- Polip kolorektal, adalah pertumbuhan tumor pada dinding sebelah dalam usus
besar dan rektum. Kebanyakan polip ini adalah tumor jinak, tetapi sebagian dapat berubah menjadi kanker.
- Riwayat kanker kolorektal pada keluarga, bila keluarga dekat yang terkena,
maka resiko untuk terkena kanker ini menjadi lebih besar, terutama bila keluarga yang terkena tersebut terserang kanker pada usia muda.
- Kelainan genetik, perubahan gen tertentu akan meningkatkan resiko terkena
kanker kolorektal. Bentuk yang paling sering dari kelainan gen yang dapat menyebabkan kanker ini adalah hereditary nonpolyposis colon cancer
HNPCC. -
Radang usus besar, berupa kolitis ulseratuf yang menyebabkan peradangan pada usus untuk jangka waktu yang lama, akan meningkatkan resiko terserang kanker
kolorektal. -
Diet, makanan tinggi lemak khususnya lemak hewan dan rendan kalsium, folat dan rendah serat, jarang makan sayuran dan buah-buahan, sering minum
alkohol, akan meningkatkan resiko terkena kanker kolorektal. -
Merokok, dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker ini http:id.wikipedia.org, 2007.
2.1.3 Diagnosis
Seperti kanker lainnya, pemeriksaan penyaring rutin, membantu penemuan dini dari kanker kolorektal. Tinja diperiksa secara mikroskopik untuk menghitung
jumlah darah. Untuk membantu meyakinkan hasil pemeriksaan yang tepat, penderita memakan daging merah tinggi serat selama 3 hari sebelem pengambilan
Jamuda J.W. Tarigan : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
sampel tinja. Bila pemeriksaan penyaring ini menunjukkan kemungkinan kanker, dibutuhkan pemeriksaan lanjutan. Sebelum dilakukan endoskopi, usus
dikosongkan, seringkali dengan menggunakan pencahar dan beberapa enema. Sekitar 65 kanker kolorektal dapa dilihat dengan sigmoidoskop. Bila terliaht
polip yang mungkin ganas, seluruh usus besar diperiksa dengan kolonoskopi, yang daya jangkaunya lebih panjang. Pemeriksaan darah dapat membantu dalam
menegakkan diagnosis. Pada 70 orang yang menderita kanker kolorektal, kadar antigen karsinoembriogenik dalam darahnya tinggi. Bila sebelum kanker diangkat
kadar antigen ini tinggi, maka sesudah pembedahan kadarnya bisa turun. Pada pemeriksaan berikutnya, kadar antigen ini diukur kembali, jika kadarnya
meningkat berarti kanker telah kambuh kembali http:www. mediacastore, 2004.
Penderita kanker kolorektal dapat mengalami beberapa gejala dan simptom seperti dibawah ini:
- Perubahan frekwensi buang air besar, seperti halnya pada penderita diare dan
konstipasi. -
Adanya darah pada feces atau pendarahan pada rektum. -
Perasaan tidak nyaman pada bagian perut. -
Pembengkakan. -
Penurunan berat badan yang tidak direncanakan atau tidak diketahui penyebabnya.
- Kelelahan yang kronis.
- Anemia yang tidak diketahui penyebabnya www.astro.org, 2007.
Jamuda J.W. Tarigan : Laporan Praktek Kerja Profesi Apoteker Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan, 2008 USU e-Repository © 2008
2.1.4 Pemeriksaan
Tes khusus untuk mengevaluasi kanker kolorektal dapat digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosis kanker kolorektal seperti:
- Tes fisik untuk menilai kesehatan secara menyeluruh, termasuk tes digital
rektum untuk mengevaluasi massa yang tidak normal. -
Tes darah -
Sigmoidodoskopi untuk melihat polip atau sel kanker pada bagian dalam rektum dan sigmoid kolon.
- Barium enema kontras ganda, dimana kolon dan rektum dites dengan
menggunakan sinar-X untuk melihat bagian dalam. -
Kolonoskopi www.astro.org, 2007.
2.2 Diare Kronik