30
4.2.1. Moisture Kelembaban
Hasil pengukuran kelembaban dari semua kelompok marmut dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.5
Data kelembaban pada kulit marmut kelompok blanko, ekstrak daun teh hijau 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 pada saat sebelum penyinaran, setelah
penyinaran, serta pemulihan pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4.
F O
R M
U L
A M
A R
M U
T
Moisture Kelembaban Sebelum
penyinaran Setelah
penyinaran Pemulihan
minggu I Pemulihan
minggu II Pemulihan
minggu III Pemulihan
minggu IV I
1 32
12 15
17 18
21 2
32 12
13 18
19 20
3 31
13 17
18 18
20 31,7±0,57
12,3± 0,57 15± 2,00
17,7±0,57 18,3±0,57
20,3±0,57 II
1 30
12 15
21 25
27 2
30 12
17 20
25 29
3 30
12 15
19 26
29 30 ± 0,00
12 ± 0,00 15,6±2,52
20±3,21 25,3±2,08
28,3±1,15 III
1 32
13 18
23 27
31 2
32 13
15 22
29 30
3 31
12 17
20 27
30 31,7±0,57
12,7±0,57 16,7±1,52
21,7±1,52 27,7±1,15
30,3±0,57 IV
1 32
15 19
22 29
31 2
32 13
18 21
29 31
3 31
12 17
25 30
31 31,7±0,57
13,3±1,52 18 ± 1,00
22,3±1,52 29,3±0,57
31 ± 0,00 V
1 32
12 17
25 30
31 2
32 12
15 23
27 30
3 32
12 18
25 30
32 32± 0,00
12± 0,00 16,7± 1,52
23,3± 2,88 29± 1,73
31± 1,00
Keterangan : Formula I : Marmut kelompok blanko
Formula II : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 0,02
Formula III : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 0,2
Formula IV : Marmut kelompok ekstrak daun teh hijau 2
Formula V :Marmut kelompok viamin C 2 sebagai
pembanding
31
Parameter hasil pengukuran 0 - 29
: Dehidrasi 30 - 50
: Normal 51 - 100 : hidrasi
Gambar 4.1 Grafik rata-rata kelembaban pada kulit marmut kelompok blanko, daun teh
hijau 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C 2 pada saat sebelum dan setelah penyinaran serta pemulihannya pada minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan ke-4.
Pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa semua kelompok marmut yang sebelum penyinaran memiliki kadar air normal yaitu di atas 30 dan
setelah penyinaran kadar air menurun hingga dibawah normal atau dehidrasi. Perhitungan secara statistik dengan Anova menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang signifikan pada saat sebelum penyinaran dan setelah penyinaran p0,05. Pada pemulihan disetiap minggunya, terjadi peningkatan kadar air pada setiap
kelompok marmut. Perhitungan statistik Anova menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan p 0,05 pada minggu ke-2, ke-3 dan ke-4. Kelompok blanko
mempunyai perbedaan yang signifikan pada pemulihannya di minggu ke-2 terhadap kelompok marmut konsentrasi 2 dan vitamin C. Hal yang sama terjadi
pada pemulihan minggu ke-3, didapat perbedaan yang signifikan antara marmut
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Sebelum UV Setelah UV pemulihan I pemulihan II pemulihan III pemulihan IV
K a
d a
r a ir
Moisture
blanko Daun teh hijau 0,02
Daun teh hijau 0,2 Daun teh hijau 2
vitamin C 2
32
kelompok blanko dengan semua kelompok ekstrak daun teh hijau konsentrasi 0,02, 0,2, 2 dan vitamin C p 0,05.
Dari Gambar 4.1 di atas terlihat bahwa konsentrasi 0,2 ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. memiliki kadar air kembali ke normal pada pemulihan
minggu ke-4 yaitu 30,4. Hasil ini menunjukkan bahwa konsentrasi 0,2 memberikan aktivitas antioksidan minimum yang dapat mengembalikan kadar air
pada kulit. Sedangkan pada konsentrasi 2 mengembalikan kadar air pada minggu ke-4 yaitu diatas 30 normal, dimana hasilnya sama dengan
pembanding vitamin C 2. Hal ini menunjukkan besarnya konsentrasi ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. memberikan pengaruh pada kadar air dalam
kulit. Penggunaan konsentrasi minimal 0,2 ekstrak daun teh hijau Camellia sinensis L. dapat mengembalikan kadar air pada kulit.
Nutrisi, aktivitas serta lingkungan sangat mempengaruhi kadar air dalam epidermis dan dermis. Kulit harus mampu menjaga kadar air untuk
mempertahankan fungsinya sebagai kulit yang sehat. Apabila kadar air menurun secara drastis, akan menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, pecah-pecah serta
terkelupas Mitsui, 1997. Achroni 2012 menyebutkan, kulit mengalami kemunduran atau kehilangan keremajaan yang disebabkan oleh radikal bebas
faktor eksternal berupa radiasi sinar matahari, polusi udara, asap rokok dan polutan lain. Sehingga menyebabkan terjadinya penuaan dini.
4.2.2. Evennes kehalusan