5
BAB II PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Kebutuhan Istirahat dan Tidur
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan menyatakan
bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis makan, minum, keamanan, cinta, harga diri dan aktualisasi diri Potter Patricia,
1997. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar
bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis tubuh. Sebagai syarat dasar, kebutuhan fisiologis ini mutlak terpenuhi. Jika tidak, ini dapat berpengaruh
terhadap kebutuhan yang lain. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen dapat mangalami ketidaknyamanan atau bahkan kematian. Peran
perawat disini adalah membantu klien memenuhi kebutuhan fisiologis mereka. Kebutuhan fisiologis tersebut meliputi oksigen, air, makanan, eliminasi, istirahat dan
tidur, penanganan nyeri, pengaturan suhu tubuh, seksual dan lain-lain Asmadi, 2008. Menurut Virginia Henderson dalam Potter Perry, 1997, kebutuhan dasar
manusia tidur dan istirahat termasuk dalam urutan kelima dari empat belas komponen kebutuhan dasar manusia. Sedangkan menurut Abdellah mempertahankan aktivitas,
latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal merupakan urutan kedua dari dua puluh satu masalah keperawatan Abdellah. Sedangkan menurut NANDA internasional 2007-
2008, aktivitas istirahat berada pada urutan domain keempat dari tiga belas domain. 1.
Pengertian Istirahat dan Tidur a.
Pengertian Istirahat Menurut Asmadi 2008, kata “istirahat” mempunyai arti yang sangat luas
meliputi bersantai menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan atau
menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan
ansietas.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II PENGELOLAAN KASUS