Dana Alokasi Khusus Pertumbuhan Ekonomi

mereka telah tertata dengan baik maka potensi pajak dapat dioptimalkan sehingga daerah tersebut menjadi kaya. Namun, banyak juga daerah yang secara alamiah maupun struktur ekonomi masih sangat tertinggal. Untuk itulah maka transfer dari Pemerintahan Pusat dalam bentuk DAU masih diberikan untuk mengatasi kesenjangan antar daerah fiscal gap.

3. Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urutan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan dibawah ratarata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat yang telah merupakan urusan daerah. DAK merupakan dana yang berasal APBN dan dialokasikan ke daerah kabupatenkota untuk membiayai kebutuhan tertentu yang sifatnya khusus, tergantung tersedianya dana dalam APBN Suparmoko:2002. Kebutuhan khusus adalah kebutuhan yang sulit diperkirakan dengan rumus alokasi umum, dan atau kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasioanal.

4. Belanja Daerah a. Pengertian Belanja Daerah

Menurut Halim 2003 : 145, belanja daerah adalah “pengeluaran yang dilakukan oleh Pemda untuk melaksanakan wewenang dan tanggung jawab kepada masyarakat Universitas Sumatera Utara dan pemerintah di atasnya”. Menurut Halim dan Nasir 2006 : 44, belanja daerah adalah “semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurangan nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan”. Menurut Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, “belanja daerah adalah semua pengeluaran kas daerah dalam periode tahun anggaran tertentu yang menjadi beban daerah”.

b. Klasifikasi Belanja Daerah

. Belanja daerah menurut kelompok belanja berdasarkan Permendagri 13 2006 terdiri atas: belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kelompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja tidak langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Kelompok belanja langsung dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Menurut Halim 2004 : 18, belanja daerah digolongkan menjadi 4, yakni: belanja aparatur daerah, belanja pelayanan publik, belanja bagi hasil dan bantuan keuangan, dan belanja tak tersangka. Belanja aparatur daerah diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal pembangunan. Belanja pelayanan publik dikelompokkan menjadi 3 yakni belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan belanja modal. Universitas Sumatera Utara Klasifikasi belanja daerah yang sesuai dengan klasifikasi belanja daerah menurut Kepmendagri 29 2002. 1 Belanja Administrasi Umum Menurut Halim 2004 : 70, “belanja administrasi umum adalah semua pengeluaran pemerintah daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau pelayanan publik dan bersifat periodik”. Kelompok belanja administrasi umum terdiri atas 4 jenis belanja, yaitu: belanja pegawai personalia, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan. a Belanja pegawai personalia Belanja pegawai merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk orang personel yang tidak berhubungan secara langsung dengan aktivitas atau dengan kata lain biaya tetap pegawai. Jenis belanja pegawai personalia untuk belanja aparatur daerah meliputi objek belanja: 1 gaji dan tunjangan kepala daerah wakil kepala daerah, 2 gaji dan tunjangan pegawai, 3 biaya perawatan dan pengobatan, 4 biaya pengembangan sumber daya manusia. Jenis belanja pegawai personalia untuk bagian belanja pelayanan publik meliputi objek belanja: Universitas Sumatera Utara a belanja tetap dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD, b gaji dan tunjangan kepala daerah wakil kepala daerah, c gaji dan tunjangan pegawai daerah, d biaya perawatan dan pengobatan, e biaya pengembangan sumber daya manusia. b Belanja barang dan jasa Menurut Halim 2004 : 71, “Belanja barang dan jasa merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk penyediaan barang dan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan pelayanan publik”. Jenis belanja barang dan jasa untuk bagian belanja aparatur daerah terdiri atas objek belanja berikut: 1 biaya bahan pakai habis kantor, 2 biaya jasa kantor, 3 biaya cetak dan penggandaan keperluan kantor, 4 biaya sewa kantor, 5 biaya makanan dan minuman kantor, 6 biaya pakaian dinas, 7 biaya bunga utang, 8 biaya depresiasi gedung operasional, 9 biaya depresiasi alat angkutan operasional, 10 biaya depresiasi alat kantor dan rumah tangga, 11 Biaya depresiasi alat studio dan alat komunikasi operasional. Universitas Sumatera Utara Jenis belanja ini untuk bagian belanja pelayanan publik terdiri atas objek belanja berikut ini: a biaya bahan pakai habis kantor, b biaya jasa kantor, c biaya cetak dan penggandaan keperluan kantor, d biaya sewa kantor, e biaya makanan dan minuman kantor, f biaya pakaian dinas, g biaya bunga utang, h biaya depresiasi gedung operasional, i biaya depresiasi alat-alat besar operasional, j biaya depresiasi alat angkutan operasional, k biaya depresiasi alat bengkel dan alat ukur operasional, l biaya depresiasi alat pertanian operasional, m biaya depresiasi alat kantor dan rumah tangga, n biaya depresiasi alat studio dan alat komunikasi operasional, o biaya depresiasi alat-alat kedokteran operasional, p biaya depresiasi alat-alat laboratorium operasional. c Belanja perjalanan dinas Menurut Halim 2004 : 71, “Belanja perjalanan dinas merupakan pengeluaran pemerintah untuk biaya perjalanan pegawai dan dewan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik”. Menurut Halim 2004 :71, “objek belanja dari jenis belanja ini untuk bagian belanja aparatur daerah meliputi biaya Universitas Sumatera Utara perjalanan dinas, sedangkan untuk bagian belanja pelayanan publik meliputi biaya perjalanan dinas, biaya perjalanan pindah, dan biaya pemulangan pegawai yang gugur dan dipensiunkan”. d Belanja pemeliharaan Menurut Halim 2004, 71, “Belanja pemeliharaan merupakan pengeluaran pemerintah daerah untuk pemeliharaan barang daerah yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan publik”. Objek belanja dari jenis belanja pemeliharaan untuk bagian belanja aparatur daerah terdiri atas: 1 biaya pemeliharaan bangunan gedung, 2 biaya pemeliharaan alat-alat angkutan, 3 biaya pemeliharaan alat-alat kantor dan rumah tangga, 4 biaya pemeliharaan alat-alat studio dan alat komunikasi, 5 biaya pemeliharaan buku perpustakaan, 6 biaya pemeliharaan alat-alat persenjataan. Objek belanja untuk jenis belanja pemeliharaan untuk bagian belanja pelayanan publik terdiri atas: a biaya pemeliharaan jalan dan jembatan, b biaya pemeliharaan bangunan air irigasi, c biaya pemeliharaan instalasi, d biaya pemeliharaan jaringan, e biaya pemeliharaan bangunan gedung, f biaya pemeliharaan monumen, g biaya pemeliharaan alat-alat besar, Universitas Sumatera Utara h biaya pemeliharaan alat-alat angkutan, i biaya pemeliharaan alat-alat bengkel, j biaya pemeliharaan alat-alat pertanian, k biaya pemeliharaan alat-alat kantor dan rumah tangga, l biaya pemeliharaan alat-alat studio dan alat komunikasi, m biaya pemeliharaan alat-alat kedokteran, n biaya pemeliharaan alat-alat laboratorium, o biaya pemeliharaan buku perpustakaan, p biaya pemeliharaan barang bercorak kesenian, kebudayaan, q biaya pemeliharaan hewan, ternak, serta tanaman, r biaya pemeliharaan alat-alat persenjataan. 2 Belanja Operasi dan Pemeliharaan Menurut Halim 2004 : 72, “Belanja operasi dan pemeliharaan merupakan semua belanja pemerintah daerah yang berhubungan dengan aktivitas atau pelayanan publik”. Kelompok belanja ini meliputi jenis belanja : belanja pegawai personalia, belanja barang dan jasa, belanja perjalanan dinas dan belanja pemeliharaan. a Belanja pegawai personalia Jenis belanja pegawai personalia untuk bagian belanja aparatur daerah maupun pelayanan publik meliputi objek belanja berikut : 1 honorarium upah, Universitas Sumatera Utara 2 uang lembur, 3 insentif. b Belanja barang dan jasa Jenis belanja barang dan jasa baik untuk bagian belanja aparatur daerah maupun pelayanan publik meliputi objek belanja : 1 biaya bahan material, 2 biaya jasa pihak ketiga, 3 biaya cetak dan penggandaan, 4 biaya sewa, 5 biaya makanan dan minuman, 6 biaya bunga utang, 7 biaya pakaian kerja. c Belanja perjalanan dinas d Belanja pemeliharaan “Jenis belanja perjalanan dinas dan jenis belanja pemeliharaan memiliki klasifikasi yang sama dengan klasifikasi jenis belanja ini pada kelompok belanja administrasi umum, baik untuk bagian belanja aparatur daerah maupun pelayanan publik” Halim, 2004:73. 3 Belanja Modal Menurut Halim 2004 : 73, “belanja modal merupakan belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan Universitas Sumatera Utara menambah asset atau kekayaan daerah dan selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum”. Belanja modal dapat dikategorikan dalam 5 lima kategori utama yaitu belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal gedung dan bangunan, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja modal fisik lainnya. a Belanja Modal Tanah Belanja modal tanah adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan pembeliaan pembebasan penyelesaian, balik nama dan sewa tanah, pengosongan, pengurugan, perataan, pematangan tanah, pembuatan sertipikat, dan pengeluaran lainnya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah dan sampai tanah dimaksud dalam kondisi siap pakai. b Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja Modal Gedung dan Bangunan adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan pembangunan gedung dan bangunan yang menambah kapasitas sampai gedung dan bangunan dimaksud dalam kondisi siap pakai. c Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja modal peralatan dan mesin adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian, dan peningkatan kapasitas peralatan dan mesinserta inventaris kantor yang memberikan Universitas Sumatera Utara manfaat lebih dari 12 dua belas bulan dan sampai peralatan dan mesin dimaksud dalam kondisi siap pakai. d Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja modal jalan, irigasi dan jaringan adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan, dan termasuk pengeluaran untuk perencanaan, pengawasan dan pengelolaan jalan irigasi dan jaringan yang menambah kapasitas sampai jalan irigasi dan jaringan dimaksud dalam kondisi siap pakai. e Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja modal fisik lainnya adalah pengeluaran atau biaya yang digunakan untuk pengadaan penambahan penggantian peningkatan pembangunan pembuatan serta perawatan terhadap fisik lainnya yang tidak dapat dikategorikan kedalam kriteria belanja modal tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, dan jalan irigasi dan jaringan, termasuk dalam belanja ini adalah belanja modal kontrak sewa beli, pembelian barang-barang kesenian, barang purbakala dan barang untuk museum, hewan ternak dan tanaman, buku-buku, dan jurnal ilmia Berikut ini tabel komponen biaya yang ada di dalam belanja modal : Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Jenis Belanja Modal dan Komponen-komponennya Jenis Belanja Modal Komponen Biaya yang Dimungkinkan Di Dalam Belanja Modal Belanja Modal Tanah Belanja modal pembebasan tanah Belanja modal pembayaran honor tim tanah Belanja modal pembuatan sertifikat tanah Belanja modal pengurugan dan pematangan tanah Belanja modal biaya pengukuran tanah Belanja modal perjalanan pengadaan tanah Belanja Modal Gedung dan Bangunan Belanja modal bahan baku gedung dan bangunan Belanja modal upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis gedung dan bangunan Belanja modal sewa peralatan gedung dan bangunan Belanja modal perencanaan dan pengawasan gedung dan bangunan Belanja modal perizinan gedung dan bangunan Belanja modal pengosongan dan pembongkaran bangunan lama gedung dan bangunan Belanja modal honor perjalanan gedung dan bangunan Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja modal bahan baku peralatan dan mesin Belanja modal upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis peralatan dan mesin Belanja modal sewa peralatan, peralatan dan mesin Belanja modal perencanaan dan pengawasan peralatan dan mesin Belanja modal perizinan peralatan dan mesin Belanja modal pemasangan peralatan dan mesin Belanja modal perjalanan peralatan dan mesin Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan Belanja modal bahan baku jalan dan jembatan Belanja modal upah tenaga kerja dan honor pengelola tekhnis jalan dan jembatan Belanja modal sewa peralatan jalan dan jembatan Belanja modal perencanaan dan pengawasan jalan dan jembatan Belanja modal perizinan jalan dan jembatan Universitas Sumatera Utara Belanja modal pengosongan dan pembongkaran bangunan lama jalan dan jembatan Belanja modal perjalanan jalan dan jembatan Belanja modal bahan baku irigasi dan jaringan Belanja modal upah tenaga kerja dan honor pengelola teknis irigasi dan jaringa n Belanja modal sewa peralatan irigasi dan jaringan Belanja modal perencanaan dan pengawasan irigasi dan jaringan Belanja modal perizinan irigasi dan jaringan Belanja modal pengosongan dan pembongkaran bangunan lama irigasi dan jaringan Belanja modal perjalanan irigasi dan jaringan Belanja Modal Fisik Lainnya Belanja modal bahan baku fisik lainnya Belanja modal upah tenaga kerja dan pengelola teknis fisik lainnya Belanja modal sewa peralatan fisik lainnya Belanja modal perencanaan dan pengawasan fisik lainnya Belanja modal perizinan fisik lainnya Belanja modal jasa konsultan fisik lainnya Sumber : situs www.google.go.id 4 Belanja Bagi Hasil dan Bantuan Keuangan Menurut Halim 2004 : 73, “Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan berbentuk kegiatan pengalihan uang atau barang dari Pemerintah Daerah”. Belanja bagi hasil dan bantuan keuangan merupakan belanja yang dibayarkan kepada pemerintah bawahan desa lembaga keagamaan lembaga sosial organisasi profesi, belanja pemerintah dengan kriteria : a tidak menerima secara langsung imbal barang dan jasa seperti layaknya terjadi dalam transaksi pembelian dan penjualan, b tidak mengharapkan dibayar kembali di masa yang akan datang, seperti layaknya yang diharapkan dari suatu pinjaman, Universitas Sumatera Utara c tidak mengharapkan adanya hasil pendapatan, seperti layaknya yang diharapkan dari suatu investasi. Kelompok belanja bagi hasil dan bantuan keuangan terkhusus bagi kabupaten kota terdiri atas jenis belanja berikut hanya untuk bagian belanja pelayanan publik : 1 belanja bagi hasil retribusi kepada Pemerintah Desa, 2 belanja bantuan keuangan kepada Pemerintah Desa Kelurahan, 3 belanja bantuan keuangan kepada organisasi kemasyarakatan, 4 belanja bantuan keuangan kepada organisasi profesi. 5 Belanja Tidak Tersangka Menurut Halim 2004 : 73, “kelompok belanja tidak tersangka adalah belanja Pemerintah Daerah untuk pelayanan publik dalam rangka mengatasi bencana alam dan atau bencana sosial. Kelompok belanja ini terdiri atas jenis belanja tidak tersangka”. Belanja tidak tersangka merupakan pengeluaran yang disediakan pemerintah daerah untuk membiayai : a kejadian-kejadian luar biasa seperti bencana alam, kejadian yang dapat membahayakan daerah, b tagihan tahun lalu yang belum diselesaikan dan atau yang tidak tersedia anggarannya pada tahun bersangutan, Universitas Sumatera Utara c pengembalian penerimaan yang bukan haknya atau penerimaan yang dibebaskan dibatalkan dan atau kelebihan penerimaan.

5. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah dipengaruhi oleh perkembangan masing- masing sektor yang berperan dalam membentuk nilai tambah perekonomian suatu daerah. Nilai pertumbuhan yang diperoleh tersebut merupakan dampak nyata dari suatu kondisi ekonomi yang terjadi pada tahun yang bersangkutan . Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui dan mengevaluasi hasil pembangunan yang dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi akan menunjukkan sejauh mana kinerja atau aktivitas dari berbagai sektor ekonomi akan menghasilkan nilai tambah pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama satu periode tertentu tidak terlepas dari perkembangan masing-masing sektor atau sub sektor yang ikut membentuk nilai tambah perekonomian suatu daerah. Kesanggupan mencapai pertumbuhan tersebut juga merupakan refleksi dari kondisi ekonomi pada periode yang bersangkutan. Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB sebagai suatu indikator mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan yang telah dicapai serta menentukan arah pembangunan di masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Menurut Sirojuzilam 2003:4, “Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi”. Menurut Kuznets 1966 dalam Sirojuzilam 2003:5, definisi pertumbuhan ekonomi adalah “kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan”. Delapan perbedaan yang mempengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi dan syarat-syarat terlaksananya pembangunan ekonomi modern : a. perbedaan kekayaan sumber daya alam dan kualitas modal manusia, b. pendapatan per kapita dan tingkat GNP di saat mulai membangun, bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya, c. perbedaan iklim, d. perbedaan jumlah penduduk, distribusi, serta laju pertumbuhannya, e. peranan sejarah migrasi internasional, f. perbedaan dalam memperoleh keuntungan dari perdagangan internasional, g. Kemampuan melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang ilmiah dan teknologi dasar, h. Stabilitas dan fleksibilitas lembaga-lembaga politik. PDRB yang digunakan yaitu PDRB atas dasar harga berlaku. Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut sektor menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu daerah. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu daerah. Dengan melihat angka Universitas Sumatera Utara persentase setiap sektor tersebut, selain dapat diketahui sumbangan atau kontribusi masing-masing sektor, juga dapat dilihat struktur perekonomian daerah yang bersangkutan. Dengan demikian dapat diketahui apakah perekonomian daerah bersifat agraris atau non agraris. Apabila pendapatan regional dikumpulkan dari waktu ke waktu, maka akan terlihat perubahan kontribusi masing-masing sektor serta perubahan struktur ekonominya. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila negatif menunjukkan terjadinya penurunan pembangunan yang dilaksanakan.

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Berikut tabel 2.2 yaitu tabel tinjauan penelitian terdahulu yang terlihat sebagai berikut: Tabel 2.2 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU No Peneliti Tahun Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

7 83 104

Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Belanja Modal sebagai variabel intervening studi empiris di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara

7 101 90

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

1 40 75

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi(Studi Empiris di Kabupaten/Kota Eks Karesid

1 2 16

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS, DAN BELANJA MODAL Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi(Studi Empiris di Kabupaten/Kota Eks Karesid

0 4 18

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten - Kabupaten di Propinsi Sumatera Barat.

0 0 6

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Pertumbuhan Ekonomi terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal Kabupaten Kota di Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel Moderating pada Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara

0 0 16