Islam Radikal di Indonesia Pasca Orde Baru

29 Walaupun mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, tapi kenyataanya negara tidak menempatkan Islam sebagai sumber hukum utama. Namun, negara tetap bersedia menerapkan syariat Islam walau hanya dalam hukum-hukum tertentu, seperti hukum waris, perkawinan, hibah, dan sebagainya. 54 Di masa Orde Baru hubungan politik antara Islam dan negara tidak berjalan baik. Kecurigaan negara terhadap para aktifis gerakan Islam sangatlah kuat, para aktifis Islam dianggap sebagai musuh negara yang sewaktu-waktu dapat menjadi bumerang tersendiri untuk negara. Runtuhnya rezim Orde Baru setelah 32 tahun berkuasa, maka secara drastis negara berubah menjadi demokratis. Demokratisasi ini direspon baik oleh kalangan Islamis, banyak aktifis-aktifis Muslim yang bergabung dengan partai pemerintah, dan banyak juga yang mendirikan partainya sendiri, semua itu dilakukan demi memperjuangkan hukum Islam sebagai hukum positif utama dalam UUD kenegaraan. Wacana mewujudkan kembali Piagam Jakarta seketika kembali terdengar. Namun, perjuangan menegakan syariah Islam tidak selalu melalui aksi di parlemen, karena banyak juga aktifis-aktifis Muslim yang menunjukan keenggananya ikut serta dalam proses demokratis, namun tetap mempromosikan sistem pemerintahan Khilafah Islamiyah. Intinya, bagi kelompok Islamis, syariat Islam tidak akan mampu berjalan maksimal bila syariat Islam tidak dilibatkan langsung dalam sistem kenegaraan. 55 54 Bahtiar Effendy, pengantar dalam Hwang, Umat Bergerak: Mobilisasi Damai Kaum Islamis di indonesia, Malaysia, dan Turki, xx. 55 Bahtiar Effendy, pengantar dalam Hwang, Umat Bergerak: Mobilisasi Damai Kaum Islamis di indonesia, Malaysia, dan Turki, xx. 30 Persoalan lainya pasca runtuhnya Orde Baru adalah, hampir tidak ada batasan yang mampu menghambat penyebaran ideologi di Indonesia. 56 Penyebaran ideologi di Indonesia semakin kuat seiring dengan terjadinya aksi peledakan bom di beberapa daerah di Indonesia beberapa tahun silam yang menjadi indikasi kuat bahwa pertarungan ideologi tidak lantas berhenti dengan berakhirnya perang dingin. Dalam konteks Islam, ideologisasi muncul belakangan ketika beberapa wilayah Islam harus berhadapan dengan modernisme barat yang ditegaskan melalui kolonialisme. Hampir seluruh pranata intelektual Islam saat ini tidak memiliki pemikiran tandingan yang dapat dipakai untuk menghadapi barat. Pada awal abad ke-20 munculah para konseptualisasi atau ideologisasi Islam. Jamaludin al-Afgani 57 1839-1897 adalah perintis awal yang mengonseptualisasikan ajaran Islam sebagai sebuah semangat perlawanan terhadap kolonialisme dengan membentuk partai politik Hizbul Wathon di Mesir. Melalui partai itu Afgani mulai bersikap keras terhadap penguasa Islam tradisional dan mulai melakukan perlawanan terhadap barat. Menurut Afgani, tersisihkanya Islam jika dibandingkan dengan barat semata-mata karena tidak 56 Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 290. 57 Jamaluddin al-Afgani dilahirkan dalam tahun1838. Ia merupakan seorang pemikir Islam, aktifis politik, dan jurnalis terkenal. Afghani, penganjur pembaharuan Islam dan penentang yang gigih terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh para penganut tarikat. Kebencian al- Afgani terhadap kolonialisme menjadikannya perumus dan agitator paham serta gerakan nasionalisme dan pan-Islamisme yang gigih, baik melalui pidatonya maupun tulisan-tulisannya. Karenanya di tengah kemunduran kaum Muslimin gejolak kolonialisme bangsa Eropa di negeri- negeri Islam, al-Afgani menjadi seorang tokoh yang amat mempengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi-aksi sosial pada abad ke-19 dan ke-20. pada tahun 1876 ia melihat adanya campur tangan Inggris dalam soal politik di Mesir. Kondisi tersebut mendorong al-Afgani untuk terjun ke dalam kegiatan politik di Mesir. Ia bergabung dengan perkumpulan yang terdiri atas orang-orang politik di Mesir. Lalu pada tahun 1879, al-Afgani membentuk partai politik dengan nama Hizb al-Watani Partai Kebangsaan. Dengan partai ini ia berusaha menanamkan kesadaran nasionalisme dalam diri orang-orang Mesir. Lihat, Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran Jakarta: UI-Press, 1990. 31 adanya persatuan dalam Islam, Islam yang ada tercerai-berai sehingga menjadi lemah. Maka munculah gagasan Pan Islamisme, yaitu gagasan yang mengutamakan pentingnya persatuan Islam. Walau gagasanya tidak begitu berkembang, tapi melalui gagasan ini justru telah melahirkan gagasan nasionalisme Islam. Nasionalisme tidak boleh mengabaikan pentingnya persaudaraan sesama muslim yang mungkin bersifat lintas nasional. Gagasan- gagasan al-Afgani kemudian di sistematisasi dan dilanjutkan Mohammad Abduh 58 1849-1905 dan Rasyid Ridla 59 1865-1935, serta beberapa pengikut lainya, yang kelak menginspirasi lahirnya nasionalisme di timur tengah. 60 Namun, Islam yang berdampingan dengan nasionalisme perlahan-lahan memudar, lantaran tidak mampunya negara-negara Islam di timur tengah dalam 58 Muhammad Abduh lahir di Delta Nil 1849, ia dilahirkan dari keluarga petani di Mesir Hilir. – meninggal di Iskandariyah kini wilayah Mesir, 11 Juli 1905 pada umur 5556 tahun adalah seorang pemikir Muslim dari Mesir, dan salah satu penggagas gerakan modernisme Islam. Ia belajar tentang filsafat dan logika di Universitas Al-Azhar, Kairo, dan juga murid dari Jamaluddin al-Afghani. Abduh percaya betul bahwa hanya melalui reformasi dalam bidang pendidikan umat Islam disatu sisi akan mendapatkan kebebasan dan kemampuan berfikir serta tahu hak-haknya, dan di sisi lain meningkatkan kesadaran akan tanggung jawab dan kewajibanya. Lihat, Munawir Sjadzali, Islam dan Tata Negara: Ajaran, Sejarah dan Pemikiran Jakarta: UI- Press, 1990. 59 Muhammad Rasyid bin Ali Ridha bin Syamsuddin bin Bahauddin Al-Qalmuni Al- Husaini dikenal sebagai Rasyid Ridha; 1865-1935 adalah seorang intelektual Muslim dari Suriah yang mengembangkan gagasan modernisme Islam yang awalnya digagas oleh Jamaluddin al- Afghani dan Muhammad Abduh. Ridha mempelajari kelemahan-kelemahan masyarakat Muslim saat itu, dibandingkan masyarakat kolonialis Barat, dan menyimpulkan bahwa kelemahan tersebut antara lain kecenderungan umat untuk mengikuti tradisi secara buta taqlid, minat yang berlebihan terhadap dunia sufi dan kemandegan pemikiran ulama yang mengakibatkan timbulnya kegagalan dalam mencapai kemajuan di bidang sains dan teknologi. Ia berpendapat bahwa kelemahan ini dapat diatasi dengan kembali ke prinsip-prinsip dasar Islam dan melakukan ijtihad dalam menghadapi realita modern.Kiprah Rasyid Ridha dalam dunia politik secara nyata dapat dilihat dalam aktivitasnya. Ia pernah menjadi Presiden Kongres Suriah pada tahun 1920, menjadi delegasi Palestina-Suriah di Jenewa tahun 1921. Ia juga pernah menjadi anggota Komite Politik di Kairo tahun 1925, dan menghadiri Konferensi Islam di Makkah tahun 1926 dan di Yerusalem tahun 1931. Ridha menerbitkan surat kabar yang bernama Al-Manar. Banyak kalangan ulama yang tertarik untuk membaca majalah Al-Manar dan mengembangkan ide yang diusungnya. Nama besarnya terus dikenang hingga ia wafat pada Agustus 1935. Lihat, Nidia Zuraya “Hujjatul Islam: Rasyid Ridha, Tokoh Reformis Dunia Islam” tersedia di http:www.republika.co.idberitadunia-islamkhazanah120309m0m63s-hujjatul-islam- rasyid-ridha-tokoh-reformis-dunia-islam-5habis Internet; diunduh 20 Juni 2013. 60 Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 290. 32 menemukan solusi dari ketegangan sosial politik dan intelektual, serta kegagalan negara-negara nasional yang dipimpin umat Islam untuk menghalau dominasi barat di negara mereka. Maka munculah Hasan al-Bana 61 yang menawarkan alternatif ajaran Islam. Gagasanya doktrin Islam kafah. Al-Bana dengan Ikhwanul Muslimin mengakui Daulah Islamiyah sebagai instrument penting dalam mewujudkan pemberlakuan syariat. Sejak awal, al-Bana percaya dengan universalitas Islam sehingga sebaran dakwahnya tidak tersekat teritori negara. 62 Secara doktrin gagasan al-Bana memang mengandung militansi yang kuat. Aspek inilah yang kemudian dielaborasi lebih dalam oleh Sayyid Qutb, 63 pemikir 61 Hassan al-Banna dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1906 di desa Mahmudiyah kawasan Buhairah, Mesir. Ia adalah seorang mujahid dakwah, peletak dasar-dasar gerakan Islam sekaligus sebagai pendiri dan pimpinan Ikhwanul Muslimin Persaudaraan Muslimin. Ia memperjuangkan Islam menurut Al-Quran dan Sunnah hingga dibunuh oleh penembak misterius yang oleh banyak kalangan diyakini sebagai penembak titipan pemerintah pada 12 Februari 1949 di Kairo. Didorong oleh fenomena yang disaksikanya sendiri di Kairo, berupa munculnya tradisi permissivisme dan jauhnya kehidupan dari akhlak Islam, yang seperti juga terjadi di berbagai tempat di dunia. menurut al- Bana, Islam adalah agama Allah yang satu, yang diwahyukan kepada para rasul dan nabi-Nya sejak dimulai risalah samawiyah hingga risalah penutupnya dengan kehadiran Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung satu aqidah dengan syari’ah beragam: ibadat dan muamalat. Pemikiran Hassan al-Banna dikenal memiliki dampak yang besar dalam pemikiran Islam modern. Untuk membantu meluruskan tatanan Islam, al-Banna menyerukan melarang semua pengaruh Barat dari pendidikan dan memerintahkan semua sekolah dasar harus menjadi bagian dari mesjid. Dia juga menginginkan larangan partai politik dan lembaga demokrasi lainnya dari Syura Islam-dewan dan ingin semua pejabat pemerintah menjadikan agama sebagai pendidikan utama. Hassan al-Banna melihat Jihad sebagai strategi defensive, yaitu telah menjadi kewajiban individual. Lihat, “Hasan Al Banna: Mengeja Islam Secara Kaffah” tersedia di http:www.hasanalbanna.comkategoriperadabanpemikiran-islam Internet; diunduh 20 Juni 2013. 62 Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 292. 63 Sayyid Qutb lahir di Musha pada Oktober 1906. Beliau merupakan anggota utama Ikhwanul Muslimin Mesir pada era 1950 hingga 1960. Di tahun 1966 dia dituduh terlibat dalam rencana pembunuhan presiden Mesir Gamal Abdel Nasser dan dieksekusi dengan cara digantung. Sayyid qutb pernah menetap selama dua tahun di AS sekitar 1948-1950. Setelah kembali ke Mesir, ia mengundurkan diri dari pekerjaannya di Direktorat Pendidikan dan mengabdikan dirinya untuk gagasan demi membawa perubahan total dalam sistem politik Mesir. Ikhwan memperoleh vitalitas ideologis ketika Sayyid Qutb dalam sel penjaranya menulis sebuah buku di mana ia merevisi pemikiran Hassan al-Banna yaitu keinginan mendirikan sebuah negara Islam di Mesir setelah negara itu benar-benar mengislamkan seluruh lapisan kehidupan. Sayyid Qutb merekomendasikan bahwa pelopor revolusioner harus terlebih dahulu mendirikan negara Islam 33 kedua setelah al-Bana. Bagi Sayyid Qutb, Islam sebagai agama kaffah dapat dijadikan ideologi alternatif terhadap kapitalisme maupun sosialisme. Untuk bisa mewujudkanya harus ditarik garis pemisah yang tegas dengan ideologi-ideologi sekuler tersebut. Dalam konteks ini, jalan jihad adalah mulia, sebagaimana diajarkan dalam Islam. 64 Qutb mengembangkan doktrim hakimiyyah, sebagai doktrin kunci yang mengajarkan tentang kedaulatan mutlak Tuhan. Tidak ada satupun undang-undang dan sistem kehidupan yang bisa diterima kecuali yang bersumber dari Allah SWT. Qutb berpendapat penguasa dan mereka yang menolak hukum Allah berarti telah jatuh kedalam kekafiran. Negara yang diperintah otomatis berubah menjadi dar al-harb, dimana jihad dalam pengertian perang menjadi sebuah keniscayaan. Inilah doktrin takfir yang dikembangkan Qutb yang mengilhami munculnya gerakan-gerakan Islam Radikal. 65 Seiring perkembanganya, terdapat perkawinan gagasan lebih intensif antara Ikhwan, terutama pemikiran Sayyid Qutb, dengan salafi. Sintesis gagasan itu melahirkan sebuah gerakan yang lebih radikal, yaitu Jamaah Jihadi. Sosok- sosok penting yang memadukan kedua paham itu ialah Mullah Umar 66 dan dan kemudian, dari atas memberlakukan Islamisasi pada masyarakat Mesir yang telah melenceng ke ideologi nasionalisme Arab. Lihat, Ahmed El- Kadi, MD “Sayyid Qutb” tersedia di http:www.islam101.comhistorypeoplecentury20syedQutb.htm Internet; diunduh 20 Juni 2013. 64 Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 295. 65 Hasan. dkk, Masjid dan Pwmbangunan Perdamaian: Studi Kasus Poso, Ambon, Ternate, dan Jayapura, 49-50. 66 Mullah Mohammed Omar adalah pemimpin spiritual Taliban. Omar lahir di provinsi tengah Uruzgan pada tahun 1962. Omar belajar di beberapa sekolah Islam di luar Afghanistan Quetta, Pakistan sebelum bergabung dengan pasukan Jihad melawan pendudukan Rusia pada 1980-an. Di tahun 1996 sampai akhir 2001, Omar memegang gelar Komandan Mukminin Imarah Islam Afghanistan Amir-ul-Mukminin, yang diakui oleh hanya tiga negara: Pakistan, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Dia dianggap sebagai salah satu tokoh paling misterius dalam politik Afghanistan. Bahkan banyak yang meragukan keberadaannya. Mullah Omar memiliki hubungan erat dengan tokoh lain yang populer dalam politik dunia Afghanistan, yaitu Osama bin Laden. Pemerintah AS mengajukan permintaan padanya untuk menyerahkan Osama bin Laden karena 34 Abdullah Azzam. 67 Lahirnya Jamaah Jihad mendapatkan momentum sehubungan dengan invasi Uni Soviet ke Afganistan. 68 Bagaimanapun peristiwa itu merupakan panggilan jihad bagi seluruh umat Islam. Jalur jihad itu dirintis oleh Kadungga 69 mantan eksponen Darul Islam dan digarap serius oleh Abdullah Sungkar. 70 Basis operasinya terdapat di Malaysia. Pilihaan itu adalah pertimbangan logis mengingat represi Orde Baru yang sangat kuat terhadap mantan aktifis Darul tuduhan terorisme, Mullah Omar menolak dan menyatakan bahwa dirinya adalah tamu bangsa Afghanistan. Keberadaannya saat ini tidak diketahui. Lihat, “Mullah Muhammad Omar” tersedia di http:www.afghan-web.combiostodaymomar.html Internet; diunduh 20 Juni 2013. 67 Dr. Abdullah Yusuf Azzam 1941 –1989, juga dikenal dengan nama Syekh Azzam, adalah seorang figur utama dalam perkembangan pergerakan Islam. Ia seorag doctor dalam ilmu hukum dari universitas Al-Azhar di Cairo. Ia berpengalaman dalam gerakan Klandestin bawah tanah dan rahasia sebelumnya yang bernama Ikhwanul Muslimn di Mesir. Ia mendirikan Baitul Anshar, sebuah lembaga yang menghimpun bantuan untuk para mujahid Afghan. Ia juga menerbitkan sebuah media Ummah Islam. Lewat majalah inilah ia menggedor kesadaran ummat tentang jihad. menurutnya, jihad di Afghan adalah tuntutan Islam dan menjadi tanggung jawab ummat Islam di seluruh dunia. Seruannya itu tidak sia-sia. Jihad di Afghan berubah menjadi jihad universal yang diikuti oleh seluruh ummat Islam di pelosok dunia. ia dibunuh pada 24 November 1989. Lihat, Hendropriyono, Terorisme Fndamentalis, Kristen, Yahudi, Islam Jakarta: Kompas, 2009. 68 Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 298. 69 Abdul Wahid Kadungga, tokoh Islam asal Sulawesi Selatan. Dirinya sempat disebut- sebut sebagai petinggi Jamaah Islamiyah JI karena ia dekat dengan Abu Bakar Ba’asyir saat masih di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 1985. Namun dia mengaku tak mengenal organisasi tersebut. Kadungga adalah menantu almarhum Kahar Mudzakkar, Panglima Hisbullah Makassar dan pemimpin Darul IslamTentara Islam Indonesia. Saat itu, Kadungga baru datang dari Belanda sementara Ba’asyir baru melarikan diri dari Indonesia. Saat dirinya kembali ke Indonesia, salah satu kegiatannya adalah bekerja untuk dakwah di Dewan Dakwah Islam Indonesia. Kadungga yang sempat menjadi sekretaris pribadi M. Natsir. Lihat, Choirul Aminuddin “Abdul Wahid Kadungga, Tokoh Islam Asal Sulawesi Selatan Tutup Usia” tersedia di http:www.tempo.coreadnews20091212058213459Abdul-Wahid-Kadungga-Tokoh-Islam- Asal-Sulawesi-Selatan-Tutup-Usia . Internet; diunduh 20 Juni 2013. 70 Abdullah Sungkar, lahir tahun 1937 di Solo, berasal dari keluarga ternama pedagang batik, berketurunan Arab Yaman. Ia ikut mendirikan Pondok Ngruki Pesantren al-Mukmin di Solo, Jawa Tengah dan Pesantren Luqmanul Hakiem di Johor, Malaysia. Ditahan beberapa waktu tahun 1977 kerana mempengaruhi masyarakat untuk golput golongan putih: tidak mengundi dalam pilihanraya, kemudian ditangkap bersama Abu Bakar Baasyir pada tahun1978 atas tuduhan subversif, kerana didakwa terbabit dengan kumpulan Komando JihadDarul Islam, dipenjarakan selama tiga setengah tahun. Beliau kemudian lari ke Malaysia tahun 1985, kerana dituduh menghasut orang ramai menolak Pancasila yang mengakibatkan terjadinya peristiwa Tanjung Priok tahun 1984. Setelah kejatuhan rejim Soeharto, Sungkar pulang ke Indonesia dan wafat di Indonesia pada bulan November 1999. Lihat “Indonesia Backgrounder: How The Jemaah Islamiyah Terrorist Network Operates”, ICG International Crisis Group Asia Report, No.43, 11 Desember 2002, h. 32. Tersedia di http:www.meforum.org2044jemaah-islamiyah-adopts-the- hezbollah-model Internet; diunduh 20 Juni 2013. 35 Islam. Sementara itu, Malaysia menyediakan tempat bagi operasi gerakan tersebut. 71 Secara kontinyu Sungkar mengirim kader-kader baru dari Indonesia untuk dilatih di Pesyawar, tepi Pakistan, yang selanjutnya diterjunkan ke medan perang Afghanistan, dan dari situlah mereka bertemu dengan Jaringan Jihadi internasional. Hal yang perlu digarisbawahi dari perang Afganistan adalah lahirnya gerakan-gerakan baru berciri lebih radikal dan fundamentalis dari pada gerakan Islam berbasis nasionalisme DITII. 72 Bagaimanapun kemunculan kelompok Islam radikal tidak bisa dipisahkan dari krisis multidimensi yang melanda Indonesia setelah jatuhnya rezim Soeharto dan tidak menentunya arah reformasi. Kemunculan dan perkembangan kelompok Islam Radikal diakibatkan dari negara yang cenderung lemah, kesenjangan sosial di tengah masyarakat, krisis ekonomi, dan lemahnya penegakan hukum. Kondisi ini telah memberikan harapan bagi sejumlah individu dan kelompok tertentu untuk membentuk gerakan alternatif dengan menggunakan simbol-simbol agama Islam yang mengusung syariat Islam sebagai wacana utama. Apabila pemerintahan yang ada gagal membangun Indonesia menuju bangsa adil, demokratis, dan sejahtera maka kelompok-kelompok Islam Radikal dan gerakan- gerakan sejenisnya akan berkembang dengan subur dan tuntutan kepada pelaksanaan syariat akan terus bergulir, dan tentunya mengancam kedamaian pluralisme di Indonesia. Ketidakadilan sosial, konflik-konflik berkepanjangan, 71 Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 202. 72 Ali, Negara Pancasila: Jalan Kemaslahatan Berbangsa, 203. 36 lemahnya hukum yang berlaku, tentu akan melahirkan kondisi sosial yang justru mempermudah tumbuh-suburnya radikalisme. Tulisan di Bab selanjutnya akan kita lihat bagaimana studi mengenai salah satu tokoh Islam Radikal yang mencoba untuk memperjuangkan terwujudnya satu tatanan kehidupan sosial islami yang sempurna dengan cara mempromosikan wacana-wacana Islam seperti revitalisasi jihad yang bagi umat Islam merupakan instrument untuk mewujudkan pemberlakuan syariat Islam dalam sistem sosial politik masyarakat. 37 BAB III ABU JIBRIL DAN AKTIFITAS GERAKAN ISLAM

A. Riwayat Hidup

Muhammad Iqbal Abdul Rahman, yang lebih dikenal dengan Abu Muhammad Jibril atau Abu Jibril, lahir pada tanggal 17 Agustus 1956 di sebuah kota kecil bernama Desa Tirpas yang terletak di kabupaten Lombok timur Nusa Tenggara Barat NTB. Ibunya bernama Wilis dan ayahnya bernama H. Nashrah Awwas, dengan pangilan sehari-hari Amak ayah. Kedua orang tuanya sama- sama berasal dari Lombok timur. 73 Semasa kecilnya, Iqbal, atau Abu Jibril kecil, dibesarkan di lingkungan keluarga yang berpegang teguh pada nilai-nilai keagamaan. Karenanya, tidak heran, ia mendapatkan pendidikan agama dari kedua orang tuanya sejak usia dini. Iqbal pandai mengaji dan pandai bergaul dan tumbuh menjadi anak yang cerdas di lingkungannya. Tapi secara umum, Iqbal tetap saja hidup dalam fitrahnya sebagai anak-anak yang tidak berbeda dengan anak-anak kebanyakan. Menginjak dewasa, kepribadian Iqbal mulai terbentuk. Perangainya lembut tapi kepribadiannya kuat dan tegas. Ia suka berpegang teguh pada prinsip, dan tidak mudah menyerah. Ia menjadi aktifis dakwah dan dikenal dengan nama Abu Jibril. Perjalanan dakwahnya dimulai saat Abu Jibril duduk di bangku kuliah, sekitar tahun 1977, namanya mulai dikenal dikalangan mahasiswa sejak 73 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 18 Desember 2012. 38 memimpin organisasi pemuda Islam, Himpunan Angkatan Muda Masjid HIMAMUMAS di tahun 1980. Iqbal Abdurahman mulai disapa dengan panggilan Abu Jibril sejak kelahiran putra pertamanya Muhammad Jibril di tahun 1989. Tahun 1980, Abu Jibril menikah dengan Fatimah Zahra yang berasal dari Kalimantan. Keduanya bertemu saat sedang menempuh pendidikan tinggi di Jogjakarta. Fatimah mengagumi sifat Abu Jibril yang lembut dan menjadikan Islam sebagai jalan hidup utamanya. Dari pernikahanya ini, Abu Jibril dikaruniai sepuluh orang anak. 74 Selama ini dakwah Abu Jibril kerap kali dinilai berhaluan radikal. Seringkali di sela-sela ceramahnya Abu Jibril menyelipkan ajaran mengenai jihad, dan tidak segan untuk berkata keras mengenai kewajiban umat Muslim untuk memerangi kaum kafir dan menyebut bahwa Muslim yang menolak syariat untuk diterapkan sebagai dasar negara dan hukum positif sama saja dengan kaum kafir, dan umat Islam wajib hukumnya menolak sistem atau pandangan yang berasal dari barat seperti demokrasi, liberalisasi, sekularisasi, nasionalisme, dan bahkan seruanya agar umat Muslim Indonesia menolak pancasila. Mungkin karena isi maupun tema ceramah Abu Jibril tersebut membuat dirinya kerap kali dipandang sebagai ulama yang berhaluan radikal. Bahkan pengajianya di masjid Al- Munawarah dianggap eksklusif dan mengajarkan kekerasan. Sekalipun ditimpa berbagai tuduhan dan kecaman yang kerap kali menimpa dirinya dan keluarganya, Abu Jibril tidak pernah merasa takut. Ia tidak 74 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 18 Desember 2012. 39 gentar, bahkan kerap berani mengkritik pemerintah yang dianggapnya telah gagal mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera. Bagi Abu Jibril, kegagalan ini dikarenakan pemerintah enggan untuk menerapkan syariat Islam dalam ruang lingkup legalitas negara. Dakwahnya yang terkesan keras membuat Abu Jibril dihujani berbagai tuduhan terkait gerakan terorisme.

B. Latar Belakang Pendidikan

Abu Jibril menamatkan pendidikan dasarnya di Lombok Timur tempat kelahiranya. Dan melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di Mataram. Usai menyelesaikan pendidikan pada sekolah menengah atas, SPMA Mataram, tahun 1977 ia melanjutkan kuliah pada Sekolah Tinggi Perkebunan STIPER Jogjakarta. Sejak mahasiswa, Abu Jibril mulai aktif dalam kegiatan dakwah Islam. Tahun 1980, Abu Jibril memimpin organisasi pemuda Islam, Himpunan Angkatan Muda Masjid HIMAMUMAS yang memiliki agenda dasar untuk mengarahkan aktifitas kepada peningkatan dan pembangunan moral generasi muda, dengan cara mengajak pemuda-pemudi Islam untuk kembali ke Masjid. Namun oleh rezim Soeharto, organisasi ini tidak dibiarkan berkembang, karena kala itu kekuasaan Orde baru mengharuskan menjadikan asas tunggal Pancasila sebagai satu- satunya asas semua organisasi massa dan politik, dan siapa saja yang berseberangan dengan keputusan itu dituduh subversive. 75 75 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 18 Desember 2012. 40 Ketidakpatuhan Abu Jibril dan organisasinya terhadap pemberlakuan asas tunggal, membuat kegiatan dakwah Abu Jibril dan teman-temannya kala itu banyak sekali mendapat tentangan bahkan tidak sedikit kecaman yang datang pada organisasi mahasiswa yang dipimpinya itu. Bahkan oleh rezim Orde Baru, organisasi ini dianggap radikal dengan tuduhan membentuk pemuda Islam yang militan. Menurut Abu Jibril, HIMAMUMAS sendiri dikenal sebagai organisasi yang menghimpun para mujahid muda yang misinya menjadikan jihad fisabililah sebagai jalan hidup utama dan syariat Islam sebagai tujuan. Organisasi kepemudaan ini menjadi salah satu organisasi yang diwaspadai rezim penguasa saat itu karena dianggap cukup keras bersuara menentang pemerintah dan mengkrtik demokrasi yang dianggap tidak sesuai dengan kehidupan umat Islam. Berbagai tuduhan yang dilancarkan rezim Orde Baru kepadanya dan organisasi kemahasiswaanya itu, menyebabkan Abu Jibril menjadi salah seorang pemuda yang diburu rezim penguasa. Antara tahun 1979-1981, kurang lebih 2,5 tahun ia dipenjarakan oleh rezim Soeharto dengan alasan subversif. Hukuman yang dibebankan padanya ditanggung tanpa proses pengadilan. 76 Sejak 1985 bersama teman-temanya Abu Jibril mulai hidup berpindah-pindah tempat. Namun, Abu Jibril tetap konsisten dalam menjalani aktifitasnya sebagai pendakwah, walaupun harus dilakukan secara tertutup dan sembunyi-sembunyi. Ketidakadilan yang sempat Abu Jibril dan teman-teman sesama aktifisnya rasakan telah membangkitkan semangat perjuangan jihad fie sabilillah dalam 76 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 18 Desember 2012. 41 benaknya. Bahwa dalam pandanganya, Indonesia yang ada ketika itu berada dalam situasi miris yang minim keadilan sosial dan jauh dari jalan tegaknya Islam. Pada tahun 1986, Abu Jibril memutuskan untuk berangkat ke Afghanistan. Abu Jibril bahkan pernah terjun langsung ke medan perang Afganistan. Alasan keberangkatan Abu Jibril ke Afganistan karena menurutnya satu-satunya kekuatan yang dapat mengusir penderitaan dan ketidakadilan ialah amalan jihad. Maka, ketika itu menurut Abu Jibril, pemerintahan Afghanistan yang dipimpin Najibullah 77 berhasil dijatuhkan oleh kekuatan mujahidin. 78 Para pemuda dan mahasiswa yang telah mengikuti pengkaderan saat itu sangat bersemangat untuk pergi berjihad ke Afganistan, masing-masing berusaha mencari dana dengan cara mereka sendiri, yaitu mencari donatur yang sanggup membiayai. Proses keberangkatan dilakukan dengan cara membuat pasport dan membeli tiket tujuan Malaysia. Abu Jibril berangkat dari Malaysia dengan menggunakan pasport Malaysia Surat Perjalanan Laksana Pulang Pergi. 79 77 Mohammad Najibullah adalah presiden keempat dan terakhir dari Republik Demokratik Afganistan pada masa komunis. Ia juga merupakan presiden kedua dari Republik Afganistan. Ia memimpin pada tanggal 30 September 1987 dan berakhir pada tanggal 16 April 1992. Kelompok Mujahidin memerangi pasukan pemerintah Najibullah karena para pemimpin agama mengeluarkan fatwa rezim itu adalah kafir. Mati dalam peperangan melawan rezim itu berarti mati syahid. Pertempuran hebat pada 12 April 1989 yang melibatkan puluhan ribu pasukan dan mesin perang mengakibatkan lima juta penduduk sipil mengungsi ke Pakistan dan Iran. Pasca kepergian pasukan Soviet, para Mujahidin masih terus melakukan perlawanan untuk menumbangkan pemerintahan komunis. Pemerintahan Najibullah semakin melemah akibat krisis ekonomi, karena partner utama ekonomi Afghanistan adalah Soviet. Hal ini diperparah lagi dengan kudeta militer pada bulan Maret 1990 yang dilakukan oleh Mentri Pertahanan, Shahnawaz Tanai akibat perbedaan pandangan Najibullah mengganti nama negara menjadi Republic of Afghanistan, dan dia dianggap sebagai presiden kedua Afghanistan setelah Muhammad Daud Khan. Kejatuhan rezimnya ditandai dengan pendudukan ibu kota Kabul oleh pasukan Mujahidin pada tahun 1992. Ia dibunuh di Kabul, Afganistan pada tanggal 28 September 1996. Tersedia di http:news.liputan6.comread20952persengketaan-panjang-di-bumi-afghan . Internet; diunduh 20 Juni 2013. 78 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 18 Desember 2012. 79 Wawancara dengan Abu Jibril, Masjid Al-munawarah, Pamulang Tanggerang Selatan, 18 Desember 2012.