mereka telah tertata dengan baik maka potensi pajak dapat dioptimalkan sehingga daerah tersebut menjadi kaya. Namun, banyak juga daerah yang secara alamiah maupun struktur
ekonomi masih sangat tertinggal. Untuk itulah maka transfer dari Pemerintahan Pusat dalam bentuk DAU masih diberikan untuk mengatasi kesenjangan antar daerah fiscal gap.
3. Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urutan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan
kemampuan keuangan dibawah ratarata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah
merupakan urusan daerah. DAK merupakan dana yang berasal APBN dan dialokasikan ke daerah kabupatenkota untuk membiayai kebutuhan tertentu yang
sifatnya khusus, tergantung tersedianya dana dalam APBN Suparmoko:2002. Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan rumus alokasi
umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasioanal.
4. Belanja Daerah a. Pengertian Belanja Daerah
Menurut Halim 2003 : 145, belanja daerah adalah “pengeluaran yang dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab kepada masyarakat
Universitas Sumatera Utara
dan pemerintah di atasnya”. Menurut Halim dan Nasir 2006 : 44, belanja daerah adalah “semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan”. Menurut Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, “belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode
tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah”.
b. Klasifikasi Belanja Daerah
. Belanja daerah menurut kelompok belanja berdasarkan Permendagri 13 2006 terdiri atas:
belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan
kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi
hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan
jasa, dan belanja modal.
Menurut Halim 2004 : 18, belanja daerah digolongkan menjadi 4, yakni:
belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan
keuangan, dan belanja tak tersangka. Belanja aparatur daerah diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, dan belanja modal pembangunan. Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3 yakni belanja administrasi umum, belanja operasi dan
pemeliharaan, dan belanja modal.
Universitas Sumatera Utara
Klasifikasi belanja daerah yang sesuai dengan klasifikasi belanja daerah menurut Kepmendagri 29 2002.
1 Belanja Administrasi Umum
Menurut Halim 2004 : 70, “belanja administrasi umum adalah semua pengeluaran pemerintah daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan
aktivitas atau pelayanan publik dan bersifat periodik”. Kelompok belanja administrasi umum terdiri atas 4 jenis belanja, yaitu: belanja pegawai personalia,
belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan. a Belanja pegawai personalia
Belanja pegawai merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk orang personel yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau dengan
kata lain biaya tetap pegawai. Jenis belanja pegawai personalia untuk belanja aparatur daerah meliputi objek belanja:
1 gaji dan tunjangan kepala daerah wakil kepala daerah,
2 gaji dan tunjangan pegawai,
3 biaya perawatan dan pengobatan,
4 biaya pengembangan sumber daya manusia.
Jenis belanja pegawai personalia untuk bagian belanja pelayanan publik meliputi objek belanja:
Universitas Sumatera Utara
a belanja tetap dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD,
b gaji dan tunjangan kepala daerah wakil kepala daerah, c gaji dan tunjangan pegawai daerah,
d biaya perawatan dan pengobatan, e biaya pengembangan sumber daya manusia.
b Belanja barang dan jasa Menurut Halim 2004 : 71, “Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran
pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik”. Jenis belanja barang dan jasa untuk bagian
belanja aparatur daerah terdiri atas objek belanja berikut:
1 biaya bahan pakai habis kantor,
2 biaya jasa kantor,
3 biaya cetak dan penggandaan keperluan kantor,
4 biaya sewa kantor,
5 biaya makanan dan minuman kantor,
6 biaya pakaian dinas,
7 biaya bunga utang,
8 biaya depresiasi gedung operasional,
9 biaya depresiasi alat angkutan operasional,
10 biaya depresiasi alat kantor dan rumah tangga,
11 Biaya depresiasi alat studio dan alat komunikasi operasional.
Universitas Sumatera Utara
Jenis belanja ini untuk bagian belanja pelayanan publik terdiri atas objek belanja berikut ini:
a biaya bahan pakai habis kantor,
b biaya jasa kantor,
c biaya cetak dan penggandaan keperluan kantor,
d biaya sewa kantor,
e biaya makanan dan minuman kantor,
f biaya pakaian dinas,
g biaya bunga utang,
h biaya depresiasi gedung operasional,
i biaya depresiasi alat-alat besar operasional,
j biaya depresiasi alat angkutan operasional,
k biaya depresiasi alat bengkel dan alat ukur operasional,
l biaya depresiasi alat pertanian operasional,
m biaya depresiasi alat kantor dan rumah tangga,
n biaya depresiasi alat studio dan alat komunikasi operasional,
o biaya depresiasi alat-alat kedokteran operasional,
p biaya depresiasi alat-alat laboratorium operasional.
c Belanja perjalanan dinas Menurut Halim 2004 : 71, “Belanja perjalanan dinas merupakan pengeluaran
pemerintah untuk biaya perjalanan pegawai dan dewan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik”. Menurut Halim 2004 :71, “objek
belanja dari jenis belanja ini untuk bagian belanja aparatur daerah meliputi biaya
Universitas Sumatera Utara
perjalanan dinas, sedangkan untuk bagian belanja pelayanan publik meliputi biaya perjalanan dinas, biaya perjalanan pindah, dan biaya pemulangan pegawai yang
gugur dan dipensiunkan”. d
Belanja pemeliharaan Menurut Halim 2004, 71, “Belanja pemeliharaan merupakan pengeluaran
pemerintah daerah untuk pemeliharaan barang daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik”. Objek belanja dari jenis belanja
pemeliharaan untuk bagian belanja aparatur daerah terdiri atas:
1 biaya pemeliharaan bangunan gedung,
2 biaya pemeliharaan alat-alat angkutan,
3 biaya pemeliharaan alat-alat kantor dan rumah tangga,
4 biaya pemeliharaan alat-alat studio dan alat komunikasi,
5 biaya pemeliharaan buku perpustakaan,
6 biaya pemeliharaan alat-alat persenjataan.
Objek belanja untuk jenis belanja pemeliharaan untuk bagian belanja pelayanan publik terdiri atas:
a biaya pemeliharaan jalan dan jembatan,
b biaya pemeliharaan bangunan air irigasi,
c biaya pemeliharaan instalasi,
d biaya pemeliharaan jaringan,
e biaya pemeliharaan bangunan gedung,
f biaya pemeliharaan monumen,
g biaya pemeliharaan alat-alat besar,
Universitas Sumatera Utara
h biaya pemeliharaan alat-alat angkutan,
i biaya pemeliharaan alat-alat bengkel,
j biaya pemeliharaan alat-alat pertanian,
k biaya pemeliharaan alat-alat kantor dan rumah tangga,
l biaya pemeliharaan alat-alat studio dan alat komunikasi,
m biaya pemeliharaan alat-alat kedokteran,
n biaya pemeliharaan alat-alat laboratorium,
o biaya pemeliharaan buku perpustakaan,
p biaya pemeliharaan barang bercorak kesenian, kebudayaan,
q biaya pemeliharaan hewan, ternak, serta tanaman,
r biaya pemeliharaan alat-alat persenjataan.
2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan
Menurut Halim 2004 : 72, “Belanja operasi dan pemeliharaan merupakan semua belanja pemerintah daerah yang berhubungan dengan aktivitas atau
pelayanan publik”. Kelompok belanja ini meliputi jenis belanja : belanja pegawai personalia, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas dan belanja
pemeliharaan.
a Belanja pegawai personalia
Jenis belanja pegawai personalia untuk bagian belanja aparatur daerah maupun pelayanan publik meliputi objek belanja berikut :
1 honorarium upah,
Universitas Sumatera Utara
2 uang lembur,
3 insentif.
b Belanja barang dan jasa Jenis belanja barang dan jasa baik untuk bagian belanja aparatur daerah
maupun pelayanan publik meliputi objek belanja :
1 biaya bahan material,
2 biaya jasa pihak ketiga,
3 biaya cetak dan penggandaan,
4 biaya sewa,
5 biaya makanan dan minuman,
6 biaya bunga utang,
7 biaya pakaian kerja.
c Belanja perjalanan dinas d
Belanja pemeliharaan “Jenis belanja perjalanan dinas dan jenis belanja pemeliharaan memiliki klasifikasi
yang sama dengan klasifikasi jenis belanja ini pada kelompok belanja administrasi umum, baik untuk bagian belanja aparatur daerah maupun pelayanan publik”
Halim, 2004:73.
3 Belanja Modal
Menurut Halim 2004 : 73, “belanja modal merupakan belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan
Universitas Sumatera Utara
menambah asset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja
administrasi umum”. Belanja modal dapat dikategorikan dalam 5 lima kategori utama yaitu belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan
mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja modal fisik lainnya.
a Belanja Modal Tanah Belanja modal tanah adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk
pengadaan pembeliaan pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan
sertipikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai.
b Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran atau biaya yang
digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan
gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai.
c Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran atau biaya yang
digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesinserta inventaris kantor yang memberikan
Universitas Sumatera Utara
manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai.
d Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran atau biaya yang
digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran
untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam
kondisi siap pakai. e Belanja Modal Fisik Lainnya
Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan
pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin,
gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang
kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmia
Berikut ini tabel komponen biaya yang ada di dalam belanja modal :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Jenis Belanja Modal dan Komponen-komponennya
Jenis Belanja Modal
Komponen Biaya yang Dimungkinkan Di Dalam Belanja Modal
Belanja Modal Tanah
Belanja modal pembebasan tanah Belanja modal pembayaran honor tim tanah
Belanja modal pembuatan sertifikat tanah Belanja modal pengurugan dan pematangan tanah
Belanja modal biaya pengukuran tanah Belanja modal perjalanan pengadaan tanah
Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
Belanja modal bahan baku gedung dan bangunan Belanja modal upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis
gedung dan bangunan Belanja modal sewa peralatan gedung dan bangunan
Belanja modal perencanaan dan pengawasan gedung dan bangunan
Belanja modal perizinan gedung dan bangunan Belanja modal pengosongan dan pembongkaran bangunan
lama gedung dan bangunan Belanja modal honor perjalanan gedung dan bangunan
Belanja Modal Peralatan dan
Mesin Belanja modal bahan baku peralatan dan mesin
Belanja modal upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis peralatan dan mesin
Belanja modal sewa peralatan, peralatan dan mesin Belanja modal perencanaan dan pengawasan peralatan dan
mesin Belanja modal perizinan peralatan dan mesin
Belanja modal pemasangan peralatan dan mesin Belanja modal perjalanan peralatan dan mesin
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan
Belanja modal bahan baku jalan dan jembatan Belanja modal upah tenaga kerja dan honor pengelola tekhnis
jalan dan jembatan Belanja modal sewa peralatan jalan dan jembatan
Belanja modal perencanaan dan pengawasan jalan dan jembatan
Belanja modal perizinan jalan dan jembatan
Universitas Sumatera Utara
Belanja modal pengosongan dan pembongkaran bangunan lama jalan dan jembatan
Belanja modal perjalanan jalan dan jembatan Belanja modal bahan baku irigasi dan jaringan
Belanja modal upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis irigasi dan jaringa n
Belanja modal sewa peralatan irigasi dan jaringan Belanja modal perencanaan dan pengawasan irigasi dan
jaringan Belanja modal perizinan irigasi dan jaringan
Belanja modal pengosongan dan pembongkaran bangunan lama irigasi dan jaringan
Belanja modal perjalanan irigasi dan jaringan
Belanja Modal Fisik Lainnya
Belanja modal bahan baku fisik lainnya Belanja modal upah tenaga kerja dan pengelola teknis fisik
lainnya Belanja modal sewa peralatan fisik lainnya
Belanja modal perencanaan dan pengawasan fisik lainnya Belanja modal perizinan fisik lainnya
Belanja modal jasa konsultan fisik lainnya
Sumber : situs www.google.go.id
4 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan
Menurut Halim 2004 : 73, “Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan berbentuk kegiatan pengalihan uang atau barang dari Pemerintah Daerah”.
Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan merupakan belanja yang dibayarkan kepada pemerintah bawahan desa lembaga keagamaan lembaga sosial
organisasi profesi, belanja pemerintah dengan kriteria : a tidak menerima secara langsung imbal barang dan jasa seperti layaknya terjadi
dalam transaksi pembelian dan penjualan, b tidak mengharapkan dibayar kembali di masa yang akan datang, seperti
layaknya yang diharapkan dari suatu pinjaman,
Universitas Sumatera Utara
c tidak mengharapkan adanya hasil pendapatan, seperti layaknya yang diharapkan dari suatu investasi.
Kelompok belanja bagi hasil dan bantuan keuangan terkhusus bagi kabupaten kota terdiri atas jenis belanja berikut hanya untuk bagian belanja
pelayanan publik :
1 belanja bagi hasil retribusi kepada Pemerintah Desa,
2 belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa Kelurahan, 3 belanja bantuan keuangan kepada organisasi kemasyarakatan,
4 belanja bantuan keuangan kepada organisasi profesi.
5 Belanja Tidak Tersangka
Menurut Halim 2004 : 73, “kelompok belanja tidak tersangka adalah belanja Pemerintah Daerah untuk pelayanan publik dalam rangka mengatasi bencana alam
dan atau bencana sosial. Kelompok belanja ini terdiri atas jenis belanja tidak tersangka”. Belanja tidak tersangka merupakan pengeluaran yang disediakan
pemerintah daerah untuk membiayai :
a kejadian-kejadian luar biasa seperti bencana alam, kejadian yang dapat membahayakan daerah,
b tagihan tahun lalu yang belum diselesaikan dan atau yang tidak tersedia anggarannya pada tahun bersangutan,
Universitas Sumatera Utara
c pengembalian penerimaan yang bukan haknya atau penerimaan yang dibebaskan dibatalkan dan atau kelebihan penerimaan.
5. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipengaruhi oleh perkembangan masing- masing sektor yang berperan dalam membentuk nilai tambah perekonomian suatu
daerah. Nilai pertumbuhan yang diperoleh tersebut merupakan dampak nyata dari suatu kondisi ekonomi yang terjadi pada tahun yang bersangkutan
. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui dan
mengevaluasi hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan menunjukkan sejauh mana kinerja atau aktivitas dari
berbagai sektor ekonomi akan menghasilkan nilai tambah pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.
Pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama satu periode tertentu tidak terlepas dari perkembangan masing-masing sektor atau sub sektor yang ikut membentuk nilai
tambah perekonomian suatu daerah. Kesanggupan mencapai pertumbuhan tersebut juga merupakan refleksi dari kondisi ekonomi pada periode yang bersangkutan.
Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB sebagai suatu indikator mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan yang telah
dicapai serta menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sirojuzilam 2003:4, “Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam
bidang ekonomi”. Menurut Kuznets 1966 dalam Sirojuzilam 2003:5, definisi
pertumbuhan ekonomi adalah “kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan
ini bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan”.
Delapan perbedaan yang mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan syarat-syarat terlaksananya pembangunan ekonomi modern :
a. perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia,
b. pendapatan per kapita dan tingkat GNP di saat mulai membangun, bila
dibandingkan dengan negara-negara lainnya, c.
perbedaan iklim, d.
perbedaan jumlah penduduk, distribusi, serta laju pertumbuhannya, e.
peranan sejarah migrasi internasional, f.
perbedaan dalam memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional, g.
Kemampuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmiah dan teknologi dasar,
h. Stabilitas dan fleksibilitas lembaga-lembaga politik.
PDRB yang digunakan yaitu PDRB atas dasar harga berlaku. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan
setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah. Dengan melihat angka
Universitas Sumatera Utara
persentase setiap sektor tersebut, selain dapat diketahui sumbangan atau kontribusi masing-masing sektor, juga dapat dilihat struktur perekonomian daerah yang
bersangkutan. Dengan demikian dapat diketahui apakah perekonomian daerah bersifat agraris atau non agraris. Apabila pendapatan regional dikumpulkan dari waktu ke
waktu, maka akan terlihat perubahan kontribusi masing-masing sektor serta perubahan struktur ekonominya. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan
perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan pembangunan yang dilaksanakan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut tabel 2.2 yaitu tabel tinjauan penelitian terdahulu yang terlihat sebagai berikut:
Tabel 2.2 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU
No Peneliti
Tahun Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Universitas Sumatera Utara