Pendinginan Dengan Media Udara Pengujian Kekerasan Brinnel. Pengujian Struktur Mikro

3.2.7. Pendinginan Dengan Media Udara

Setelah spesimen selesai melalui waktu penahanan maka spesimen harus di keluarkan dari tungku dan dilakukan pendinginan lambat dengan media pendingin udara. Gambar 3.13 Spesimen Dikeluarkan dari Tungku Pemanas Proses pendinginan dari spesimen memerlukan waktu yang cukup lama berkisar ± 1-2 jam. Setelah spesimen dingin lalu selanjutnya spesimen di buka dari alat penekan dan dilakukan proses mounting pembingkaian spesimen. Tujuan dilakukannya proses pembingkaian ini untuk memperbesar bidang spesimen agar mempermudah proses pengamplasan dan pemolesan spesimen sebelum di uji keras dan di foto struktur mikronya. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.14 Pembingkaian mounting Spesimen

3.2.8 Pengujian Kekerasan Brinnel.

Gambar set up pengujian kekerasan brinnel dapat dilihat pada gambar 3.15 dibawah ini. Gambar 3.15 Set Up Pengujian Kekerasan 1 2 3 6 5 4 Universitas Sumatera Utara Adapun keterangan gambar 3.15. adalah : 1. Penunjuk beban kgf 2. Gaya kgf 3. Ball indentor 4. Pengatur penekan 5. Pembeban 6. Landasan spesimen. Prosedur Pengujian Adapun prosedur yang dilakukan pada pengujian kekerasan hardness adalah sebagai berikut: 1. Spesimen diberikan dan dihaluskan terutama pada permukaan yang diuji dengan mengunakan kertas pasir dengan variasi nomor 400, 500, 800, 1000, 1200 dan 1500 . 2. Dimensi specimen diukur dengan jangka sorong. 3. Spesimen diletakkan pada mesin uji Brinell Hardness Test. 4. Bola baja sebagai penetrator diset pada titik yang akan diuji, kondisi bersinggungan bola baja menyentuhn titik specimen. 5. Kemudian katup pompa dibuka. 6. Spesimen diambil, lalu diukur diameter indentasinya dengan menggunakan teropong ukur. 7. Kemudian diulang percobaan ini, hingga 6 titik dan hasil pengukuran dicatat kembali. Hal yang sama juga dilakukan untuk seluruh specimen uji. Universitas Sumatera Utara

3.2.9. Pengujian Struktur Mikro

Mikroskop optik digunakan untuk mengamati struktur mikro pada daerah antar muka interface dengan pembesaran 800 kali. Pengujian ini menggunakan Reflected Metallurgical Microscope dengan type Rax Vision No.545491, MM-10A,230V-50Hz. Mikroskop optic dapat dilihat pada gambar 3.16. Gambar 3.16 Mikroskop Optic Adapun prosedur pengujian adalah sebagai berikut: a. Menyiapkan benda uji dengan menghaluskan pada spesimen benda yang akan dilakukan pengujian. b. Benda uji digosok dengan kertas amplas menggunakan mesin polish gambar 3.7 diatas pemukaan yang rata dan penggosokan dilakukan dengan menggunakan kertas amplas tahan air yang dialiri air. Ukuran kertas amplas yang digunakan adalah kekasaran 400, 800, 1000, dan 1500. Pengamplasan dilakukan dengan menggunakan kertas amplas yang ukuran butir abrasifnya Universitas Sumatera Utara dinyatakan dengan mesh. Urutan pengamplasan harus dilakukan dari nomor mesh yang rendah 150 mesh ke nomor mesh yang tinggi 180 hingga 600 mesh. Hal yang harus diperhatikan pada saat pengamplasan adalah pemberian air. c. Kemudian dibersihkan dan digosok menggunakan pasta poles autosol sampai mengkilap. Tahap pemolesan dimulai dengan pemolesan kasar terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pemolesan halus yaitu pemolesan elektrolit kimia, pemolesan kimia mekanis, dan pemolesan elektro mekanis. Kemudian menyiapkan alat etsa yang diperlukan yaitu : tabung reaksi, gelas ukur dan pipet. Larutan bahan etsa tersebut dicampur dan diaduk, lalu teteskan ke benda uji selama ± 15 detik. Kemudian permukaan benda yang akan diuji dengan etsa dibersihkan dengan cairan alkohol dan menyuci benda uji dengan air bersih kemudian dikeringkan. d. Benda uji yang telah dietsa diletakkan diatas landasan anvil tegak lurus dengan lensa mikroskop, diambil gambar dan dilihat cacat porositas yang ada di permukaan spesimen. Permukaan sampel yang akan diamati di bawah mikroskop harus benar-benar rata. Apabila permukaan sampel kasar, maka pengamatan sulit untuk dilakukan karena cahaya yang datang dari mikroskop dipantulkan secara acak oleh permukaan sampel. Universitas Sumatera Utara

3.3. Diagram Alir