Tujuan Penelitian Pertanyaan Penelitian Stres Defenisi stres

gambaran mengenai faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa Fakultas Keperawatan yang sedang menyelesaikan skripsi dan tingkatan stres pada mahasiswa Fakultas Keperawatan USU yang sedang menyelesaikan skripsi.

3. Pertanyaan Penelitian

3.1 Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan stres pada mahasiswa Fakultas Keperawatan USU yang sedang menyelesaikan skripsi? 3.2 Bagaimana tingkat stres pada mahasiswa Fakultas Keperawatan USU yang sedang menyelesaikan skripsi?

4. Manfaat Penelitian

4.1 Pendidikan Keperawatan Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi, pertimbangan dan evaluasi pada mahasiswa, dosen dan pendidikan keperawatan terhadap faktor- faktor yang menyebabkan stres pada mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi, menggambarkan tingkat stres yang dialami mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi dan mencari solusi untuk masalah tersebut sehingga mahasiswa keperawatan dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu dan mengahasilkan sarjana- sarjana yang berkualitas. Universitas Sumatera Utara 4.2 Penelitian Keperawatan Menjadi sumber informasi bagi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya stres pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Stres Defenisi stres

Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang- pendek yang tidak sama, pernah atau akan mengalaminya dan tidak seorang pun bisa terhindar dari padanya. Stres merupakan istilah yang berasal dari bahasa latin ”singere” yang berarti ” keras” stricus. Istilah ini mengalami perubahan seiring dengan perkembangan penelaahan yang berlanjut dari waktu ke waktu dari straise, strest, stresce, dan stress Yosep, 2007. Menurut Selye, dalam bukunya yang berjudul Stress Without Distress, stres adalah segala situasi dimana tuntutan nonspesifik mengharuskan seorang individu untuk merespon atau melakukan tindakan Potter Perry, 2005. Nemey dalam Grenberg 1984 dalam Yosep 2007 menyebutkan stres sebagai reaksi fisik, mental, dan kimia dari tubuh terhadap situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan, membahayakan dan merisaukan seseorang. Definisi lain menyebutkan bahwa stres merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi mental, fisik, emosional, dan spiritual manusia, yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut Hardjana, 1994. Menurut Gray Smeltzer 1990 dalam agoes 2003 stres adalah munculnya reaksi psikologis yang membuat seseorang merasa tegang atau cemas Universitas Sumatera Utara yang disebabkan ketidakmampuan mengatasi atau meraih tuntutan atau keinginannya. Stres diakibatkan oleh adanya perubahan-perubahan nilai budaya, perubahan sistem kemasyarakatan, tugas atau pekerjaan serta akibat ketegangan antara idealisme dan realita Sulistiawati, 2005. Baik nyata maupun imajinasi, persepsi seseorang terhadap stres sebenarnya berasal dari perasaan takut atau marah. Perasaan ini dapat di ekspresikan dalam sikap tidak sabar, frustasi, iri, tidak ramah, depresi, bimbang, cemas, rasa bersalah, khawatir, atau apati. Selain itu perasaan ini juga dapat muncul dalam bentuk sikap yang pesimis, tidak puas, produktivitas rendah, dan sering absen. Emosi, sikap dan perilaku kita yang terpengaruh stres dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius dan tergantung reaksi individu tersebut terhadap stres. Pada penelitian yang dilakukan oleh Braznitz Golberger 2001 mengatakan bahwa setiap individu memiliki ambang stres yang berbeda-beda karena karakteristik individu akan mempengaruhi tingkatan stres yang dialaminya. Adaptasi merupakan suatu bentuk respon tubuh sebagai homeostasis pada sistem lingkungan internal dan termasuk didalamnya penstabilan biologis internal dan pemeliharaan psikologis dalam hal jati diri dan rasa harga diri. Menurut Everly dan Giardano dalam Munandar 1995 stres dapat ditandai dengan tiga gejala utama yaitu mood, muskuloskeletal otot rangka, dan viceral organ dalam tubuh. Masing-masing gejala tersebut ditandai dengan : Universitas Sumatera Utara 1 Mood: over excited, perasaan bimbang, sulit tidur, mudah bingung dan lupa, kurang konsentrasi, rasa tidak nyaman dan gelisah, serta gugup. 2 Muskuloskeletal: jari-jari dan tangan gemetar, tidak dapat duduk tenang; diam dan berdiri ditempat, sakit kepala, otot tegang dan kaku, bicara gugup, leher menjadi kaku. 3 Visceral: perut mual, mulas dan muntah, degup jantung terganggu, banyak berkeringat, kepala terasa ringan atau pingsan, kedinginanmenggigil, wajah menjadi panas dan mulut menjadi kering.

1.2 Unsur-unsur stres

Dalam peristiwa stres, ada tiga hal yang merupakan unsur-unsur stres yang saling berkaitan yaitu: 1 Hal, peristiwa, orang, keadaan yang menjadi sumber stres stressor Hal yang menjadi sumber stres bisa berupa bencana alam, peristiwa hidup baik yang berhubungan dengan diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan kerja yang berat dan tempat tinggal yang tidak sehat. 2 Orang yang mengalami stres the stressed Dari segi orang yang mengalami stres, pemusatan perhatian tergantung pada tanggapan response seseorang terhadap hal-hal yang dinilai mendatangkan stres. Tanggapan itu disebut strain, yaitu tekanan atau ketegangan dan hal tersebut dapat mengejala secara psikologis dan fisiologis. 3 Hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab stres transactions Universitas Sumatera Utara Hubungan antara orang yang mengalami stres dan keadaan situation yang penuh stres merupakan proses. Dalam proses tersebut, hal yang mendatangkan stres dan pengalaman orang yang terkena stres saling berkaitan. Proses tersebut merupakan pengaruh timbal balik dan menciptakan usaha penyesuaian atau penyeimbangan yang terus menerus antara orang yang mengalami stres dan keadaan yang penuh stres, karena perbedaan cara, kemampuan dan keberhasilan orang-orang dalam mempengaruhi dampak yang mendatangkan stres itu berbeda maka stres yang dihadapi juga berbeda.

1.3 Sumber-sumber Stres

Sumber-sumber stres dapat digolongkan dalam bentuk-bentuk: 1 Krisis Perubahan atau peristiwa yang timbul mendadak dan menggoncangkan keseimbangan seseorang diluar jangkauan penyesuaian sehari-hari dapat merangsang stresor. Misalnya krisis dibidang usaha, hubungan keluarga dan sebagainya. 2 Frustasi Kegagalan dalam usaha pemuasan kebutuhan-kebutuhan atau dorongan naluri, sehingga timbul kekecewaan. Frustasi timbul bila niat atau usaha seseorang terhalang oleh rintangan-rintangan yang menghambat kemajuan suatu cita-cita baik yang berasal dari dalam diri sendiri atau dari luar. Universitas Sumatera Utara 3 Konflik Pertentangan antara dua keinginan atau dorongan yaitu antara kekuatan dorongan naluri dan kekuatan yang mengendalikan dorongan-dorongan naluri tersebut. 4 Tekanan Stres dapat ditimbulkan oleh tekanan yang berhubungan dengan tanggung jawab yang besar yang harus ditanggung seseorang.

1.4 Tipe kepribadian berhubungan dengan stres

Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial yang sama akan mengalami stres, tergantung pada tipe kepribadian yang dimiliki oleh individu. Ada dua tipe kepribadian yaitu : 1 Tipe kepribadian ”A” ”A” type Personality Tipe kepribadian ”A” merupakan tipe kepribadian yang beresiko tinggi terkena stres. Rosenmen Chesney 1980 dalam Hawari 2001 menggambarkan ciri-ciri tipe kepribadian ini sebagai berikut: Ambisius, agresif dan kompetitif, banyak jabatan rangkap, kurang sabar, mudah tegang dan tersinggung serta marah, kewaspadaan berlebihan, kontrol diri kuat, percaya diri berlebihan, cara berbicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam, bekerja tidak mengenal waktu, pandai berorganisasi dan memimpin otoriter, lebih suka bekerja sendiri bila ada tantangan, kaku terhadap waktu, tidak dapat tenang tidak relaks, serba tergesa-gesa, mudah bergaul, mudah menimbulkan perasaan empati dan bila tidak tercapai maksudnya mudah bersikap bermusuhan, tidak mudah Universitas Sumatera Utara dipengaruhi, kaku tidak fleksibel, berusaha keras untuk segala sesuatunya terkendali. 2 Tipe kepribadian ”B” ”B” type personality Tipe kepribadian “B” adalah kebalikan dari tipe kepribadian “A”, dengan ciri-ciri: ambisi yang wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi serta tidak memaksakan diri, penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah marah emosi terkendali, kewaspadaan dalam batas wajar dan kontrol diri serta percaya diri yang tidak berlebihan, cara bicara yang tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperaktif, dapat mengatur waktu dalam bekerja menyediakan waktu untuk istirahat, dalam berorganisasi dan memimpin bersifat akomodatif dan manusiawi, lebih suka bekerjasama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi tantangan, pandai mengatur waktu dan tenang relaks, tidak tergesa-gesa, mudah bergaul, ramah dan dapat menimbulkan empati untuk mencapai kebersamaan mutual benefit, tidak kaku fleksibel, sabar dan mempunyai selera humor yang tinggi, dapat menghargai pendapat orang lain, tidak merasa dirinya paling benar, dapat membebaskan diri dari segala macam problem kehidupan dan pekerjaan manakala sedang berlibur, dan mampu menahan serta mengendalikan diri Hawari, 2001. Universitas Sumatera Utara

1.5 Tahapan stres

Gejala-gejala stres pada diri seseorang sering kali tidak disadari karena perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat, dan baru dirasakan bila tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupan baik di rumah, lingkungan kerja, ataupun di lingkungan sosial. Selye merumuskan stres sebagai general adaptation syndrome GAS atau sindrom penyesuaian umum. Apabila faktor penyebab stres tidak dapat diatasi dan faktor penyebab tersebut terlalu besar, maka terjadi reaksi tubuh yaitu GAS General Adaptation Syndrom yang terdiri atas tiga tahapan yaitu tahap reaksi waspada, tahap melawan, dan tahap kelelahan yang bekerja untuk melindungi individu agar dapat bertahan hidup. Dr. Robert J. Van Amberg 1979 dalam Agoes 2003 dalam penelitiannya membagi tahapan-tahapan stres sebagai berikut: 1 Stres tahap I Merupakan tahapan stres yang paling ringan, dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan semangat bekerja besar dan berlebihan, penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya, namun tanpa disadari cadangan energi dihabiskan disertai rasa gugup yang berlebihan pula. 2 Stres tahap II Pada tahap ini, dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari akibat tidak cukup waktu untuk Universitas Sumatera Utara beristirahat. Pada tahap ini timbul keluhan-keluhan seperti: merasa letih waktu bangun tidur pagi, merasa mudah lelah dan merasa cepat capai, mengeluh lambung dan perut tidak nyaman, jantung berdebar-debar, otot punggung dan tengkuk terasa tegang, dan tidak bisa santai. 3 Stres tahap III Tahapan stres yang merupakan kelanjutan dari stres tahap II dengan keluhan-keluhan yang semakin nyata dan mengganggu yaitu: gangguan lambung dan usus yang semakin nyata misalnya gastritis dan diare, ketegangan otot-otot yang semakin terasa, perasaan tidak tenang dan ketegangan emosional yang semakin meningkat, gangguan pola tidur insomnia dan terganggunya kordinasi tubuh. Pada tahap ini seseorang harus sudah berkonsultasi dan mendapat terapi atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan tubuh beristirahat. 4 Stres tahap IV Merupakan tahapan stres dimana keluhan-keluhan stres tahap III diatas oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukannya kelainan fisik pada organ tubuh dan orang yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat dan akan muncul gejala-gejala: pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa lebih sulit, kehilangan kemampuan untuk merespon secara memadai, ketidakmampuan melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari, gangguan pola tidur yang disertai mimpi-mimpi yang menegangkan, negativisme, daya ingat dan konsentrasi menurun, dan Universitas Sumatera Utara timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya. 5 Stres tahap V Bila keadaan tahap IV terus berlanjut maka akan jatuh pada stres tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut: kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan dan sederhana, gangguan sistem pencernaan yang semakin berat, timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat, mudah bingung dan panik. 6 Stres tahap VI Tahap ini merupakan tahap klimaks, dimana seseorang mengalami serangan panik dan perasaan takut mati. Gambaran stres tahap ini adalah: debaran jantung yang sangat kuat, susah bernapas sesak dan megap- megap, seluruh tubuh gemetar, dingin dan keringat bercucuran, tidak ada tenaga untuk hal-hal yang ringan, pingsan atau kolaps Hawari, 2001.

1.6 Tingkatan stres

1 Stres ringan Stres ringan adalah stressor yang dihadapi setiap orang secara teratur umumnya dirasakan oleh setiap orang misalnya: lupa, kebanyakan tidur, kemacetan, dikritik. Situasi seperti ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau beberapa jam dan biasanya tidak akan menimbulkan penyakit kecuali jika dihadapi terus menerus. Universitas Sumatera Utara 2 Stres sedang Terjadi lebih lama, dari beberapa jam sampai beberapa hari. Misalnya perselisihan kesepakatan yang belum selesai, sebab kerja yang berlebih, mengharapkan pekerjaan baru, permasalahan keluarga. Situasi seperti ini dapat berpengaruh pada kondisi kesehatan seseorang. 3 Stres berat Merupakan stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai beberapa tahun misalnya hubungan suami istri yang tidak harmonis, kesulitan finansial, dan penyakit fisik yang lama Rasmun, 2004.

2. Faktor- Faktor yang Menyebabkan Stres