Dokumentasi Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak Kualifikasi dan Validasi

kemudian instalasi pengawasan mutu akan melakukan perbaikan-perbaikan, bila perlu dilakukan penarikan produk obat tersebut.

4.10 Dokumentasi

Dokumentasi adalah bagian dari sistem informasi manajemen dari sebuah organisasi perusahaan. Lafi Diketsad merupakan sebuah perusahaan obat yang juga harus mempunyai dokumentasi yang berkaitan dengan seluruh kegiatan terutama yang berkenaan dengan kegiatan pengadaan, produksi dan distribusi obat yang ada di lingkungan Lafi Ditkesad. Lafi Ditkesad telah melakukan kegiatan dokumentasi dengan baik, yaitu meliputi dokumen batch record, protap untuk produksi, operasional, perawatan gedung, perawatan alat dan peralatan penunjang lainnya, spesifikasi bahan dan produk, metode dan prosedur analisa, penyimpanan dan sebagainya.

4.11 Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak

Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu toll out dan toll in. Toll out adalah kerjasama antara Lafi Diketsad dengan industri farmasi lain, tetapi manufacturing dilakukan di industri farmasi lain, sedangkan toll in adalah kebalikannya, yaitu manufacturing produk industri farmasi lain yang dilakukan di Lafi Ditkesad. Pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak yang dilakukan di Lafi Diketsad hanya berupa kerjasama toll in dari industri farmasi lain, karena sarana dan prasarana di Lafi Diketsad sudah memenuhi persyaratan CPOB, sehingga tidak perlu melakukan manufacturing di industri farmasi lain. Berdasarkan CPOB, pembuatan dan analisis berdasarkan kontrak harus dibuat secara benar, disetujui dan dikendalikan untuk menghindari Universitas Sumatera Utara kesalahpahaman yang dapat meyebabkan produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis harus dibuat secara jelas untuk menentukan tanggung jawab dan kewajiban masing-masing pihak.

4.12 Kualifikasi dan Validasi

Kualifikasi dan validasi di Lafi Ditkesad telah dilakukan dengan baik. Validasi yang dilakukan meliputi validasi proses, metoda analisis dan pembersihan. a. Validasi Proses Untuk validasi proses di Lafi Ditkesad mencakup validasi proses baru ketika menggunakan alat atau formula standart baru dalam memproduksi suatu obat, validasi bila terjadi perubahan proses seperti penyesuaian alat atau formula saat melakukan kerja dengan formula standart yang berbeda atau formula standart yang sama tetapi menggunakan bahan baku yang berbeda serta validasi ulang yang bertujuan untuk melihat kinerja alat yang digunakan agar senantiasa sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. b. Validasi Metode Analisis Validasi metode analisis di Lafi Diketsad ada 4 jenis yaitu uji identifikasi, uji kuantitatif, kandungan, impuritas, uji batas impuritas dan uji kuantitatif zat aktif dalam obat jadi. Selain keempat uji metode analisa diatas, metode analisis lain seperti uji disolusi obat atau penentuan ukuran partikel untuk bahan baku aktif juga dilakukan validasi. Validasi ulang juga dilakukan pada metode analisis jika terjadi perubahan sintesa bahan aktif, komposisi produk jadi dan perubahan metode analisis. c. Validasi Pembersihan Universitas Sumatera Utara Pada proses pembersihan di Lafi Ditkesad dilakukan setelah proses produksi selesai. Validasi prosedur dilaksanakan hanya untuk permukaan alat yang bersentuhan langsung dengan produk. Hal yang dikerjakan adalah melihat efektivitas pembersihan, penentuan batas kandungan residu suatu produk, bahan pembersih dan cemaran mikroba. Sampling bahan obat yang digunakan untuk validasi pembersihan adalah bahan yang memiliki potensi cemaran yang besar dan bahan yang sukar larut dalam air. Kegiatan kualifikasi di Lafi Ditkesad meliputi tiga hal yaitu a. Kualifikasi Desain Tujuan kualifikasi desain adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa sistem atau peralatan atau bangunan yang akan dipeaang atau dibangun sesuai dengan ketentuan atau spesifikasi yang diatur dalam ketentuan CPOB yang berlaku. Jadi kualifikasi desain dilaksanakan sebelum mesin, peralatan produksi atau sarana penunjang tersebut dibeli atau dipasangdibangun. b. Kualifikasi Instalasi Kualifikasi instalasi dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang di modifikasi. Kualifikasi instalasi dilakukan dengan menyesuaikan alat dan sarana penunjang lainnya dengan manual book dari masing-masing alat tersebut. Bagian yang berperan dalam kualifikai instalasi di Lafi Ditkesad adalah bagian instalasi pemeliharaan dan sistem penunjang. c. Kualifikasi Operasional Universitas Sumatera Utara Kegiatan operasional di Lafi Ditkesad mencakupi kalibrasi, prosedur pengoperasian dan pembersihan, pelatihan operator dan ketentuan perawatan preventif. Setelah kualifikasi operasional selesai dilakukan selanjutnya dibuat suatu persetujuan tertulis yang menyatakan bahwa alat tersebut dapat bekerja sesuai dengan spesifikasinya. d. Kualifikasi Kinerja Setelah kualifikasi instalasi dan kualifikasi operasional selesai dilaksanakan, dikaji dan disetujui selanjutnya dilakukan kualifikasi kinerja untuk melihat kerja alat yang bersangkutan apakah memberikan hasil kinerja sesuai dengan kapasitas hasil produksi maksimal dan minimal yang tertera di manual book. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Secara umum ruangan yang dimiliki oleh Lafi Ditkesad telah memenuhi persyaratan ruangan yang telah ditentukan oleh CPOB, sehingga menjamin kualitas dari bahan baku obat sampai dengan obat jadi. 2. Sistem HVAC ruang produksi obat-obat golongan non betalaktam belum beroperasi secara maksimal. 3. Penyimpanan barang di instalasi penyimpanan tidak disusun secara alfabetis dan tidak terdapat gudang obat jadi. 4. Higiene karyawan belum diterapkan dengan maksimal dan belum terdapat ruangan khusus untuk pengeringan pakaian karyawan. 5. Tim inspeksi diri belum mempunyai jadwal yang jelas sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal.

5.2 Saran

1. Sebaiknya sistem HVAC di ruang produksi obat-obat golongan non betalaktam dioperasikan secara maksimal. 2. Sebaiknya penyimpanan barang di instalasi penyimpanan disusun secara alfabetis dan gudang obat jadi sebaiknya disediakan. 3. Sebaiknya higiene karyawan diterapkan secara optimal dan terdapat ruangan khusus untuk pengeringan pakaian karyawan. 4. Sebaiknya tim inspeksi diri memiliki jadwal yang jelas untuk menilai penerapan CPOB dalam seluruh aspek produksi dan pengawasan mutu di Lafi Ditkesad. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)Bandung 3 – 28 Oktober 2011

17 118 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi Di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Periode 03 – 28 Oktober 2011 Bandung

4 48 99

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung 03 – 28 Oktober 2011

7 70 101

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Industri Farmasi di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) Bandung

2 45 105

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 3 Mei 2010 – 31 Mei 2010

0 58 119

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Periode 03 Mei – 31 Mei 2010

0 28 96

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

0 34 102

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Bandung Tanggal 03 Mei – 31 Mei 2010

2 36 108

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD)Periode 01-30 November 2010

0 47 100

Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Farmasi Industri di Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (LAFI DITKESAD) Periode 01 – 30 November 2010

1 34 100