4.2.2 Distribusi temperatur sepanjang saluran
berbelokan tajam
dengan sudut hambatan
90
Gambar 4.10 menunjukkan posisi distribusi titik-titik pengukuran temperatur udara di dalan saluran berbelokan tajam dengan sudut hambatan 90
. Ada 29 titik pengukuran temperatur pada saluran ini, jumlah yang demikian di karenakan pola
aliran yang sangat komplek.
4 2
3
1 7
5 6
10 8
9 16
14 15
22 20
21 28
26 27
19 17
18 25
23 24
13 11
12 29
Gambar 4.10 Posisi pengukuran temperatur udara pada saluran berbelokan tajam dengan sudut hambatan 90
Gambar 4.11 memperlihatan distribusi temperatur sepanjang saluran dengan sudut hambatan 90
untuk waktu pukul 12.30-13.30 wib. Temperatur setelah masuk saluran di titik 1 mencapai 45
, dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan distribusi temperatur udara disepanjang saluran dari titik 1 hingga titik 13 cenderung mengalami
kenaikan yang sangat tajam terutama di daerah belokan. dengan bertambahnya panjang laluan aliran. kecendungan ini karena di sepanjang laluan ini terjadi
pemanasan udara cukup baik yang disebabkan oleh adanya belokan tajam yang berakibatkan terjadinya turbulensinya aliran. Dari titik 14 menuju titik 27 kenaikan
temperatur udara ini tidak begitu besar, hal ini terjadi karena kemampuan penyerapan
Universitas Sumatera Utara
panas oleh udara yang terbatas. Temperatur tertinggi di capai pada titik 27 dengan temperatur mencapai 81
. Di titik 27 hingga titik 29 menunjukkan fonomena temperatur udara manurun seperti juga pada kondisi saluran tanpa hambatan, yang
mana terjadi kecepatan udara bertambah karena sudah mendekati saluran keluar dari saluran pemanas kolektor.
y = -0.0674x
2
+ 3.0013x + 46.136
30 50
70 90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Titik Pengukuran Te
m pe
ra tur
º C
Gambar 4.11 Distribusi temperatur sepanjang saluran dengan sudut belokan tajamdengan sudut hambatan 90
untuk waktu pukul 12.30-13.30 Gambar 4.12 adalah hasil pengukuran distribusi temperatur sepanjang saluran
berbelokan tajam dengan sudut hambatan 90 untuk pukul 11.00-12.00, 12.30-13.30,
dan 14.00-15.00 wib. Kecendrungan fenomena distribusi temperatur ke 3 garis distribusi tersebut adalah mendekati sama. Dari hasil ini menunjukkan bahwa
distribusi temperatur pada pukul 12.30-13.30 dan pukul 14.00-15.00 yang mencapai temperatur tertinggi. Sedangkan untuk distribusi temperatur untuk waktu pukul 11.00-
Universitas Sumatera Utara
12.00 merupakan distribusi temperatur terendah, hal ini terjadi karena panas yang di miliki oleh absorber masih kecil temperatur masih agak rendah, ini dikarena jumlah
panas radiasi yang mampu diserab masih kecil oleh sebab waktu yang tersedia masih singkat.
y = -0.0697x
2
+ 2.7518x + 37.963 y = -0.0653x
2
+ 2.9547x + 44.537 y = -0.0697x
2
+ 3.2276x + 41.873
30 45
60 75
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Titik Pengukuran Te
m p
er at
u r
C°
11.00 Wib - 12.00 Wib 12.30 Wib - 13.30 Wib
14.00 Wib - 15.00 Wib
Gambar 4.12 Distribusi temperatur sepanjang saluran dengan hambatan 90
4.2.3
Distribusi temperatur sepanjang saluran
berbelokan tajam dengan sudut hambatan 105
Gambar 4.13 menunjukkan posisi distribusi titik-titik pengukuran temperatur udara di dalam saluran berbelokan tajam dengan sudut hambatan 105
. Terdapat 29 titik pengukuran temperatur disepanjang saluran ini, jumlah yang demikian di
karenakan pola aliran yang sangat komplek.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.13 Posisi pengukuran temperatur udara pada laluan berbelokan tajam dengan sudut hambatan 105
Hasil pengukuran distribusi temperatur sepanjang saluran kolektor dengan
penghalang untuk waktu pukul 12.30-13.30 wib diperlihatkan pada Gambar 4.14.
y = -0.0985x
2
+ 3.6309x + 50.676
30 45
60 75
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Titik Pengukuran Te
m p
e ra
tu r
º C
Gambar 4.14 Distribusi temperatur sepanjang saluran belokan tajam dengan sudut hambatan 105
untuk waktu pukul 12.30-13.30 Temperatur setelah masuk saluran di titik 1 mencapai 52
, disini terlihat distribusi temperatur udara disepanjang saluran dari titik 1 hingga titik 9 cenderung
mengalami kenaikan yang sangat tajam terutama di daerah belokan. Kecenderungan
4 2
3
1 7
5 6
10 16
15 22
20 21 28
26 27
19 17 18
25 23 24
14 9
8
29 12 13
11
Universitas Sumatera Utara
ini karena di sepanjang laluan ini terjadi pemanasan udara cukup baik yang disebabkan oleh adanya belokan tajam yang berakibatkan terjadinya turbulensinya
aliran. Dari titik 10 menuju titik 23 kenaikan temperatur udara ini tidak begitu besar, hal ini terjadi karena kemampuan penyerapan panas oleh udara yang terbatas.
Temperatur tertinggi di capai pada titik 21 dengan temperatur mencapai 83 . Di titik
24 hingga titik 29 menunjukkan fenomena temperatur udara manurun seperti juga pada kondisi saluran tanpa hambatan, yang mana terjadi kecepatan udara bertambah
karena sudah mendekati saluran keluar dari saluran pemanas kolektor. Gambar 4.15 memperlihatkan distribusi temperatur sepanjang saluran
berbelokan tajam 105 untuk pukul 11.00-12.00, 12.30-13.30, dan 14.00-15.00.
Kecendrungan fenomena distribusi temperatur ke 3 garis distribusi tersebut adalah mendekati sama. Dari hasil ini menunjukkan bahwa distribusi temperatur udara pada
pukul 12.30-13.30 mencapai distribusi temperatur tertinggi. Sedangkan untuk distribusi temperatur untuk waktu pukul 11.00-12.00 merupakan distribusi temperatur
terendah, hal ini terjadi karena panas yang di miliki oleh absorber masih kecil. Hal ini dikarena jumlah panas radiasi yang mampu diserab masih kecil oleh sebab waktu
yang tersedia masih singkat. Untuk distribusi pukul 14.00-15.00, temperatur yang di capai masih tinggi walau panas radiasi mulai rendah sama dengan yang terjadi pada
saluran tanpa hambatan Tingginya tenperatur udara di saluran kolektor ini disebabkan oleh masih tingginya temperatur yang dimiliki oleh obsorber.
Universitas Sumatera Utara
y = -0.0924x
2
+ 3.4718x + 44.09
30 45
60 75
90
1 3
5 7
9 11
13 15
17 19
21 23
25 27
29
Titik Pengukuran Tem
p er
at ur
° C
11.00 Wib - 12.00 Wib 12.30 Wib - 13.30 Wib
14.00 Wib - 15.00 Wib
Gambar 4.15 Distribusi temperatur sepanjang saluran belokan tajam dengan sudut hambatan 105
4.3. Optimasi Distribusi Temperatur Pada Saluran