a. Granulasi Basah
Adalah memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah
yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila zat aktif tahan terhadap lembab dan panas. Umumnya
untuk zat aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat aliran dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah
membasahi masa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula, kemudian masa basah tersebut digranulasi. Contoh tablet
dengan teknik granulasi basah yaitu tablet vitamin C asam askorbat. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode
ini dapat dibagi sebagai berikut: 6 1
Penimbangan dan pencampuran Bahan aktif, pengisi dan bahan penghancur yang diperlukan dalam
formulasi ditimbang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan, kemudian dicampur dan diaduk dengan baik, biasanya menggunakan mesin
pencampur serbuk atau mikser. Diantara pengisi yang digunakan adalah laktosa, kaolin, manitol, amilum, dan kalsium fosfat.
2 Pembuatan granulasi basah
Mengubah serbuk menjadi granula dengan menambahkan cairan pengikat atau perekat ke dalam campuran serbuk. Bahan pengikat yang
dapat digunakan adalah 10-20 cairan berair yang dibuat dari tepung jagung, 25-50 larutan glukosa, molase, macam-macam gom alam,
derivat selulosa, gelatin dan povidon. Cairan pengikat yang ditambahkan
Universitas Sumatera Utara
harus memberikan kelembaban yang cukup supaya serbuk dapat bercampurdengan meremas menggunakan tangan sampai secukupnya.
3 Penyaringan adonan lembab menjadi pelet atau granul
Pada umumnya granulasi basah ditekan melalui ayakan no. 6 atau 8. Setelah semua bahan berubah menjadi granul, kemudian ditebarkan di atas
selembar kertas yang lebar dalam nampan yang dangkal dan dikeringkan. 4
Pengeringan granul Pada umumnya granul dikeringkan pada kabinet pengering dengan
sistem sirkulasi udara dan pengendalian temperatur. 5
Penyaringan kering Setelah dikeringkan, granul dilewatkan melalui ayakan dengan lubang
lebih kecil. Biasa dipakai ayakan no 12 sampai 20. 6
Lubrikan atau pelincir Setelah pengayakan kering, bahan pelincir kering ditambahkan ke
dalam granul. Bahan pelincir yang umum digunakan antara lain talk, magnesium stearat dan kalsium stearat. Manfaat dari pelincir adalah untuk
mempercepat aliran granul dalam corong ke dalam rongga cetakan, mencegah melekatnya granul pada punch dan cetakan, mengurangi gesekan
antar tablet dan dinding cetakan pada saat pengeluaran tablet dari cetakan. 7
Pencetakan tablet Granul dimasukkan ke dalam ruang cetakan dan dikempa oleh kedua
gerakan punch atas dan bawah membentuk tablet.
Universitas Sumatera Utara
b. Granulasi Kering