdandang yang benar.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mulai bersih dan mulai mau berdandan P: Memutuskan hubungan.

2. 20 Juni 2013 Pukul: 10.00-10.30 WIB

Harga Diri Rendah SP 1:

7. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

8. Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat digunakan.

9. Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien ( 1 kemampuan).

S:

-Klien dapat mengatakan kemampuan yang di milikinya. O:

-Klien menjelaskan dengan suara pelan dan malu-malu. A:

-Tujuan tercapai.

-Klien dapat menyebutkan kelebihannya dan dapat memperaktekkannya.


(2)

10. Melatih klien sesuai dengan kemampuan yang dipilih.

11. Member pujian yang wajar terhadap kebersihan klien.

12. Menganjurkan klien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian.

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 10.00-10.30 WIB dengan topik melatih kemampuan kedua.

21 Juni 2013 Pukul: 10.00-10.30 WIB

SP 2:

4. Mengevaluasi kegiatan hari klien. 5. Melatih kemampuan kedua.

6. Menganjurkan klienmemasukkan kedalam jadwal harian.

S:

Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan baik.

O:

-Ekspresi wajah bersahabat. -Mau duduk disamping perawat. -Kontak mata ada.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mamapu melakukan tanpa dibantu. P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 14.00-14.30 WIB dengan topik melatih kemampuan


(3)

ketiga.

21 Juni 2013 Pukul: 14.00-14.30 WIB

SP 3:

4. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

5. Melatih kemampuan ketiga.

6. Membantu klien memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klien dapat memperaktekkan kemampuannya dengan baik.

O:

-Ekspresi wajah bersahabat. -Mau duduk disamping perawat. -Kontak mata ada.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mamapu melakukan tanpa dibantu. P: Memutuskan hubungan.

3 20 Juni 2013 Pukul: 12.00-12.30 WIB

Isolasi Sosial SP 1:

6. Mengedentifikasi penyebab isolasi sosial (teman yang disukai, yang ridak disukai, alasan).

S:

Klin dapat mengerti dan dapat memperaktekkan cara berkenalan.


(4)

7. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.

8. Berdiskusi dengan klien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain.

9. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.

10. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lainsebagai salah satu kegiatan harian.

-Kontak mata ada -Wajah bersahabat.

-Bersedia mengungkapkan masalah yang dihadapi. A:

-Tujuan tercapai.

-Klien dapat menebutkan keuntungan dari berinteraksi dengan orang lain.

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 14.00-14.30 WIB dengan topik berkenalan dengan satu orang.

21 AJuni 2013

Pukul: 14.00-14.30 WIB

SP 2:

4. Mengevaluasi jadwal kegiaran harian klien.

5. Memberikan kesempatan kepada klien memperaktekkan cara berkenalan dengan satu orang.

6. Membantu klien memasukkan kegiatan S:

Klien dapat memperaktekkan cara berkenalan dengan satu orang.

O:

-Kontak mata ada. -Mau bersalaman.


(5)

berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.

A:

-Tujuan tercapat.

-Klien dapat memasukkan kegiatan kedalam jadwal harian.

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 11.00-11.30 WIB dengan topik berkenalan dengan satu orang.

21 Juni 2013 Pukul: 11.00-11.30 WIB

SP 3:

4. Mengevaluasi jadwal harian klien. 5. Memberi kesempatan untuk berkenalan

dengan dua orang atau lebih.

6. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klin mamapu melakukan perkenalan dengan teman sekamarnya.

O:

-Kontak mata ada. -Mau bersalaman.

-Mau duduk disamping perawat wajah terlihat senang. -Wajah terlihat senang.

A:

-Tujuan tercapai.


(6)

P:

Pertemuan selanjutnya pada tanggal 21 Juni 2013 jam 13.00-13.30 WIB dengan topik cara dan lima prinsip minum obat.

21 Juni 2013 Pukul: 13.00-13.30 WIB

SP 4:

5. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klen.

6. Menjelaskan kegunaan minum obat. 7. Melatih klien minum obat dengan

prinsip 5 benar.

8. Menganjurkan klien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

S:

Klien mengerti cara yang benar minum obat. O:

-Kontak mata ada. -Wajah terlihat bahagia. -Mau berjabat tangan.

A:

-Tujuan tercapai.

-Klien mampu menyebutkan lima prinsip cara minum obat dengan baik.

P:

Hubungan dihentikan