Evennes kehalusan Pengujian Aktivitas Anti-aging

32 kelompok blanko dengan semua kelompok ekstrak daun teh hijau konsentrasi 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C p 0,05. Dari Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa konsentrasi 0,2 ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. memiliki kadar air kembali ke normal pada pemulihan minggu ke-4 yaitu 30,4. Hasil ini menunjukkan bahwa konsentrasi 0,2 memberikan aktivitas antioksidan minimum yang dapat mengembalikan kadar air pada kulit. Sedangkan pada konsentrasi 2 mengembalikan kadar air pada minggu ke-4 yaitu diatas 30 normal, dimana hasilnya sama dengan pembanding vitamin C 2. Hal ini menunjukkan besarnya konsentrasi ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. memberikan pengaruh pada kadar air dalam kulit. Penggunaan konsentrasi minimal 0,2 ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. dapat mengembalikan kadar air pada kulit. Nutrisi, aktivitas serta lingkungan sangat mempengaruhi kadar air dalam epidermis dan dermis. Kulit harus mampu menjaga kadar air untuk mempertahankan fungsinya sebagai kulit yang sehat. Apabila kadar air menurun secara drastis, akan menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, pecah-pecah serta terkelupas Mitsui, 1997. Achroni 2012 menyebutkan, kulit mengalami kemunduran atau kehilangan keremajaan yang disebabkan oleh radikal bebas faktor eksternal berupa radiasi sinar matahari, polusi udara, asap rokok dan polutan lain. Sehingga menyebabkan terjadinya penuaan dini.

4.2.2. Evennes kehalusan

Hasil pengukuran kehalusan kulit dari semua kelompok marmut dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.2 di bawah ini. 33 Tabel 4.6 Data kehalusan pada kulit marmut kelompok blanko, ekstrak daun teh hijau 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 pada saat sebelum penyinaran, setelah penyinaran, serta pemulihan pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4. F O R M U L A M A R M U T Kehalusan kulit Sebelum penyinaran Setelah penyinaran Pemulihan minggu I Pemulihan minggu II Pemulihan minggu III Pemulihan minggu IV I 1 49 61 59 57 54 52 2 49 59 59 57 54 53 3 49 63 63 63 61 53 49± 0,00 61± 2,00 60,3± 2,31 59± 3,46 56,3± 4,04 52,7± 0,57 II 1 36 60 56 54 51 47 2 33 52 33 31 31 30 3 39 57 35 34 34 33 36± 3,00 56,3± 4,04 41,3±12,74 39,7±12,50 38,7±10,78 36,7±9,07 III 1 44 60 58 58 56 44 2 37 53 39 36 36 32 3 29 57 41 39 38 33 36,7±7,50 56,7±3,51 46±10,44 44,3±11,93 43,3±11,01 37,3±8,65 IV 1 42 57 56 52 51 50 2 31 54 53 52 50 32 3 43 54 52 48 45 44 38,66±6,65 55,00±1,73 53,66±2,08 50,66±2,30 48,66±3,21 42,00±9,16 V 1 40 57 54 52 49 49 2 24 57 38 35 33 25 3 47 56 55 52 49 47 37,00±11,78 56,66±0,57 49,0±9,53 46,33±9,81 43,66±9,23 40,33±13,3 Keterangan : Formula I : Marmut kelompok blanko Formula II : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 0,02 Formula III : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 0,2 Formula IV : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 2 Formula V :Marmut kelompok viamin C 2 sebagai pembanding Parameter hasil pengukuran 0 - 31 : Kulit halus 32 - 51 : Kulit normal 52 - 100 : Kulit kasar 34 Gambar 4.2 Grafik rata-rata kehalusan kulit marmut kelompok blanko, daun teh hijau 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 pada saat sebelum dan setelah penyinaran serta pemulihannya pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4. Berdasarkan Tabel 4.6 dan Gambar 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa semua kelompok marmut mempunyai kulit halus sampai normal pada kondisi sebelum penyinaran, nilai kehalusan ini meningkat menjadi kasar setelah dilakukan penyinaran dengan sinar UV 366 nm. Pengujian dengan anova menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan P0,05 sebelum dilakukan penyinaran dan sesudah penyinaran, juga terlihat pada pemulihan minggu pertama sampai minggu keempat tidak didapatkan perbedaan yang signifikan p0,05. Pemulihan dengan pengolesan berbagai konsentrasi terutama pada konsentrasi 0,2 dan 2 sediaan krim daun teh hijau memberikan hasil yang hampir sama, yaitu dari kondisi kulit setelah penyinaran yang kasar menjadi kulit normal setelah dilakukan perawatan selama 4 minggu pada semua kelompok kecuali kelompok krim blanko karena kelompok marmut krim blanko memiliki kulit yang paling kasar daripada marmut kelompok lainnya. 10 20 30 40 50 60 70 Sebelum UV Setelah UV pemulihan I pemulihan II pemulihan IIIpemulihan IV K e h a lu sa n Evennes blanko Daun teh hijau 0,02 Daun teh hijau 0,2 Daun teh hijau 2 vitamin C 2 35 Kering dan kasar juga merupakan tanda umum yang dialami saat kulit mengalami penuaan dini. Ketika kulit terlalu sering terpapar oleh sinar matahari, kolagen dan elastin yang berada dalam lapisan kulit akan rusak. Sehingga sel-sel mati yang bertumpuk pada stratum korneum menyebabkan permukaan kulit menjadi kurang halus. Akibatnya kulit tampak lebih kasar Bogadenta, 2012.

4.2.3. Pore pori