Studi Perbandingan Antara Kelompok Nelayan Penangkap Ikan Dengan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan (Kasus : Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Medan)

(1)

STUDI PERBANDINGAN ANTARA KELOMPOK NELAYAN

PENANGKAP IKAN DENGAN KELOMPOK NELAYAN

PENGOLAH IKAN

(

Kasus : Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Medan)

SKRIPSI

OLEH:

Oleh

EKAMULIANI

060309020

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATARA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

EKA MULIANI : STUDI PERBANDINGAN ANTARA KELOMPOK NELAYAN PENANGKAP IKAN DENGAN KELOMPOK NELAYAN PENGOLAH IKAN, Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan dibimbing oleh Bapak Prof.Dr.Ir. H. Meneth Ginting, MADE dan Ibu Ir.Hj.Lily Fauzia, M.Si

Departemen Perikanan dan kelautan membuat suatu wadah yaitu kelompok nelayan yang diharapkan dapat membantu perekonomian nelayan. Kelompok Nelayan terdiri dari Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan. Untuk itu penelitian ini dilakukan di Kota Medan pada tahun 2010 yang bertujuan untuk : (1) Menganalisis perkembangan kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) tahun 2005-2009, (2) Menganalisis perbedaan karakteristik anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan), (3) Menganalisis struktur organisasi kelompok nelayan kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan), (4) Menganalisis pendapat dan perbedaan pendapat antara angota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap tujuan kelompok, (5) Menganalisis pendapat dan perbedaan pendapat antara angota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap iklim dan kekompakan dalam kelompok, (6) menganalisis pendapat dan perbedaan pendapat antara angota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap pembinaan.

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Perkembangan kelompok nelayan 2005-2009 dapat dilihat dari 1.Jumlah anggota kelompok nelayan yang mengalami penurunan, kelompok nelayan penangkap (1,62), kelompok nelayan pengolah Ikan (1,33), 2. Alat dan mesin yang digunakan mengalami peningkatan, dan 3. Kegiatan pelatihan mengalami penurunan. (2) Karakteristik anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan sama tetapi dalam hal jumlah tanggungan keluarga berbeda. (3) Struktur Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan adalah sama. (4) Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan terdapat perbedaan pendapat terhadap tujuan. (5) Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan tidak terdapat perbedaan pendapat terhadap iklim dan kekompakan, (6) Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan terdapat perbedaan pendapat terhadap pembinaan.

Kata Kunci: Kelompok nelayan, perkembangan, karakteristik, struktur, tujuan, iklim dan kekompakan, pembinaan


(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 12 Mei 1988 dari Ayahanda Jarman dan Ibunda Rani. Penulis merupakan putri pertama dari 2 bersaudara.

Tahun 2006 penulis lulus SMU Negeri 1 Siantar dan pada tahun yang sama masuk Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian Departemen Sosial Ekomoni Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (IMASEP), dan sebagai anggota dalam FSMM SEP.

Penulis mengikutti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kabupaten Dairi sejak 30 Juni 2010 yang berakhir pada tanggal 28 Juli dan melaksanakan penelitian skripsi di kelurahan Nelayan Indah, kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan pada bulan Oktober 2010.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah :” Studi Perbandingan Antra Kelompok Nelayan Penengkap Ikan Dengan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan”. (Studi Kasus di Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan).

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapakan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. Dr. Ir. H. Meneth Ginting, MADE dan Ir. Lily Fauzia, M.Si, selaku komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan yang berharga kepada penulis, penulis mengucapkan terimakasih kepada selur dosen, staff dan pegawai di Departeman Agribisnis Fakultas Pertanian USU.

Disamping itu penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Teristimewa kepada keluarga penulis yakni ayahanda Jarman dan ibunda

Rani yang telah memberikan dukungan moril, materi dan doa kepada penulis

2. Terimakasih kepada Juni Ihwanda yang telah memberikan dukungan, semangat, dan motivasi kepada penulis.

3. Terimakasih kepada sahabat-sahabat Risa Kartika, Dian Afnidar, Khoirunnisa dan seluruh Departeman SEP khususnya angkatan 2006 atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan selam proses penulisan skripsi sampai selesai.


(5)

Penulis menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya, membangun demi kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Penulis berharap skripsi ni dapat bermanfaat bagi kita semua.

Terimakasih.

Medan, Februari 2011

Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 6

Tujuan Penelitian ... 7

Kegunaan Penelitian... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka ... 9

Landasan Teori ... 12

Kerangka Pemikiran ... 14

HipotesisPenelitian ... 18

BAB III. METODOLOGI PENELITI Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 9

Metode Penentuan Sampel ... 19

Metode Pengumpulan Data ... 21

Metode Analisis Data ... 21

Defenisi dan Batasan Operasional ... 24

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN GAMBARAN UMUM KELOMPOK NELAYAN PENANGKAP IKAN DAN KELOMPOK NELAYAN PENGOLAH IKAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 27

Keadaan Penduduk ... 28

Penggunaan Lahan ... 30

Sarana dan Prasarana ... 31

Karakteristik Sampel ... 32

Gambaran Umum Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan KelompokNelayan Pengolah Ikan ... 34

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Lima Tahun Terakhir ... 37


(7)

Perkembangan Jumlah Anggota ... 37 Perkembangan Alat dan Mesin ... 39 Perkembangan Kegiatan Pelatihan ... 44 Karakteristik Anggota Kelompok Nelayan Penangkap

Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan ... 46 Struktur Organisasi Kelompok Nelayan Penangkap Ikan

dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan ... 49 Pendapat dan perbedaan pendapat Terhadap Tujuan

Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan

Anggota Kelompok Nelayan Pengolah Ikan ... 50 Pendapat dan perbedaan pendapat Terhadap Iklim dan

Kekompakan Anggota Kelompok Nelayan Penangkap

Ikan dan Anggota Kelompok Nelayan Pengolah Ikan... 52 Pendapat dan perbedaan pendapat Terhadap Pembinaan

Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Anggota

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan ... 53 BAB. VI KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan ... 56

Saran ... 57 DAFTAR PUSTAKA ... 58

DAFTAR TABEL


(8)

1. Jumlah Kelompok Nelayan, dan Jumlah Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah

Ikan di Kota Medan Tahun2009 ... 5 2. Nama Kelompok dan Jumlah Anggota Kelompok Nelayan

Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Kelurahan Nelayan Indah Tahun 2009 ... 20 3. Distribusi Penduduk menurut di Kelurahan Nelayan Indah

Tahun 2009 ... 28 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kelurahan

Nelayan Indah Tahun 2009 ... 29 5. Distribusi Penduduk Kelurahan Nelayan Indah Berdasarkan

Agama dan Kepercayaan yang dianut tahun 2009 ... 30 6. Luas dan Jenis penggunaan Lahan Kelurahan Nelayan Indah

Tahun 2009 ... 30 7. Saran dan Prasarana Kelurahan Nelayan Indan Tahun 2009 ... 31 8. Distribusi Anggota Kelompok Nelayan di Kelurahan Nelayan

Indah, Kecamatan Medan Labuhan Berdasarkan Kelompok

Umur Tahun 2009 ... 32 9. Distribusi Anggota Kelompok Nelayan di Kelurahan Nelayan

Indah, Kecamatan Medan Labuhan Berdasarkan Kelompok

Pendidikan Terakhir Tahun 2009 ... 33 10. Distribusi Anggota Kelompok Nelayan di Kelurahan Nelayan

Indah, Kecamatan Medan Labuhan Berdasarkan Kelompok

Jumlah Tanggungan Keluarga Tahun 2009 ... 33 11. Distribusi Anggota Kelompok Nelayan di Kelurahan Nelayan

Indah, Kecamatan Medan Labuhan Berdasarkan Kelompok

Masa Keanggotaan Keluarga Tahun 2009 ... 34 12. Gambaran Umum Kelompok Nelayan Penangkap Ikan ... 35 13. Perkembangan Kelompok Nelayan penangkap Ikan dan

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Lima Tahun Terakhir

Berdasarkan Jumlah Anggota ... 37 14. Perkembangan Alat dan Mesin Yang Digunakan Kelompok


(9)

15. Perkembangan Alat dan Mesin Yang Digunakan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan( Pembuat Ikan Asin) Lima Tahun

Terakhir ... 41 16. Perkembangan Alat dan Mesin yang Digunakan Kelompok

Nelayan Pengolah Ikan (Pembuat Ikan Asin) Lima Tahun

Terakhir ... 42 17. Perkembangan Alat dan Mesin Yang Digunakan Kelompok

Nelayan Pengolah Ikan (Pembuat Kerupuk) Lima Tahun

Terakhir ... 44 18. Perkembangan Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan berdasarkan Kegiatan

Pelatihan ... 45 19. Karakteristik Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan

Dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Tahun 2009... 46

DAFTAR GAMBAR


(10)

1. Skema Kerangka Pemikiran ... 17 2. Skema Struktur Organisasi Kelompok Nelayan ... 38 3. Jumlah Anggota Kelompok Nelayan Tahun 2005-2009 ... 50


(11)

No Hal 1. Nama Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok

Nelayan Pengolah Ikan, Jumlah Anggota Tahun 2005-2009 ... 59 2. Karakteristik Sampel Kelompok Nelayan Penngkap Ikan ... 60 3. Karakteristik Sampel Kelompok Nelayan Penngkap Ikan ... 61 4. Independent Sample T Test Karakteristik Anggota

Kelompok Nalayan ... 62 5. Daftar Pertanyaan Pendapat dan Perbedaan Pendapat

Kelompok Nelayan Terhadap Tujuan, Jawaban Responden

Kelompok Nelayan, Independent Sample T Test ... 66 6. Daftar Pertanyaan Pendapat dan Perbedaan Pendapat

Kelompok Nelayan Terhadap Iklim dan Kekompakan, Jawaban Responden Kelompok Nelayan, Independent

Sample T Test ... 71 7. Daftar Pertanyaan Pendapat dan Perbedaan Pendapat

Kelompok Nelayan Terhadap Pembinaan, Jawaban Responden


(12)

ABSTRAK

EKA MULIANI : STUDI PERBANDINGAN ANTARA KELOMPOK NELAYAN PENANGKAP IKAN DENGAN KELOMPOK NELAYAN PENGOLAH IKAN, Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan dibimbing oleh Bapak Prof.Dr.Ir. H. Meneth Ginting, MADE dan Ibu Ir.Hj.Lily Fauzia, M.Si

Departemen Perikanan dan kelautan membuat suatu wadah yaitu kelompok nelayan yang diharapkan dapat membantu perekonomian nelayan. Kelompok Nelayan terdiri dari Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan. Untuk itu penelitian ini dilakukan di Kota Medan pada tahun 2010 yang bertujuan untuk : (1) Menganalisis perkembangan kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) tahun 2005-2009, (2) Menganalisis perbedaan karakteristik anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan), (3) Menganalisis struktur organisasi kelompok nelayan kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan), (4) Menganalisis pendapat dan perbedaan pendapat antara angota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap tujuan kelompok, (5) Menganalisis pendapat dan perbedaan pendapat antara angota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap iklim dan kekompakan dalam kelompok, (6) menganalisis pendapat dan perbedaan pendapat antara angota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap pembinaan.

Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Perkembangan kelompok nelayan 2005-2009 dapat dilihat dari 1.Jumlah anggota kelompok nelayan yang mengalami penurunan, kelompok nelayan penangkap (1,62), kelompok nelayan pengolah Ikan (1,33), 2. Alat dan mesin yang digunakan mengalami peningkatan, dan 3. Kegiatan pelatihan mengalami penurunan. (2) Karakteristik anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan sama tetapi dalam hal jumlah tanggungan keluarga berbeda. (3) Struktur Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan adalah sama. (4) Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan terdapat perbedaan pendapat terhadap tujuan. (5) Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan tidak terdapat perbedaan pendapat terhadap iklim dan kekompakan, (6) Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan terdapat perbedaan pendapat terhadap pembinaan.

Kata Kunci: Kelompok nelayan, perkembangan, karakteristik, struktur, tujuan, iklim dan kekompakan, pembinaan


(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia memiliki kekayaan laut yang banyak dan beraneka ragam. Luas perairan laut Indonesia diperkirakan sebasar 5,8 juta km², panjang garis pantai 81.000 km, dan gugusan pulau sebanyak 17.508 tentu saja berpotensi untuk menghasilkan hasil laut yang jumlahnya cukup besar, yaitu 6,26 juta per ton. Potensi produksi perikanan Indonesia tersebut tergolong besar

(Hardjamulia, Naamindan, dan Poernomo, 2001).

Sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang memiliki peranan dalam pembangunan ekonomi nasional, khususnya dalam penyediaan bahan pangan protein, perolehan devisa, dan penyediaan lapangan kerja. Bila sektor perikanan dikelola secara serius maka akan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pembangunan ekonomi nasional serta dapat mengentaskan kemiskinan masyarakat Indonesia terutama, masyarakat nelayan dan petani ikan (Mulyadi, 2005).

Kelompok nelayan dibentuk bertujuan untuk memperkuat kelembagaan dan sumber daya manusia secara terintegrasi, mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan, meningkatkan produktivitas dan daya saing berbasis pengetahuan, dan memperluas akses pasar domestik dan internasional (Anonimous, 2010).


(14)

Peranan kelompok nelayan sebagai kumpulan nelayan adalah sebagai: kelas belajar-mengajar; unit produksi nelayan; wahana kerja sama antar anggota kelompok atau antar kelompok dengan pihak lain. Tugas kelompok nelayan sebagai kelas belajar-mengajar adalah: menggali dan merumuskan keperluan belajar para anggota kelompok; menjalin kerja sama dengan sumber informasi dan teknologi; menciptakan iklim belajar yang baik; mempersiapkan sarana belajar; mendorong anggota untuk mampu mengemukakan pendapat; mendorong anggota berperan aktif dalam proses belajar-mengajar; merupakan kesepakatan bersama; menaati dan melaksanakan kesepakatan bersama dan; mengadakan pertemuan rutin (Anonimous, 2010).

Tugas kelompok nelayan sebagai wahana kerja sama meliputi:(1) menciptakan iklim kerja sama yang baik,(2) menciptakan suasana keterbukaan,(3) mengatur pembagian tugas,(4) mengembangkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab,(5) mengembangkan kader kepemimpinan,(6) mengadakan pemupukan modal, dan (7) mengadakan hubungan melembaga dengan koperasi nelayan

(Anonimous, 2010).

Struktur organisasi berkaitan dengan hubungan yang relatif tetap diantara berbagai tugas yang ada dalam organisasi, proses untuk menciptakan struktur tersebut, dan pengambilan keputusan tentang alternatif struktur disebut dengan nama desain organisasi. Pembagian tugas berkaitan dengan proses membagi tugas ke dalam suatu unit-unit tugas secara berturut-turut lebih kecil, semua tugas dispesialisasikan dalam derajat yang sama, karena tidak semua orang dapat


(15)

melakukan sesuatu, tetapi beberapa tugas sangat berbeda dengan tugas yang lainnya (Gitosudarmo dan sudita, 1997).

Tumbuh dan kembangnya kelompok-kelompok dalam masyarakat pada umumnya didasarkan atas adanya kepentingan bersama, sedangkan kekompakan kelompok tergantung pada faktor pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu yang bergabung didalam kelompok. Faktor pengikat yang paling umum biasanya perasaan dan kesamaan yang bisa menciptakan keakraban dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memberikan keuntungan timbal balik (Hurairah dan Purwato, 2006).

Organisasi lebih dari sekedar penjumlahan individu-individu maupun kelompok. Kejadian-kejadian yang terjadi dalam kontek struktur organisasi, struktur dan posisi seseorang dalam organisasi membawa pengaruh terhadap interaksi sosial dalam organisasi. Dalam struktur organisasi hubungan pelaporan yang bersifat hirarki memberikan kekuasaan dan wewenang tertentu untuk

mempengaruhi individu yang lainnya dalam organisasi (Gitosudarmo dan sudita, 1997).

Organisasi dibentuk agar dapat menjadi unit sosial yang paling efektif dan efisien. Efektivitas organisasi diukur dari tingkat sejauh mana ia berhasil mencapai tujuannya, sedangkan efisien organisasi dikaji dari segi jumlah sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan suatu unit masukan (Etzioni, 1985).

Upaya pengelolaan perikanan perairan umum secara rasional, yang bertujuan untuk melestarikan sumber daya ikan dan melestarikan hasil tangkapan nelayan setempat, dapat dilakukan melalui beberapa cara : (1) Peningkatan stok


(16)

ikan yang dapat dilakukan melalui upaya penebaran, penebaran kembali (2) Pembentukan suaka perikanan yang disertai aspek hukum (3) Penerbitan peraturan penangkapan dan peraturan perikanan lainnya (4) Pembentukan kelembagaan pengeloloaan, termasuk pembentukan peraturan penangkapan, yang diikuti dengan upaya penegakan hukum

(Hardjamulia, Naamindan, dan Poernomo, 2001).

Kelompok nelayan merupakan suatu unit yang terdiri dari jumlah orang yang saling berinteraksi dan membentuk kelompok yang memiliki satu jenis usaha (penangkapan dan pemasaran, pengolahan, budidaya) serta memiliki tujuan yang sama untuk mengembangkan wirausaha dibidang kelautan dan perikanan.

Ketertarikan peneliti membandingan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dilihat dari perkembangan orgaisasi kelompok, karakteristik anggota kelompok nelayan, struktur organisasi nelayan, tujuan organisasi nelayan, iklim dan kekompakan nelayan, dan pembinaan anggota kelompok nelayan.

Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah kelompok nelayan di Kelurahan Nelayan Indah pada tahun 2009 adalah 24 kelompok. Ini merupakan jumlah kelompok nelayan yang terbanyak di kota Medan. Jumlah kelompok nelayan penangkap ikan 12 kelompok dan jumlah kelompok nelayan pengolah ikan 7 kelompok dengan jumlah anggota 458 anggota Oleh karena itu, hal ini yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan membandingkan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan. Untuk mengetahui Jumlah Kelompok Nelayan, dan Jumlah Anggota Kelompok Nelayan


(17)

Penangkap ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan dita Kota Medan dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1. Jumlah Kelompok Nelayan, dan Jumlah Anggota Kelompok Nelayan Penangkap ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan di Kota Medan.

No Kelurahan

Kelompok Nelayan Penangkap Ikan

Kelompok Nelayan

Pengolah Ikan

Jumlah Kelompok Nelayan

Jumlah Anggota

1 Labuhan Deli 9 3 21 315

2 Pekan Labuhan 4 0 17 203

3 Nelayan Indah 12 7 24 458

4 Sei Mati 0 0 2 25

5 Bagan Deli 14 1 4 292

6 Belawan Secanang 1 0 9 205

7 Belawan Bahagia 0 0 1 12

8 Belawan Bahari 2 15 18 218

9 Belawan 1 8 2 12 219

10 Ladang Bambu 0 0 2 35

11 Gedung Johor 0 0 1 13

12 Suka Maju 0 0 2 28

13 Tanjung Sari 0 0 1 14

14 Petisa Hulu 0 0 1 16

15 Medan Helvetia 0 0 1 1

Sumber: Pertanian dan Kelautan Kota Medan 2009


(18)

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah :

1. Bagaimana perkembangan kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) selama 5 tahun terakhir di daerah peneliti?

2. Bagaimana perbedaan karakteristik (umur, pendidikan formal terakhir, jumlah anggota keluarga, masa keanggotan) anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) di daerah peneliti?

3. Bagaimana struktur organisasi kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) di daerah peneliti?

4. Bagaimana pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap tujuan kelompok di daerah peneliti?

5. Bagaimana pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap iklim dan kekompakan dalam kelompok di daerah peneliti?

6. Bagaimana pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap pembinaan dalam kelompok di daerah peneliti?


(19)

1. Untuk mengetahui perkembangan kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) selama 5 tahun terakhir di daerah peneliti. 2. Untuk mengetahui karakteristik (umur, pendidikan formal terakhir, jumlah

anggota keluarga, masa keanggotaan) anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) di daerah peneliti.

3. Untuk mengetahui struktur organisasi kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) di daerah peneliti.

4. Untuk mengetahui pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap tujuan kelompok di daerah peneliti.

5. Untuk mengetahui pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap iklim dan kekompakan dalam kelompok di daerah peneliti.

6. Untuk mengetahui pendapat dan perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap pembinaan di daerah peneliti.


(20)

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan diharapkan juga berguna untuk pihak-pihak akademik yang berkepentingan untuk mengadakan penelitian tentang kelompok nelayan, serta bahan masukan bagi pemerintah dalam mengambil kebijakan atas pelaksanaan kegiatan perikanan dan kepengurusan struktur organisasi kelompok nelayan.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN


(21)

Tinjauan Pustaka

Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan yang timbal balik dan saling pengaruh-

mempengaruhi serta memiliki kesadaran saling tolong menolong (Van Den Ban A. W dan Hawkins, 1999.)

Organisasi adalah unit sosial yang dikordinasikan dengan sadar, yang terdiri dari dua orang atau lebih, yang berfungsi atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan atau serangkai tujuan bersama (Sunarto, 2004).

Tujuan organisasi adalah keadaan yang dihendaki pada masa akan datang yang senantiasa dikejar oleh orgasisasi agar dapat direalisasikan. Organisasi itu sendiri dapat atau bahkan juga tidak mampu mewujudkan citra masa depan yang akan dicita-citakan sejak semula. Tetapi apabila cita-cita itu telah tercapai maka tujuan tidak lagi berfungsi menjadi citra yang membimbing organisasi dan kemudian membaur dengan organisasi lingkungannya (Etzioni, 1985).

Stuktur organisasi terdiri dari ketua, sekteraris, bendahara, dan seksi-seksi lain yang membatu ketua dalam melaksanakan tugasnya. Menurut Gitosudarmo dan Sudita, 1997 organisasi perlu dikoordinaskan berbagai aktivitas dari para anggotanya. Pekerja dalam tingkat bawah dalam melaksanakan tugasnya harus berjalan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan, dan menejer pada tingkat atas dalam organisasi perlu mengetahui pelaksanaan aktivitas dari orang-orang pada tingkat bawah dalam organisasi.


(22)

Struktur organisasi merupakan cara untuk membantu manajeman mencapai sasaran. Karena sasaran diturunkan dari strategi keseluruhan organisasi itu, logis saja bahwa strategi dan struktur hendaknya erat bertautan. Lebih spesifik, struktur hendaknya mengikuti strategi (Sunarto, 2004).

Diantara faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah pola-pola perilaku yang muncul. Walaupun dua buah organisasi mungkin beroperasi dalam lingkungan yang sama, memakai peralatan yang sama, dan memiliki penguasaan teknologi yang sama, persoalannya mungkin memiliki latar belakang skill dan pendidikan profesional yang sama, namun organisasi yang satu mungkin lebih inovatif, efesien, dan efektif dalam mencapai sasarannya dari pada yang lain (Melcher,1994).

Pembinaan kelompok nelayan adalah setiap usaha untuk mengembangkan kemampuan kelompok sesuai dengan peranannya, yaitu sebagai kelas belajar-mengajar, sebagai unit produksi usaha tani-nelayan, dan wahana kerja sama. Tujuan pembinaan kelompok nelayan adalah meningkatkan kemampuan anggota kelompok, baik pengetahuannya, keterampilannya, maupun sikapnya sehingga menjadi nelayan yang tangguh. Anggota kelompok nelayan diharapkan menjadi subjek pembangunan pertanian yang: mampu mengemukakan pendapat,; mampu mengambil keputusan sendiri, mampu membiayai usaha nelayan dengan kemampuan sendiri, berperan dalam menentukan kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya (Anonimous, 2010).

Ada 4 aspek yang harus dibina dalam rangka pembinaan kelompok nelayan, yaitu: (1) pembinaan fungsi kelompok nelayan (2) pembinaan usaha


(23)

nelayan (3) pembinaan kepemimpinan nelayan (4) pembinaan kelembagaan musyawarah nelayan. Metode pembinaan kelompok nelayan meliputi: metode massal, kelompok, perorangan, dan kontak nelayan. Kondisi tingkat kemampuan nelayan membutuhkan kelembagaan yang sesuai untuk dikembangkan. Kelembagaan tersebut adalah: kelembagaan nelayan kecil, penggabungan kelompok, dan kelembagaan formal (Anonimous, 2010).

Kekompakan kelompok adalah sebagai tongkat kebersamaan yang menggambarkan ketertarikan anggota kelompok kepada kelompoknya. Ada enam faktor yang dapat meningkatkan kekompakan kelompok

1. Kesepakatan anggota terhadapa tujaun kelompok 2. Tingkat keseringan interaksi

3. Adanya keterkaitan pribadi

4. Adanya persaingan antra kelompok 5. Adanya evaluasi yang menyenangkan diri

6. Adanya perlakuan antar anggota dalam kelompok sebgai manusia bukan mesin (Huraerah han Purwanto, 2006).


(24)

Landasan Teori

Dinamikan kelompok merupakan bidang penelitian yang dikaji, cenderung diarahkan kepada komunikasi kelompok kecil yang berkecimpung dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dengan demikian, komunikasi dalam kelompok kecil banyak dilakukan sebagai cara untuk menyempurnakan pekerjaan yang dapat diselesaikan dalam kelompok

(Hurairah dan Purwato, 2006).

Untuk melakukan analisis terhadap dinamika kelompok, pada hakikatnya dilalui melalui pendekatan, yakni pendekatan psiko-sosial yaitu analisis dinamika kelompok melalui analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kelompok tersendiri. Analisis dinamika kelompok dengan pendekatan psiko-sosial, dimaksud untuk melakukan kajian terhadap perilaku anggota-anggota kelompok dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan kelompok (Mardikanto, 1996).

Unsur-unsur dinamika kelompok yang disebut juga variable-variabel dinamika kelompok dari: (1) Tujuan kelompok (2) Kekompakan Kelompok (3) Struktur kelompok (4) fungsi kelompok (5) Pengembangan dan pemeliharaan kelompok (6) Suasana kelompok (7) Efektivitas kelompok (8) tekanan kelompok (9) Maksud terselubung (Huraerah dan Purwanto, 2006).

Menurut Santoso Slamet ( 1992) ada beberapa alasan pentingnya mempelajari dinamika kelompok:


(25)

(1) Individu tidak mungkin sendiri di dalam masyarakat, dimana ia berada (2) Individu tidak dapat pula bekerja sendiri di dalam kehidupan (3) Dalam suatu masyarakat yang besar perlu adanya pembagian kerja sebagai pekerjaan dapat terlaksana apabila dikerjakan dalam kelompok kecil (4) Didalam masyarakat yang demokratis dapat berjalan baik apabila lembaga sosial dapat bekerja dengan efektif (5) Semakin banyak diakui manfaat dari adanya penyelidikan yang ditujukan kepada kelompok.

Menurut Yusuf dalam Huraerah han Purwanto (2006) ada beberapa teori yang menelaah mengapa orang berkelompok, karena kelompok merupakan gejala sosial maka teori awal dan sederhana dalam melihat keinginan manusia untuk bergabung dalam suatu kelompok yaitu

1. Teori Kedekatan

Teori kedekatan menganggap seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya kedekatan ruang dan daerah. Pendekatan ini hanya melihat permukaan dari gejala kelompok tersebut, dan kurang melihat kompleksitas hubungan dan interaksi yang terjadi dalam kelompok tersebut.

2. Teori yang Mendasarkan pada Aktivitas-aktivitas, Interaksi-interaksi dan Sentimen-sentimen (Perasaan dan Emosi) Semakin banyak aktivitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka interaksi-interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentimen-sentimen mereka. Semakin banyak interaksi di antara orang-oarang, mka semakin banyak kemungkinan aktivitas dan sentimen yang ditularkan kepada orang lain.


(26)

Teori ini menjelaskan bahwa seseorang tertarik kepada orang lain, berdsarkan atas kesamaan sikap dalam menanggapi suatu tujuan yang relevan satu dengan yang lainnya.

4. Teori Alasan Praktis

Menurut teori ini kelompok-kelompok tersebut cenderung memberikan kepuasan kebutuhan–kebutuhan sosial mendasar dari orang ynag berkelompok. Letak nilai praktis dari teori ini, disebabkan alasan tertentu, misalnya alasan ekonomi, status sosial, keamanan, politis, dan alasan sosial lainnya.

Kerangka Pemikiran

Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung dari hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan, pengolahan dan pemasaran ikan. Pada umumnya nelayan masih mengalami ketergantungan teknologi penangkapan, dengan alat tangkap yang sederhana wilayah operasipun dibatasi hanya sekitar perairan pantai. Kemampuan untuk meningkatkan peralatan itu sangat dipengaruhi kondisi ekonomi seorang nelayan, sehingga nelayan membutuhkan suatu organisasi yang bisa membantu nelayan agar mendapatkan informasi inovasi teknologi alat tangkap sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan.

Kelompok nelayan dibentuk agar meningkatkan produksi perikanan dan pendapatan serta kesejahtaraan nelayan yang bergabung dalam organisasi kelompok, sehingga di butuhkan kekompakan, iklim dan pembinaan agar tujuan dari kelompok nelayan dapat tercapai.


(27)

Penilaian dari suatu organisasi kelompok nelayan tidak terlepas dari karakteristik anggotanya ( umur, tingkat pendidikan , pengalaman berorganisasi dan jumlah anggota keluarga ) anggota yang umurnya relatif lebih muda dan memiliki pendidikan yang tinggi akan lebih efektif dalam menjalankan organisasi dibandingkan anggota yang lebih tua yang tidak memiliki pendidikan, tetapi anggota yang lebih tua memiliki banyak pengalaman yang diharapkan akan memajukan organisasi kelompok nelayan tersebut.

Kelompok nelayan harus memiliki struktur organisasi yang jelas, sehingga proses pembagian tugas dapat dispesialisasikan dalam derajat yang sama, karena tidak semua orang dapat melalukan sesuatu, tetapi beberapa tugas sangat berbeda dengan tugas lainnya. Struktur organisasi terdiri dari ketua, bendahara, sekretaris dan seksi-seksi lainnya.

Kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan memiliki tujuan untuk mengelola sumber daya perikana berkelanjutan, meningkatkan produktivitas dan daya saing pasar domestik dan internasioanal.

Iklim dan kekompakan suatu kelompok sangat ditentukan oleh kedinamisan anggota kelompok melakukan interaksi dalam mencapai tujuan, Oleh karena itu iklim dan kekompakan merupakan tongkat kebersamaan yang menggambarkan ketertarikan anggota kelompok kepada kelompoknya.

Pembinaan masyarakat nelayan merupakan suatu proses penyebarluasan informasi yang diperlukan dan berkembang selama pelaksanaan pembangunan perikanan dan kelautan. Informasi tersebut dapat berupa inovasi atau teknologi


(28)

perikanan dan kelautan yang dihasilkan dari penelitian maupun pengalaman lapang, masalah-masalah yang perlu memperoleh pemecahannya, maupun peraturan dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah demi terlaksana dan tercapainya tujuan pembangunan perikanan yang direncanakan. Alur informasinya dapat bersifat vertikal yaitu : peneliti, pembina, masyarakat nelayan (dan sebaliknya) atau penentu kebijakan, pembina dan masyarakat nelayan (dan sebaliknya). Dapat juga bersifat horisontal yaitu : antar aparat penentu kebijakan, antar peneliti, antar pembina, antar masyarakat nelayan ataupun antar lembaga sederajat yang saling terkait.

Nelayan penangkap ikan merupakan para nelayan dengan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh ikan di perairan pantai dengan alat penangkapan yang sederhana termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat ikan sedangkan nelayan pengolah ikan merupakan suatu proses yang dilakukan nelayan dalam mencegah pembusukan ikan mulai dari hasil penangkapan sampai ketangan konsumen, proses tersebut seperti pengasinan, pengeringan, perebusan, pembekuan, dan pengasapan. Perbandingan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dapat dilihat dari perkembangan orgaisasi kelompok, karakteristik anggota kelompok nelayan, struktur organisasi nelayan, tujuan organisasi nelayan, iklim dan kekompakan nelayan, dan pembinaan anggota kelompok nelayan.

Lingkungan juga dapat mempengaruhi kegiatan kelompok nelayan tersebut baik dari alam, masyarakat dan anggota kelompok nelayan


(29)

Lingkungan

Lingkungan Keterangan:

: Menyatakan Proses : Menyatakan Hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Perkembangan Organisasi

kelompok nelayan

Struktur Organisasi Kelompok

Tujuan Organisasi Kelompok Karakteristik Anggota

- Umur

- Pendidikan formal terakhir

- Jumlah anggota keluarga

- Masa Keangotaan

Iklim dan Kekompakan Organisasi Kelompok

Pembinaan Anggota Nelayan Penangkap

Ikan

Nelayan Pengolah Ikan


(30)

Hipotesis Penelitian

1. Terdapat perkembangan dalam jumlah anggota kelompok, alat dan mesin yang digunakan dalam proses produksi, dan pelatihan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan)

2. Tidak terdapat perbedaan karakteristik (Umur, tingkat pendidikan, masa keangotaan) anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) tetapi dalam hal jumlah anggota keluarga berbeda 3. Tidak terdapat perbedaan antara struktur organisasi penangkap ikan dengan

struktur organisasi pengolah ikan.

4. Terdapat perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap tujuan kelompok. 5. Tidak terdapat perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan

(kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap iklim dan kekompokan kelompok.

6. Terdapat perbedaan pendapat antara anggota kelompok nelayan (kelompok penangkap ikan dan kelompok pengolah ikan) terhadap pembinaan kelompok.


(31)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian secara purposive di kecamatan Medan Labuhan dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder daerah tersebut merupakan salah satu daerah yang memiliki jumlah kelompok nelayan terbanyak. Dari data sekunder kota Medan memiliki 15 Kelurahan yang memiliki kelompok nelayan. Adapun pemilihan kelurahan berdasarkan kelompok nelayan penangkap ikan dan pengolah ikan, maka terpilih kelurahan yang akan menjadi daerah penelitian yaitu kelurahan Nelayan Indah.

Metode Penentuan Sampel

Sampel dalam penelitian adalah anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan di kelurahan Nelayan Indah. Penentuan sampel menggunakan metode Simple Random Sampling, Yaitu Sampel diambil secara acak sederhana atas jumlah populasi yang ada disetiap daerah penelitian pada kelurahan Nelayan Indah di kecamatan Medan Labuhan. Sampel adalah anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan pengolah ikan. Untuk mengetahui nama kelompok dan jumlah anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini:


(32)

Tabel 2. Nama Kelompok dan Jumlah Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan.

No Kelompok Nelayan Penangkap Ikan Kelompok Nelayan Pengolah

Ikan Nama Kelompok Jumlah Anggota ( Orang) Nama Kelompok Jumalah Anggota (Orang)

1 Bina Nelayan 37 Wanita Tani 15

2 Anak Nelayan Rawai 10 Ikan Kakap 15

3 Keluarga Nelayan 15 Muda Mitra

Bahari

10

4 Nelayan Karya Pembangunan 24 Deli makmur 10

5 Bahari Mandiri 10 Nelayan Mandiri

Maju Jaya

10

6 Bahagia 15 Nelayan Mandiri

Maju Bersama

10 7 Nelayan Pesisir Jaring Gembung 15 Maju Bersama 10

8 Nelayan Mandiri 18

9 Tani dan Nelayan Mandiri 13

10 Nelayan Lestari 10

11 KUB Nelayan Jaring Mandiri 15

12 Nelayan Pukat Layang 10

Sumber: Dinas Pertanian Dan Kelautan,2009

Sampel kelompok nelayan dipilih berdasarkan jumlah anggota rata-rata atau yang mendekati jumlah rata-rata. Berdasarkan Tabel 2 terdapat kelompok nelayan penangkap ikan yaitu kelompok Bina Nelayan dengan jumlah anggota 37 orang dengan demikian kelompok Bina Nelayan dijadikan sebagai sampel kelompok nelayan penangkap ikan. Sementara kelompok nelayan pengolah ikan yaitu kelompok Maju Bersama, Deli Makmur, Ikan Kakap, dengan Jumlah anggota 35 orang dijadikan sebagai sampel kelompok nelayan pengolah ikan.

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 60 orang dan masing-masing kelompok diambil secara acak yakni sebesar 30 orang untuk anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan 30 orang untuk anggota kelompok nelayan pengolah ikan. Hal ini sesuia dengan teori Bailey yang mengatakan


(33)

bahwa untuk penentuan yang menggunakan analisa statistik ukuran responden paling rendah minimal adalah 30 orang (Hasan 2002).

Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara peneliti langsung dengan anggota kelompok nelayan penangkapan ikan dan pengolahan ikan yang menjadi sampel dalam penelitian ini melalui alat bantu berupa daftar pertanyaan dengan (kuistioner) yang disusun peneliti. Sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari dinas Pertanian dan Kelautan kota Medan, Kantor kecamatan Medan Labuhan, dan kantor lurah Nelayan Indah.

Metode Analisis Data

- Hipotesis 1 dan 3 dianalisis dengan metode deskriptf yaitu dengan melihat data perkembangan kelompok nelayan penangkap ikan dan pengolah ikan (jumlah anggota kelompok nelayan, alat dan mesin yang digunakan, dan kegiatan pelatihan) selama 5 tahun terakhir dan dengan melihat struktur organisasi apakah ada perbedaan yang mendasar dari kedua organisasi kelompok nelayan penangkap ikan dan kalompok nelayan pengolah.

- Hipotesis 2, 4, 5, dan 6 dianalisis dengan metode deskriptif dan metode uji

Independent Sample T Test. Independen Sample T Test ini digunakan untuk

menguji apakah terdapat atau tidak terdapat perbedaan dari 2 kelompok yaitu kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan di daerah penelitian. Untuk menguji hipotesis ini dengan memberikan pertanyaan


(34)

atau kuesioner kepada responden dan memberikan skor pada setiap pilihan jawaban, yaitu:

 Tidak baik (a) : Bernilai 1

 Kurang Baik (b) : Bernilai 2

 Cukup Baik (c) : Bernilai 3

 Baik (d) : Bernilai 4

 Sangat baik (e) : Bernilai 5

Adapun rumus Independent Sampel T Test adalah sebagai berikut

S=

Dimana: s = simpangan baku

s1 = besar simpangan baku sampel 1 s2 = besar simpangan baku sampel 2 n1 = besar sampel 1

n2 = besar sampel 2 Rumus statistik t (mean)

t =

Dimana: t = mean

s = simpangan baku n1 = besar sampel 1 n2 = besar sampel 2 Rumusan Hipotesis


(35)

Ho : Tidak ada perbedaan (Karakteristik, Tujuan, Iklim dan Kekompakan, Pembinaan) yang signifikan antara anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan

H1 : Ada perbedaan (Karakteristik, Tujuan, Iklim dan Kekompakan, Pembinaan)yang signifikan antara anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan

Pengambilan keputusan : Ho diterima apabila

≤ t ≤

Ho ditolak apabila

atau < t (Suharjo Bambang, 2008)


(36)

Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan penelitian maka dibuat defenisi dan batasan operasional antara lain:

Defenisi

1. Perikanan adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran, yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

2. Kelompok nelayan adalah kumpulan nelayan/ masyarakat yang berada dalam suatu wlayah atas dasar keserasian, kesamaan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan yang bergerak dalam bidang hasil laut.

3. Karakteristik nelayan adalah faktor-faktor yang dimiliki oleh setiap individu nelayan didaerah penelitian, yang meliputi:

a. Umur adalah usia nelayan sampel pada saat penelitian dilaksanakan yang dinyatakan dalam tahun

b. Tingkat pendidikan adalah jenjang formal terakhir yang telah ditempuh nelayan.

c. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah keluarga( suami, istri, dan anak) yang dimiliki nelayan

d. Pengalaman berorganisasi adalah pengalaman seorang nelayan dalam berorganisasi kelompok nelayan.


(37)

4. Kekompakan kelompok adalah rasa keterkaitan anggota kelompok usaha perikanan terhadap kelompoknya.

5. Struktur kelompok adalah pola-pola hubungan di antara berbagai posisi dalam suatu susunan kelompok.

6. Tujuan kelompok adalah suatu keadaan di masa mendatang yang ingin dicapai oleh anggota-anggota kelompok.

7. Iklim atau suasana kelompok adalah suasana yang terdapat dalam suatu kelompok, sebagai hasil dari berlangsungnya hubungn-hubungan interpersonal atau hubungan antar anggota kelompok.

8. Pembinaan anggota adalah Suatu pendidikan non formal atau penyuluhan yang diberikan kepada anggota kelompok nelayan untuk meningkatkan kretivitas sehingga anggota kelompok nelyan tau, mau, dan mampu melaksanakan teknologi dan inovasi perikanan demi perbaikan hidup anggota kelompok nelayan

9. Fungsi tugas kelompok seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok nelayan sesuai dengan fungsi masing-masing didalam kelompoknya

10.Tujuan kelompok adalah hasil akhir atau keadaan yang diinginkan oleh semua anggota kelompok usaha perikanan


(38)

Batasan Operasional

1. Lokasi penelitian adalah di Kelurahan Nelayan Indah Kecamatn Medan Labuhan, Kota Medan

2. Waktu Penelitian adalah tahun 2010

3. Sampel penelitian adalah Anggota Kelompok nelayan penangkap ikan dan pengolah Ikan


(39)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Deskipsi Daerah Penelitian

Kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan merupakan kelompok nelayan yang berada di kelurahan Nelayan indah kota madya Medan. Kota Medan secara geografis terletak di antara 2 27'-2 47' Lintang Utara dan 98 35'-98 44' Bujur Timur. Posisi Kota Medan ada di bagian Utara Propinsi Sumatera Utara dengan topografi miring ke arah Utara dan berada pada ketinggian tempat 2,5-37,5 m di atas permukaan laut. Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km2 secara administratif terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan.

Kelurahan Nelayan Indah terletak di kecamatan Medan Labuhan kota Medan dengan luas wilayah 420 Ha, jumlah penduduk sebanyak 7.714 jiwa, terdiri dari 3.934 jiwa laki-laki dan 3.780 jiwa perempuan dengan total kepala keluarga 1.543 KK.

Kelurahan Nelayan Indah berjarak hanya 6 Km dari ibukota Kecamatan, 60 Km dari ibukota Provinsi. Dari jarak tersebut dapat diasumsikan bahwa kelurahan ini sudah dapat menerima arus informasi dari luar daerah dengan cepat karena kelurahan ini sudah dekat dengan ibu kota provinsi dan transportasi menuju kelurahan tersebut sudah cukup baik, sehingga akan berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan kelurahan tersebut.


(40)

Batas-batas wilayah kelurahan Nelayan Indah sebagai daerah penelitian adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Sei Deli/ Kelurahan Belawan Bahari - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan sei mati

- Sebelah Timur berbatasan dengan Palu Tiram/ Kelurahan Sei Pegatalan Deli Serdang

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pekan Labuhan Keadaan Penduduk

Penduduk Kelurahan Nelayan Indah berjumlah 7.714 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 1.543 KK. Berdasarkan jenis kelamin pria/wanita penduduk kelurahan Nelayan Indah terdiri dari 3934 orang pria dan 3780 orang wanita. Dengan distribusi penduduk menurut kelompok umur di Kelurahan Nelayan Indah tahun 2009 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kelurahan Nelayan Indah Tahun 2009.

No Kelomok umur (tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 0-3 780 10,11

2 4-6 560 7,26

7-12 746 9,67

4 13-15 733 9,50

5 16-18 2.388 30,96

6 >19 2.507 32,50

Total 7.714 100

Sumber: Kantor Kelurahan Nelayan Indah, 2009

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa penduduk kelurahan Nelayan Indah yang paling banyak adalah kelompok umur >19 tahun yaitu 2.507 jiwa (32,50%) dan


(41)

penduduk yang paling sedikit jumlahnya adalah kelompok umur 4-6 tahun 560 jiwa (7,26%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penduduk kelurahan nelayan penduduknya sebagian besar tergolong usia produktif.

Sebagai daerah pesisir, penduduk Kelurahan Nelayan Indah pada umumnya memiliki sumber mata pencaharian dari subsektor perikanan, baik sebagai nelayan, maupun sebagai pengolah hasil perikanan. Selain itu, sebagian penduduk memiliki mata pencaharian sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta, ABRI, Wiraswasta, dan lain-lain. Pada Tabel 4 berikut dapat dilihat distribusi penduduk Kelurahan Nelayan Indah berdasarkan mata pencaharian:

Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Kelurahan Nelayan Indah Tahun 2009.

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pegawai Negri Sipil 40 1,09

2 ABRI 4 0,10

3 Pegawai Swasta 80 2,18

4 Wiraswasta/ Pedagang 228 6,22

5 Petani 0 0

6 Pertukangan 43 1,17

7 Pensiunan 22 0,60

8 Nelayan 3.250 88,63

Total 3.667 100

Sumber: Kantor Kelurahan Nelayan Indah, 2009

Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa penduduk kelurahan Nelayan Indah umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan yaitu 88,63%. Sumber daya yang tersedia baik dari alam maupun manusia yang paling mendukung adalh subektor perikanan sehingga pekerjaan disektor ini yang paling petensial untuk dikembangkan.


(42)

Komposisi penduduk berdasarkan agama dan kepercayaan yang dianut penduduk kelurahaan Nelayan Indah dapat dilihat pada Tabel 5 Sebagai berikut: Tabel 5. Distribusi penduduk kelurahan Nelayan Indah Berdasarkan Agama

dan Kepercayaan Yang Dianut Tahun 2009.

No Agama Jumlah (Orang) Persentse(%)

1 Islam 7.670 99,43

2 Kristen Protestan/ Khatolik 44 0,57

3 Hindu/Budha 0 0

Total 7.714 100

Sumber: Kantor Kelurahan Nelayan Indah, 2009

Dari Tabel 5 ternyata penduduk kelurahan Nelayan Indah lebih banyak menganut agama islam yaitu (99,43%) 7.670 jiwa, sedangkan sisanya menganut agama kristen protestan dan khatolik (0,57%) 44 jiwa.

Penggunaan Lahan

Luas Kelurahan Nelayan Indah 420 Ha, yang terbagi fungsinya menjadi areal pemukiman, tambak, hutan, perkuburan, jalan, bangunan, dan lain-lain. Keadaan luas dan jenis penggunaan lahan Kelurahan Nelayan Indah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6. Luas dan Jenis Penggunaan Lahan Kelurahan Nelayan Indah Tahun 2009.

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Pemukiman 85 20,24

2 Tambak 150 35,71

3 Hutan 92 21,90

4 Rawa-rawa 80 19,04

5 Perkuburan, jalan, bangunan, dan lain-lain

12 2,86

Total 420 100


(43)

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa penggunaan lahan untuk pemukiman sebanyak 85 Ha (20,24%), tambak 150 Ha (35,37%), dan untuk perkuburan, jalan, dan lainnya sebanyak 12 Ha (2,86), sedangkan sisanya merupakan areal hutan dan rawa-rawa.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan parasarana di Kelurahan Nelayan Indah akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan pembangunan di Kelurahan tersebut. Semakin baik sarana dan prasarana yang ada maka dapat mempercepat laju perkembangan Kelurahan tersebut.

Tabel 7. Sarana dan Prasarana Kelurahan Nelayan Indah Tahun 2009.

No Uraian Jumlah

1 Sekolah dasar/ Madrasah Ibtidaiyah 3

2 SLTP/ Madrasah Tsanawiyah 1

3 SMK/ SMA 1

4 Musholla 5

5 Mesjid 2

6 Pustu( Puskesmas Pembantu) 1

7 Jembatan 1

8 Tempat Pendaratan Ikan (TPI) 1

Sumber: Kantor Kelurahan Nelayan Indah, 2009

Berdasarkan Tabel 7 ketersediaa sarana dan prasarana di kelurahan Nelayan Indah maka dapat disimpulkan bahwa kebutuhan masyarakat sudah dapat terpenuhi baik di bidang pendidikan, keagamaan, kesehatan, transportasi, perekonomian maupun sosial budaya. Dengan sumber daya yang tersedia, maka masyarakat mampu mengolah dan memanfaatkan untuk hal yang berguna.


(44)

Karakteristik Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan. Sebagian besar anggota kelompok nelayan penangkap ikan adalah kaum pria dan kelompok nelayan pengolah ikan adalah kaum perempuan. Karakteristik anggota meliputi umur, tingkat pendidikan terakhir, jumlah tanggungan, dan masa keanggotaan. Untuk melihat persentase umur anggota kelompok nelayan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 8 dibawah ini:

Tabel 8. Distribusi Anggota Kelompok Nelayan di Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2009.

Sumber: Data diolah dari lampiran 2 dan 3

Dari Tabel 8 menunjukan bahwa range umur anggota kelompok nelayan terbesar berada pada kelompok 21-40 tahun dengan persentase 73,33% sebanyak 44 orang. Sedangkan yang terkecil pada kelompok 0-20 tahun dengan persentase 10% sebanyak 6 orang.

Untuk melihat persentase pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini:

No Umur

(Tahun)

Jumlah Anggota Kelompok

Nelayan (Orang) Jumlah

(Orang)

Persentase (%) Penangkap

Ikan

Pengolah Ikan

1 0-20 4 2 6 10

2 21-40 21 23 44 73,33

3 41-60 5 5 10 16,66

Jumlah


(45)

Tabel 9. Distribusi Anggota Kelompok Nelayan di Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tahun 2009.

Sumber: Data diolah dari lampiran 2 dan 3

Dari Tabel 9 menujukkan bahwa pada pendidikan terakhir pada umumnya adalah SD yaitu sebanyak 35 orang atau 58,33%, sedangkan anggota kelompok nelayan dengan pendidikan terakhir sarjana menempati angka teredah yakni 1 orang atau 1,66% dari keseluruhan sampel.

Untuk melihat persentase jumlah tanggungan keluarga dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini:

Tabel 10. Distribusi Anggota Kelompok Nelayan di Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Tahun 2009.

Sumber: Data diolah dari lampiran 2 dan 3

Dari Tabel 10 menunjukan bahwa jumlah tanggungan keluarga anggota kelompok nelayan terbesar berada pada kelompok 0-4 orang dengan persentase 61,66% sebanyak 37 orang. Sedangkan yang terkecil pada kelompok 5-8 orang

No

Pendidikan Terakhir

(Tahun)

Jumlah Anggota Kelompok

Nelayan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%) Penangkap Ikan Pengolah Ikan

1 SD (6) 13 22 35 58,33

2 SLTP (9) 15 7 22 36,66

3 SMA (12) 2 0 2 3,33

4 Sarjana (13) 0 1 1 1,66

Jumlah (Orang) 30 30 60 100

No

Jumlah Tanggungan

Keluarga (Orang)

Jumlah Anggota Kelompok

Nelayan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%) Penangkap Ikan Pengolah Ikan

1 0-4 20 17 37 61,66

2 5-8 10 13 23 38,33


(46)

dengan persentase 38,33% sebanyak 23 orang. Pada lampiran 2 angka 0 berarti anggota kelompok nelayan penangkap ikan belum menikah sehingga tidak ada tanggungan keluarga.

Untuk melihat persentase masa keanggotaan dapat dilihat pada Tabel 11 dibawah ini:

Tabel 11. Distribusi Anggota Kelompok Nelayan di Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan Berdasarkan Masa Keanggotaan Tahun 2009.

Sumber: Data diolah dari lampiran 2 dan 3

Dari Tabel 11 menunjukan bahwa masa keanggotaan anggota kelompok nelayan terbesar berada pada kelompok 4-7 tahun dengan persentase 53,33% sebanyak 32 orang. Sedangkan yang terkecil pada kelompok 8-10 tahun dengan persentase 3,33% sebanyak 2 orang.

Gambaran Umum Kelompok Nelayan Penangkap Ikan Dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Kelompok Nelayan Penangkap Ikan (Kelompok Nelayan Bina Nelayan) dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan (Kelompok Nelayan Maju Bersama, Deli Makmur, dan Ikan Kakap). Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolahan Ikan adalah binaan dari dinas perikanan. Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan berada di Kelurahan

No

Masa Keanggotaan

(Tahun)

Jumlah Anggota Kelompok

Nelayan (Orang) Jumlah (Orang)

Persentase (%) Penangkap

Ikan

Pengolah Ikan

1 0-3 19 7 26 43,33

2 4-7 9 23 32 53,33

3 8-10 2 0 2 3,33


(47)

Nelayan Indah. Untuk lebih jelasnya gambaran umum Kelompok Nelayan Penangkap dan Kelompok Nelayan Pengolah dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini.

Tabel 12. Gambaran Umum Kelompok Nelayan Penangkap Ikan.

No Indikator

Kelompok Nelayan Penangkap

Ikan

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Bina Nelayan Maju Bersama

Deli Makmur Ikan Kakap

1 Tahun Berdiri

(Tahun)

1997 2005 2006 2000

2 Jumlah

Anggota (Orang)

37 10 10 15

3 Usia Anggota

(Tahun)

17-58 21-49 20-42 22-43

Sumber: Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa Kelompok Nelayan Penangkap Ikan berdiri sejak tahun 1997. Hingga tahun 2010 kelompok Nelayan Penangkap Ikan beranggotakan 37 orang, dengan umur anggota nya 17-37 tahun, dan seluruh anggotanya kaum laki-laki.

Ketua dari Kelompok Nelayan Bina Nelayan adalah juragan kapal, juragan kapal meminjamkan kapalnya beserta alat tangkap dan minyak solar kepada nelayan, tapi setelah mendapatkan hasil laut para nelayan harus menjual ikan dan udang yang mereka dapat dari hasil tangkap kepada juragan kapal dengan harga ditentukan oleh juragan kapal. Para nelayan pergi kelaut mulai dari jam 5 pagi sampai jam 4 sore, tetapi jika cuaca buruk para nelayan tidak pergi kelaut, sehingga pendapatan nelayan tidak tetap karena berdasarkan cuaca dilaut. Pendapatan bersih nelayan yaitu hasil penjualan ikan dan udang kepada juragan kapal dikurangi dengan minyak solar yang dipakai nelayan.


(48)

Tabel 12 dapat diketahui bahwa kelompok nelayan maju Bersama telah berdiri sejak tahun 2005 dan kelompok nelayan Ikan kakap berdiri sejak tahun 2000. Beranggotakan 10 orang dengan umur anggota antara 21-49, dan kelompok nelayan Ikan kakap beranggotakan 15 orang dengan Umur anggotanya 22-43 tahun. kelompok nelayan Maju Bersama dan kelompok nelayan Ikan Kakap mayoritas kaum perempuan (Ibu Rumah Tangga). Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok nelayan Maju Bersama dan kelompok nelayan Ikan Kakap adalah mengolah ikan lidah dan ikan gulama menjadi ikan asin dan ikan tawar, ikan lidah dan ikan gulama berukuran kecil. Berdirinya kelompok nelayan Maju Bersama dan kelompok nelayan Ikan Kakap sejak tahun 2005 dan tahun 2000 sampai tahun 2010 keseluruhan modal berasal dari ketua kelompok nelayan tersebut, Kelompok Nelayan Maju Bersama dan Kelompok Nelayan Ikan Kakap tidak menerima bantuan dari pemerintah sehingga anggota kelompok nelayan yang ikut membantu dalam proses produksi ikan asin dibayar Rp 800/ Kg.

Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa kelompok nelayan Deli makmur telah berdiri sejak tahun 2006 Hingga tahun 2010. kelompok nelayan Deli Makmur beranggotakan 10 orang dengan umur anggotanya antara 20-42 tahun,. kelompok nelayan Deli Makmur dan mayoritas kaum perempuan (Ibu Rumah Tangga). Kegiatan yang dilakukan oleh kelompok nelayan Deli Makmur adalah Mengolah ikan, udang, cumi-cumi menjadi kerupuk. Keseluruhan modal Kelompok Nelayan Deli Makmur berasal dari ketua apabila anggota kelompok nelayan ikut membantu dalam proses produksi akan dibayar Rp 20.000,00/ hari.


(49)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Lima Tahun Terakhir

Perkembangan Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan dapat dilihat selama lima tahun terakhir berdasarkan jumlah anggota, alat dan mesin yang digunakan dalam produksi, dan pelatihan. Untuk mengetahui perkembangan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan lima tahun adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan Jumlah Anggota

Perkembangan jumlah anggota merupakan pertambahan jumlah anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan setiap tahunnya. untuk mengetahui perkembangan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini:

Tabel 13. Perkembangan Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Lima Tahun Terakhir Berdasarkan Jumlah Anggota.

Perkembangan Tahun Kelompok Nelayan Penangkap Ikan (Anggota)

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan (Anggota)

Jumlah perkembangan (%) Jumlah perkembangan (%)

Anggota (Orang) 2005 2006 2007 2008 2009 40 43 45 41 37 +7,5 +4,65 -8,88 -9,75 37 39 40 37 35 +5,40 +2,56 -7,5 -5,40 Rata-rata Perkembangan (%)

-1,62 -1,33


(50)

Dari Tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah anggota kelompok nelayan penangkap ikan selama lima tahun terakhir mengalami penurunan sebasar 1,62%, hal ini terjadi karena adanya anggota keluar karena meninggal atau pindah tempat tinggal.

Dari Tabel 13 diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah anggota kelompok nelayan pengolah ikan mengalami penurunan sebasar 1,33%, hal ini disebabkan:

1. Meninggal dunia atau pindah tempat tinggal

2. Kelompok nelayan pengolah ikan mayoritas adalah kaum perempuan sehingga, banyak anggota yang sudah menikah tidak lagi aktif dalam kelompok tersebut.

Untuk lebih jelasnya perkembangan jumlah anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. Perkembangan jumlah anggota kelompok nelayan tahun 2005-2009

2. Perkembangan Alat dan Mesin 0

10 20 30 40 50

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010

Ju

m

lah

A

n

ggot

a

Tahun

Kelompok Nelayan Penangkap Ikan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan


(51)

Perkembangan alat dan mesin merupakan pertambahan jumlah alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dalam berproduksi setiap tahunnya. Alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan yaitu kapal, polyfoam, baskom, pukat layang, drum minyak, timbangan, dan jiregen minyak.

Kapal merupakan alat transportasi laut yang digunakan untuk menangkap ikan dan udang, polyfoam digunakan untuk menyimpan hasil tangkapan ikan dan udang sebelum dibeli konsumen, baskom digunakan untuk tempat udang dan ikan, pukat layang merupakan alat penangkap ikan dan udang yang berbentuk kantong hanya boleh digunakan untuk nelayan berskala kecil yaitu nelayan yang memiliki sebuah kapal tidak bermotor atau bermotor tidak lebih dari 5 GT. Drum minyak digunakan untuk menyimpan minyak solar, timbangan digunakan untuk menimbang ikan dan udang, jirigen minyak digunakan untuk menyimpan minyak yang akan dibawa oleh nelayan untuk menangkap ikan dan udang. Untuk mengetahui perkembangan alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 14 dibawah ini:

Tabel 14. Perkembangan Alat dan Mesin yang digunakan Kelompok Nelayan Penangkap Ikan Lima Tahun Terakhir.


(52)

No Alat dan mesin/ unit

Kelompok Nelayan Penangkap Ikan (Bina Nelayan)

% perkembangan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Kapal 4 6 9 10 13 35,27

2 Polyfoam 2 4 5 6 7 40,4

3 Baskom jaring 3 5 7 7 9 33,80

4 Pukat layang 4 6 9 10 13 35,27

5 Drum minyak 1 1 3 3 3 50

6 Timbangan 1 1 1 1 1 0

7 Jirigen 4 6 9 10 13 35,27

Sumber : Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Dari Tabel 14 dapat diketahui bahwa perkembangan alat dan mesin selama lima tahun terakhir yang digunakan oleh kelompok nelayan penangkap ikan mengalami peningkatan. Penggunaan kapal 35,27%, polyfoam 40,4%, Baskom 33,80%, pukat layang 35,27 %, Drum Minyak 50%, dan jirigen minyak 35,27%, sedangkan timbangan tidak menagalami peningkatan ini disebabkan karena 1 unit timbangan sudah mencukupi untuk menimbang hasil tangkapan udang dan ikan.

Perkembangan kelompok nelayan pengolah ikan yaitu kelompok nelayan Maju Bersama dan kelompok nelayan Ikan Kakap juga dapat dilihat dari alat dan mesin yang digunakan, alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan pengolah ikan (Maju Bersama dan Ikan Kakap) yaitu para-para, ember, pisau, batu asa, polyfoam, belom. Para-para adalah tempat menjemur ikan asin, ember digunakan untuk tempat ikan yang sudah dibelah, pisau digunakan untuk membelah ikan, batu asa digunakan untuk menajamkan pisau, polyfoam digunakan untuk menyimpan ikan yang akan dibelah agar tetap segar, belom adalah tempat pengasinan ikan. Untuk mengetahui perkembangan alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan pengolah ikan (pembuat ikan asin) selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 15 dibawah ini:


(53)

Tabel 15. Perkembangan Alat dan Mesin yang digunakan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan (Pembuat Ikan Asin) Lima Tahun Terakhir.

Sumber: Kelompok Nelayan Maju Bersama

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa perkembangan alat dan mesin selama lima tahun terakhir yang digunakan oleh kelompok nelayan pengolah ikan yaitu kelompok nelayan Maju Bersama mengalami peningkatan. Penggunaan para-para 52,5%, ember 38,75%, pisau 36,25%, batu asa 25%, polyfoam 79,99%, belom 37,5%, dan timbangan tidak mengalami peningkatan.

Alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan Ikan kakap dalam berproduksi sama dengan alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan Maju Bersama ini disebabkan karena kedua kelompok nelayan tersebut sama-sama mengolah ikan menjadi ikan asin. Untuk mengetahui perkembangan alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan pengolah ikan (pembuat ikan asin) selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 16 dibawah ini:

No Alat dan

mesin/ unit

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

(Maju Bersama)

% perkembangan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Para-para 5 8 10 20 25 52,5

2 Ember 5 8 10 12 18 38,75

3 Pisau 2 4 5 6 6 36,25

4 Batu asa 1 1 1 2 2 25

5 Polyfoam 1 3 5 6 8 79,99

6 Belom 1 2 3 3 3 37,5


(54)

Tabel 16. Perkembangan Alat dan Mesin yang digunakan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan (Pembuat Ikan Asin) Lima Tahun Terakhir.

No Alat dan

mesin/ unit

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

(Ikan Kakap) %

perkembangan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Para-para 8 10 15 15 15 18,75

2 Ember 8 10 15 15 15 18,75

3 Pisau 4 5 5 5 5 6,25

4 Batu asa 2 2 2 2 2 0

5 Polyfoam 3 3 6 6 6 25

6 Belom 2 2 3 3 3 12,5

7 Timbangan 1 1 1 1 1 0

Sumber: Kelompok Nelayan Ikan kakap

Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa perkembangan alat dan mesin selama lima tahun terakhir yang digunakan oleh kelompok nelayan pengolah ikan yaitu kelompok nelayan Ikan Kakap mengalami peningkatan. Penggunaan para-para 18,75%, ember 18,75%, pisau 6,25%, polyfoam 25%, belom 12,5%, batu asa dan timbangan tidak mengalami peningkatan.

Dari Tabel 15 dan 16 dapat diketahui bahwa perkembangan alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan Maju Bersama yang tertinggi adalah polyfoam 8 unit (79,99%,) dan yang terendah adalah Timbangan sebesar 1 (0%), sedangkan perkembangan alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan Ikan kakap yang tertinggi adalah para-para dan ember 6 unit (18,75%), dan yang terendah adalah timbangan sebesar 1 unit (0%)

Alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan Maju Bersama dan kelompok nelayan Ikan kakap berbeda dengan alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan Deli makmur karena kelompok nelayan Maju Bersama dan kelompok nelayan Ikan Kakap mengolah ikan menjadi ikan asin sedangkan


(55)

kelompok nelayan Deli Makmur Mengolah udang dan cumu-cumi menjadi kerupuk.

Alat dan mesin yang digunakan oleh kelompok nelayan Deli makmur yaitu blender, dandang, kompor, wajan, mesin pemotong, pres plastik, timbangan, rak pendingin, pin, mesin penggiling. Blender digunakan untuk menghaluskan udang dan cumi-cumi, dandang digunakan untuk tempat mengukus adonan yang sudah dihaluskan atau digiling, kompor digunakan sebagai alat memasak atau mengukus, wajan digunakan untuk tempat adonan yang sudah siap dikukus, mesin pemotong digunakan untuk memotong adonan tipis-tipis, pres plastik digunakan untuk proses pengemasan, timbangan digunakan untuk menimbang kerupuk yang sudah jadi sebelum dikemas dengan menggunakan plastik, rak pendingin digunakan untuk mendinginkan adonan sebelum dipotong, pin adalah tempat penjemuran kerupuk, mesin pinggiling adalah mesin yang digunakan untuk menggiling udang dan cumi-cumi. Untuk mengetahui perkembangan alat dan mesin yang digunakan oleh Kelompok Nelayan Pengolah Ikan (pembuat kerupuk) selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 17 dibawah ini:


(56)

Tabel 17. Perkembangan Alat dan Mesin yang digunakan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan (Deli Makmur) Lima Tahun Terakhir.

No Alat dan

mesin/ unit

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

(Deli Makmur) %

perkembangan Tahun

2005 2006 2007 2008 2009

1 Blender 1 1 2 2 2 25

2 Dandang 1 2 2 3 3 37,5

3 Kompor 1 2 2 3 3 37,5

4 Wajan 2 2 3 4 4 20,83

5 Mesin

Pemotong 1 1 1 3 3 50

6 Pres Plastik 1 1 1 1 1 0

7 Timbangan 1 1 1 2 2 25

8 Rak Pendingin 0 0 0 1 1 25

9 Pin 10 20 20 70 70 87,5

10 Mesin

Penggiling 0 0 0 1 1 25

Sumber: Kelompok Nelayan Deli Makmur

Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa perkembangan alat dan mesin lima tahun terakhir yang digunakan oleh kelompok nelayan pengolah ikan (Deli Makmur) mengalami peningkatan. Penggunaan blender 25%, dandang 37,5%, kompor 37,5%, wajan 20,83%, mesin pemotong 50%, timbangan 25%, rak pendingin 25%, pin 87,5%, mesin penggiling 25%, dan pres plastik tidak mengalami peningkatan.

3. Perkembangan Kegiatan Pelatihan

Perkembangan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan selain jumlah anggota, alat dan mesin juga dapat dilihat dari kegiatan pelatihan yang lakukan oleh kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan setiap tahunnya. Pelatihan merupakan sistim pendidikan non formal yang terencana atau terprogram dapat dilakukan dimana saja baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan bahkan dapat dilakukan sambil


(57)

bekerja tidak terikat waktu baik, penyelenggara maupun waktunya disesuaikan dengan kebutuhan peserta latihan.

Pelatihan yang diberikan kepada kelompok nelayan pengolah ikan yaitu cara mengolah ikan teri menjadi ikan teri nasi, mengolah ikan menjadi ikan asin, mengolah udang, ikan, dan cumi-cumi menjadi kerupuk, membuat abon ikan, dan manajemen pengelolaan usaha kecil. Sedangkan kelompok nelayan penangkap ikan tidak pernah mengikut pelatihan, sudah sejak 7 tahun terakhir sampai sekarang tidak ada kegiatan pelatihan, kegiatan pelatihan ini tidak lagi diadakan karena tidak adanya nelayan yang mau ikut dalam kegiatan pelatihan yang dilaksanakan. Untuk mengetahui perkembangan Pelatihan yang dilakukan oleh kelompok nelayan pengolah dan kelompok nelayan penangkap ikan lima tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 18 dibawah ini:

Tabel 18. Perkembangan Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Berdasarkan Kegiatan Pelatihan.

Perkembangan Tahun Kelompok Nelayan Penangkap Ikan

Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Bina Nelayan Maju

Bersama Deli Makmur Ikan Kakap Jumlah pelatihan Jumlah pelatihan Jumlah pelatihan Jumlah pelatihan Pelatihan

2005 0 3 2 2

2006 0 2 2 3

2007 0 2 0 0

2008 0 2 0 0

2009 0 2 0 0

% Perkembangan 0 -8,33 -25 -12,5

Sumber : Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah ikan

Dari Tabel 18 dapat diketahui bahwa perkembangan kelompok nelayan pengolah ikan dan kelompok nelayan penangkap ikan berdasarkan kegiatan pelatihan selama lima tahun terakhir mengalami penurunan. kelompok nelayan


(58)

Maju Bersama mengalami penurunan 8,33%, kelompok nelayan Deli Makmur mengalami penurunan 25%, dan kelompok nelayan Ikan Kakap mengalami penurunan 12,5%,

Penurunan ini disebabkan karena anggota kelompok nelayan pengolah ikan yang mengikuti pelatihan merasa bosan karena materi yang diberikan selalu sama, dan menganggap anggota tersebut sudah pintar kerena sudah berpengalaman bertahun-tahun didalam mengolah ikan, Sedangkan kelompok nelayan penangkap ikan tidak mengikuti pelatihan karena anggota kelompok nelayan sudah sangat berpengalaman dan tidak butuh pelatihan lagi, pelatihan hanya membuang waktu dan uang.

Perbedaan Karakteristik Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan.

Karakteristik anggota kelompok nelayan adalah faktor-faktor yang dimiliki oleh setiap individu nelayan didaerah penelitian, yang meliputi: umur, pendidikan terakhir, jumlah tanggungan keluarga, dan masa keanggotaan. Untuk melihat karakteristik anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dapat dilihat pada Tabel 19 dibawah ini:

Tabel 19. Karakteristik Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Tahun 2009.

No Karaktristik Satuan Kelompok Nelayan

Penangkap

Kelompok Nelayan Pengolah

Range Rataan Range Rataan

1 Umur Tahun 15-58 30,56 20-49 30,66

2 Tingkat pendidikan Terakhir

Tahun

6-12 7,56 6-13 6,93

3 Jumlah Tanggungan Orang 0-8 3,10 3-7 4,40

4 Masa Keanggotaan Tahun 1-9 3,43 2-5 4,0


(59)

Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa rataan umur sampel kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan adalah sama yaitu sama-sama 30 tahun. Dari rataan umur tersebut baik anggota kelompok nelayan pengangkap ikan maupun kelompok nelayan pengolah ikan sama-sama masih tergolong usia produktif meskipun ada juga usia yang tidak produktif lagi.

Dari hasil uji Independent Sample T Test menunjukan nilai sig (2 tailed) adalah 0,968 > 0,05, hal ini menunjukan secara signifikan tidak terdapat perbedaan umur antara anggota kelompok nelayan penangkap ikan dengan kelompok nelayan pengolah ikan, dimana nila t hitung = ± 0,041 dan t tabel = ± 2,0021. Dengan demikian –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel berarti Ho diterima, H1 ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan umur antara kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan.

Dari Tabel 19 tingkat pendidikan formal terakhir untuk sampel kelompok nelayan penangkap ikan dengan rataan lama pendidikan 7 tahun sedangkan rataan tingkat pendidikan terakhir sampel Kelompok Nelayan Pengolah Ikan adalah 6 tahun. Dari rataan tingkat pendidikan terakhir dapat diketahui bahwa kedua kelompok tersebut memiliki pendidikan yang masih rendah.

Dari hasil uji Independent Sample T Test menunjukan nilai sig (2 tailed) 0,191 > 0,05, hal ini menunjukkan secara signifikan tidak terdapat perbedaan pendidikan formal terakhir antara anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan, dimana t hitung = ± 1,323 dan t tabel = ± 2,0021. Dengan demikian -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel berarti Ho diterima, H1


(60)

ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan pendidikan terakhir antara Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan.

Dari Tabel 19 jumlah tanggungan dalam hal ini adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggungan anggota kelompok nelayan. dari tabel 10 menunjukan rataan anggota kelompok nelayan penangkap ikan adalah 3 orang sedangkan anggota kelompok nelayan pengolah ikan adalah 4 orang.

Dari hasil uji Independent Sample T Test menunjukan nilai sig (2 tailed) 0,12 < 0,05, hal ini menunjukkan secara signifikan terdapat perbedaan jumlah tanggungan keluarga antara anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan, dimana nilai t hitung = ± 2,610 dan t tabel = ± 2,0021. dengan demikian t hitung <- t tabel berarti Ho ditolak, H1 diterima. artinya terdapat perbedaan jumlah anggota keluarga antara kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan.

Masa keanggotaan adalah adalah lama anggota telah menjadi anggota Kelompok Nelayan. Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa rataan masa keanggotaan anggota kelompok nelayan penangkap adalah 3 tahun dimana kelompok nelayan penangkap ikan telah berdiri selama 13 tahun, ini dapat disimpulkan bahwa banyak anggota lama dari kelompok nelayan yang sudah keluar dari kelompok nelayan atau sudah tidak aktif lagi, sehingga digantikan dengan anggota yang baru. sedangkan rataan masa keanggotaan kelompok nelayan pengolah ikan adalah 4 tahun dimana kelompok nelayan pengolah ikan telah berdiri selama 6-5 tahun.


(61)

Dari hasil uji Independent Sample T Test menunjukan nilai sig (2 tailed) 0,188 > 0,05, hal ini menunjukkan secara signifikan tidak terdapat perbedaan masa keanggotaan antara anggota kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan, dimana nilai t hitung = ± 1,332 dan t tabel = ± 2,0021. dengan demikian -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel berarti Ho diterima, H1 ditolak. artinya tidak terdapat perbedaan masa keanggotaan antara kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan.

Struktur Organisasi Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Struktur merupakan pola-pola hubungan di antara berbagai posisi dalam suatu susunan kelompok. kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan memiliki struktur organisasi yang sama, hal ini terjadi karena kedua kelompok nelayan ini tergolong kelompok yang kecil dan memiliki jumlah anggota yang sedikit. Kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan memiliki susunan kepengurusan kelompok nelayan yang terdiri dari pembina, ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota.

Pembina adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga pembinaan berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran pembinaan untuk mengadopsi teknologi. Penyuluh perikanan dan kepala lurah adalah orang yang dipercayakan sebagai pembina kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan.

Ketua adalah pemilik dari usaha pengolahan ikan atau penangkapan ikan dan memimpin serta mengawasi pelaksanaan tugas anggota dan pengurus lainnya.


(62)

Sekretaris bertugas mencacat dan membukukan segala peristiwa dan kegiatan yang dilakukan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan. Bendahara bertugas mengurus soal-soal keuangan kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pegolah ikan, dan anggota memberikan kontribusi terhadap organisasi kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi kelompok nelayan penangkap ikan dan kelompok nelayan pengolah ikan dapat dilihat pada skema dibawah ini:

Gambar 3. Skema Struktur Organisasi Kelompok Nelayan

Pendapat dan perbedaan pendapat Terhadap Tujuan Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Tujuan kelompok adalah suatu keadaan di masa mendatang yang ingin dicapai oleh anggota-anggota kelompok. anggota kelompok nelayan penangkap ikan adalah kaum pria yang mata pencarian utamanya adalah nelayan. Pada umumya anggota masuk kedalam kelompok nelayan penangkap ikan agar mendapat pekerjaan yaitu menjadi nelayan walaupun ada anggota kelompok

Ketua

Pembina

Sekretaris

Anggota

Anggota

Anggota

Bendahara


(1)

Lanjutan lampiran 6

d. Independent Sampel T Test Pendapat dan Perbedaan pendapat Terhadap Iklim dan Kekompakan Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Group Statistics

B N Mean Std. Deviation Std. Error Mean A 1.00 30 25.1000 2.15519 .39348

2.00 30 24.2667 1.48401 .27094

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper A Equal

variances assumed

4.468 .039 1.744 58 .086 .83333 .47774 -.12297 1.78964 Equal

variances not assumed


(2)

Lampiran 7. Daftar Pertanyaan Pendapat dan Perbedaan Pendapat

Kelompok Nelayan Terhadap Pembinaan, Jawaban Responden Kelompok Nelayan, Independent Sample T Test.

a. Daftar Pertanyaan Pendapat dan Perbedaan Pendapat Antara Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Terhadap Pembinaan

1. Bagaimana pendapat bapak/ ibu upaya pembinaan persatuan dan kesatuan dalam kelompok nelayan

a. Tidak ada upaya pembinaan persatuan dan kesatuan b. Kurang upaya pembinaan

c. Cukup upaya pembinaan d. Banyak upaya pembinaan e. Sangat banyak upaya pembinaan

2. Bagaimana menurut bapak/ibu pelaksanaan pembinaan kelompok nelayan? a. Tidak terlaksana dengan baik pembinaan

b. Kurang terlaksana dengan baik pembinaan c. Cukup terlaksana dengan baik pembinaan d. Terlaksana dengan baik pembinaan e. Sangat terlaksana dengan baik pembinaan

3. Apakah menurut bapak/ibu pembinaan yang dilakukan dapat menambah kreatifitas anggota kelompok nelayan?

a. Tidak menambah kretifitas b. Kurang menambah kretifitas. c. Cukup menambah kreatifitas. d. Menambah kreatifitas. e. Sangat menambah kreatifitas.

4. Menurut bapak/ibu apakah metode pembinaan sudah efisiendalam meningkatkan kreativitas anggota kelompok nelayan?

a. Tidak efisien dalam meningkatkan kreativitas. b. Kurang efisien dalam meningkatkan kreativitas. c. Cukup efisien dalam meningkatkan kreativitas . d. Efisien dalam meningkatkan kreativitas.


(3)

e. Sangat efisien dalam meningkatkan kreativitas .

5. Menurut bapak/ibu pemilihan waktu pelaksanaan pembinaan sudah sesuai dengan waktu luang bapak/ibu?

a. Tidak sesuai. b. Kurang sesuai. c. Cukup sesuai. d. Sesuai. e. Sangat sesuai.

6. Menurut bapak/ibu dengan diadakannya pembinaan apakah dapat membuat anggota kelompok nelayan aktif dalam kegiatan kelompok nelayan?

a. Tidak aktif . b. Kurang aktif . c. Cukup aktif. d. Aktif . e. Sangat aktif .

7 .Menurut bapak/ibu dengan diadakannya pembinaan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan bagi anggota kelompok nelayan?

a. Tidak menambah pengetahuan dan keterampilan b. Kurang menambah pengetahuan dan keterampilan c. Cukup menambah pengetahuan dan keterampilan d. Menambah pengetahuan dan keterampilan e. Sangat menambah pengetahuan dan keterampilan


(4)

Lanjutan Lampiran 7

b. Jawaban Responden Kelompok Nelayan Penangkap Ikan

Sampel Pernyataan Pendapat Terhadap Pembinaan Total Skor Pembiaan

1 2 3 4 5 6 7

1 2 2 1 1 2 2 2 12

2 1 1 1 2 1 2 2 10

3 1 2 2 2 2 2 3 14

4 2 1 2 1 2 3 2 12

5 1 1 1 2 2 2 3 12

6 2 2 1 2 2 3 2 14

7 2 2 1 2 3 2 2 14

8 2 2 1 3 2 3 2 16

9 3 2 3 2 2 2 3 17

10 2 2 3 3 2 3 3 18

11 2 1 2 2 1 2 2 12

12 2 2 2 2 2 2 2 14

13 2 1 2 2 1 2 2 12

14 2 1 3 2 2 2 3 15

15 2 2 3 2 2 2 3 16

16 2 1 3 2 2 2 2 14

17 2 2 2 3 2 2 2 15

18 2 1 2 2 2 3 2 14

19 2 1 2 2 2 2 2 13

20 2 1 2 2 2 3 2 14

21 2 1 3 2 2 3 2 15

22 2 2 2 1 1 3 3 14

23 2 2 3 2 2 2 2 15

24 3 1 2 2 1 3 2 14

25 2 2 1 2 2 2 2 13

26 2 2 3 2 2 2 3 16

27 3 2 2 3 2 2 2 16

28 2 2 2 3 2 3 2 16

29 3 2 3 2 2 3 2 14

30 2 3 3 2 2 2 3 14


(5)

Lanjutan Lampitan 7

c. Jawaban Responden Kelompok Nelayan Pengolah Ikan Sampe

l

Pernyataan Pendapat Terhadap Pembinaan Total skor Pembinaa

n

1 2 3 4 5 6 7 18

1 2 2 4 3 2 2 3 18

2 2 2 4 2 3 1 4 17

3 2 2 3 2 3 1 4 15

4 2 2 4 2 2 1 2 17

5 2 2 3 2 3 2 3 17

6 2 2 4 3 2 1 3 17

7 3 2 4 2 2 1 3 17

8 2 2 4 3 3 2 2 18

9 2 2 4 2 3 2 3 18

10 2 2 4 3 2 1 3 17

11 3 2 4 2 3 2 3 19

12 2 2 4 2 2 2 3 17

13 2 2 3 3 2 2 4 18

14 2 2 3 3 2 2 2 16

15 2 2 3 2 2 2 3 16

16 2 2 3 2 2 2 4 17

17 2 2 3 3 1 3 4 18

18 2 2 4 2 2 2 4 18

19 2 2 3 2 2 3 3 17

20 3 1 4 3 2 2 3 18

21 3 2 3 3 2 2 3 18

22 3 2 4 2 1 3 3 18

23 2 2 3 3 2 2 3 17

24 2 2 3 3 3 1 3 17

25 2 2 3 2 3 2 2 16

26 2 2 4 2 3 2 2 17

27 3 2 3 3 2 2 3 18

28 3 2 3 3 3 2 4 20

29 2 1 4 2 3 2 3 17

30 2 1 3 3 2 1 3 15

Jumla h 6 7 5 7 10 5 7 4 6 9 5 5 9 2 518


(6)

Lanjutan Lampiran 7

d. Independent Sampel T Test Pendapat dan Perbedaan pendapat Terhadap Pembiaan Anggota Kelompok Nelayan Penangkap Ikan dan Kelompok Nelayan Pengolah Ikan

Group Statistics

B N Mean Std. Deviation Std. Error Mean A 1.00 30 14.1667 1.72374 .31471

2.00 30 17.3000 1.05536 .19268

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of Variance

s t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the

Difference F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper A Equal

variances assumed

3.865 .054 -8.491 58 .000 -3.13333 .36901 -3.87199 -2.39468 Equal

variances not assumed


Dokumen yang terkait

Kajian Mineral - Mineral Tanah Alluvial Pada Vegetasi Mangrove Di Desa Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan

0 26 70

Sumbangan Protein Ikan terhadap Konsumsi Total Protein Anak SD Keluarga Nelayan dan Bukan Nelayan Pada SD 065002 Kelurahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan 2002

0 30 61

Analisis Pendapatan Usaha Penangkapan Ikan Bilih Di Danau Toba Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Studi Kasus : Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir

4 69 61

Konsumsi Ikan Dan Kontribusinya Terhadap Kebutuhan protein Pada Keluarga Nelayan Di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan

1 50 8

Konsumsi Ikan Dan Kontribusinya Terhadap Kebutuhan Protein Pada Keluarga Nelayan Di Lingkungan IX Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan

5 67 81

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Keluarga Dalam Pemeliharaan Lingkungan Di Kelurahan Perumahan Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan Kota Medan

2 39 122

KOHESI DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM KOMUNITAS NELAYAN (Study pada Kelompok Nelayan Alat Tangkap Ikan di Pantai Kedawang Pasuruan)

4 26 33

DAMPAK PROGRAM DANA BERGULIR PADA PENDAPATAN KELOMPOK NELAYAN KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Studi kasus kelompok nelayan Desa Sri Minosari Kec. Labuhan Maringgai)

0 7 41

PENGARUH KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA PADA KEHIDUPAN NELAYAN, DI DESA NELAYAN INDAH, KECAMATAN MEDAN LABUHAN.

0 0 9

STRUKTUR SOSIAL PEREKONOMIAN IKAN ASIN DI KELURAHAN PEMATANG PASIR KECAMATAN TELUK NIBUNG KOTA TANJUNG BALAI

1 4 25