penampilannya dalam fungsi-fungsi tanah menggunakan dua persamaan yang diusulkan oleh Diack and Stott 2001. Persamaan-persamaan tersebut adalah:
y = x-s1.1t-s untuk
“lebih adalah lebih baik” [1]
dan, y = 1-{x-s1.1t-s}
untuk “kurang adalah lebih baik”, [2]
y adalah skor dari data tanah; x adalah nilai dari sifat tanah yang dikonversikan ke dalam nilai skala 0 to 1, s adalah nilai terrendah yang mungkin terjadi dari sifat
tanah s = 0, dan t adalah nilai tertinggi dari sifat tanah tersebut. Persamaan [1], fungsi skoring “lebih adalah lebih baik” digunakan untuk parameter-parameter
kandungan clay, available P, exchangeable K, C-organik tanah, konduktivitas hidrolik dan stabilitas agregat tanah karena pengaruh positifnya pada kesuburan
tanah, penyebaran air, dan stabilitas struktur Andrews et al., 2002. Persamaan [2], fungsi scoring “kurang adalah lebih baik” digunakan untuk parameter berat
volume karena pengaruh nyata pada porositas tanah. Penggabungan skor-skor indikator ke dalam suatu indeks kualitas tanah dilakukan menggunakan rumus
yang digambarkan oleh Andrews et al. 2002: n
SQI = Wi x Si
[3]
i=1
dimana W adalah faktor pembobot dari komponen utama PC dan S adalah skor indikator y pada persamaan [2].
Perhitungan nilai Indeks Kualitas TanahIKT mengacu pada perhitungan IKT dengan metode Minimum Data Sets menurut Mausbah and Seybold, 1998 in
Partoyo 2005, yaitu dengan menetapkan fungsi tanah dengan memilih indikator tanah yang sesuai dengan tingkat lapangan. Tanah mempunyai kualitas yang baik
jika dapat mendukung kelangsungan hidup organisme di dalam dan di atasnya, hal ini tidak terlepas dari fungsi tanah sebagai tempat aktivitas biologi mengatur dan
membagi air serta berfungsi sebagai penyangga buffer capacity. Fungsi-fungsi tanah dibagi dalam beberapa parameter yang meliputi sifat fisika, kimia dan
biologi tanah yang sangat mendukung fungsi tanah tersebut. Kriteria Kualitas Tanah Berdasarkan Nilai Indeks Kualitas Tanah IKT.
Tabel 2.4 Nilai dan kreiteria IKT No
Kelas Nilai IKT Kriteria Kualitas Tanah
1 0,80
– 1,00 Sangat baik
2 0,60
– 0,79 Baik
3 0,40
– 0,59 Sedang
4 0,20
– 0,39 Rendah
5 0,00
– 0,19 Sangat rendah
Sumber : Partoyo 2005
2.4 Hipotesis
Karakteristik fisik tanah pada areal penanaman tembakau memiliki kandungan liat yang tinggi, berat volume tanah antara 1.1
– 1.6 gramcm³, berat jenis partikel tanah antara 2.6-2.7 gramcm
3
, memiliki permeabilitas yang rendah sampai sedang. Indikator utama sifat fisik tanah sebagai penentu indeks kualitas
tanah adalah tekstur tanah, berat volume tanah, porositas tanah, stabilitas agregat, dan permeabilitasnya konduktivitas hidrolik. Indeks kualitas tanah di areal
pertanaman tembakau memiliki level yang baik. Indeks kualitas tanah berpengaruh terhadap produktivitas tembakau, jika kualitas tanah baik maka
produktivitas tembakau Na-Oogst akan baik pula, begitu juga sebaliknya.
BAB 3. METODELOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai November 2014. Analisis sampel tanah di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Jurusan Tanah,
Fakultas Pertanian, Univesitas Jember.
3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat
Alat yang digunakan untuk penelitian adalah pisau, palu kayu, ring sampel, sand box, kantong plastik, timbangan analitik, oven, beaker glass 1000 ml, 1 set
ayakan basah dan 1 set ayakan kering, cawan alumunium, hot plate, 1 set alat pipet tesktur, permeameter haube, pipa air penghubung, bak perendam sampel,
ayakan 0,05 mm, gelas piala 1000 ml, gelas ukur 10 ml, pengaduk, picnometer, dan botol semprot.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah contoh tanah yang diambil dari lahan pertanaman tembakau, aquadest, aquadest masak, air, H
2
O
2
Hidrogen Peroksida, dan Na
2
PO
4
O
7
Natrium Pyrophospat.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian kualitas tanah menggunakan metode survei di areal sentra penanaman Tembakau Na-Oogst. Penentuan indeks kualitas tanah mengacu pada
sifat fisik tanah pada setiap areal sentra penanaman tembakau Na-Oogst. Melakukan studi pustaka dan wawancara pada pemilik lahan mengenai cara
pengelolaan lahan dan budidaya tembakau Na-Oogst. Pengambilan contoh tanah terdiri dari contoh tanah terusik dan tidak terusik pada setiap areal sentra
pertanaman tembakau, banyaknya titik pengambilan sampel sebanyak tiga titik.
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan pekerjaan sebagai berikut:
1. Pengambilan data sentra budidaya tembakau Na-Oogst di Jember
2. Melakukan observasi daerah pengambilan sampel tanah di lahan sentra
penanaman tembakau Na-Oogst 3.
Pengambilan contoh tanah di setiap kecamatan, dengan tiga ulangan pada lapisan olah tanah kedalaman 0-20 cm, yang terdiri dari contoh tanah terusik
dan tidak terusik. Contoh tanah terusik digunakan sebagai analisis tekstur, stabilitas agregat, berat jenis partikel, sedangkan contoh tanah tidak terusik
digunakan sebagai analisis berat volume dan konduktivitas hidrolik. 4.
Mengering anginkan tanah, kemudian dilakukan pengayakan dengan diameter saringan 2mm untuk analisis tekstur dan berat jenis partikel,
sedangkan untuk stabilitas agregat menggunakan bongkahan tanah utuh. Menganalisis sifat fisika tanah tekstur, konduktivitas hidrolik, stabilitas
agregat, berat volume, berat jenis partikel, dan porositas tanah. 5.
Studi pustaka dan pengambilan data produksi dan produktivitas tembakau Na-Oogst di Dinas Perkebunan Jember.
3.5 Metode Analisis Contoh Tanah
Tabel 3.1. Metode Analisis Contoh Tanah No
Parameter Metode
1 Distribusi ukuran partikel
Pipet 2
Konduktivitas hidrolik Double Haube permeameter
3 Stabilitas Agregat
Dry dan wet sieving
4 Berat volume
Ring 5
Berat jenis tanah Picnometer