Pencegahan terhadap penularan virus Avian Influenza

41 24 Januari 2004, PBB memperingatkan flu burung lebih berbahaya dari SARS. 80 Hal tersebut dikarenakan kemampuan zat renik yang mudah bermutasi dan membunuh sistem imun manusia dengan cepat. Setelah PBB melakukan kebijakan tersebut, Pemerintah Indonesia juga melakukan hal yang sama yaitu pada 25 Januari 2004, Departemen Pertanian membenarkan adanya flu burung yang masuk ke Indonesia. Dilanjutkan pada 26 Januari 2005 dijelaskan oleh pihak Indonesia bahwa Virus Penyebab wabah penyakit tersebut adalah virus Avian Influenza H5N1 tipe A yang tergolong HPAI Highly Pantogenenic Avian Influenza.

2.1.4 Pencegahan terhadap penularan virus Avian Influenza

Pencegahan dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu, melalui unggas dan manusia. Melalui unggas dapat dilakukan dengan melakukan pemusnahan total pada unggas yang terinfeksi virus serta memberikan vaksinasi pada unggas. Memusnahkan unggas yang berada dalam lingkungan peternakan yang sudah di pastikan secara klinis dan Laboratoris bahwa unggas sudah terinfeksi virus. Pemusnahan total dilakukan dengan tujuan agar virus tidak menular ke wilayah lain. Mengingat sifat virus yang mudah bermutasi dan menjadi pandemi. Selain dengan cara pemusnahan total unggas yang terinfeksi dapat juga dilakukan dengan pemberian vaksin kepada unggas yang sehat. Sehingga unggas yang sehat tidak tertular dengan unggas yang sakit. Hal tersebut dapat meminimalisir kerugian para peternak unggas, karena unggas tidak semuanya mati akibat tertular unggas yang terinfeksi virus Avian Influenza. 80 “Flu Burung dan bagaimana menanggapinya” Dalam http:disnak.jambiprov.go.idcontent.php?show=pageshowfile=flu_burung.htmlpagetitle =Info20Flu20Burung. Diakses pada 4 Januari 2011 42 Sedangkan melalui manusia dapat dilakukan dengan mengubah perilaku manusia yang identik menyebabkan virus menular pada manusia. Bagi masyarakat umum hendaknya lebih hati-hati dan waspada akan virus yang mudah bermutasi ini. Masyarakat hendaknya menjaga kesehatan agar tidak mudah tertular yaitu dengan makan secara teratur serta makan makanan yang bergizi. Kaitannya dengan mengolah unggas sebaiknya masyarakat mengolah dengan cara yang benar. Antara lain yaitu dengan: 1. Pilih unggas yang sehat Tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya 2. Memasak daginga ayam sampai dengan suhu ± 80 ºC selama 1 menit daan pada telur sampai dengan suhu ± 64 ºC selama 4,5 menit. 81 Bagi masyarakat yang berhubungan langsung dengan lingkungan peternakan baik yang terinfeksi virus maupun yang sehat sebaiknya lebih cermat dalam menjaga kebersihan badan maupun lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang sudah terinfeksi virus mudah sekali untuk menular ke lingkungan lain. Sifat H5N1 antara lain yitu mudah bermutasi dan menular tidak hanya kepada unggas namun juga menular ke manusia. Sehingga perlu waspada dengan keganasan virus tersebut. Seperti halnya pekerja yang ada di lingkungan suatu peternakan yang harus waspada akan virus yang ada Adapun yang harus dilakukan oleh para pekerja di lingkungan peternakan yaitu: 1. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis kerja. 2. Hindari kontak langsung dengan ayam atau unggas yang terinfeksi flu burung 3. Menggunakan alat pelindung diri seperti masker, dan pakaian kerja 4. Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja. 5. Membersihkan kotoran unggas setiap hari. 6. Imunisasi. 82 81 “Flu Burung” dalam http:www.litbang.depkes.go.idmaskes052004fluburung1.html Lihat juga dalam Berita Buana, ”Indonesia Resmi Terkena Flu Burung” Senin 26 Januari 2004 hal. 5 82 Ibid 43

2.2 Avian Influenza di Amerika Serikat