Islam Radikal di Indonesia Pasca Orde Baru
29 Walaupun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tapi
kenyataanya negara tidak menempatkan Islam sebagai sumber hukum utama. Namun, negara tetap bersedia menerapkan syariat Islam walau hanya dalam
hukum-hukum tertentu, seperti hukum waris, perkawinan, hibah, dan sebagainya.
54
Di masa Orde Baru hubungan politik antara Islam dan negara tidak berjalan baik. Kecurigaan negara terhadap para aktifis gerakan Islam sangatlah
kuat, para aktifis Islam dianggap sebagai musuh negara yang sewaktu-waktu dapat menjadi bumerang tersendiri untuk negara.
Runtuhnya rezim Orde Baru setelah 32 tahun berkuasa, maka secara drastis negara berubah menjadi demokratis. Demokratisasi ini direspon baik oleh
kalangan Islamis, banyak aktifis-aktifis Muslim yang bergabung dengan partai pemerintah, dan banyak juga yang mendirikan partainya sendiri, semua itu
dilakukan demi memperjuangkan hukum Islam sebagai hukum positif utama dalam UUD kenegaraan. Wacana mewujudkan kembali Piagam Jakarta seketika
kembali terdengar. Namun, perjuangan menegakan syariah Islam tidak selalu melalui aksi di parlemen, karena banyak juga aktifis-aktifis Muslim yang
menunjukan keenggananya ikut serta dalam proses demokratis, namun tetap mempromosikan sistem pemerintahan Khilafah Islamiyah. Intinya, bagi kelompok
Islamis, syariat Islam tidak akan mampu berjalan maksimal bila syariat Islam tidak dilibatkan langsung dalam sistem kenegaraan.
55
54
Bahtiar Effendy, pengantar dalam Hwang, Umat Bergerak: Mobilisasi Damai Kaum Islamis di indonesia, Malaysia, dan Turki, xx.
55
Bahtiar Effendy, pengantar dalam Hwang, Umat Bergerak: Mobilisasi Damai Kaum Islamis di indonesia, Malaysia, dan Turki, xx.
30 Persoalan lainya pasca runtuhnya Orde Baru adalah, hampir tidak ada
batasan yang mampu menghambat penyebaran ideologi di Indonesia.
56
Penyebaran ideologi di Indonesia semakin kuat seiring dengan terjadinya aksi peledakan bom di beberapa daerah di Indonesia beberapa tahun silam yang
menjadi indikasi kuat bahwa pertarungan ideologi tidak lantas berhenti dengan berakhirnya perang dingin.
Dalam konteks Islam, ideologisasi muncul belakangan ketika beberapa wilayah Islam harus berhadapan dengan modernisme barat yang ditegaskan
melalui kolonialisme. Hampir seluruh pranata intelektual Islam saat ini tidak memiliki pemikiran tandingan yang dapat dipakai untuk menghadapi barat. Pada
awal abad ke-20 munculah para konseptualisasi atau ideologisasi Islam. Jamaludin
al-Afgani
57
1839-1897 adalah
perintis awal
yang mengonseptualisasikan ajaran Islam sebagai sebuah semangat perlawanan
terhadap kolonialisme dengan membentuk partai politik Hizbul Wathon di Mesir. Melalui partai itu Afgani mulai bersikap keras terhadap penguasa Islam
tradisional dan mulai melakukan perlawanan terhadap barat. Menurut Afgani, tersisihkanya Islam jika dibandingkan dengan barat semata-mata karena tidak
56
Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 290.
57
Jamaluddin al-Afgani dilahirkan dalam tahun1838. Ia merupakan seorang pemikir Islam, aktifis politik, dan jurnalis terkenal. Afghani, penganjur pembaharuan Islam dan penentang
yang gigih terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh para penganut tarikat. Kebencian al- Afgani terhadap kolonialisme menjadikannya perumus dan agitator paham serta gerakan
nasionalisme dan pan-Islamisme yang gigih, baik melalui pidatonya maupun tulisan-tulisannya. Karenanya di tengah kemunduran kaum Muslimin gejolak kolonialisme bangsa Eropa di negeri-
negeri Islam, al-Afgani menjadi seorang tokoh yang amat mempengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi-aksi sosial pada abad ke-19 dan ke-20. pada tahun 1876 ia melihat adanya
campur tangan Inggris dalam soal politik di Mesir. Kondisi tersebut mendorong al-Afgani untuk terjun ke dalam kegiatan politik di Mesir. Ia bergabung dengan perkumpulan yang terdiri atas
orang-orang politik di Mesir. Lalu pada tahun 1879, al-Afgani membentuk partai politik dengan nama Hizb al-Watani Partai Kebangsaan. Dengan partai ini ia berusaha menanamkan kesadaran
nasionalisme dalam diri orang-orang Mesir. Lihat, Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran Jakarta: UI-Press, 1990.
31 adanya persatuan dalam Islam, Islam yang ada tercerai-berai sehingga menjadi
lemah. Maka munculah gagasan Pan Islamisme, yaitu gagasan yang mengutamakan pentingnya persatuan Islam. Walau gagasanya tidak begitu
berkembang, tapi melalui gagasan ini justru telah melahirkan gagasan nasionalisme Islam. Nasionalisme tidak boleh mengabaikan pentingnya
persaudaraan sesama muslim yang mungkin bersifat lintas nasional. Gagasan- gagasan al-Afgani kemudian di sistematisasi dan dilanjutkan Mohammad Abduh
58
1849-1905 dan Rasyid Ridla
59
1865-1935, serta beberapa pengikut lainya, yang kelak menginspirasi lahirnya nasionalisme di timur tengah.
60
Namun, Islam yang berdampingan dengan nasionalisme perlahan-lahan memudar, lantaran tidak mampunya negara-negara Islam di timur tengah dalam
58
Muhammad Abduh lahir di Delta Nil 1849, ia dilahirkan dari keluarga petani di Mesir Hilir.
– meninggal di Iskandariyah kini wilayah Mesir, 11 Juli 1905 pada umur 5556 tahun adalah seorang pemikir Muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam.
Ia belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamaluddin al-Afghani. Abduh percaya betul bahwa hanya melalui reformasi dalam bidang
pendidikan umat Islam disatu sisi akan mendapatkan kebebasan dan kemampuan berfikir serta tahu hak-haknya, dan di sisi lain meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab dan kewajibanya.
Lihat, Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran Jakarta: UI- Press, 1990.
59
Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Bahauddin Al-Qalmuni Al- Husaini dikenal sebagai Rasyid Ridha; 1865-1935 adalah seorang intelektual Muslim dari Suriah
yang mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al- Afghani dan Muhammad Abduh. Ridha mempelajari kelemahan-kelemahan masyarakat Muslim
saat itu, dibandingkan masyarakat kolonialis Barat, dan menyimpulkan bahwa kelemahan tersebut antara lain kecenderungan umat untuk mengikuti tradisi secara buta taqlid, minat yang
berlebihan terhadap dunia sufi dan kemandegan pemikiran ulama yang mengakibatkan timbulnya kegagalan dalam mencapai kemajuan di bidang sains dan teknologi. Ia berpendapat bahwa
kelemahan ini dapat diatasi dengan kembali ke prinsip-prinsip dasar Islam dan melakukan ijtihad dalam menghadapi realita modern.Kiprah Rasyid Ridha dalam dunia politik secara nyata dapat
dilihat dalam aktivitasnya. Ia pernah menjadi Presiden Kongres Suriah pada tahun 1920, menjadi delegasi Palestina-Suriah di Jenewa tahun 1921. Ia juga pernah menjadi anggota Komite Politik di
Kairo tahun 1925, dan menghadiri Konferensi Islam di Makkah tahun 1926 dan di Yerusalem tahun 1931. Ridha menerbitkan surat kabar yang bernama Al-Manar. Banyak kalangan ulama yang
tertarik untuk membaca majalah Al-Manar dan mengembangkan ide yang diusungnya. Nama
besarnya terus dikenang hingga ia wafat pada Agustus 1935. Lihat, Nidia Zuraya “Hujjatul Islam: Rasyid
Ridha, Tokoh
Reformis Dunia
Islam” tersedia
di http:www.republika.co.idberitadunia-islamkhazanah120309m0m63s-hujjatul-islam-
rasyid-ridha-tokoh-reformis-dunia-islam-5habis Internet; diunduh 20 Juni 2013.
60
Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 290.
32 menemukan solusi dari ketegangan sosial politik dan intelektual, serta kegagalan
negara-negara nasional yang dipimpin umat Islam untuk menghalau dominasi barat di negara mereka.
Maka munculah Hasan al-Bana
61
yang menawarkan alternatif ajaran Islam. Gagasanya doktrin Islam kafah. Al-Bana dengan Ikhwanul Muslimin
mengakui Daulah Islamiyah sebagai instrument penting dalam mewujudkan pemberlakuan syariat. Sejak awal, al-Bana percaya dengan universalitas Islam
sehingga sebaran dakwahnya tidak tersekat teritori negara.
62
Secara doktrin gagasan al-Bana memang mengandung militansi yang kuat. Aspek inilah yang kemudian dielaborasi lebih dalam oleh Sayyid Qutb,
63
pemikir
61
Hassan al-Banna dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir. Ia adalah seorang mujahid dakwah, peletak dasar-dasar gerakan Islam
sekaligus sebagai pendiri dan pimpinan Ikhwanul Muslimin Persaudaraan Muslimin. Ia memperjuangkan Islam menurut Al-Quran dan Sunnah hingga dibunuh oleh penembak misterius
yang oleh banyak kalangan diyakini sebagai penembak titipan pemerintah pada 12 Februari 1949 di Kairo. Didorong oleh fenomena yang disaksikanya sendiri di Kairo, berupa munculnya tradisi
permissivisme dan jauhnya kehidupan dari akhlak Islam, yang seperti juga terjadi di berbagai tempat di dunia. menurut al- Bana, Islam adalah agama Allah yang satu, yang diwahyukan kepada
para rasul dan nabi-Nya sejak dimulai risalah samawiyah hingga risalah penutupnya dengan
kehadiran Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung satu aqidah dengan syari’ah beragam: ibadat dan muamalat. Pemikiran Hassan al-Banna dikenal memiliki dampak yang besar dalam
pemikiran Islam modern. Untuk membantu meluruskan tatanan Islam, al-Banna menyerukan melarang semua pengaruh Barat dari pendidikan dan memerintahkan semua sekolah dasar harus
menjadi bagian dari mesjid. Dia juga menginginkan larangan partai politik dan lembaga demokrasi lainnya dari Syura Islam-dewan dan ingin semua pejabat pemerintah menjadikan agama sebagai
pendidikan utama. Hassan al-Banna melihat Jihad sebagai strategi defensive, yaitu telah menjadi
kewajiban individual. Lihat, “Hasan Al Banna: Mengeja Islam Secara Kaffah” tersedia di http:www.hasanalbanna.comkategoriperadabanpemikiran-islam
Internet; diunduh 20 Juni 2013.
62
Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 292.
63
Sayyid Qutb lahir di Musha pada Oktober 1906. Beliau merupakan anggota utama Ikhwanul Muslimin Mesir pada era 1950 hingga 1960. Di tahun 1966 dia dituduh terlibat dalam
rencana pembunuhan presiden Mesir Gamal Abdel Nasser dan dieksekusi dengan cara digantung. Sayyid qutb pernah menetap selama dua tahun di AS sekitar 1948-1950. Setelah kembali ke
Mesir, ia mengundurkan diri dari pekerjaannya di Direktorat Pendidikan dan mengabdikan dirinya untuk gagasan demi membawa perubahan total dalam sistem politik Mesir. Ikhwan memperoleh
vitalitas ideologis ketika Sayyid Qutb dalam sel penjaranya menulis sebuah buku di mana ia merevisi pemikiran Hassan al-Banna yaitu keinginan mendirikan sebuah negara Islam di Mesir
setelah negara itu benar-benar mengislamkan seluruh lapisan kehidupan. Sayyid Qutb merekomendasikan bahwa pelopor revolusioner harus terlebih dahulu mendirikan negara Islam
33 kedua setelah al-Bana. Bagi Sayyid Qutb, Islam sebagai agama kaffah dapat
dijadikan ideologi alternatif terhadap kapitalisme maupun sosialisme. Untuk bisa mewujudkanya harus ditarik garis pemisah yang tegas dengan ideologi-ideologi
sekuler tersebut. Dalam konteks ini, jalan jihad adalah mulia, sebagaimana diajarkan dalam Islam.
64
Qutb mengembangkan doktrim hakimiyyah, sebagai doktrin kunci yang mengajarkan tentang kedaulatan mutlak Tuhan. Tidak ada
satupun undang-undang dan sistem kehidupan yang bisa diterima kecuali yang bersumber dari Allah SWT. Qutb berpendapat penguasa dan mereka yang
menolak hukum Allah berarti telah jatuh kedalam kekafiran. Negara yang diperintah otomatis berubah menjadi dar al-harb, dimana jihad dalam pengertian
perang menjadi sebuah keniscayaan. Inilah doktrin takfir yang dikembangkan Qutb yang mengilhami munculnya gerakan-gerakan Islam Radikal.
65
Seiring perkembanganya, terdapat perkawinan gagasan lebih intensif antara Ikhwan, terutama pemikiran Sayyid Qutb, dengan salafi. Sintesis gagasan
itu melahirkan sebuah gerakan yang lebih radikal, yaitu Jamaah Jihadi. Sosok- sosok penting yang memadukan kedua paham itu ialah Mullah Umar
66
dan
dan kemudian, dari atas memberlakukan Islamisasi pada masyarakat Mesir yang telah melenceng ke ideologi nasionalisme Arab. Lihat, Ahmed El-
Kadi, MD “Sayyid Qutb” tersedia di http:www.islam101.comhistorypeoplecentury20syedQutb.htm
Internet; diunduh 20 Juni 2013.
64
Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 295.
65
Hasan. dkk, Masjid dan Pwmbangunan Perdamaian: Studi Kasus Poso, Ambon, Ternate, dan Jayapura, 49-50.
66
Mullah Mohammed Omar adalah pemimpin spiritual Taliban. Omar lahir di provinsi tengah Uruzgan pada tahun 1962. Omar belajar di beberapa sekolah Islam di luar Afghanistan
Quetta, Pakistan sebelum bergabung dengan pasukan Jihad melawan pendudukan Rusia pada 1980-an. Di tahun 1996 sampai akhir 2001, Omar memegang gelar Komandan Mukminin Imarah
Islam Afghanistan Amir-ul-Mukminin, yang diakui oleh hanya tiga negara: Pakistan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Dia dianggap sebagai salah satu tokoh paling misterius dalam politik
Afghanistan. Bahkan banyak yang meragukan keberadaannya. Mullah Omar memiliki hubungan erat dengan tokoh lain yang populer dalam politik dunia Afghanistan, yaitu Osama bin Laden.
Pemerintah AS mengajukan permintaan padanya untuk menyerahkan Osama bin Laden karena
34 Abdullah Azzam.
67
Lahirnya Jamaah Jihad mendapatkan momentum sehubungan dengan invasi Uni Soviet ke Afganistan.
68
Bagaimanapun peristiwa itu merupakan panggilan jihad bagi seluruh umat Islam. Jalur jihad itu dirintis oleh Kadungga
69
mantan eksponen Darul Islam dan digarap serius oleh Abdullah Sungkar.
70
Basis operasinya terdapat di Malaysia. Pilihaan itu adalah pertimbangan logis
mengingat represi Orde Baru yang sangat kuat terhadap mantan aktifis Darul
tuduhan terorisme, Mullah Omar menolak dan menyatakan bahwa dirinya adalah tamu bangsa Afghanistan. Keberadaannya saat ini tidak diketahui. Lihat, “Mullah Muhammad Omar” tersedia
di http:www.afghan-web.combiostodaymomar.html
Internet; diunduh 20 Juni 2013.
67
Dr. Abdullah Yusuf Azzam 1941 –1989, juga dikenal dengan nama Syekh Azzam,
adalah seorang figur utama dalam perkembangan pergerakan Islam. Ia seorag doctor dalam ilmu hukum dari universitas Al-Azhar di Cairo. Ia berpengalaman dalam gerakan Klandestin bawah
tanah dan rahasia sebelumnya yang bernama Ikhwanul Muslimn di Mesir. Ia mendirikan Baitul Anshar, sebuah lembaga yang menghimpun bantuan untuk para mujahid Afghan. Ia juga
menerbitkan sebuah media Ummah Islam. Lewat majalah inilah ia menggedor kesadaran ummat tentang jihad. menurutnya, jihad di Afghan adalah tuntutan Islam dan menjadi tanggung jawab
ummat Islam di seluruh dunia. Seruannya itu tidak sia-sia. Jihad di Afghan berubah menjadi jihad universal yang diikuti oleh seluruh ummat Islam di pelosok dunia. ia dibunuh pada 24 November
1989. Lihat, Hendropriyono, Terorisme Fndamentalis, Kristen, Yahudi, Islam Jakarta: Kompas, 2009.
68
Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 298.
69
Abdul Wahid Kadungga, tokoh Islam asal Sulawesi Selatan. Dirinya sempat disebut- sebut sebagai petinggi Jamaah Islamiyah JI karena ia dekat dengan Abu Bakar Ba’asyir saat
masih di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 1985. Namun dia mengaku tak mengenal organisasi tersebut. Kadungga adalah menantu almarhum Kahar Mudzakkar, Panglima Hisbullah Makassar
dan pemimpin Darul IslamTentara Islam Indonesia. Saat itu, Kadungga baru datang dari Belanda
sementara Ba’asyir baru melarikan diri dari Indonesia. Saat dirinya kembali ke Indonesia, salah satu kegiatannya adalah bekerja untuk dakwah di Dewan Dakwah Islam Indonesia. Kadungga
yang sempat menjadi sekretaris pribadi M. Natsir. Lihat, Choirul Aminuddin “Abdul Wahid Kadungga,
Tokoh Islam
Asal Sulawesi
Selatan Tutup Usia” tersedia di http:www.tempo.coreadnews20091212058213459Abdul-Wahid-Kadungga-Tokoh-Islam-
Asal-Sulawesi-Selatan-Tutup-Usia . Internet; diunduh 20 Juni 2013.
70
Abdullah Sungkar, lahir tahun 1937 di Solo, berasal dari keluarga ternama pedagang batik, berketurunan Arab Yaman. Ia ikut mendirikan Pondok Ngruki Pesantren al-Mukmin di
Solo, Jawa Tengah dan Pesantren Luqmanul Hakiem di Johor, Malaysia. Ditahan beberapa waktu tahun 1977 kerana mempengaruhi masyarakat untuk golput golongan putih: tidak mengundi
dalam pilihanraya, kemudian ditangkap bersama Abu Bakar Baasyir pada tahun1978 atas tuduhan subversif, kerana didakwa terbabit dengan kumpulan Komando JihadDarul Islam,
dipenjarakan selama tiga setengah tahun. Beliau kemudian lari ke Malaysia tahun 1985, kerana dituduh menghasut orang ramai menolak Pancasila yang mengakibatkan terjadinya peristiwa
Tanjung Priok tahun 1984. Setelah kejatuhan rejim Soeharto, Sungkar pulang ke Indonesia dan
wafat di Indonesia pada bulan November 1999. Lihat “Indonesia Backgrounder: How The Jemaah Islamiyah Terrorist Network Operates”, ICG International Crisis Group Asia Report, No.43, 11
Desember 2002, h. 32. Tersedia di http:www.meforum.org2044jemaah-islamiyah-adopts-the-
hezbollah-model Internet; diunduh 20 Juni 2013.
35 Islam. Sementara itu, Malaysia menyediakan tempat bagi operasi gerakan
tersebut.
71
Secara kontinyu Sungkar mengirim kader-kader baru dari Indonesia untuk dilatih di Pesyawar, tepi Pakistan, yang selanjutnya diterjunkan ke medan perang
Afghanistan, dan dari situlah mereka bertemu dengan Jaringan Jihadi internasional. Hal yang perlu digarisbawahi dari perang Afganistan adalah
lahirnya gerakan-gerakan baru berciri lebih radikal dan fundamentalis dari pada gerakan Islam berbasis nasionalisme DITII.
72
Bagaimanapun kemunculan kelompok Islam radikal tidak bisa dipisahkan dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia setelah jatuhnya rezim Soeharto
dan tidak menentunya arah reformasi. Kemunculan dan perkembangan kelompok Islam Radikal diakibatkan dari negara yang cenderung lemah, kesenjangan sosial
di tengah masyarakat, krisis ekonomi, dan lemahnya penegakan hukum. Kondisi ini telah memberikan harapan bagi sejumlah individu dan kelompok tertentu
untuk membentuk gerakan alternatif dengan menggunakan simbol-simbol agama Islam yang mengusung syariat Islam sebagai wacana utama. Apabila
pemerintahan yang ada gagal membangun Indonesia menuju bangsa adil, demokratis, dan sejahtera maka kelompok-kelompok Islam Radikal dan gerakan-
gerakan sejenisnya akan berkembang dengan subur dan tuntutan kepada pelaksanaan syariat akan terus bergulir, dan tentunya mengancam kedamaian
pluralisme di Indonesia. Ketidakadilan sosial, konflik-konflik berkepanjangan,
71
Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 202.
72
Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 203.
36 lemahnya hukum yang berlaku, tentu akan melahirkan kondisi sosial yang justru
mempermudah tumbuh-suburnya radikalisme. Tulisan di Bab selanjutnya akan kita lihat bagaimana studi mengenai salah
satu tokoh Islam Radikal yang mencoba untuk memperjuangkan terwujudnya satu tatanan kehidupan sosial islami yang sempurna dengan cara mempromosikan
wacana-wacana Islam seperti revitalisasi jihad yang bagi umat Islam merupakan instrument untuk mewujudkan pemberlakuan syariat Islam dalam sistem sosial
politik masyarakat.
37
BAB III ABU JIBRIL DAN
AKTIFITAS GERAKAN ISLAM