KOHESI DAN SOLIDARITAS SOSIAL DALAM KOMUNITAS NELAYAN (Study pada Kelompok Nelayan Alat Tangkap Ikan di Pantai Kedawang Pasuruan)

(1)

KOHESI DAN SOLIDARITAS SOSIAL

DALAM KOMUNITAS NELAYAN

(Study pada Kelompok Nelayan Alat Tangkap Ikan di Pantai Kedawang Pasuruan)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Disusun Oleh:

DWI AFIYANI ROHMAH

201210310311053

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat, Rahmat, Hidayat serta Karunia- Nya lah senantiasa penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kohesi dan Solidaritas Sosial dalam Komunitas Nelayan” (Study pada Kelompok Nelayan Alat Tangkap Ikan di Pantai Kedawang Pasuruan)ini sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kedua kalinya penulis ucapkan shalawa serta salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang yakni dinul islam.

Skripsi ini merupakan bagian dari program akademik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.dengan adanya skripsi ini, besar manfaat yang di ambil oleh mahasiswa dan khususnya bagi penulis. Dengan adanya skripsi ini dapat menerapkan ilmu yang di dapat pada saat perkuliahan serta penulis dapat terjun langsung ke lapangan untuk mendapatkan tambahan informasi serta akan mampu melatih pola pikir bagi mahasiswa dan khususnya bagi penulis.

Penulis sadar bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar dan terselesaikan dengan baik untuk itu pada kesempatan ini penulis akan mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:


(4)

1. Bapak Drs. Fauzan, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Dr. Asep Nurjaman, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Muhammad Hayat, MA selaku Ketua Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang.

4. Ibu Dr. Vina Salviana DS, M.Si selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing I yang selalu membimbing dan mendampingi serta dukungan kepada penulis, yang bersedia memberikan masukan dan saran bagi penulis mulai dari awal pengerjaan hingga sampai terselesainya tugas akhir ini.

5. Ibu Dra. Tutik Sulistyowati, M.Si selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan bimbingan yang membangun.

6. Seluruh dosen Jurusan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Malang, yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

7. Teman-teman angkatan “2012” Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang, teman KKN 39, teman kosan, UKM FDI UMM. yang selama ini telah banyak memberikan pengalaman serta pelajaran yang saling mendukung baik susah maupun senang.

Apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini, mohon maaf yang sebesar-besarnya. Mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Penulis


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PENGESAHAN ...ii

LEMBAR PERSETUJUAN ...iii

BERITA ACARA SKRIPSI ...iv

LEMBAR PERNYATAAN ...v

LEMBAR PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...xiv

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR GAMBAR ...xix

ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ...1

1.2Rumusan Masalah ...4

1.3Tujuan Penelitian ...4

1.4Manfaat Penelitian ...4

1.5Definisi Konsep ...5

1.5.1 Definisi Kohesi Sosial ...5

1.5.2 Definisi Solidaritas Sosial ...5

1.5.3 Definisi Komunitas ...6

1.5.4 Definisi Masyarakat Nelayan ...6

1.6Metode Penelitian ...7

1.6.1 Pendekatan Penelitian ...7

1.6.2 Jenis Penelitian ...8


(6)

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data ...15

1.6.6 Teknik Analisa Data ...19

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ...23

2.1.1 Kohesi Sosial ...23

2.1.2 Kohesi Kelompok ...25

2.1.3 Faktor Terbentuknya Solidaritas ...29

2.1.4 Nelayan ...31

2.2 Penelitian Terdahulu ...36

2.3 Landasan Teori ...38

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...40

3.1.1 Sejarah Desa...40

3.1.2 Demografi Desa ...42

3.1.3 Kondisi Sosial ...43

3.1.4 Kondisi Ekonomi ...45

3.1.5 Keadaan Sarana Prasarana ...46

3.1.5 Kondisi Sosial Budaya ...47

3.2 Letak, Luas dan Batas Daerah Penelitian ...48

3.3 Topografi ...50

3.4 Kondisi Umum Penduduk Desa Kedawang ...51

3.5 Gambaran Kelompok Nelayan Alat Tangkap Ikan ...52

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 1.1 Penyajian Data ...56

1.1.1 Gambaran Umum Informaan ...56

1.1.2 Hasil Survei ...57

1.1.2.1Komitmen Individu Untuk Norma dan Nilai Umum...58

1.1.2.2Saling Ketergantungan yang Muncul Karena Adanya Niat Untuk Berbagi ...63

1.1.2.3Individu yang Mengidentifikasi Dirinya Dengan Grup Tertentu ...70


(7)

1.1.3 Hasil Studi Kasus Tentang

Peminjaman Alat Tangkap Ikan ...74

1.1.3.1Setiap Anggotanya Komitmen Tinggi dengan Kelompoknya ...75

1.1.3.2Interaksi di dalam Kelompok Oleh Kerjasama, Bukan Oleh Persaingan ...82

1.1.3.3Kelompok Mempunyai Tujuan-Tujuan Yang Terkait Satu Sama Lain Sesuai Dengan Perkembangan Waktu Tujuan yang dirumuskan Meningkat ...86

1.1.3.4Ada Ketertarikan Antar Anggota Sehingga Relasi yang Terbentuk Menguatkan Jaringan Relasi di dalam Kelompok ...89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...95

5.2 Saran ...96

DAFTAR PUSTAKA ...97


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Angket Penelitian... 100


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi,2009. Psikologi Sosial .Jakarta: Rineka Cipta.

Doyle Paul Johnson, 1994.“Teori sosiologi klasik dan modern”.Jakarta: Gramedi Pustaka.

Faturochman. 2006. Pengantar Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka hal: 95 online)(lib.unnes.ac.id/17326/1/1301408057.)pdf. tanggal 10 maret 2016, pukul 16.08 wib.

Kusnadi, 2003. “Akar kemiskinan nelayan”. Yogyakarta,LkiS.

Kusnadi, Nelayan.2009.” Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial,”.Bandung: Humaniora Utama Press.

Lexy J. Moleong,2005.” Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mubyarto dkk. 1991. “Etos kerja dan kohesi sosial” (cetakan ke1).yogyakarta:aditya media.

M.suparmoko, 1998. “Metode penelitian praktis”,Yogyakarta.BPEE. Masri Singarimbun , 2010“Metode dan Proses Penelitian”, dalam Masri

Singarimbun & Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, Jakarta: Pustaka LP3ES.

Nanang martono,2010. “Metodologi penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis

data sekunder”.Jakarta: PT Raja Grafindo.

Punaji Setyosari, 2009 “Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan”.

Robert M.Z lawang, 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, Jakarta: PT. Gramedia Jakarta Utama.

Riduwan, 2010.”Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian”.Bandung. Alfabeta.

Robert K Yin, 2011. “study kasus desain dan metode”. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Rulli Nasrullah.2012.” Komunikasi Antarbudaya di Era Budaya Siber”. Jakarta: kencana.


(10)

Suharsimi Arikunto,2002.”Prosedur penelitian Suatu pendekatan

Praktik”.Jakarta. Rineka Cipta.

Santosa, S. 2004. “Dinamika Kelompok”. Bandung: Bumi Aksara.

Sugiyono, 2007.” Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif R&D.” Bandung. Alfabeta.

Sugiyono, 2005.”Statistika untuk Penelitian,”Bandung. Alfabeta. Punaji Setyosari, 2010“Metode Penelitian Pendidikan

danPengembangan”.Jakarta. Kencana.

Sugiyono,2008.” Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta.

Susilo, Rachmad K.Dwi.2008. “20 Tokoh Sosiologi Modern”. Jogjakarta: Ar-Ruzz.Media.

Sugiyarta. 2009. Dinamika Kelompok dan Kepemimpin. Semarang: Unnes Press. Sugiyono,2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,Bandung.

Alfabeta.

Tatang, M. Amirin, 1995.”Menyusun Perencanaan Penelitian”.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wiruyanto,Paulus dkk. 2015. Sistem Sosial Indonesia.Jakarta: Universitas Indonesia. UI Press.

Yusuf A Muri 2014. “Metode penelitian (kuantitatif,kualitatif & penelitian

gabungan)”.Jakarta, PT fajar interpratama Mandiri

Zulkarnain Nasution, 2009.” Solidaritas sosial dan partisipasi masyrakat transisi. Malang.UMM Press.

SUMBER LAIN:

Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.Refika Aditama. Bandung: hal 44 (Online).(Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._Bhs._Dan_Sastr a_Indonesia/196707151991032-Nuny_Sulistiany_Idris/Kohesi.Pdf 22. 53wib).

Hasim, Aris.2015, http://digilib uin-suka.ac.id/16022/1/10540060_bab-i_iv-atau-v daftar pustaka.pdf (online)di akses pada tanggal 07-03-2016, pukul 19. 20 wib.


(11)

Journal Mitchell, Bruce 1994, Sustainable Development Development at TheVillage Level in Bali, Indonesia. Human Ecology an InterdisciplinaryJournal vol. 22 no 3 September 1994, (pp 189-211) Ritzen, et.al. „On “Good”Politicians and “Bad” Policies: Social Cohesion, Institutions, and Growth.฀ WorldBank Policy Research Working Paper 2448, 2000, The World Bank.(online )(https://www.academia.edu/8875360/top_of_formbottom_of_formrehab ilitasi_penyalahguna tgl 10 maret 2016. 15.38.wib).

Julia Brannen. 1997. Dalam asmadi alsa. Julia brannen.1997. menggabungkan

pendekatan kuantitatif dan kualitatif :sebuah tinjauan dalam julia

brannen.2002. memadu penelitian kualitatif dan kuantitatif.terjemahan

Nuktah Arfawie Kurde.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lib.unnes.ac.id/17326/1/1301408057.pdf,diakses pada tanggal 04 april 2016,pukul 15.49 wib

Nisa, Afifatun & juneman.2012. peran mediasi persepsi kohesi sosial dalam hubungan prediktif persepsi pemanfaatan ruang terbuka publik terhadap

kesehatan jiwa .jakarta. Universitas Bina Nusantara. (online)

http://journal.ui.ac.id/index.php/humanities/article/view file/1463/1299.pada tanggal 30 maret 2016. 10.54 wib.

Sarwono, Sarlito W dan Meinarno Eko A. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.hal: 178-179. (online)

(lib.unnes.ac.id/17326/1/1301408057.)pdf. tanggal 10 maret 2016, pukul 16.50 wib.

Widodo, 2006, Marginalisasi dan Eksploitasi perempuan usaha Mikro di

Pedesaan JawaYayasan Akatiga Bandung (online).

(ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/article/viewFile/5728/5260) diakses tgl 03 maret 2016,pukul 03.24 wib.

Walgito,Bimo.2006.”PsikologiSosial.”Yogyakarta:andi.hal:46)lib.unnes.ac.id/173 26/1/1301408 57.pdf,diakses pada tanggal 04 april 2016,pukul 15.49 wib.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki wilayah lautan yang sangat luas, terbukti luas lautan mecapai 81.000 km. Sehingga dengan jumlah penduduk sebesar 248 juta jiwa, mayoritas dari mereka bermata pencaharian sebagai nelayan. Nelayan merupakan sekumpulan orang yang tinggal di pesisir pantai dimana sumber penghasilannya masih tergantung pada hasil laut, baik melalui penangkapan maupun budidaya.

Pemanfaatan sumber daya kelautan pada dasarnya sudah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Seperti halnya dengan nelayan yang ada di Kabupaten Pasuruan, sumber penghasilan sehari- hari di peroleh dari menangkap ikan, pendapatan yang di peroleh terkadang tidak menentu. Pekerjaan melaut dapat berjalan lancar tentu perlu adanya suatu kerja sama, maka dalam menjalankan aktifitas tersebut manusia tidak dapat hidup sendiri dalam hal ini proses dan upaya pemenuhan kebutuhan sehari – hari memerlukan bantuan orang lain. karena pada dasarnya manusia sebagai makhluk sosial masih saling ketergantungan antar sesama.

Kelompok yang tergabung dalam sebuah komunitas tentu dapat berpengaruh negatif apabila eksistensi suatu kelompok tidak dapat memenuhi kebutuhan individu. Jika sebuah kelompok tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan anggota-anggotanya, kelompok itu semakin


(13)

berkurang jumlah anggotanya sehingga kohesi dalam kelompok menjadi lemah.Pada dasarnya kohesi terbentuk oleh adanya solidaritas sosial. Solidaritas merupakan aspek penting dalam berkomunitas, dimana hubungan kerjasama dan kekompakan para anggotanya menjadi sangat penting. Rasa senasib dan saling menghormati akan kepentingan bersama berjalan dengan baik, maka dari itu solidaritas sosial dalam kelompok sangat di perhatikan,terutama dalam komunitas nelayan agar tercipta suatu kerjasama yang baik dan selaras demi kepentingan bersama.

Masyarakat nelayan dengan aktifitas sosial homogen tentu tidak lepas dari adanya saling kerja sama, kepedulian antar anggota, maupun kelompok. Hal tersebut secara langsung akan berdampak positif bagi pengelolaan sumber daya alam yang terorganisir, kemudian mampu menguasai alat produksi secara bersama, serta mendapatkan kenyamanan saat bekerja sehingga dapat meningkatkan produktifitas. Peningkatan tersebut tentu tidak lepas dari adanya saling ketergantungan antar anggota, sehingga tercipta sebuah kohesi sosial.

Kohesi sosial antar kelompok dalam komunitas sangat penting. Dimana kohesi sosial merupakan aspek terpenting di dalam bermasyarakat. Mengacu pada konsep kohesi sosial dalam thesis Emil Durkheim menurutnya terdapat solidaritas mekanik yang di indikasikan oleh aktor yang kuat dalam masyarakat, kemudian terdapat solidaritas organik yang di indikasikan dengan saling bergantungnya individu maka akan terbentuk kohesi sosial dengan sendirinya.


(14)

Individu yang tergabung dalam sebuah kelompok akan menemukan suatu kenyamanan,karena di dalam suatu kelompok individu merasa bahwa dirinya di terima dan di sukai sehingga rasa kesetiakawanan akan terjalin, disisi inilah kohesi dan solidaritas berperan penting terutama melihat pada komunitas nelayan yang tergabung dalam beberapa kelompok kecil demi menjaga keutuhan kelompoknya.

Demikian pula yang terjadi pada komunitas nelayan di Desa Kedawang yang masih tergolong kelompok mayoritas, komunitas nelayan tersebut masih terpecah dalam beberapa kelompok kecil dengan alat tangkap yang berbeda –beda ukuran. Melihat alat tangkap yang dimiliki berbeda-beda. Maka penghasilan yang di dapatkan juga bervariasi, ada yang mendapatkan hasil banyak, sedang, bahkan ada yang kurang sehingga permasalahan seperti ini menimbulkanadanya rasa cemburu antar kelompok. Kecemburuan tersebut menimbulkan kerenggangan antar kelompok dalam satu komunitas. Namun hal tersebut tidak menjadi penghambat dalam beraktifitas dikarenakan hal tersebut bukan merupakan masalah yang di anggap besar sehingga penyelesaian hal seperti itu mudah diselesaikan. Melihat fenomena yang terjadi tentu terdapat aktor yang memiliki peran yang sangat kuat sehingga kelompok tersebut dapat saling bersinergi satu sama lain, dimana hingga saat ini jumlah kelompok tercatat sebanyak 15 kelompok. Namun demikian di dalam kelompok tentu mempunyai buruh atau pekerja dalam mendukung aktifitas sehari-hari.

Atas dasar fenomena di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih mendalam terhadap realitas yang terjadi, sehingga wacana ini akan


(15)

semakin menarik untuk di kaji serta dapat mengidentifikasi satu per satu baik yang berkaitan dengan konsep kohesi maupun solidaritas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas dapat di simpulkan bahwa rumusan permasalahannya yaitu bagaimana kohesi dan solidaritas sosial dalam komunitas nelayan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengidentifikasi kohesi dan solidaritas sosial dalam komunitas nelayan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan faedah sebagai berikut:

1.4.1 Teoritis

Penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan konsep-konsep kohesi dan solidaritas sosial dari komunitas nelayan yang terletak di Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. 1.4.2 Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi serta sumber rujukan oleh peneliti-peneliti Sosiologi khususnya penelitian serupa yang mungkin dilakukan kaitannya dengan kohesi dan solidaritas masyarakat


(16)

1.5 Definisi Konsep 1.5.1 Kohesi Sosial

Kohesi adalah keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan yang lain dalam wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik atau koheren. Kohesi merujuk pada perpaduan bentuk, sedangkan koherensi pada perpautan makna.1 Pada umumnya wacana yang baik memiliki keduanya. Relasi kohesi itu dapat menggunakan referensi, kohesi leksikal, dan konjungsi.

Maka untuk melihat tingkat kohesi sosial nelayan desa Kedawang, secara operasional dapat dikaji melalui hubungan makan bersama antar sesama buruh yang dapat saling bertukar informasi, melakukan ta’ziah, pertemuan ketika berada diluar aktifitas kerja, menjenguk antar sesama ketika ada yang mengalami musibah.

1.5.2 Solidaritas Sosial

Solidaritas dalam buku yang ditulis oleh Doyle Paul Johson sebagai berikut: “Solidaritas menunjuk pada suatu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada keadaan moral dan kepercayaan bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar daripada hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional, karna hubungan satu sama lainnya”.2 Sehingga untuk melihat bagaimana kekompakan

1

Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.Refika Aditama. Bandung: hal 44 (Online).

(Http://File.Upi.Edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._Bhs._Dan_Sastra_Indonesia/196707151991032-Nuny_Sulistiany_Idris/Kohesi.Pdf 22. 53wib).

2


(17)

dan kerjasama antar kelompok, secara operasional solidaritas sosial dapat dilihat melalui aktifitas seperti melaut, pembuatan jaring, peminjaman alat tangkap ikan maupun perbaikan alat tangkap ikan.

1.5.3 Komunitas

Berkaitan dengan kehidupan sosial, ada banyak definisi yang menjelaskan tentang arti komunitas.Tetapi setidaknya definisi komunitas dapat didekati melalui; pertama, terbentuk dari sekelompok orang; kedua, saling berinteraksi secara sosial diantara anggota kelompok itu; ketiga, berdasarkan adanya kesamaan kebutuhan atau tujuan dalam diri mereka atau diantara anggota kelompok yang lain;

keempat, adanya wilayah-wilayah individu yang terbuka untuk

anggota kelompok yang lain, misalnya waktu.3

1.5.4 Masyarakat Nelayan

Masyarakat nelayan merupakan sekumpulan orang, dimana nelayan dipilih karena sesuai dengan keterampilan masyarakat setempat, sementara sumber daya yang tersedia hanya laut beserta isinya yang mempunyai nilai ekonomi Sehingga tidak ada pilihan lain bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir laut selain menjadi nelayan atau pedagang yang berhubungan dengan laut.4


(18)

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian atau metode ilmiah adalah prosedur atau langkah-langkah untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah atau ilmu, jadi metode ilmiah adalah cara sistematis untuk menyusun ilmu pengetahuan.dimana metode penelitian mengacu pada :

1.6.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan mixed research. Mixed research yaitu menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam meneliti suatu masalah.5 pemakaian metode berganda umumya mengkombinasikan kedua pendekatan (kuantitatif dan kualitatif). Pendekatan kualitatif dan kuantitatif dikombinasikan untuk mendapatkan gambaran hasil yang komperehensif. Sehingga penelitian kuantitatif dapat dilakukan untuk mengisi atau menutupi celah dalam penelitian kualitatif yang timbul karena, tidak semua masalah melulu hanya dapat diselesaikan melalui penelitian kuantitatif saja,atau kualitatif saja.6

Beberapa cara yang dapat lakukan yaitu: (1) pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan utama,pendekatan kualitatif sebagai fasilitator,(2) pendekatan kualitatif sebagai pendekatan utama, pendekatan kuantitatif sebagai fasilitator,(3) kedua pendekatan diberi tekanan yang sama.7

5

Muri yusuf,2014. “Metode penelitian (kuantitatif,kualitatif & penelitian gabungan)”.Jakarta, PT

fajar interpratama Mandiri.hal:428.

6

Julia Brannen,1997. Dalam asmadi alsa. Julia brannen.1997. menggabungkan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif :sebuah tinjauan dalam julia brannen.2002. memadu penelitian kualitatif dan kuantitatif.terjemahan Nuktah Arfawie Kurde.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal:48.


(19)

Maka dapat dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai pendekatan utama, dengan metode survey dan pendekatan kualitatif sebagai fasilitator,melalui studi kasus satu situs. Pertimbangan peneliti menggunakan metode gabungan yaitu pertama teori fungsionalis struktural menekankan pada keteraturan (order), harmoni serta equilibrium dalam masyarakat, kedua paradigma fakta sosial cenderung mempergunakan metode kuesioner. Salah satunya yaitu teori Emil Durkheim tentang solidaritas.

Melihat masyarakat nelayan yang cenderung berpendidikan rendah dan memiliki unsur-unsur solidaritas mekanis sehingga data dalam pemakaian kuesioner belum memberikan fakta yang sebenarnya.Maka untuk melihat lebih mendalam perlu didekati secara kualitatif dengan metode studi kasus sehingga dalam satu masalah yang ingin diteliti didapat hasil yang lebih utuh dan komprehensif terhadap suatu fenomena yang diteliti.

1.6.2 Jenis Penelitian

Berdasarkan uraian diatas bahwa penelitian ini merupakan penelitian dengan mixed research maka pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian survey melalui pendekatan kuantitatif dan studi kasus melalui pendekatan kualitatif.

1.6.2.1 Penelitian Survey Dengan Pendekatan Kuantitatif

Penelitian survei adalah jenis penelitian yang mengumpulkan informasi mengenai tindakan, pendapat dari


(20)

Survei adalah teknik penelitian dimana informasi dikumpulkan dari sekelompok manusia sebagai sampel dan biasanya menggunakan daftar pertanyaan.8

Penelitian survei merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Dengan demikian penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai pengumpulan data yang pokok.9Sebagaimana yang telah dilakukan dapat dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan yakni pertama,

komitmen individu untuk norma dan nilai umum seperti menjenguk ketika ada yang mengalami musibah, melakukan ta’ziah. Kedua, kesalingtergantungan yang muncul karena adanya niat untuk berbagi hal tersebut dapat dikaji melalui aktifitas makan bersama antar sesama buruh dengan saling bertukar informasi. Ketiga, individu yang mengidentifikasi dirinya dengan grup tertentu yang bisa dikaji melalui pemberian penghargaan.

Dalam pelaksanaannya survei yang telah dilakukan peneliti di lapangan yakni dengan cara menyebar angket sebanyak 25 pertanyaan yang berkaitan dengan kohesi dan solidaritas yang sudah dipersiapkan kepada 225 responden. agar data yang didapat lebih komperehensif dengan masalah

8

M.suparmoko, 1998. Metode penelitian praktis,Yogyakarta.BPEE.

9


(21)

yang diteliti maka dari itu peneliti ingin memperdalam peristiwa-peristiwa maupun aktifitas yang dilakukan sehari-hari oleh kelompok alat tangkap ikan,maka diperlukan wawancara mendalam melalui studi kasus.

1.6.2.2 Penelitian Studi Kasus Dengan Pendekatan Kualitatif

Studi kasus adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why?.10 Pertanyaan – pertanyaan seperti ini berkenaan dengan kaitan operasional yang menuntut pelacakan waktu tersendiri,dan bukan sekedar frekuensi atau kemunculan. Maka tidak bisa mengandalkan survei atau telaah rekaman arsip melainkan harus menyelenggarakan apa yang disebut dengan analisis historis atau studi kasus.11

Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa penelitian yang berkaitan dengan kohesi dan solidaritas sosial dalam komunitas nelayan, untuk melihat bagaimana kerjasama dan kekompakan antar kelompok nelayan, maka untuk mengetahui lebih mendalam dengan fokus terhadap peristiwa dalam peminjaman alat tangkap ikan antar kelompok sebagai suatu entitas bersama. sehingga dapat dilakukan menggunakan pendekatan melalui studi kasus


(22)

dengan melakukan observasi, wawancara serta dokumentasi yang mendukung. Dalam melihat aktifitas tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator yang telah ditentukan.

Pertama, setiap anggotanya komitmen tinggi dengan

kelompoknya melalui aktifitas melaut, pembuatan jaring

kedua, interaksi di dalam kelompok oleh kerjasama,bukan

oleh persaingan dengan melihat aktifitas peminjaman alat tangkap ikan. ketiga, kelompok mempunyai tujuan-tujuan yang terkait satu sama lain melalui, memperoleh hasil tangkapan sebanyak-banyaknya. Keempat, adanya keterikatan antar anggota sehingga relasi yang terbentuk menguatkan jaringan relasi didalam kelompok, melalui peminjaman uang.

1.6.3 Lokasi Penelitian

Terkait lokasi penelitian, obyek penelitian ini di lakukan pada Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Dimana masyarakat Desa tersebut mayoritas bermata pencaharian nelayan. Sebagai pertimbangan, Alasan peneliti memilih lokasi ini yaitu, desa ini memiliki kelompok-kelompok tertentu dalam aktifitas sebagai nelayan.


(23)

1.6.4 Teknik Penentuan Responden dan Subyek penelitian 1.6.4.1 Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan unit yang telah ditetapkan mengenai dan dari mana informasi yang diinginkan. populasi itu dapat berupa manusia, benda, objek tertentu, peristiwa, tumbuhan ,hewan dan sebagainya.12Populasi yang digunakan sebagai objek penelitian adalah nelayan yang berada di Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Jumlah buruh nelayan sebanyak 225 orang. Setiap kelompok memiliki 15 buruh dengan jumlah kelompok sebanyak 15 kelompok alat tangkap ikan.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.13Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam suatu penelitian.14Dalam menentukan ukuran sampel (sample size) dapat digunakan berbagai rumusan statistik,sehingga sampel yang diambil dari populasi itu benar-benar memenuhi persyaratan tingkat kepercayaan yang dapat diterima dan

12


(24)

kadar kesalahan sampel (sampling errors) yang mungkin ditoleransi.

Pada penelitian ini pengambilan besar sampel ditentukan dengan teknik total sampling. Menurut Sugiyono, total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.15 Dalam penelitian yang menjadi sampel adalah semua buruh nelayan kelompok alat tangkap ikan sebanyak 225 orang.akan tetapi kuesioner yang kembali berjumlah 220 orang dikarenakan beberapa alasan yakni: 3 orang dari kelompok dua tujuh, sumber rezeki, dan bintang sonar sedang berada di luar kota dan 2 lainnya dari kelompok barokah dan sumber rezeki sakit.

Selanjutnya berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian yang telah diuraikan diatas, maka teknik penentuan subyek dalam pendekatan kualitatif dengan studi kasus adalah sebagai berikut:

1.6.4.2 Teknik Penentuan subyek penelitian

Sesuai lokasi penelitian di atas, pemilihan subjek penelitian juga akan terfokus pada masyarakat desa Kedawang secara menyeluruh, yang nantinya akan dibagi kepada beberapa subjek sesuai keperluan yang dibutuhkan. Setelah ditetapkan fokus penelitian dan rancangan penelitian secara tepat dan sesuai dengan format penelitian,


(25)

langkah berikutnya adalah menentukan subjek penelitian. “Subyek penelitian merupakan populasi penelitian yang diambil secara sampel. Pengambilan sampel penelitian disebut sampling.16

Pada penelitian ini penentuan subyek dengan menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Atau dengan kata lain pengambilan sampel diambil berdasarkan kebutuhan.17Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung. Caranya yaitu seorang peneliti memilih orang tertentu yang dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya berdasarkan data atau informasi yang diperoleh. dari sampel sebelumnya itu peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yangdipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap.18

Berikut beberapa kriteria atau pertimbangan tertentu oleh peneliti untuk di jadikan sebagai subyek penelitian adalah :

a. Tokok masyarakat Desa sebanyak 2 orang diantaranya sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia dan Sekretaris Desa. b. Ketua kelompok atau yang bisa di sebut sebagai pemilik perahu

/ juragan darat sebanyak 5 orang. Ketua kelompok adalah orang

16

Tatang, M. Amirin, 1995.”Menyusun Perencanaan Penelitian”.Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal: 92-93.


(26)

yang menfasilitasi alat tangkap ikan anggota kelompok dan penjualan ikan.

c. Juragan laut atau awak perahu sebanyak 5 orang. Juragan laut adalah orang kepercayaan juragan darat atau yang bisa disebut

oreng budhi. Dalam hal ini bertugas mmeberi

mandat,mengontrol, mengawasi buruh d. Anak buah kapal atau ABK sebanyak 5 orang.

Jadi total subyek yang di gunakan dalam penelitian ini berjumlah 17 orang.

1.6.5 Teknik Pengumpulan Data

1.6.5.1 Pengumpulan Data Kuantitatif

Pada penelitian survei, peneliti menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.19 Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.20

Teknik kuesioner yang digunakan oleh penulis adalah kuesioner semi terbuka yaitu kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang sudah ditentukan oleh peneliti namun responden juga

19

Suharsimi Arikunto,2002.” Prosedur penelitian Suatu pendekatan Praktik”.Jakarta.Rineka


(27)

masih bisa menambahkan beberapa jawaban lain. Kuesioner ini merupakan suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan berkaitan tentang kohesi dan slodaritas sosial dalam komunitas nelayan yang berjumlah 25 pertanyaan kepada responden. dengan mengambil sampel sejumlah 56 buruh nelayan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling,Kabupaten Pasuruan.

Tujuan penyebaran angket yaitu mencari informasi yang lengkap mengenai tingkat kerekatan antar sesama buruh nelayan dengan berbagai macam variasi pertanyaan suatu masalah tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.21

1.6.5.2 Pengumpulan Data Kualitatif

Data merupakan hal yang esensi untuk menguatkan suatu permasalahan danjuga diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Peneliti memperoleh datayang ada kaitannya dengan kurikulum Total

Quality Management (TQM) dengan cara memperoleh data yang

obyektif sesuaidengan sasaran yang menjadi obyek penelitian, dan sumber data tersebutdiperoleh dari:

1) Data primer, yaitu data yang bersumber dari informan yang mengetahui secara jelas dan rinci mengenai masalah yang sedang diteliti. Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi dalam


(28)

penelitian.dalam hal ini informan yang telah ditentukan peneliti sebelumnya melalui observasi maupun wawancara mendalam. 2) Data sekunder yaitu berupa data yang diperoleh selama

melaksanakan studikepustakaan, berupa literatur maupun data tertulis yang berkenaan denganpenelitian di lapangan.22Pada data skunder akan didapatkan dari kegiatan dokumentasi. Dan monografi desa dari sekretaris desa.

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto, observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.23Terkait dengan pokok permasalahan dalam penelitian, metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:

a. bagaimana realitas yang terjadi sebelum memilih obyek penelitian.

b. kondisi lingkungan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

Observasi tersebut dapat memperoleh data mengenai fenomena yang terjadi pada masyarakat Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Seperti perbedaan alat

22

Lexy J. Moleong,2005.” Metode Penelitian Kualitatif”. Bandung: Remaja Rosdakarya.hal:216)

23


(29)

tangkap ikan dari setiap kelompok sehingga menyebabkan adanya kecemburuan sosial, Melalui beberapa tokoh Desa yakni ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia selaku wakil skretaris kemudian perangkat Desa selaku skretaris dan tokoh agama.

2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh penulis dilakukan secara langsung kepada informan yang merupakan sumber terpenting oleh penulis yang telah dipilih sebelumnya yaitu pemilik alat produksi, juragan dan nelayan buruh yang tergabung dalam komunitas nelayan yang berada di Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. dalam hal ini peneliti akan mewawancarai beberapa pihak dari tiap kelompok nelayan tersebut.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terpimpin dimana peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang akan di ajukan sebelum melakukan wawancara. Jenis wawancara terpimpin ini memiliki beberapa keunggulan antar lain:

1. Karena dipersiapkan dengan cermat,pengumpulan data dan pengolahan data bisa berjalan dengan baik dengan begitu bisa dijadikan data kualitatif yang valid.

2. Dimungkinkan adanya pembuatan pertanyaan yang


(30)

perbandingan dari semua hasil wawancara yang dilakukan oleh seorang atau lebih dari seorang informan.

3. Hasil kesimpulan dari interview ini lebih diteliti,lebih dekat serta memenuhi kriteria dan reabilitas

Data yang diperoleh dalam wawancara ini adalah mengenai peristiwa baik aktifitas- aktifitas nelayan saat melaut maupun aktifitas sehari-hari pada komunitas nelayan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

3. Dokumentasi

Penulis melakukan dokumentasi yan digunakan sebagai dokumentai pribadi, yang manfaatnya untuk menunjang keabsahan data sebagai wujud bahwa penulis turun langsung kelapangan. Pengumpulan dokumentasi dilakukan dengan pengambilan data yang telah tersedia.

Teknik dokumentasi data yang diperoleh adalah berupa pengambilan foto-foto dari lokasi penelitian seperti pada saat peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci maupun ahil. Sumber data tertulis dari aparat Desa seperti Peta Desa, Monografi Desa, atau data-data lain yang mendukung.

1.6.6 Teknik Analisi Data

1.6.6.1 Teknik analisa data kuantitatif

Teknik analisis data sejatinya merupakan penelaah lebih mendalam dan pengaturan sistematis wawancara, catatan subyek dan bahan-bahan lainnya yang menunjang. Dengan alasan ini penulis


(31)

menggunakan analisis data. Dalam pelaksanaannya melalui pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan alat bentuk penelitian dengan tabulasi tunggal (mono tab) dan tabulasi silang

(cross tab) dengan menggunakan analisis prosentase melalui

pengumpulan data di lapangan. 1. Tabulasi Tunggal (mono tab)

Proses pemasukan atau penyusunan data dan frekuensi ke dalam tabel dalam satu kolom tunggal disebut tabulasi sederhana. Data diperoleh dari frekuensi jawaban responden melalui pengumpulan angket.

2. Tabulasi Silang (cross tab)

Tabulasi silang adalah analisa dengan menggunakan tabel silang. Tabel silang ini dapat berbentuk frekuensi atau prosentase.dalam analisis silang atau tabulasi silang, variabel-variabel dipaparkan dalam suatu tabel.24

3. Analisa Prosentase

Teknik yang paling sering dipakai dalam analisis data adalah frekuensi distribusi relatif artinya data dibagi dalam beberapa kelompok dan dinyatakan rt diukur dalam prosentase. Dengan cara ini kita dapat mengetahui kelompok mana yang paling banyak jumlahnya,yang ditunjukkan oleh nilai presentase yang tertinggi dan begitu sebaliknya.25

Dengan rumus sebagai berikut:


(32)

P = x 100%

Keterangan : P = prosentase F = Frekuensi N + jumlah per item

1.6.6.2 Teknik Analisa data Kualitatif

Proses analisa data sejatinya merupakan penelaahan lebih mendalam dan pengaturan sistematis wawancara, catatan subyek,dan bahan-bahan lain yang menunjang. Dengan alasan inilah penulis menggunakan analisis data.

Studi kasus menekankan pada analisis yang detail dari sebuah peristiwa atau subyek penelitian,Yin menyarankan beberapa tahapan dalam studi kasus,dimulai dari menentukan dan mendefiniskan pertanyaan penelitian kemudian memilih kasus serta menentukan data teknik pengumpulan dan analisis. 26 dalam penelitian studi kasus tahapan pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan,mulai dari tahapan awal yaitu mengorganisir informasi secara keseluruhan,membaca keseluruhan informasi kemudian membuat suatu uraian terperinci mengenai fokus kasus yang akan diteliti dan konkretnya.27

Yin menjelaskan hasil dari langkah kerja tersebut adalah data-data informasi yang diolah dari teknik analisis guna mendapat

26


(33)

sebuah kesimpulan,setelah itu langkah terakhir adalah pengkajian data dalam bentuk laporan.

Secara teknis hal yang dilakukan penulis adalah mengembangkan dan menentukan teori dari fokus penelitian yan diambil oleh penulis, dalam menentukan teori apa yang akan digunakan untuk analisis tidak perlu suatu teori tersebut haruslah sesuai dengan yang ada di lapangan. teori hanya digunakan untuk alat menganalisis, setelah itu penulis memilih kasus yang akan dikaji lebih mendalam dan memilih data yang sesuai dengan fokus kajian penulis angkat. Data yang ada dirasa sesuai dengan fokus kajian,maka pelaksanaan metode penelitian dapat dilakukan sesuai dengan data yang telah dipilih dan sesuai dengan fokus kajian,metode dalam pelaksanaannya mengikuti apa yang menjadi kasus kajian bukan sebaliknya.

Pada penarikan kesimpulan data yang telah diambil melalui metode analisis dengan teori yang ditentukan sebelumnya,dari sinilah didapatkan kesimpulan yang sesuai dengan hasil yang diinginkan. Langkah tersebut akan disempurnakan dengan hasil yang konkret berupa penyajian tulisan dari data yang telah dianalisis menggunakan teori dan metode penelitian yang telah penulis pilih, yaitu kualitatif dengan menggunakan jenis studi kasus intrinsik karena dirasa dapat menggali data secara mendalam.


(1)

penelitian.dalam hal ini informan yang telah ditentukan peneliti sebelumnya melalui observasi maupun wawancara mendalam. 2) Data sekunder yaitu berupa data yang diperoleh selama

melaksanakan studikepustakaan, berupa literatur maupun data tertulis yang berkenaan denganpenelitian di lapangan.22Pada data skunder akan didapatkan dari kegiatan dokumentasi. Dan monografi desa dari sekretaris desa.

1. Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto, observasi atau pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, dan rekaman suara.23Terkait dengan pokok permasalahan dalam penelitian, metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang:

a. bagaimana realitas yang terjadi sebelum memilih obyek penelitian.

b. kondisi lingkungan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

Observasi tersebut dapat memperoleh data mengenai fenomena yang terjadi pada masyarakat Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Seperti perbedaan alat


(2)

tangkap ikan dari setiap kelompok sehingga menyebabkan adanya kecemburuan sosial, Melalui beberapa tokoh Desa yakni ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia selaku wakil skretaris kemudian perangkat Desa selaku skretaris dan tokoh agama. 2. Wawancara

Wawancara yang dilakukan oleh penulis dilakukan secara langsung kepada informan yang merupakan sumber terpenting oleh penulis yang telah dipilih sebelumnya yaitu pemilik alat produksi, juragan dan nelayan buruh yang tergabung dalam komunitas nelayan yang berada di Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. dalam hal ini peneliti akan mewawancarai beberapa pihak dari tiap kelompok nelayan tersebut.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara terpimpin dimana peneliti sudah mempersiapkan pertanyaan – pertanyaan yang akan di ajukan sebelum melakukan wawancara. Jenis wawancara terpimpin ini memiliki beberapa keunggulan antar lain:

1. Karena dipersiapkan dengan cermat,pengumpulan data dan pengolahan data bisa berjalan dengan baik dengan begitu bisa dijadikan data kualitatif yang valid.

2. Dimungkinkan adanya pembuatan pertanyaan yang uniform, sehingga orang bisa membuat komparasi atau


(3)

perbandingan dari semua hasil wawancara yang dilakukan oleh seorang atau lebih dari seorang informan.

3. Hasil kesimpulan dari interview ini lebih diteliti,lebih dekat serta memenuhi kriteria dan reabilitas

Data yang diperoleh dalam wawancara ini adalah mengenai peristiwa baik aktifitas- aktifitas nelayan saat melaut maupun aktifitas sehari-hari pada komunitas nelayan Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan.

3. Dokumentasi

Penulis melakukan dokumentasi yan digunakan sebagai dokumentai pribadi, yang manfaatnya untuk menunjang keabsahan data sebagai wujud bahwa penulis turun langsung kelapangan. Pengumpulan dokumentasi dilakukan dengan pengambilan data yang telah tersedia.

Teknik dokumentasi data yang diperoleh adalah berupa pengambilan foto-foto dari lokasi penelitian seperti pada saat peneliti melakukan wawancara dengan informan kunci maupun ahil. Sumber data tertulis dari aparat Desa seperti Peta Desa, Monografi Desa, atau data-data lain yang mendukung.

1.6.6 Teknik Analisi Data

1.6.6.1 Teknik analisa data kuantitatif

Teknik analisis data sejatinya merupakan penelaah lebih mendalam dan pengaturan sistematis wawancara, catatan subyek dan


(4)

menggunakan analisis data. Dalam pelaksanaannya melalui pendekatan kuantitatif, penelitian ini menggunakan alat bentuk penelitian dengan tabulasi tunggal (mono tab) dan tabulasi silang (cross tab) dengan menggunakan analisis prosentase melalui pengumpulan data di lapangan.

1. Tabulasi Tunggal (mono tab)

Proses pemasukan atau penyusunan data dan frekuensi ke dalam tabel dalam satu kolom tunggal disebut tabulasi sederhana. Data diperoleh dari frekuensi jawaban responden melalui pengumpulan angket.

2. Tabulasi Silang (cross tab)

Tabulasi silang adalah analisa dengan menggunakan tabel silang. Tabel silang ini dapat berbentuk frekuensi atau prosentase.dalam analisis silang atau tabulasi silang, variabel-variabel dipaparkan dalam suatu tabel.24

3. Analisa Prosentase

Teknik yang paling sering dipakai dalam analisis data adalah frekuensi distribusi relatif artinya data dibagi dalam beberapa kelompok dan dinyatakan rt diukur dalam prosentase. Dengan cara ini kita dapat mengetahui kelompok mana yang paling banyak jumlahnya,yang ditunjukkan oleh nilai presentase yang tertinggi dan begitu sebaliknya.25

Dengan rumus sebagai berikut:

24

Nanang martono,2010. “Metodologi penelitian kuantitatif analisis isi dan analisis data sekunder”.Jakarta: PT Raja Grafindo.hal:365

25


(5)

P = prosentase F = Frekuensi N + jumlah per item

1.6.6.2 Teknik Analisa data Kualitatif

Proses analisa data sejatinya merupakan penelaahan lebih mendalam dan pengaturan sistematis wawancara, catatan subyek,dan bahan-bahan lain yang menunjang. Dengan alasan inilah penulis menggunakan analisis data.

Studi kasus menekankan pada analisis yang detail dari sebuah peristiwa atau subyek penelitian,Yin menyarankan beberapa tahapan dalam studi kasus,dimulai dari menentukan dan mendefiniskan pertanyaan penelitian kemudian memilih kasus serta menentukan data teknik pengumpulan dan analisis. 26 dalam penelitian studi kasus tahapan pelaksanaan penelitian dilakukan dalam beberapa tahapan,mulai dari tahapan awal yaitu mengorganisir informasi secara keseluruhan,membaca keseluruhan informasi kemudian membuat suatu uraian terperinci mengenai fokus kasus yang akan diteliti dan konkretnya.27

Yin menjelaskan hasil dari langkah kerja tersebut adalah data-data informasi yang diolah dari teknik analisis guna mendapat


(6)

sebuah kesimpulan,setelah itu langkah terakhir adalah pengkajian data dalam bentuk laporan.

Secara teknis hal yang dilakukan penulis adalah mengembangkan dan menentukan teori dari fokus penelitian yan diambil oleh penulis, dalam menentukan teori apa yang akan digunakan untuk analisis tidak perlu suatu teori tersebut haruslah sesuai dengan yang ada di lapangan. teori hanya digunakan untuk alat menganalisis, setelah itu penulis memilih kasus yang akan dikaji lebih mendalam dan memilih data yang sesuai dengan fokus kajian penulis angkat. Data yang ada dirasa sesuai dengan fokus kajian,maka pelaksanaan metode penelitian dapat dilakukan sesuai dengan data yang telah dipilih dan sesuai dengan fokus kajian,metode dalam pelaksanaannya mengikuti apa yang menjadi kasus kajian bukan sebaliknya.

Pada penarikan kesimpulan data yang telah diambil melalui metode analisis dengan teori yang ditentukan sebelumnya,dari sinilah didapatkan kesimpulan yang sesuai dengan hasil yang diinginkan. Langkah tersebut akan disempurnakan dengan hasil yang konkret berupa penyajian tulisan dari data yang telah dianalisis menggunakan teori dan metode penelitian yang telah penulis pilih, yaitu kualitatif dengan menggunakan jenis studi kasus intrinsik karena dirasa dapat menggali data secara mendalam.