Strategi venezuela terhadap penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia periode 2009-2013

(1)

Diajukan sebagai syarat mendapat gelar sarjana (

S.Sos.)

oleh

Wahyu Hidayat

110113000029

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

i

Amerika Serikat di Kolombia periode 2009-2013. Penelitian skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data melalui studi pustaka. Kerangka pemikiran yang digunakan adalah prespektif neorealisme, teori structural realis, konsep kepentingan nasional, threat perception, security dilemma, dan konsep strategi. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa strategi venezuela dalam menghadapi penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia adalah dengan strategi defensive. Strategi defensive Venezuela dilakukan dengan memperkuat dan memodernisasi semua peralatan dan persenjataan militer, serta melakukan perubahan doktrin keamanan nasional Venezuela. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kedaulatan negaranya dari ancaman militer Amerika Serikat di Kolombia. Keberadaan militer Amerika Serikat di Kolombia dianggap sebagai ancaman eksternal terbesar oleh Venezuela, yang berbatasan langsung dengan Kolombia. Strategi defensive dengan meningkatkan kekuatan militer, merupakan langkah penting bagi Venezuela untuk mengimbangi kekuatan militer Amerika Serikat di Kolombia. Langkah yang dilakukan Venezuela ini tidak terlepas dari kepentingan Venezuela untuk melindungi keamanan nasional, melindungi ideologi sosialisme dan melindungi sistem ekonomi sosialisme yang diterapkan oleh Chavez.

Kata Kunci: Strategi, Militer, Kebijakan Pertahanan dan Keamanan, Kepentingan Nasional.


(7)

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil‘alamin, puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul.”Strategi Venezuela Terhadap Penempatan Militer Amerika Serikat di Kolombia Periode 2009-20013. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Strata 1 (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Hubungan Internasional di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak yang terlibat dalam skripsi ini. Sehubungan dengan itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Keluarga tercinta terutama Mama dan Almarhum Papa yaitu Hj. Suwarni dan H. Rustam. Alm.

2. Ibu Debbie Affianty selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan Ketua Jurusan Hubungan Internasional, Beliau juga salah satu orang yang ikut memudahkan kelancaran skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak, serta Bapak M. Adian Firnas selaku Dosen Pembimbing Akademik, dosen Prodi Hubungan Internasional UIN Jakarta Bapak Agus Nilmada.


(8)

iii

Jakarta, 25 Februari 2015


(9)

iv

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR SINGKATAN ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Pernyataan Masalah ... 1

1.2Pertanyaan Penelitian ... 11

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 11

1.4Tinjauan Pustaka ... 11

1.5Kerangka Pemikiran ... 14

1.5.1 Prespektif Neorealisme ... 14

1.5.2 Teori Defensive Structural Realism ... 16

1.5.3 Konsep Kepentingan Nasional ... 17

1.5.4 Ttreat Perception ... 19

1.5.5 Konsep Security Dilemma ... 20

1.5.6 Konsep Strategi ... 22

1.6Metode Penelitian ... 25

1.7Sistematika Penulisan ... 27

BAB II Kepentingan Venezuela dalam Merespon kehadiran Militer Amerika Serikat di Kolombia 2.1Keamanan Nasional Venezuela ... 29


(10)

v

Masa Pemerintahan Hugo Chavez Periode 2009-2013

3.1Arti Penting Kawasan Amerika Latin bagi Venezuela dan

Amerika Serikat………. ... . 50

3.2Hubungan Venezuela dan Amerika Serikat Tahun 2009-2013 ... 54

3.3Kerjasama Militer AS dengan Kolombia Tahun 2009……….. ... 60

3.3.1 Plan Colombia tahun 1999... 62

3.3.2 Perjanjian Pertahanan AS-Colombia SACTA 2009 ... 64

3.4Konflik antara Venezuela dan Kolombia terkait Pangkalan Militer AS di Kolombia dan Perlindungan FARC oleh Venezuela ... 70

BAB IV Strategi Venezuela Terhadap Penempatan Militer AS di Kolombia Periode 2009-2013 4.1Strategi Defensive Venezuela... ` 74

4.4.1 Perubahan Doktrin Keamanan Nasional Venezuela. ... 82

4.4.2 Kontribusi Perempuan dalam Angkatan Bersenjata Venezuela ... 85

4.2Peningkatan dan Modernisasi kekuatan militer Venezuela ... 89

4.3Aliansi Venezuela dengan Rusia ... 94

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan... 98


(11)

vi

SACTA : Supplemental Agreement for Cooperation and Technical Assistancein Defence and Security

PBB : Persatuan Bangsa-Bangsa OAS : Organization of American States OPEC : Oil Petroeluem Exporting Contries GDP : Gross Domestic Product

KTT : Konferensi Tingkat Tinggi

FTAA : Free Trade of the Americas Action

ALBA : Alternative Bolivariana Para Las Americana

ACI : The Andean CounterdrugInitiative

FMF : Foreign Military Sales Financing

FY : Fiscal Year

DOD : Department of Defense SOA : School of The Americas

FARC : Fuerzas Armadas Revolucionarias de Colombia UNASUR : Union of South American Nations

CTV : The Confederación de Trabajadores de Venezuela

AD : Action Democratic

MAS : Movimiento al Socialismo

LOFAN : The New Organic Law of the National Armed Force FAN : Fuerza Armada Nacional

AMV : Aviación Militar Venezolana GNV : Guardia Nacional de Venezuela FAC : Fuerzas Armadas de Cooperacion FAR : The Revolutionary Armed Force of Cuba

NBAF : National Armed Forces of the Bolivarian Republic of Venezuela


(12)

(13)

viii

Gambar 3 Gambar Pangkalan Militer Amerika Serikat di Kolombia…………....68 Gambar 4 Gambar Pangkalan Militer Venezuela di Perbatasan Kolombia……...81

DAFTAR TABEL DAN GRAFIK

Tabel 1. Daftar Negara-negara Pengekspor Minyak ke AS Tahun 2010-2012..5 Grafik 1 Jumlah Nilai Ekspor Keseluruhan Venezuela ke Amerika Serikat Tahun

(20092013)………55

Grafik 2 Jumah Nilai Ekspor Keseluruhan dari Amerika Serikat ke Venezuela (20092013)………...55 Table 2 Nasionalisasi Perusahaan Asing di Venezuela Oleh Chavez

2001-2010………...47 Table 3 Pengeluaran Anggaran Militer Venezuela………...90 Grafik 3. Grafik Anggaran Pengeluaran Militer Venezuela……….90


(14)

1 1.1 Pernyataan Masalah

Skripsi ini akan berfokus menganalisis tentang strategi Venezuela dalam menghadapi penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia tahun 2009-2013. Venezuela adalah salah satu negara Amerika Latin1 yang merupakan bekas jajahan Spanyol yang terletak di pantai utara Amerika Selatan sepanjang Laut Karibia. Negara ini berbatasan dengan Kolombia, Guyana di Timur dan Brazil di Selatan.Venezuela merupakan negara yang berhaluan sosialism,2 setelah Hugo Chavez menjadi pemimpin presiden.3

Berdasarkan letak geografis, Amerika Serikat dan Venezuela tidak berbatasan langsung. Secara geografis letak Amerika Serikat terletak di Amerika Utara antara Kanada dan Meksiko, sedangkan Venezuela terletak di Amerika Selatan berbatasan langsung dengan Kolombia.4

Venezuela merupakan salah satu negara yang memiliki potensi sumber daya minyak dan gas yang melimpah yang diperkirakan mampu untuk memasok

1

Amerika Latin adalah kawasan luas yang mencakup seluruh wilayah di belahan bumi barat di selatan Amerika Serikat. Wilayah ini terdiri atas Meksiko, Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Kepulauan Karibia.

2

Menurut Sutan Sjahrir dalam suara sosialis (1956) Sosialisme adalah suatu cara untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kedewasaan manusia, yaitu bebas dari penindasan dan penghisapan serta penghinaan oleh manusia terhadap manusia.

3

Nurani, Soyomukti. Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Politik Radikal, Resist Book, Yogyakarta, 2007.hal 84.

4

Amerika Serikat: letak geografis Dalam http://www.scribd.com/doc/80362300/AMERIKA-SERIKAT#scribd. Diakses 21 Januari 2015.


(15)

sekitar 60% kebutuhan minyak negaranya. Pada tahun 2011, Venezuela memiliki 211,2 miliar Barel per hari cadangan minyak yang mampu memasok minyak Amerika Serikat sebesar 795.000 Barel per hari.5

Pada masa pemerintahan Carlos A. Perez di Venezuela tahun 1974-1993, hubungan antara Venezuela dengan Amerika Serikat terjalin dengan baik karena Venezuela masih bergantung kepada Amerika Serikat dalam masalah persenjataan bagi angkatan bersenjata negaranya.6 Pada saat itu, Venezuela masih membeli peralatan dan persenjataan militer dari Amerika Serikat. Setelah Carlos A. Perez turun dari kursi pemerintahan, ia dilanjutkan oleh Ramon Velasquez menjadi presiden sementara di Venezuela. Ramon Velasquez menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat dalam pemberantasan jalur perdagangan narkotika di Venezuela. 7

Hubungan baik antara Venezuela dan Amerika Serikat dimanfaatkan oleh Amerika Serikat untuk menerapkan pengaruhnya, di bidang ekonomi maupun politik. Amerika Serikat menerapkan sistem politik demokrasi dan sistem ekonomi liberal di Venezuela. Kebijakan ekonomi liberal diterapkan melalui Washington Consensus yang membuat Venezuela bergantung kepada IMF dan Bank Dunia. Washington Consensus adalah butir-butir kesepakatan dan ketentuan ekonomi yang harus dijalankan oleh negara-negara penghutang yang isinya

5

Joshua Vann. How America Became a Global Superpower, 2013, dalam (http://www.studymode.com/essays/How-America-Became-a-Global-Superpower-1358274.html). Diakses 9Mei 2014.

6

James Petras, US-Venezuela Relations: A Case Study of Imperialism and Anti-Imperialism. Dalam(https://canadiandimension.com/articles/view/us-venezuela-relations-a-case-study-of-imperialism-and-anti-imperialism. diakses 6 Januari 2015.

7


(16)

meliputi: mengurangi pengeluaran publik, liberalisasi keuangan, liberalisasi perdagangan, mendorong investasi asing, privatisasi BUMN, deregulasi ekonomi, nilai tukar yang kompetitif untuk perekonomian berbasis ekspor, menjamin disiplin fiskal, reformasi pajak, dan perlindungan hak cipta.8 Pada saat itu, Venezuela menerima pinjaman dari IMF sebesar 4,6 miliar Dollar AS.9 Namun, kebijakan ekonomi liberalis tersebut mengalami kegagalan dan menyebabkan krisis ekonomi dan hutang negara kepada Bank Dunia sebesar 2,5 miliar Dollar AS.10 Krisis ekonomi tersebut disebabkan Venezuela tidak dapat membayar hutang kepada IMF dan Bank Dunia.

Penerapan program IMF pada masa pemerintahan Carlos A. Perez, membawa Venezuela pada era timpangnya ekonomi antara kelompok kaya dan rakyat miskin Venezuela. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan. Menurut Daniel Helinger, kemiskinan di Venezuela meningkat dari 36% pada tahun 1984 menjadi 66% tahun 1995.11

Setelah terpilihnya Hugo Chavez menjadi Presiden Venezuela pada 6 Desember 1998, hubungan Amerika Serikat dan Venezuela menjadi tidak baik.12Dengan ide “Revolusi Bolivarian”nya,13 Hugo Chavez mempengaruhi

88James E. Mahon Jr.”Good

-Bye to the Washington Consensus?‟‟ Current History, Vol.102, No.661, Februari 2003.Hal. 59.

9

James Petras, US-Venezuela Relations: A Case Study of Imperialism and Anti-Imperialism. Dalamhttps://canadiandimension.com/articles/view/us-venezuela-relations-a-case-study-of-imperialism-and-anti-imperialism. diakses 6 Januari 2015.

10 Ibid 11

Daniel Hallinger, “Political Overview The Breakdown of Puntofijismo and The Raise of

Chavismo,‟‟ dalam Steven Ellner and Daniel Hellinger, ed, Venezuela Politic in the Chavez Era: Class, Polarization, and Conflict( Colorado: Lynne Rennier Publisher, 2004), Hal.27-28.

12

Joshua Vann. How America Became a Global Superpower, 2013, dalam


(17)

negara-negara di Amerika Selatan, seperti, Argentina, Chile, Ekuador, Venezuela, Bolivia, Brazil, Nicaragua, Paraguay, dan Uruguay untuk menentang liberalisme yang diterapkan oleh Amerika Serikat di kawasan Amerika Latin. Chavez merupakan presiden yang memiliki pandangan negatif terhadap Neoliberalisme yang diterapkan oleh Amerika Serikat di Amerika Latin.14 Chavez melihat neoliberalisme tidak dapat menyejahterakan rakyat miskin, tetapi lebih pro kepada pemilik modal sehingga mengakibatkan rakyat miskin cenderung dieksploitasi oleh para pemilik modal yang berkuasa.15

Dalam menjalankan pemerintahan sosialis di Venezuela, Hugo Chavez melakukan perubahan ekonomi maupun politik dengan tujuan mengentaskan kemiskinan serta mengurangi campur tangan asing dalam perekonomian. Pada masa pemerintahan Hugo Chavez, Venezuela berhasil menasionalisasi beberapa perusahaan asing Amerika Serikat yang beroperasi di Venezuela, yaitu, Exxon Mobil, Chevron, dan Connoco Philips.16 Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi As, karena akan berpengaruh terhadap kepentingan nasionalnya di Venezuela. Keuntungan Amerika Serikat adalah Amerika Serikat dapat memenuhi sebagian kebutuahan minyak negaranya, yaitu, sekitari 795.000 Barel minyak yang dipasok Venezuela melalui Perusahaan Minyak Exxon Mobile dan Chevron yang

13

Revolusi Bolivarian merupakan sebuah revolusi yang diperjuangkan oleh Chavez untuk membebaskan rakyat Venezuela dari kapitalisme dan sistem neo-liberal.Nama revolusi Bolivarian merupakan pengukuhan Chavez atas pengidolaannya terhadap sosok Simon Bolivar, yang menggagas tentang pembebasan kawasan Amerika Selatan dari kaum kapitalis dan liberalisme

14

Jeremy Bransten,. South America: Rejecting U.S. Prescription , Region Tilts Left, 2006. Dalam (http://www.rferl.org/content/article/1064906.html). Diakses 23 September 2013.

15 Ibid. 16

Alan Woods, Venezuelan Nationalisations - What do they mean for socialists?,‟‟ dalam http://www.marxist.com/venezuelan-nationalisations-socialists180507.htm. Diakses November 22, 2014.


(18)

beroperasi di Venezuela. Dari pasokan minyak tersebut, Amerika Serikat dapat memenuhi kebutuhan minyak negaranya yang mencapai 19,15 juta Barel, seperti terlihat pada table 1.17 Venezuela merupakan negara kedua pemasok minyak ke Amerika Serikat yang mampu memasok 759.000 Barel per hari.

Tabel 1. Daftar negara-negara pengekspor minyak ke AS tahun 2010-2012.

No Negara Cadangan

minyak dalam miliar Barel/hari

Total dari cadangan minyak dunia

Ekspor ke Amerika

Serikat

1 Saudi Arabia 262,6 17,85% 1,47

2 Venezuela 211,2 14,3% 759.000

Barel/hari

3 Kanada 175,2 11,91% 2,32 juta

Barel/hari

4 Iran 137 9,31% 1,85 ribu

Barel/hari

5 Irak 115 7,82% 403.000

Barel/hari

Sumber: Data dari Energy Information Administration dan CIA factbook.

Sikap Chavez yang selalu menentang kebijakan Amerika Serikat dan melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan Amerika Serikat di Venezuela telah membuat Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan George W. Bush menunjukkan sikap permusuhan kepada Hugo Chavez.18 Berbagai upaya politik dilakukan oleh Bush terhadap Hugo Chavez. Hal tersebut terlihat pada upaya yang dilakukan oleh AS dalam menggulingkan Chavez, di antaranya dengan membantu gerakan kudeta yang dilakukan oleh kelompok anti-Chavez (oposisi) pada tahun

17

Minyak Venezuela Penangkal Ampuh Serangan Kolombia.Dalam www.suaramedia.com.Diakses 17 Januari 2015.

18

Nurani Soyomukti, Revolusi Bolivarian Hugo Chavez dan Politik Radikal (Yogyakarta: Resist Book, 2007), hal. 45.


(19)

2002.19 Amerika Serikat membantu oposisi di Venezuela dengan memberikan dana sebesar 100 juta Dollar AS.20 Dana tersebut digunakan untuk biaya kampanye kalangan oposisi anti-Chavez. Selain itu, dana tersebut untuk menggalang dukungan dari berbagai media massa di dalam negeri Venezuela dan dunia internasional.21 Akan tetapi, pada kudeta tersebut Chavez berhasil bertahan dan kembali ke kursi pemerintahannya berkat dukungan rakyat yang pro kepada Chavez, yakni dengan melakukan demo meminta agar Chavez tetap menjadi presiden.22

Upaya Amerika Serikat untuk menggulingkan pemerintahan Chavez terus dilakukan. Pada tahun 2011, pemerintah Obama mengalokasikan dana sebesar lima juta Dollar AS untuk membantu oposisi Venezuela dalam pemilu tahun 2012. Namun, usaha tersebut tetap mengalami kegagalan karena rakyat Venezuela tetap memilih Hugo Chavez pada pemilu tahun 2012.23 Hal ini tentu saja menjadi publikasi buruk bagi AS yang mempunyai kepentingan di Venezuela karena Venezuela merupakan negara penghasil minyak dan gas terbesar ke dua di dunia.24 Selain itu, faktor perbedaan ideologi, sejarah, dan dinamika hubungan diplomatik yang tidak harmonis juga turut memperburuk hubungan kedua negara.

Hubungan antara Amerika Serikat dan Venezuela semakin buruk ketika pada 14 Agustus 2009, pemerintah Kolombia dan AS melakukan kesepakatan

19Ibid.Hal.58

20Eva Dolinger, dalam artikel yang berjudul “

Skenario Washington Gusur Chavez Gaga‟‟ lihat di http://theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=9747&type=4#.VKu-KsnExc4. Diakses 6 Janauri 2015.

21 Ibid.

22 Ibid.

23

Ibid.

24


(20)

kerjasama pertahanan Defense Cooperation Agreement (DCA).25 Kerjasama tersebut bertujuan memberantas narkotika, perdagangan senjata ilegal, dan gerakan separatis di Kolombia.26 Chavez menilai bahwa upaya kerjasama keamanan yang dilakukan Amerika Serikat dan Kolombia hanya akan membuat provokasi perang di Kawasan Amerika Latin.27

Dalam kesepakatan militer tersebut, pemerintah Kolombia mengizinkan militer Amerika Serikat menempati tiga markas militer Angkatan Udara, dua markas militer Angkatan Darat, dan dua markas militer Angkatan Laut di Kolombia, seperti terlihat pada gambar 1. Markas Angkatan Udara diantaranya, Palanquero (pusat), Apiay (Utara), dan Malambo (Selatan), pada markas Angkatan Darat diantaranya, Tolemaida dan Larandia, sedangkan pada markas Angkatan Laut di antaranya, Bahia Malaga dan Cartagena.28 Pada perjanjian tersebut pemerintah Kolombia juga mengizinkan dan menempatkan 800 personel tentara dan 600 kontraktor sipil Amerika Serikat di Kolombia sesuai kesepakatan.29 Selain hubungan pemerintah Kolombia dan Amerika Serikat terjalin dengan baik, Pemerintah Kolombia mencari bantuan negara seperti Amerika Serikat yang memiliki kekuatan dalam persenjataan dan militernya, untuk membantu negaranya dalam menanggulangi masalah perdagangan narkoba

25Office of the spokesman USA, “U.S.

- Colombia Defense Cooperation Agreement”, 18 Agustus 2009. dalam (http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2009/aug/128021.htm). Diakses 6 Oktober 2013.

26

Ibid

27

Ibid.

28

Ibid.


(21)

dan gerakan sparatis di Kolombia. Hal itulah, yang menjadi alasan Kolombia menerima bantuan kerjasama militer Amerika Serikat

Gambar 1. Tujuh Pangkalan Militer AS di Kolombia tahun 2009

Presiden Kolombia Alvaro Uribe Valez berdalih bahwa tindakan itu merupakan bentuk kerjasama antara Kolombia dan AS untuk memerangi terorisme dan perdagangan narkoba.30 Dalam kurun waktu 2002-2009, Kongres AS telah menyetujui bantuan militer sebesar 5,5 miliar Dollar AS untuk Kolombia, melalui Plan Colombia.31 Presiden AS, Barack Obama, mengatakan bahwa AS dan Kolombia telah melakukan kerjasama militer dan penempatan pasukan tersebut sebagai bagian dari kesepakatan, serta menegaskan bahwa ia tidak berkeinginan untuk membangun basis militer AS di Kolombia.32

Kerjasama militer antara Kolombia dan AS menimbulkan kekhawatiran bagi Venezuela. Chavez melihat bahwa Amerika Serikat akan memanfaatkan tujuh pangkalan militer di Kolombia sebagai pintu masuk untuk melaksanakan

30

Venezuela Semakin Waspada terhadap AncamanMiliter AS. 2009. Dalam (http://indonesia.handsoffvenezuela.org/?p=601). Diakse 12 Mei 2014.

31 Ibid. 32


(22)

agresi militer terhadap Venezuela.33 Serangan terhadap Venezuela ini untuk menghancurkan Revolusi Bolivarian yang telah dicapai oleh Venezuela melalui dukungan militer Amerika Serika terhadap gerakan oposisi di Venezuela untuk menggulingkan pemerintahan Chavez.34

Chavez melihat kebijakan yang diambil oleh Amerika Serikat dengan Kolombia menjadi langkah awal yang akan memicu peperangan di wilayah Amerika Selatan. Chavez mengatakan bahwa, “Kaum Yankees (AS) tidak menginginkan kita bersatu sebagai sebuah kesatuan regional, mereka tidak ingin adanya persatuan antara Venezuela dan Kolombia.Kolombia di bawah kepemimpinan Uribe menjalin hubungan yang sangat dekat dengan AS. Oleh karena itu, bantuan ekonomi politik AS terus mengalir ke Kolombia.35

Para pemimpin negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Negara Amerika Selatan (Union of South American Nation/UNASUR) mengadakan KTT di Ekuador, pada 9 Agustus 2009 guna membahas persoalan ini.36 Negara-negara yang anti-AS, seperti Argentina, Brazil, Bolivia, Ekuador, Chili, Nikaragua, Paraguay, dan Venezuela mengecam kebijakan Kolombia yang menyewakan pangkalan militer kepada AS dan mengeluarkan pernyataan yang memperingatkan adanya pasukan militer asing yang mengancam kedaulatan nasional mereka.

33

Kolombia Laporkan Ancaman Perang Chavez ke DK PBB. Dalam http://www.republika.co.id/berita/shortlink/88869. Diakses 21 Januari 2015.

34

Statement Solidaritas Bersama Hentikan Ancaman Terhadap Venezuela Sekarang, dalam http://links.org.au/node/1825. diakses 6 Januari 2015.

35

Venezuela Reviews Relations with Colombia as More US Bases Established. dalam http://venezuelanalysis.com/news/4645. Diakses 13 Januari 2015

36

Kompas.com. 2009. Amerika Latin Kecam Rencana Pangkalan AS di Kolombia, dalam (http://internasional.kompas.com/read/2009/08/29/18161261/amerika.latin.kecam.rencana.pangkal an.as.di.kolombia). Diakses 5 Mei 2014.


(23)

Dalam pertemuan tersebut, dideklarasikan bahwa pasukan militer asing seharusnya tidak menjadi ancaman kedaulatan dan integritas negara di kawasan Amerika Selatan karena akan berdampak bagi stabilitas dan perdamaian regional.37 Deklarasi tersebut juga menuai permintaan dari Brazil, Chile, Argentina, dan Venezuela yang mensyaratkan jaminan bahwa aset-aset militer dan personil AS di Kolombia tidak digunakan untuk keperluan lain selain misi yang mereka tetapkan, yakni, memerangi para penyelundup obat bius dan pemberontak Kolombia38.

Berdasarkan pemaparan di atas, Venezuela yang merupakan bagian dari wilayah Amerika Selatan dan merupakan negara yang memiliki power, kesejahteraan ekonomi dan politik, serta berhasil mengusir hegemoni AS di Venezuela, merespon penempatan militer AS di Kolombia. Demi menjaga keamanan dan kestabilan kawasan, maka Venezuela melakukan strategi untuk merespon kebijakan penempatan militer AS tersebut. Penelitian ini akan membahas strategi Venezuela dalam menghadapi penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia tahun 2009-2013. Tahun 2009 merupakan awal dimulainya kesepakatan pertahanan Defense Cooperation Agreement antara pemerintah Kolombia dan Amerika Serikat dan 2013 dipilih karena berakhirnya pemerintahan Hugo Chavez sebagai Presiden Venezuela, yang kemudian digantikan oleh wakilnya Nicolas Maduro

37

Kompas.com. 2009. Amerika Latin Kecam Rencana Pangkalan AS di Kolombia, dalam (http://internasional.kompas.com/read/2009/08/29/18161261/amerika.latin.kecam.rencana.pangkal an.as.di.kolombia). Diakses 5 Mei 2014.

38


(24)

1.2 Pertanyaan penelitian

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini akan mencoba menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apa strategi Venezuela dalam menghadapi kehadiran militer Amerika Serikat di Kolombia tahun 2009-2013?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan tentang kesepakatan penempatan militer AS di Kolombia sehingga menimbulkan ancaman bagi Venezuela.

2. Penelitian ini berupaya untuk menganalisis tentang apa strategi Venezuela dalam merespon penempatan militer AS di Kolombia.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan Venezuela.

1.4 Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia. Pertama, tesis yang ditulis oleh Omar Pina dari California Naval Postgraduate School pada tahun 2004 yang berjudul, Plan Colombia: How U.S. Military Assistance.39 Dalam penelitian ini ia melihat Plan Colombia menciptakan ketidakseimbangan kekuasaaan militer antara Colombia dan Venezuela.

39

Omar Pina, Plan Colombia: How U.S. Military Assistance, California, Naval Postgraduate School, juni 2004


(25)

Dalam tesis ini juga dijelaskan bahwa pelaksanaan kebijakan AS di wilayah ini cenderung menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan serta menyebabkan negara meningkatkan militernya. Kesalahan persepsi tentang kemampuan dan niat musuh bisa memberikan dinamika yang mungkin dapat memicu perang. Oleh karena itu, kebijakan AS ini cenderung meningkatkan ketegangan dan ketidakstabilan di kawasan Amerika Latin.

Perbedaan tesis tersebut dengan penelitian ini adalah tesis ini hanya memfokuskan pada kebijakan AS terhadap Amerika Latin yang cenderung menciptakan ketidakstabilan di Kawasan Amerika Latin, yaitu terjadinya perlombaan senjata antara Kolombia dan Venezuela. Tesis ini menggunakan konsep power dan konsep Balance of Power yang digunakan untuk menjelaskan peningkatan kekuatan Kolombia atas bantuan AS, sehingga terjadi perimbangan kekuatan oleh Venezuela dalam mengimbangi kekuatan Kolombia. Sedangkan pada penelitian ini, berfokus pada strategi Venezuela yang merupakan salah satu negara di kawasan Amerika Latin dalam menghadapi kebijakan Amerika Serikat yang menempatkan pangkalan militernya di Kolombia. Kemudian konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep kepentingan nasional security dilemma, dan strategi untuk menjelaskan strategi dan kepentingan Venezuela dalam menghadapi penempatan militer AS di Kolombia sebagai akibat dari security dilemma yang dialami Venezuela.

Sumber referensi yang kedua adalah skripsi yang ditulis oleh Maya Jayanti Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta yang berjudul, „‟Dinamika Hubungan Venezuela-Amerika Serikat: Studi


(26)

Kasus Upaya Nasionalisasi Perusahaan Amerika Serikat di Venezuela Pada Masa Pemerintahan Hugo Chavez (2000-2005). Skripsi tersebut membahas tentang kebijakan nasionalisasi terhadap perusahaan minyak Amerika Serikat yang beroperasi di Venezuela dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan nasionalisasi pemerintah Venezuela di bawah pimpinan Hugo Chavez tahun 2003.

Pada skripsi ini, Maya menggunakan teori atau konsep kerjasama bilateral serta politik luar negeri yang merupakan hasil dari kebijakan yang dibentuk oleh faktor internal dan eksternal dalam pembuatan kebijakan nasionalisasi perusahan minyak asing Amerika Serikat oleh pemerintah Venezuela. Skripsi ini juga menggunakan konsep nasionalisasi yang merupakan bentuk kebijakan yang dilakukan Venezuela terhadap perusahaan minyak Amerika Serikat, seperti, Exxon Mobil, Chevron, dan Connoco Philips.

Skripsi tersebut membahas faktor internal, yaitu, idiosinkretik Hugo Chavez, kepentingan Venezuela dan revolusi Bolivarian. Sedangkan faktor eksternal mencakup perubahan polaritas hubungan internasional, adanya dukungan OPEC, Tiongkok dan negara-negara Amerika Latin, serta respon Amerika Serikat terhadap Venezuela. Skripsi ini melihat bahwa faktor paling dominan yang melatarbelakangi terjadinya nasionalisasi perusahaan minyak Amerika Serikat di Venezuela pada pemerintahan Hugo Chavez adalah faktor idiosinkretik dari pemimpin Venezuela, yaitu Hugo Chavez.

Adapun hal yang membedakan skripsi ini dengan penelitian ini adalah bahwa pada skripsi ini hanya berfokus pada kebijakan Venezuela dalam


(27)

menasionalisasi perusahaan Amerika Serikat yang beroperasi di Venezuela yang dianggap merugikan bagi Venezuela. Pada skripsi ini menggunakan konsep kerjasama bilateral, konsep politik luar negeri dan konsep nasionalisasi. Sedangkan pada penelitian ini fokus pada strategi Venezuela terhadap penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia yang dikhawatirkan akan mengancam keamanan nasional Venezuela dan stabilitas kawasan Amerika Latin dengan menggunakan konsep kepentingan nasional, konsep security dilemma, dan konsep strategi.

1.5 Kerangka Pemikiran

Pada penelitian ini, konsep yang akan digunakan untuk menganalisis strategi Venezuela dalam menghadapi penempatan militer AS di Kolombia tahun 2009-2013 ialah Prespektif Neorealisme, Teori Defensive Strcturalism, konsep kepentingan nasional, konsep security dilemma dan konsep strategi.

1.5.1 Prespektif Neorealisme

Neorealisme muncul pada 1970an sebagai respon atau tantangan yang dikemukakan oleh teori independensi dan sebagai koreksi terhadap pengabaian realisme tradisional terhadap kekuatan ekonomi.40 Neorealisme adalah perspektif yang terfokus pada struktur sistem, pada unit-unit yang berinteraksi, pada kesinambungan dan perubahan system.41 Menurut Kenneth Waltz, seorang tokoh neorealis yang terkemuka, mengganggap bahwa neorealisme percaya akan adanya

40Burchill, S & Andrew Linklater. 1996. “Teori –Teori Hubungan Internasional”.

Bandung : Nusamedia

.

41

jackson, R. & G. Sorensen. 1999. Introduction to International Relations, Oxford University Press


(28)

struktur anarki dimana tidak ada kekuasaan tertinggi diatas negara. Semua adalah tentang power dan power juga yang membuat negara satu dengan negara lain terlihat berbeda. Berbeda dengan perspektif realisme, neorealisme lebih membuka diri untuk bekerja sama dengan negara lain meskipun pada dasarnya neorealisme masih memiliki keraguan untuk bekerja sama. Neorealisme berpendapat bahwa negara- negara yang bekerja sama akan selalu berusaha memaksimalkan kekuatan relatif dan mempertahankan otonominya.42

Kaum neorealis percaya bahwa didalam hubungan internasional state actor adalah negara dan memiliki kedudukan yang paling tinggi dalam hubungan internasional. Namun neorealisme sudah mulai mengakui bahwa peran non state actor juga tidak kalah penting karena jika state actor bekerja sendiri tanpa didampingi oleh non state actor maka state actor tidak akan bisa bekerja maksimal. Karena berdasar pada power maka dalam perspektif ini hubungan kerjasama menggunakan keuntungan absolute yang artinya negara akan melakukan kerjasama jika negara tersebut memperoleh keuntungan yang lebih besar (terutama negara yang memiliki power yang lebih besar). Dalam neorealisme tujuan negara yang lebih utama adalah pertahanan dan keamanan. Pada sistem anarki, neorealisme mempercayai bahwa dalam sistem ini, yang dibutuhkan negara adalah survive atau bertahan dalam sistem anarki internasional

42

Kenneth Waltz dalam buku Jackson, R. & G. Sorensen. 1999. Introduction to International Relations, Oxford University Press, hal 68.


(29)

dengan menjamin pencapaian kepentingan nasionalnya melalui kerjasaam atau aliansi dengan negara lain.43

Dalam masalah ini adanya pertahanan negara sebagai langkah yang efektif yang digunakan Venezuela dalam pencapaian kepentingan nasionalnya dengan melakukan aliansi dengan negara nlain.

1.5.2 Teori Defensive Structural Realism

Pada tahun 1990-an, para pemikir neo-realis mulai terbagi kedalam dua divisi, yaitu defensive dan offensive realism. Dipelopori oleh Kenneth Waltz melalui bukunya yang berjudul Theory of International Politics, kaum defensive realist memiliki pandangan bahwa sebuah negara yang tergolong great powers lebih memilih untuk mempertahankan status quo daripada meningkatkan kapasitas powernya, hal ini dikarenakan harga yang harus dibayar untuk melakukan ekspansi umumnya lebih besar daripada keuntungan yang akan mereka dapatkan. Selain itu, defensive realist menganggap bahwa kerjasama yang terjalin diantara great powers dapat mengurangi risiko dari sistem internasional yang anarki dan akan memperkecil dampak dari security dillema.44

Menurut structural realism (offensive dan defensive) menganggap bahwa fenomena utama yang harus dijelaskan adalah adanya pengaruh dari sistem terhadap negara dan berbagai model dari perilaku negara (international outcomes

43

Baldwin, David A., 1993. Neorealism and Neoliberalism: The Contemporary Debate. New York : Columbia University Press, pp. 1-142.

44


(30)

and modes of behaviour).45 Menurut structural realism (offensive dan defensive) bukan lagi negara yang harus dianalisisn tetapi sistem( syistem) sebab perlikaku dan kebijakan negara oleh structural realism dianggap dipengaruhi oleh sistem yang berlaku. Bagi structural realism (offensive dan defensive) setiap negara dipandang memiliki perilaku, kebijakan serta kepentingan yang sama46. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa setiap negara memiliki kepentingan yang sama untuk bertahan hidup sehingga memaksa setiap negara untuk dapat berkompetisi dengan negara yang lainnya. Bagi defensive realism memandang bahwa power merupakan sarana pencapaian kepentingan, bukan merupakan tujuan akhir serta power hanya diperlukan secukupnya sesuai kebutuhan.47

jadi, teori ini dapat digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan terjadinya peningkatan kerjasama anatara Venezuela dan negara-negara yang mempunyai perkembangan ekonomi yang pesat, seperti, Rusia, Tiongkok, Brazil, German, dan Spayol. Kerjasama ini dilakukan dalam masalah pembelian senjata yang digunakan Venezuela untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negaranya.

1.5.3 Konsep Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional berfokus pada kompleksitas dan keberagaman terkait hal-hal yang diatur dalam kebijakan luar negeri serta kebijakan luar negeri itu, yang nantinya akan dipahami sebagai sikap yang diambil oleh suatu negara

45

Toft, Peter. "John J. Mearsheimer: an Offensive Realist Between Geopolitics and Power." International Relations and Development 8 (2005): 403

46Ibid.

47 Ibid.


(31)

mengenai suatu isu. Kepentingan nasional itu merupakan nilai yang dibangun oleh sebagian, bahkan semua orang dalam suatu masyarakat.48

Kepentingan nasional juga berkaitan dengan power karena biasanya pada saat pembuatan kebijakan luar negeri sebuah negara, maka aktor pembuat kebijakan akan memperhitungkan seberapa besar power yang dimiliki negara tersebut. Power yang dimiliki oleh negara nantinya akan mengalokasikan kepentingan nasionalnya. Semakin besar power yang dimiliki maka semakin mudah mempertahankan kepentingan sebuah negara.49

Menurut Donald E. Nuechterlin, kepentingan nasional dibagi menjadi empat jenis sebagai berikut; Pertama, kepentingan pertahanan, diantaranya menyangkut kepentingan untuk melindungi warga negaranya serta wilayah dan sistem politik dari ancaman negara lain. Kedua, kepentingan ekonomi, yakni kepentingan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negara melalui hubungan ekonomi dengan negara lain. Ketiga, kepentingan tata internasional, yaitu kepentingan untuk mewujudkan atau mempertahankan sistem politik dan ekonomi internasional yang menguntungkan bagi negaranya. Keempat, kepentingan ideologi, yaitu kepentingan untuk mempertahankan atau melindungi ideologi negaranya dari ancaman ideologi negara lain.50

48Fred A Sondermann. 1960. „’The concept of national interest’’

dalam Oslon, wiliam C.Mc Cellan,David S. The Theory And Practice Of International Relations.USA.Prentince-Hall.Inc.

49

Thomas W, Robinson.1969 „’National Interest’’. James N. Rosenau (ed). Internasional Politics and Foreign Policy.London; the Free Press, 1969 hal 185.

50

Donald E. Nuechterlein, National Interests and Presidential Leadership: The Setting of Priorities (Boulder, 1978), 4; Clinton, TFNI, 54-56.


(32)

Kepentingan nasional suatu negara akan diwujudkan dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh negara dengan mempertimbangkan beberapa hal guna mencapai tujuan dan keinginan negara tersebut. Dalam penelitian ini konsep kepentingan nasional digunakan untuk mencoba menjelaskan kepentingan nasional Venezuela dalam merespon penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia yang dikhawatirkan akan mengancam keamanan kedaulatan negaranya.

1.5.4 Threat Perception

Selain identitas dan persepsi seperti yang telah disebutkan oleh kontruktivisme, elemen lain yang menentukan perilaku negara adalah tanda (sign), atau juga dapat disebut sebagai citra, imej dan sinyal. Tanda-tanda inilah yang rawan atas miskalkulasi kekuatan (power) negara itu sendiri maupun kekuatan lawan yang pada akhirnya menimbulkan mispersepsi atas hubungan satu negara dengan negara lain. Teori Persepsi Ancaman menggambarkan perilaku aktor yang berhubungan erat dengan self-images dan identitas aktor tersebut.51 Cara aktor memandang dirinya sendiri dan pihak lain bersifat resiprok. Karena aktor harus memprediksikan aksi yang akan dilakukan oleh pihak lain, maka ia juga menginginkan pihak lain untuk memprediksi aksinya aktor tersebut. Aktor tidak hanya mempersepsikan, tetapi juga membentuk sinyal untuk membentuk imej, yang bisa salah atau benar.

Robert Jervis kemudian menjelaskan bagaimana imej ini menimbulkan bias yang dapat menimbulkan mispersepsi. Bias dapat terjadi secara sengaja

51

Robert , Jervis, “Signaling and Perception” dalam Kristen Monroe(ed),Political Psychology, 2002, Earlbaum.


(33)

karena aktor yang memang berkeinginan demikian (motivated bias) ataupun terjadi tanpa disadari oleh sang aktor (unmotivated bias). Motivated bias terjadi karena adanya kebutuhan aktor untuk psikologi dan pencitraan diri yang diinginkan, atau secara singkat merupakan justifikasi aktor untuk membenarkan segala perilakunya. Secara sengaja, aktor akan menempatkan pihak lawan dalam derajat yang lebih rendah, buruk, jahat, dan sebagainya untuk mendapatkan gambaran diri yang lebih baik (self-justification). Sedangkan unmotivated bias muncul karena lingkungan yang kompleks dan ambigu. Saat menghadapi pilihan yang sulit, persepsi aktor akan terdistorsi sehingga tak jarang aktor akan mempertahankan kebijakan yang sama dalam jangka waktu yang lama karena tidak dapat melihat mispersepsi yang dibuatnya.52

Dalam penelitian ini, Threat Perception digunakan untuk menjelaskan situasi atau sebuah persepsi ancaman dari Venezuela ketika Amerika Serikat penempatkan pangkalan militernya di Kolombia yang menyebabkan ancaman bagi kedaulatan Venezuela sehingga menimbulkan situasi Security dilemma bagi Venezuela.

1.5.5 Konsep Security Dilemma

Konsep security dilemma dapat didefinisikan sebagai suatu fenomena aksi dan reaksi antara beberapa negara. Tindakan suatu negara untuk meningkatkan

52

Robert , Jervis, “Signaling and Perception” dalam Kristen Monroe(ed),Political Psychology, 2002, Earlbaum.


(34)

keamanannya akan berakibat atau akan dianggap melemahkan keamanan negara lainnya.53

Robert Jervis juga mendefinisikan security dilemmase bagai “many of the means by which a state tries to increase its security decrease the security of

others.54 Security dilemma menjelaskan tentang suatu kondisi di mana usaha suatu negara untuk meningkatkan keamanan nasionalnya dengan menambah kapabilitas pertahanannya berdampak pada munculnya rasa ancaman terhadap negara lain. Hal itu kemudian memicu atau memprovokasi negara lain tersebut untuk meningkatkan kemampuan pertahanan militernya. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan menurunnya atau berkurangnya tingkat keamanan itu sendiri (lead to a net decrease in security).55

Menurut Robert Jervis, security dilemma pada pada dasarnya merupakan refleksi dari kesulitan pemerintah suatu negara untuk menentukan pilihan kebijakan keamanannya. Jika suatu negara mengurangi usaha-usaha untuk memperkuat keamanannya dengan tujuan menciptakan hubungan yang damai dengan negara lain, maka konsekuensinya adalah negara tersebut rawan untuk diserang oleh negara lain. Namun jika negara tersebut meningkatkan kekuatan pertahanannya maka akan menyebabkan munculnya prasangka atau kecurigaan negara-negara lain atau dunia internasional sehingga akan memicu terjadinya perlombaan senjata. Kondisi tersebut akan menghadapkan negara untuk lebih

53Robert Jervis, “Cooperation Under the Security Dilemma” d

alam Richard K. Betts, Conflict After the Cold Arguments on Cause of War and Peace.Mac Millan Publishing Company, NewYork, 1994, hal. 315

54Robert Jervis , “Cooperation under the Security Dilemma”,

World Politics, Vol 30, No. 2 (January 1978), The Johns Hopkins University Press. 167-214.

55 Ibid.


(35)

cenderung mengedepankan cara penyelesaian konflik dengan cara-cara militer atau perang daripada cara-cara diplomasi.56

Konsep security dilemma dalam skripsi ini digunakan untuk menganalisa ketika AS mengadakan kerja sama militer dengan Kolombia yang menimbulkan ancaman bagi Venezuela. Kehadiran militer AS dianggap akan menimbulkan ancaman terhadap kedaulatan nasional negara tersebut, sehingga memaksa negara tersebut untuk merespon situasi ancaman tersebut.

1.5.6 Konsep Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu Strategos yang merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin.57Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju.Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Stephanie K.Marrus yang dikutip oleh Husein Umar bahwa strategi merupakan suatu proses rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi disertai penyusunan suatu cara atau bagaimana agar tujuan tersebut dapat tercapai.58

Pemikiran strategi berasal dari perkembangan pemikiran barat, tetapi tokoh yang pertama menulis tentang strategi adalah Sun Tsu dari Tiongkok. Ialah yang pertama kali menulis dalam bukunya yang berjudul Ping-fa (The Art of War) mengenai taktik dan strategi dalam perang pada tahun 320-400 SM. Tokoh yang

56

Ibid. 57

Robert M. Grant, Contemporary Strategy Analysis, 3rd ed. Oxford: Blackwell Publisher, 1997.

58

Husein Umar, Strategik Management In Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka 2003). Hal.31


(36)

terkemuka tentang strategi juga Carl Von Clausewitz tahun 1780-1831 dan Antonine Henry Jomini tahun 1779-1869.59 Antonine banyak menulis tentang teori dalam memenangkan perang sedangkan Clausewitz banyak menulis tentang hakikat dasar perang. Clausewitz mendefinisikan strategi sebagai: The use engagement to attain the object of war.60Carl Von Clausewitz berpendapat bahwa strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik. Strategi adalah tentang bagaimana cara atau konsep seorang pemimpin akan menggunakan kekuatan instrumen dan sumber daya, atau alat yang tersedia bagi negara untuk melakukan kontrol atas keadaan dan lokasi geografis untuk mencapai tujuan yang mendukung kepentingan negara. Strategi memberikan arahan dalam penggunaan pemaksaan atau persuasi untuk mencapai kekuatan yang ditentukan.61

Perang pada zaman modern sangat terkait dengan faktor‐faktor sosial politik, ekonomi dan juga budaya, sehingga kajian bidang strategis tidak hanya menyangkut perangnya saja namun juga pada masa damai, yang meliputi berbagai aspek yang terkait menempatkan bidang strategi pada tingkatan yang lebih luas, yaitu strategi besar, (Grand Strategy). Faktor‐faktor yang terkait dalam grand strategy misalnya adalah kekuatan ekonomi sosial, situasi politik nasional, perkembangan teknologi, perkembangan moneter, hubungan diplomasi dan

59

Carl von Clausewitz, On War, wilder Publication, 2008, hal. 147.

60 Ibid. 61


(37)

kerjasama internasional dan sebagainya. Dengan lingkup yang sangat luas tersebut, maka kajian strategik akan melibatkan banyak disiplin ilmu.62

Pandangan Clausewitz tentang konsep strategi dalam karyanya On War,

the art of the employment of battles as a means to gain the object of war. In other words strategy forms the plan of the war, maps out the proposed course of the different campaign which compose the war, regulates the battles to be fought in each”63

Menurut Clausewitz, dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa strategi merupakan kunci yang menentukan jalannya perang, mengingat Clausewitz berfokus pada strategi perang, dimana dari strategi tersebutlah kemudian keluar pemenang perang. Strategi tidak dapat begitu saja dilakukan oleh semua orang yang terlibat dalam peperangan. Terdapat stratifikasi yang membagi-bagi siapa saja yang berhak mengambil keputusan dalam kondisi tertentu. Komandan dalam sebuah perang memiliki tugas dan wewenang yang nantinya harus ia pertanggungjawabkan pada pemerintahnya. Tugasnya adalah untuk memutuskan kebijakan perang yang paling menguntungkan yang dapat membuat kepentingannya tercapai dan harus dipertanggungjawabkan. Namun, ketika ia merasa tidak mampu melaksanakan komando dari atasan dengan alasan tertentu, ia bisa menolak tugas yang dibebankan padanya.

Sementara itu, pemerintah merupakan penentu utama kebijakan perang sebaiknya harus terus mengikuti perkembangan kondisi dan perubahan yang terjadi. Sebagai pemegang otoritas tertinggi, pemerintah dapat mengintervensi

62

Liddel Hart, B.H. 1991. “The Theory of Strategy”, dalam Strategy: The Classic Book on Military Strategy. London: Meridian Book, hal. 319-333.

63


(38)

strategi, baik dengan mengganti komandan perang maupun mengubah tujuan sesuai dengan kondisi yang ada.64

Dalam skripsi ini, konsep strategi digunakan untuk menganalisa strategi yang digunakan Venezuela dalam menghadapi penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia.

1.6 Metode Penelitian

Analisis dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif 2013”, metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat post positivisme,65 digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada generalisasi.66 Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk menjelaskan strategi Venezuela dalam menghadapi penempatan militer Amerika Serikat di Kolombia tahun 2009-2013.

Penelitian kualitatif adalah bentuk penelitian yang mengekplorisasi dan memahami makna-makna oleh sejumlah individu atau kelompok orang di anggap

64Liddel Hart, B.H. 1991. “The Theory of Strategy”, dalam Strategy: The Classic Book

on Military Strategy. London: Meridian Book. Hal 320. 65

Post positivisme merupakan sebuah aliran yang datang setelah positivisme dan memang amat dekat dengan paradigma positivisme. Salah satu indikator yang membedakan antara keduanya bahwa post positivisme lebih mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode.

66


(39)

berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan.67 Penelitian kualitatif ini menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalam konteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.68

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder, yaitu dengan pengadaan dokumen resmi, gambar, buku, jurnal dan lainnya. Data sekunder adealah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber telah ada. Sedangkan data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya.

Data yang digunakan berupa dokumen resmi dari situs pemerintahan, buku-buku yang berkaitan dengan isu yang ada, jurnal-jurnal, artikel-artikel, berita, baik yang merupakan cetak maupun elektronik serta laporan serta tulisan ilmiah yang dapat menunjang penelitian ini. Adapun studi pustaka antara lain; perpustakaan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan UNAS dan Perpustakaan FISIP UI.

67

John W. Creswell, Reseach Design pendekatan, Kualitatif Kuantitatif, dan Mixed, edisi ketiga, Pustaka Pelajar 2010, hal.4-5


(40)

Setelah mengumpulkan data dan mengklasifikasikan data maka penulis akan mengambil kesimpulan dari data dan disesuaikan dengan penggunaan teori atau konsep yang digunakan pada penelitian ini yaitu, konsep strategi, security dilemma dan kepentingan nasional, serta akan mengelaborasi data dan fakta lalu menyimpulkan sebagai jawaban dari penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1Pernyataan Masalah

1.2Pertanyaan Penelitian

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4Tinjauan Pustaka

1.5Kerangka Pemikiran

1.6Metode Penelitian

1.7Sistematika Penulisan

BAB II Kepentingan Venezuela dalam Merespon kehadiran Militer Amerika Serikat di Kolombia

2.1Keamanan Nasional Venezuela

2.2Kepentingan Venezuela dalam Menjaga Ideologi Sosialisme

2.3Kepentingan Venezuela dalam Melindungi Sistem Ekonomi Sosialisme


(41)

BAB III Dinamika Hubungan antara Venezuela dan Amerika Serikat di Masa Pemerintahan Hugo Chavez periode 2009-2013

3.1Arti Penting Kawasan Amerika Latin bagi Venezuela dan Amerika Serikat

3.2Hubungan Venezuela dan Amerika Serikat Tahun 2009-2013

3.3Kerjasama Militer AS dengan Kolombia Tahun 2009

3.3.1 Plan Colombia tahun 1999

3.3.2 Perjanjian Pertahanan AS-Colombia SACTA 2009

3.4Konflik antara Venezuela dan Kolombia terkait Pangkalan Militer AS di Kolombia dan Perlindungan FARC oleh Venezuela

BAB IV Strategi Venezuela dalam Menghadapi Penempatan Militer AS di Kolombia Periode 2009-2013

4.1Strategi Defensive Venezuela

4.1.1 Perubahan Doktrin Keamanan Nasional Venezuela.

4.1.2 Kontribusi Perempuan dalam Angkatan Bersenjata Venezuela

4.2Peningkatan dan Modernisasi kekuatan militer Venezuela

4.3Aliansi Venezuela dengan Rusia


(42)

BAB II

KEPENTINGAN VENEZUELA DALAM MERESPON

KEHADIRAN MILITER AMERIKA SERIKAT DI

KOLOMBIA

2.1 Keamanan Nasional Venezuela

Keamanan nasional merupakan kewenangan dan tanggung jawab sebuah negara, sedangkan pertahanan negara adalah tanggung jawab semua rakyat Venezuela, serta semua hukum baik perorangan maupun hukum publik dalam batas geografis Venezuela.69 Prinsip keamanan nasional didasarkan pada tanggung jawab bersama antara negara dan masyarakat sipil untuk melaksanakan prinsip-prinsip kemerdekaan, demokrasi, kesetaraan, perdamaian, kebebasan, keadilan, solidaritas, promosi dan pelestarian lingkungan dan penegasan hak asasi manusia. Prinsip tanggung jawab bersama ini berlaku untuk bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, geografis, lingkungan dan militer.70

Tentara Nasional merupakan lembaga yang pada dasarnya profesional, tanpa orientasi politik, yang diselenggarakan oleh negara untuk menjamin kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan menjamin integritas ruang geografis, melalui pertahanan militer dengan tujuan mempertahankan internal dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional, sesuai dengan konstitusi dan

69

http://venezuelanalysis.com/constitution/title/7. Diakses 19 Desember 2014.

70

National Security ,dalam http://venezuelanalysis.com/constitution/title/7. Diakses 19 Desember 2014.


(43)

undang-undang.71 Dalam menjalankan fungsinya, Tentara Nasional Venezuela berada di bawah naungan negara. Tentara Nasional Venezuela terdiri dari

Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara dan Garda Nasional, yang berfungsi secara terpadu dalam lingkup kewajiban mereka untuk memenuhi misi mereka, sebagaimana ditetapkan di bawah undang-undang bersangkutan.72

Pada akhir tahun 2002, pemerintahan Presiden Hugo Chavez menyusun kembali angkatan bersenjata menjadi kekuatan terpadu yang disebut Angkatan Bersenjata Nasional Fuerza Armada Nacional (FAN).73 Presiden menjadi panglima dan memiliki otoritas yang dilaksanakan melalui Menteri Pertahanan Nasional, yang biasanya seorang perwira militer senior, meskipun menteri pertahanan sipil pertama yang memegang jabatan dalam beberapa dekade terakhir menjabat dari Februari 2001 sampai April 2002. Dewan Pertahanan Nasional memberi saran kepada presiden ketika ada masalah keamanan nasional, dan Dewan Tinggi Angkatan Bersenjata, mengenai hal-hal pertahanan.74

Pada tahun 2004, total kekuatan angkatan bersenjata nasional Venezuela adalah 83.300.75 Terdiri dari 34.000 anggota Fuerza Armada Nacional (FAN), yang mencakup 18.300 anggota Angkatan Laut, 7.000 anggota Angkatan Udara Venezuela Aviación Militar Venezolana (AMV), dan 24.000 anggota National

71

Ibid 72

National Security ,dalam http://venezuelanalysis.com/constitution/title/7. Diakses 19 Desember 2014.

73

Library of Congress Federal Research Division, National Security Venezuela, 2005, dalam http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/Venezuela.pdf. Diakses 19 Desemeber 2014

74Ibid. 75


(44)

Guard Venezuela Guardia Nacional de Venezuela (GNV), yang mempuyai nama resmi Angkatan Bersenjata Kerjasama Fuerzas Armadas de Cooperacion (FAC).

Pada tahun 2009, Pemerintahan Chavez telah meningkatkan hubungan keamanan dengan Kuba. Kuba mengirim pasukan ke Venezuela untuk melatih militer Venezuela. Selain itu pasukan kuba melatih pasukan militer Venezuela mengenai cara memperbaiki radio dalam tank dan cara menyimpan amunisi.76 Hal tersebut mengurangi kedekatan hubungan militer dan keamanan Venezuela dengan Amerika Serikat. Seperti pada Maret 2004, Venezuela menarik kontingen militer dari Kerjasama Keamanan Angkatan Darat AS Western Hemisphere Institute (the Former School of the Americas), di Fort Benning, Georgia.77

Dalam kepentingan diversifikasi, pemerintah Chavez telah berusaha mengembangkan hubungan militer dengan China, Kuba, Rusia, dan Ukraina. Menteri Pertahanan China mengunjungi Venezuela untuk pertama kalinya pada bulan September 2001. Venezuela menandatangani perjanjian kerjasama militer dengan Rusia pada tahun 2001. Dalam rencana memfasilitasi dan penambahan peralatan militer, Venezuela membeli beberapa peralatan militer dari Rusia seperti, pesawat militer atau helikopter dan senjata lainnya.78

Pada awal tahun 2005, Majelis Nasional Venezuela meratifikasi perjanjian keamanan Venezuela dengan Kuba tahun 1999, yang dimaksudkan untuk

76

Pengaruh Kuba Makin Dalam, Chvez Ciptakan Venakuba, dalam www.suaramedia.com Diakses 25 Februari 2015.

77

Library of Congress Federal Research Division, National Security Venezuela, 2005, dalam http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/Venezuela.pdf. Diakses 19 Desemeber 2014

78 Ibid.


(45)

memfasilitasi kerjasama antara aparat keamanan Venezuela dan Kuba.79 Pemerintah Chavez juga mendatangkan beberapa penasihat Kuba yang ditugaskan di Kementerian Direktorat Jenderal Pertahanan Intelijen Militer Dirección de Inteligencia Militar (DIM), dan beberapa penasihat militer Kuba juga terlibat dalam pelatihan militer.

Pemerintah Chavez melihat Amerika Serikat sebagai musuh utamanya. Ia memerintahkan angkatan bersenjata Venezuela untuk menerapkan strategi dengan prioritas utama berperang sebagai perlawanan terhadap persepsi ancaman yang diberikan oleh Amerika Serikat.80 Selain itu, Chavez telah memerintahkan dua kali lipat dari cadangan tentara, lebih dari 100.000 tentara di bawah komando pribadinya dan menyiapkan sekitar 500 warga sipil yang ikut berpatisipasi dalam menjaga keamnan negara.81

2.2 Kepentingan Venezuela dalam Menjaga Ideologi Sosialisme

Hugo Chavez merupakan pelopor kebangkitan ideologi kiri di Amerika Latin. Ia membangun gerakan sosial-demokrasi sebagai perlawanannya terhadap dominasi kapitalisme di Amerika Latin.82 Chavez mulai meninggalkan bentuk-bentuk sosial demokrasi yang reformis dan mulai bergerak berdasarkan konsepsi revolusi permanen Trotsky yang merupakan salah satu tokoh revolusioner Rusia

79

Ibid.

80

Library of Congress Federal Research Division, National Security Venezuela, 2005, dalam http://lcweb2.loc.gov/frd/cs/profiles/Venezuela.pdf. Diakses 19 Desemeber 2014.

81Ibid. 82

Rino, Razali ,Analisis Penerapan Kebijakan Ekonomi SosialisVenezuela pada masa pemerintahan HugoChavez Menghadapi Imperialisme Ekonomi Amerika Serikat tahun 1998-2013. dalam jurnal JOM FISIP Vol.1 No.2 Oktober 2014.


(46)

terkemuka.83 Konsepsi revolusi permanen Trotsky merupakan upaya pembangunan kesadaran kelas revolusioner, melakukan revolusi sosialis dan konsolidasi internasional dengan pemerintah sosialis di berbagai negara. Konsep itulah yang diimplentasikan oleh Chavez di Venezuela dalam bentuk Revolusi Bolivarian di Venezuela.84

Pembentukan Lingkaran Bolivarian Venezuela secara eksplisit didasarkan pada warisan revolusioner Venezuela, yang dimulai dengan kemenangan Simon Bolivar dalam perang kemerdekaan melawan Spanyol. Tugas Lingkaran ini adalah untuk meningkatkan kesadaran warga negara Venezuela dalam mengembangkan semua bentuk organisasi partisipatoris dalam komunitas, kemudian merealisasikan proyek tersebut menjadi perhatian dari komunitas, yaitu dalam bidang kesehatan, pendidikan, budaya, pelayanan publik, lingkungan, sumber daya alam serta warisan budaya.85 Seperti contoh dalam bidang kesehatan, mengembangkan sumber air bersih. Selain itu mendatangkan tenaga dokter dari kuba sebanyak 1500 orang. 86 Dalam bidang pendidikan membangun 20 perguruan tinggi gratis untuk masyarakat yang tidak mampu.87 Selain itu meningkatkan jumlah guru dari 65.000 orang menjadi 350.000 orang dengan tujuan untuk memberantas buta huruf di Venezuela dan memberikan program

83

Apa masalahnya saya seorang Trotskis: Chavez disumpah sebagai Presiden Venezuela, dalam www.marxist.com/trostkis-chavez-presiden-venezuela.htm. diakses 25 Februari 2015

84

Revolusi Bolivarian Hugo Chavez ,2002,

dalamhttp://id.shvoong.com/books/dictionary/2089862-revolusi-bolivarian-hugo-chavez-di/#ixzz1xP3hQSHa. Diakses 1 November 2014.

85 Walden Bello, “Revolusi dan Kontra Revolusi di Venezuela”, dalam

www.focusweb.org, diakses 1 November 2014.

86

Tujuh Warisan Chavez Untuk Dunia, dalam http://www.berdikarionline.com/dunia-bergerak/20130418/tujuh-warisan-chavez-untuk-dunia.html. diakses 23 januari 2015.


(47)

khusus kepada 19.840 tunawisma sehingga tidak ada lagi ada anak-anak yang hidup di jalanan.88

Chavez mendorong terbentuknya komunitas Amerika Latin dan mengusung perlawanan terhadap neoliberalisme. Neoliberalisme telah menyengsarakan negra –negara ketiga seperti Venezuela.89 Sebagai akibat dari kebijakan neoliberalis Amerika Serikat tersebut, banyak negara yang terlilit hutang kepada Bank Dunia antara lain Venezuela. Akibat pemerintah tidak bisa membayar hutang negara kepada Bank Dunia, menyebabkan kemiskinan yang terjadi pada rakyat, 23 juta jiwa hidup di bawah garis kemiskinan.

Dalam rangka menyebarkan sosialisme dan melawan hegemoni neoliberalisme, Chavez berperan aktif dalam proyek pembangunan stasiun penyiaran TV Amerika Latin yang bernama Telesur yang berpusat di Caracas yang telah diluncurkan pada 24 Juli 2005. Stasiun TV ini didukung oleh berbagai negara Amerika Latin. Nantinya, stasiun TV ini juga akan menjadi media penting dalam menyebarkan gagasan integrasi Amerika Latin.90

Chavez merupakan seorang presiden yang berani melawan dan menentang hegemoni Amerika Serikat yang telah menyengsarakan rakyat negara-negara dunia ketiga. AS menganjurkan kapitalis melalui IMF, WTO, dan Bank Dunia di negara-negara ini untuk membangun ekonominya. Namun hal itu tidak mengubah penderitaan rakyat. Bahkan hasilnya menyengsarakan rakyat dan serba negatif.

88

Ibid. 89

Dawn Gable, Brief History of Venezuelan Politics http://www.vheadline.com Embassy Asuncion. 2007. Paraguay: Venezuela Foreign Aid Activities. Diakses 1 Desember 2014.

90 Ibid.


(48)

Sebagai contoh negara Venezuela sebelum pemerintahan Hugo Chavez. Venezuela adalah negara kaya minyak dan penghasil minyak kelima di dunia.91 Tetapi kaum elitlah yang memegang kekuasaan politik dan ekonomi mengambil kekayaan bumi Venuzuela secara besar-besaran. Akibatnya, sebagian besar rakyatnya hidup sengsara. Kalangan atas yang merupakan 10 % dari seluruh penduduk yang berjumlah 23 juta jiwa memiliki separuh pendapatan hidup dalam kemiskinan. Chavez menerapkan kebijakan-kebijakan yang mendukung kepentingan rakyat. Beberapa program yang dilaksanakan antara lain bantuan pangan yang disubsidi, pendidikan universitas gratis dan tunjangan kepada single parent.92

Chavez mampu merubah ekonomi dan politik dengan tujuan untuk mengentaskan kemiskinan serta mengurangi campur tangan asing dalam perekonomian Venezuela. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi Amerika Serikat karena akan berpengaruh terhadap kepentingan nasionalnya di Venezuela. Kepentingan Amerika di Venezuela seperti, kepentingan untuk menggulingkan Revolusi Bolivarian, kepentingan dalam menerapkan sistem ekonomi liberal dan kepentingan untuk mengendalikan minyak Venezuela 93

Pada saat ini, Chavez tidak hanya menerapkan Revolusi Bolivarian di dalam pemerintahan Venezuela, tetapi juga menyebarkan pengaruh Revolusi

91Umar Said,”Mengapa Benua Amerika Latin Bergeser Ke Arah Kiri”, dalam

http://www.freelists.org/archives/nasional_list/02-2006/msg00574.html. Diakses 14 Desember 2014..

92Gregory Wilpert. “Venezuela‟s New Constitution.” 27 Agustus 2003.

http://venezuelanalysis.com/analysis/70. Diakses 1 November 2014.

93Lutfi Anggara, “Fenomena Anti

-Liberalisme di Amerika Latin pada Akhir Abad 21”, Global: Jurnal Politik Internasional (Depok: Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia, 2007), hal. 93.


(49)

Bolivarian kepada negara-negara tetangga di kawasan Amerika Selatan, seperti Equador, Bolivia, dan Kuba. Dengan cara membentuk satu komunitas negara-negara Amerika Latin dan Karibia CELAC (Community of Latin American and Caribbean States) tahun 2009.94 Dengan tujuan untuk mempererat kerjasama perdagangan dan kelembagaan di wilayah itu. Sehingga langkah-langkah yang dilakukan oleh Chavez di kawasan Amerika Selatan seperti, penolakan terhadap sistem ekonomi liberal, menolak perdagangan bebas dan nasionalisasi terhadap perusahaan asing mendapatkan tantangan dari Amerika Serikat sebagai lawan politiknya.

Amerika Serikat tidak senang dengan revolusi yang dicapai oleh Venezuela, karena hal tersebut akan menjadi ancaman bagi kepentingan Amerika Serikat di Amerika Latin, khususnya di Venezuela. Amerika Serikat yang tidak senang dengan keberhasilan Hugo Chavez tersebut mulai mengatur strategi untuk menggulingkan kepemimpinan Chavez.95 Dalam mengatur strateginya Amerika Serikat telah berkerjasama dengan beberapa organisasi dan gerakan oposisi yang ada di Venezuela seperti, Fedecamaras (kelompok pengusaha), The Confederación de Trabajadores de Venezuela (CTV) serikat buruh yang berafiliasi dengan partai-partai oposisi Action Democratic (AD), dan Movimiento al Socialismo (MAS). Kelompok ini tidak setuju dengan perubahan politik dan ekonomi yang dilakukan Chavez, karena Chavez lebih berpihak kepada rakyat

94

Venezuela, Cile Akan Pimpin Blok Amerika Latin Baru, dalam http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/07/04/123019-venezuela-cile-akan-pimpin-blok-amerika-latin-baru. Diakses 7 Februari 2015.

95

Eva Golinger, The Chavez Code: Cracking US Intervention in Venezuela (London: Pluto Press,


(50)

dibandingkan kepada kelompok-kelompok pemodal.96 Akibat kebijakan neoliberalis yang dijalankan pemerintahan sebelum Hugo Chavez, hasil dari kekayaan minyak bumi hampir 70% menjadi milik pemodal dari perusahan-perusahaan yang beroperasi di Venezuela seperti, Chevron Corps; Royal Dutcth Shell, Repsol dan Exxon Mobile.

Sebelum Chavez berkuasa, kelompok-kolompok partai-partai yang tergabung dalam kelompok pemodal itulah yang berkuasa dan menikmati hasil minyak bumi yang dimiliki Venezuela. Setelah Chavez berkuasa, Chavez melihat bahwa hal ini merupakan masalah yang harus diselesaikan dan perlu adanya perubahan baik politik maupun ekonomi.97 Salah satu bentuk perubahan politik yang dilakukan Chavez adalah dengan membentuk Revolusi Bolivarian yang lebih pro kepada rakyat. Tujuannya adalah untuk mensejahterkan rakyat dengan mengembalikan hasil kekayaan minyak bumi tersebut kepada rakyat.98

Pada tanggal 7 Februari 2002, Kolonel Angkatan Udara Pedro Vicente Soto menuntut pengunduran diri Chavez. Ia berpidato di depan 10.000 oposisi yang berdemonstrasi dan mengecap Chavez sebagai fasis.99 Langkah Kolonel Pedro tersebut diikuti hari berikutnya oleh Garda Nasional Kapten Pedro Flores, yang mengklaim sebagian besar mayoritas pasukan bersenjata Venezuela bersiap

96

Venezuela: Gerak Menuju Sosialisme (Bagian Satu) dalam http://www.militanindonesia.org/internasional/amerika-latin/venezuela/8086-gerak-menuju-sosialisme.html. Diakse 1 Desember 2014.

97

Rino, Razali, Analisis Peneraoan Kebijakan Ekonomi Sosialis Venezuela Pada Masa Pemerintahan Hugo Chavez Menghadapi Imprialisme Ameika Serikat, 2014. JOM FISIP, Vol.I. No.2 P. 1-9.

98 Ibid. 99

The Bolivarianism of Hugo Chávez, 2002, di http://www.voltairenet.org/article136424.html , diakses 3 November 2014.


(51)

untuk melawan pemerintah.100 Pada 12 Februari Hugo Chavez mengumumkan rencana penghematan dan membiarkan pasukannya untuk menurunkan jumlah pasukan sekitar 19,7%, dimana pihak oposisi memobilisasi pasukan sekitar 200.000 orang sedangkan pasukan Chavez dan pengikutnya berjumlah sekitar 500.000.101

Pada 9 April 2002, CTV dan Fedecamaras melakukan pemogokan umum dan melakukan pawai serta ujuk rasa besar-besaran di depan istana Presiden Milaflores.102 Unjuk rasa tersebut menuntut Hugo Chavez mundur dari kursi pemerintahan. Aksi tersebut berlangsung selama satu hari. Melihat keadaan seperti itu pada waktu yang bersamaan para pengikut Chavez berusaha melindungi Presiden dengan membubarkan para demonstran. Hal mendapatkan perlawanan dari para demonstran sehingga terjadi bentrokan yang sedikitnya menewaskan 15 orang termasuk wartawan dan 350 orang lainnya luka-luka.103

Namun kudeta yang berusaha menggulingkan kepemimpinan Chavez hanya berlangsung 48 jam. Chavez berhasil kembali ke kursi pemerintahannya sebagai Presiden Venezuela. Kegagalan kudeta ini dikarenakan tidak bersatunya militer.104 Pada saat kudeta terjadi militer terpecah menjadi dua, sebagian jendral mendukung Carmona pemimpin kudeta, dan sebagian besar prajurit dan perwira

100

Ibid.

101

The Bolivarianism of Hugo Chávez,2002, lihat di http://www.voltairenet.org/article136424.html , diakses 3 November 2014.

101

Ibid.

102

Ibid.. 103

Ibid.

104

Eva Golinger, 2010, Venezuela: Coup and Countercoup, Revolution, lihat di http://www.globalresearch.ca/venezuela-coup-and-countercoup-revolution/18618, diakses 3 November 2014.


(52)

menengah masih loyal kepada Chavez. Selain itu keberhasilan Chavez didukung oleh kalangan masyarakat miskin yang sangat mendukung kepemimpinan Chavez. Ketika Chavez dikudeta, ribuan orang yang tergolong dalam rakyat miskin melakukan unjuk rasa kepada Presiden sementara Carmona di depan istana presiden agar Chavez dikukuhkan kembali menjadi presiden.105

Berkali-kali kudeta untuk menggulingkan pemerintahan Chavez terus dilakukan oleh kelompok oposisi. Keputusan kudeta muncul setelah beberapa peraturan yang dikeluarkan Chavez pada November 2011, untuk memperkuat kontrol pemerintah terhadap Perusahaan Minyak Venezuela (PDVSA).106 Pada Desember 2011 kembali terjadi demonstrasi besar-besaran, yang kemudian dilanjutkan pada awal 2012 yang menuntut Chavez mundur dari pemerintahannya.107 Tuntutan terhadap Chavez tersebut berasal dari beberapa figur petinggi militer dan kelompok CTV serta kelompok pengusaha pro-kapitalis Fedecamaras. Dalam kejadian tersebut pendemo turun ke sekitar istana presiden dimana pendukung Chavez juga melakukan demo sehingga terjadi bentrokan yang menewaskan sekitar 19 orang tewas.108

Berbagai usaha kudeta yang dilakukan kelas borjuis dan oposisi Venezuela ini, didukung oleh Amerika Serikat dan Eropa dengan memberikan dana sebesar 5 juta Dollar AS kepada oposisi sebagai respon terhadap reformasi-reformasi yang

105

Eva Golinger, 2010, Venezuela: Coup and Countercoup, Revolution, lihat di http://www.globalresearch.ca/venezuela-coup-and-countercoup-revolution/18618, diakses 3 November 2014.

106

Ella Syafputr, 2013, Hugo Chavez di antara dua kudeta, lihat di http://www.antaranews.com/berita/362041/hugo-chavez-di-antara-dua-kudeta, diakses 3 November 2014.

107 Ibid.

108


(53)

dilakukan oleh Chavez. Hal ini dilakukan oleh Amerika Serikat karena dengan kehadiran Chavez menjadi presiden di Venezuela menjadi penghalang bagi kepentingannya di Amerika Latin. Saat itu, Chavez hanyalah berusaha melakukan perubahaan-perubahaan seperti, distribusi laba perusahaan minyak negara (PDVSA) yang lebih adil, menggantikan pejabat-pejabat PDVSA yang korup, penggunaan tanah yang lebih adil untuk kaum tani miskin, dan lain-lain.109

Chavez adalah pengagum “Third Way”nya Tony Blair, Perdana Menteri

Inggris saat itu dan pemimpin Partai Buruh di Inggris. Third Way adalah sebuah konsep jalan tengah antara kapitalisme dan sosialisme. Jalan tengah yang diambil oleh Tony Blair adalah mendukung pertumbuhan, entrepeneurship, perusahaan dan penciptaan kekayaan tetapi juga mendukung keadilan sosial yang lebih besar dan negara memainkan peran utama dalam hal tersebut.110 Chavez belumlah menyebut dirinya sebagai seorang sosialis. Hanya pada tahun 2005, dia mengakui bahwa satu-satunya jalan keluar dari kesengsaraan kapitalisme adalah sosialisme.111

Dalam setiap upaya yang dilakukan para oposisi untuk menggulingkan kepemimpinan Chavez, selalu mendapat dukungan dari Amerika Serikat. Dalam hal ini Amerika Serikat khawatir atas keberhasilan revolusi yang dipimpin oleh Hugo Chavez akan menghalangi kepentingannya di Amerika Latin, khususnya di Venezuela. Kepentingan tersebut yaitu, candangan minyak yang mampu mengeser

109

Ted Sprague, 2009, Peringatan Kudeta April 2002 di Venezuela dan Kemunafikan Demokrasi Barat, lihat di http://indonesia.handsoffvenezuela.org/?p=442, diakses 3 November 2014.

110

BBC NEWS, What is the third Way ? dalam, http://news.bbc.co.uk/2/hi/458626.stm. Diakses 7 Februari 2015.

111


(54)

posisi Arab Saudi. Pada Tahun 2011, cadangan minyak Venezuela mencapai 29,31 triliun Dollar AS atau sekitar 297 milyar Barel sedangkan Arab Saudi hanya 260 milyar Barel.112

Dalam hal ini dapat penulis simpulkan ketika AS dan Kolombia menyepakati perjanjian kerjasama pertahanan DCA/SACTA, kesempatan itu digunakan oleh Amerika Serikat sebagai langkah untuk terus berusaha menggulingkan keberhasilan Revolusi Bolivarian yang dipimpin oleh Hugo Chavez setelah sebelumnya usaha yang dilakukan Amerika Serikat mengalami kegagalan. Oleh karena itu ketika Amerika Serikat menempatkan militernya di Kolombia dianggap sebagai sebuah ancaman bagi kepemimpinan Chavez dan Revolusi Bolivarian yang diusungnya.

2.3 Kepentingan Venezuela dalam Melindungi Sistem Ekonomi Sosialisme

Sebagai negara berkembang, Venezuela masih melakukan pembangunan di berbagai sektor. Salah satunya di sektor ekonomi. Namun Venezuela menganggap bahwa pasca Perang Dingin, muncul sebuah bentuk imperialisme baru dalam bingkai kapitalisme.113 Pemerintah Venezuela sadar terhadap bahaya kapitalisme dalam menciptakan dependensi bagi negara-negara dunia ketiga. Sehingga pemerintah Venezuela dibawah kepemimpinan Presiden Hugo Chavez

112

Venezuela Pemilik Cadangan Minyak Terbesar, 2011, dalam http://economy.okezone.com/read/2011/01/21/213/416324/venezuela-pemilik-cadangan-minyak-terbesar. Diakses 2 Desenber 2014.

113

Rino, Razali ,Analisis Penerapan Kebijakan Ekonomi SosialisVenezuela pada masa pemerintahan HugoChavez Menghadapi Imperialisme Ekonomi Amerika Serikat tahun 1998-2013. dalam jurnal JOM FISIP Vol.1 No.2 Oktober 2014.


(55)

menerapkan kebijakan ekonomi yang kontra dengan kapitalisme. Dibawah pemerintahan Hugo Chavez, Venezuela melakukan restrukturisasi dalam bidang perekonomian.114 Chavez membuka pasar makanan alternatif untuk rakyat miskin yang lebih murah 30% lebih murah dari toko super market besar. Selain itu Chavez juga memberikan kredit bagi petani kecil untuk membeli benih kentang sebesar 600 juta Dollar AS.115

Diterapkannya sistem neoliberalis kapitalis menyebabkan terjadinya ketimpangan sosial. Hal ini terlihat dari jumlah penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan. Kemiskinan di Venezuela meningkat dari 36% di tahun 1984 menjadi 66% di tahun 1995. Sistem neoliberalis yang banyak dianut dan diterapkan di berbagai negara ini dianggap tidak memberikan kesejahteraan pada rakyat, justru menyebabkan kerugian bagi rakyat.116 Kerugian tersebut adalah rakyat tidak bisa ikut menikmati hasil kekayaan negaranya karena dikuasai oleh kaum pemodal. Sistem neoliberal kapitalis dianggap hanya akan memberikan keuntungan pada golongan tertentu saja seperti, golongan pemodal bukan memberikan jaminan kesejahteraan yang merata di masyarakat luas.117 Adanya kemiskinan juga menimbulkan ketergantungan negara berkembang terhadap negara maju. Munculnya sikap interdependensi ini membuat kekayaan alam yang dimiliki oleh negara berkembang secara perlahan akan dikuasai oleh negara maju.

114

Rino, Razali ,Analisis Penerapan Kebijakan Ekonomi SosialisVenezuela pada masa pemerintahan HugoChavez Menghadapi Imperialisme Ekonomi Amerika Serikat tahun 1998-2013. dalam jurnal JOM FISIP Vol.1 No.2 Oktober 2014.

115 Harnita Rahmat „‟Revolusi Bolivarian Chavez: Langkah Nyata untuk Dunia Baru”

Jurnal Alternative, 2000, Vol. II. P. 61-65.

116

Rino, Razali ,Analisis Penerapan Kebijakan Ekonomi SosialisVenezuela pada masa pemerintahan HugoChavez Menghadapi Imperialisme Ekonomi Amerika Serikat tahun 1998-2013. dalam jurnal JOM FISIP Vol.1 No.2 Oktober 2014.


(1)

xvii

Venezuela‟s Curious Foreigh Policy, dalma www.economist.com . diakses 23 November 2014.

Constantine C. Menges,‟‟ Chavez in full View,‟‟ dalam www.newsmax.com diakses 23 November 2014.

Big Picture: Hemisphere of influence, www.CNN.com. tanggal publikasi 20 April 2001, tanggal akses. 23 Novemeber 2014.

US Sponsored FTAA Will Be Buried at Americas Summit, Says Chavez, tanggal publikasi 02 November 2005, tanggal akses 26 September 2014, http://www.brazzil.com/30-2005/november-2005/4383-us-sponsored-ftaa- will-be-buried-at-americas-summit-says-chavez.

Ella Syafputri, Hugo Chavez di antara dua kudeta, dalam

kudeta. Diakses 24 Oktober 2014.

The Bureau of Western Hemisphere Affairs : 2000, dalam www.state.gov. diakses pada tanggal 28 oktober 2014.

CRS Report for Congress, ―Plan Colombia: A Progress Report‖, lihat di http://www.fas.org/sgp/crs/row/RL32774.pdf, diakses tanggal 31 Oktoberl 2014.

Office of the Spokesman, ashington, DC, 2009.U.S.- Colombia Defense Cooperation Agreement, dalam http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2009/aug/128021.htm, diakses 30 oktober 2014.

Buenos Aires (ANTARA News), 2010, Venezuela Ajak Damai Kolombia , dalam http://www.antaranews.com/berita/213777/venezuela-ajak-damai- kolombia, diakses 1 November 2014.

Hubungan Venezuela - Kolombia Memanas, 2010, dalam,

http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/internasional/10/07/23/126302-hubungan-venezuela-kolombia-memanas, diakses 1 November 2014.


(2)

xviii

Pimpinan Gerilyawan FARC Tewas di Tangan Militer Kolombia, dalam http://www.tempo.co/read/news/2010/09/24/116280210/Pimpinan- Gerilyawan-FARC-Tewas-di-Tangan-Militer-Kolombia.diakses 27 November 2014. Tim Global Future Institute (GFI, 2009, Konflik Venezuela dan Kolombia

Terkait Pangkalan Militer AS di Kolombia: Venezuela dan Kolombia Memanas,dalam

http://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=594&ty pe=1#.VFPQhfmUde8, diakses 1 November 2014.

Revolusi Bolivarian Hugo Chavez ,2002, dalam

http://id.shvoong.com/books/dictionary/2089862-revolusi-bolivarian- hugo-chavez-di/#ixzz1xP3hQSHa. Diakses 1 November 2014.

Walden Bello, “Revolusi dan Kontra Revolusi di Venezuela”, dalam www.focusweb.org, diakses 1 November 2014.

Dawn Gable, Brief History of Venezuelan Politics Embassy Asuncion. 2007.Paraguay: Venezuela Foreign Aid Activities. http://www.vheadline.com. Diakses 1 Desember 2014.

Umar Said,”Mengapa Benua Amerika Latin Bergeser Ke Arah Kiri”, dalam

2006/msg00574.html. Diakses 14 Desember 2014.

Ikhwan Manysur Situpeang, Venezuela Menang, ExxonMobil Kalah; Kapan

Nasionalisasi ala Indonesia?,dalam

kapan-nasionalisasi-ala-indonesia-424720.html. Diakses 1 Desember 2014. US Sponsored FTAA Will Be Buried at Americas Summit, Says Chavez, tanggal

publikasi 02 November 2005, tanggal akses 26 September 2014, http://www.brazzil.com/30-2005/november-2005/4383-us-sponsored-ftaa- will-be-buried-at-americas-summit-says-chavez. Diakses 10 November 2014.


(3)

xix

The Bolivarianism of Hugo Chávez,2002, dalam

http://www.voltairenet.org/article136424.html , diakses 3 November 2014. Ella Syafputr, 2013, Hugo Chavez di antara dua kudeta, lihat di

kudeta, diakses 3 November 2014.

Ted Sprague, 2009, Peringatan Kudeta April 2002 di Venezuela dan Kemunafikan Demokrasi Barat, lihat di http://indonesia.handsoffvenezuela.org/?p=442, diakses 3 November 2014.

Venezuela Pemilik Cadangan Minyak Terbesar, 2011, dalam

pemilik cadangan-minyak-terbesar. Diakses 2 Desenber 2014.

Venezuela Nasionalisasi 11 Proyek Minyak, 2010, dalam

nasionalisasi-11-proyek-minyak. Diakses 2 Desember 2014. U.S.- Colombia

Defense Cooperation Agreement, 2009, dalam

http://www.state.gov/r/pa/prs/ps/2009/aug/128021.htm. Diakse 4 Desember 2014.

Department of the Air Force, “ Military Construction Program”, lihat di http://www.centrodealerta.org/documentos_desclasificados/original_in_en

glish_air_for.pdf,.Diakses 3 Desember 2014.

Terkait Pangkalan Militer AS di Kolombia: Venezuela dan Kolombia Memanas, 2009,dalamhttp://www.theglobalreview.com/content_detail.php?lang=id&id=59 4&type=1#.VIFkdxb5RFo. Diakses 4 Desember 2014.

http://explore.com.ve/id/destinos/316-informacion-general-de-venezuela. Diakses 4 Desember 2014.


(4)

xx

Chavez Instruksikan Militer Venezuela Pukul Mundur Invasi Asing, 2006, dalam

pukul-mundur-invasi-asing-7rkk6nu.html. Diakses 4 Desember 2014.

http://www.asambleanacional.gob.ve/index.php?option=com_docman&task=catview &gid=387&Itemid=184&lan. Diakses 14 November 2014.

Russia lends Venezuela $2.2 bln to buy weapons”, , 2009, lihat di

http://www.reuters.com/article/marketsNews/idUSN13 45976720090914. Diakses 7 november 2014.

Raymond Samuel, 2012, Pembangunan Kekuatan militer Venezuela, lihat di

http://www.berdikarionline.com/dunia-bergerak/20121210/pembangunan-kekuatan-militer-venezuela.html, diakses 7 november 2014.

Venezuela: New military service law introduces military duties for women, 2009, dalam http://www.wri-irg.org/node/9189. Diakses 6 Desember 2014.

Miltary of Venezuela dalam,

https://www.princeton.edu/~achaney/tmve/wiki100k/docs/Military_of_Ve nezuela.html.Diakses 6 Desember 2014.

http://www.avn.info.ve/contenido/inclusi%C3%B3n-mujer-venezolana-es- promovida-fanb. Diakses 14 Noveber 2014.

The Armed Force, dalam venezuela.pdf. Diakses 6 Desember 2014.

Ministry of Defence and the Armed Forces,2010 dalam

http://www.resdal.org/atlas/atlas10-ing-26-venezuela.pdf. Diakses 6Desember 2014

dentro-fanb. Diakses November 14, 2014.


(5)

xxi

http://www.rnv.gov.ve/noticias/?act=ST&f=2&t=49013. Diakse 14 November 2014.

dentro-fanb. Diakse 14 November 2014.

http://www.abn.info.ve/noticia.php?articulo=209254&lee=2. Diakses 14 November 2014.

http://www.aviacion.mil.ve/modules/news/article.php?storyid=347. Diakses 14 November 2014.

http://www.guardia.mil.ve/index.php/noticias/institucionales/2211-graduaci%C3%B3n-de-la-primera-mujer-piloto-de-la-gnb.html. Diakses 14 November 2014.

http://www.notitarde.com/notitarde/plantillas/nota.aspx?idart=1183422&idcat=9844&ti po=2. Diakses 14 November 2014.

Council on Hemispheric Afair. Venezuela‟s Military in the Hugo Chavez Era. Dalam www.coha.org/venezuela‟s -miltari-in-the-hugo-chavez-era/. diakses 12 Januari 2015.

Venezuela and Russia Deepen „‟Strategic Alliance‟‟ dalam, www.venezuelaanalysis.com/new/7056. Diakses 23 januari 2015.

Chavez Call for Russia alliance, dalam http;/news.bbc.co.uk/2/hi/europea/752062.stm. Diakses 23 januari 2015.

Russia and Venezuela, from gold and oil to tanks and orchids, dalam www.kapital-rus/articles/article/232386. Diakses 5 Februari 2015.

Russia to Lend Venezuela $4 bln to Pay for Arms Deals, dalam www.globalsecurity.org/military/library/news/2011/. Diakses 5 Februari 2015.

Kapal Perang Rusia Berlayar Lewat Terusan Panama, dalam http://www.voaindonesia.com/content/a-32-2008-12-03-voa11-85234302/36787.html. Diakses 6 Maret 2015.


(6)

xxii

Kapal perang Rusia memasuki Terusan Panama, dalam http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2008-12-07/kapal-perang-rusia-memasuki-terusan-panama/58660. Diakses 6 Maret 2015.