Be r a sa l da r i sisa e m br yon a l

    2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 9 CT scan t erliat enhancem en m inim al. Bila didapat kan gam baran isodens pada kecurigaan kist a koloid, m aka pem eriksaan m et rizam ide vent rikulografi dapat m eyakinkan diagnosa. 2 . M e n in giom a Merupakan t um or yang berasal dari sel m eningot helial yang norm al berada pada lept om enings, t ela choroidea, pleksus choroideus. Tersering t erj adi pada dew asa, dit em ukan lebih banyak pada w anit a, t et api dapat pula t erj adi pada anak dan dew asa m uda. Tum or ini dapat t erj adi dim ana saj a, t erm asuk regio parasagit al, konveksit as serebri lat eral, falk serebri, basis serebri, pont oserebral angle, pet rus ridge dari t ulang t em poral, canalis spinalis t erut am a segm en t horakal bagian dalam vent rikel serebri. Meningiom a pada vent rikel lat eral berasal dari t ela choroidea, lokasinya pada regio t rigonal at au t em poral horn. Meningiom aint ravent rikular pada vent rikel I I I j arang t erj adi. Dapat t ej adi diiregio foram en m onroe dengan gej ala obst ruksi aliran cairan serebrospinal. Meningiom a yang m erupakan ekspansi dari t em pat lain kedalam vent rikel I I I dapat t erj adi pada dinding ant erior dapat pula pada dinding inferior vent rikel I I I . Secara m akroskopis berbat as t egas, sering m erupakan t um or padat berlobus, berw arna abu- abu. Sering t erj adi kalsifikasi yang t erlihat pada pem eriksaan ront gen m aupun inspeksi secara m ikroskopis. Bent uknya dapat bundar at au oval. Terj adi hiperost osis t ulang didekat nya yang m erupakan t anda yang pent ing pada ront gen. Secara m ikroskopis, sel t um or t erlihat bundar, poligonal, oval at au bent uk spindel. I nt inya t erat ur, bundar at au oval,lept okrom at ik. Sit oplasm anya berw arna eosinoflik pucat . Tum or ini vaskularisasinya banyak, sehingga unt uk pendekat an t indakan operat if m ut lak dilakukan angiografi. CT scan non kont ras t erlihat hiperdens. Post kont ras enhancem ennya hom ogen, kecuali bila t erj adi nekrot ik, kist ik, hem orhagis.

C. Be r a sa l da r i sisa e m br yon a l

1 . Tu m or e pide r m oid Berasal dari sel ekt oderm al dalam neural roof pada saat penut upan neural t ube ant ara m inggu ke 3 dan ke 5 em briogenesis. Frekw ensinya kurang dari 1 t um or int rakranial. Pert um buhannya lam bat , konsist ensinya hakus sepert i kej u, perluasannya t erut am a kedalam sist erna cairan serebrospinal. Tum or epiderm oid didekat bagian ant erior vent rikel I I I dapat m eluas ke ant erior kesepanj ang dasar fosa cranil an at au kearah inferior m elibat kan regio paraselar, fossa m edia, sist erna serebelopont in angle, fossa int erpeduncular dansist erna prepont in. Epiderm oid pada regio supraselar sering m enim bulkan gej ala penekanan j aras visual dan saraf cranial yang t erlet ak didalam sinus cavernosus. Pada CT scan non kont ras, gam barannya ham pir m eyerupai cairan serebrospinal. Karena t um or ini relat if avaskular, pada pem berian kont ras t idak m enunj ukkan enhancem en. Unt uk m endiagnosa t um or ini perlu dilakukan pem eriksaan m et rizam ide CT sist ernografi. 2 . Cr a n yoph a r yn giom a Berasal dari sisa em brional sel aquam osa dari involusi dukt us hypofiseal pharingel yang t idak sem purna. Yang m enyolok pada t um or ini adalah t erj adinya pem bent ukan kist a dan kalsifikasi. Merupakan 5- 10 t um or ot ak pada anak, frekw ensi t erut am a pada anak ant ara 5- 15 t ahun. Gej ala klinik     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 10 t ersering berupa gangguan endokrin, pada snsk t erj adi kegagalan pert um buhan, pada dew asa t erj adi disfungsi seksual at au m enst ruasi. Pada CT scan non kont ras, daerah kist a m em punyai at enuasi yang lebih rendah dibandingkan kom ponen solid dari t um or. Kont ras enhancem en t erbat as pada kapsul dan bagian solid t um or. Pada anak enhancem en kont ras lebih j elas dibanding pada dew asa. Sering m enim bulkan kalsifikasi. Sering pula t erlihat perubahan t ulang t erm asuk pem besaran sela danerosi dorsum sela. Pada anak diagnosa dit egakkan bila ada 2 dari gam baran kardinal berupa kalsifikasi, pem bent ukan kist a, adanya kont ras enhancem en pada m asa supraselar. Biasanya pada saat didiagnosa t um or m erupakan t um or yang besar diam et er 3,5 cm . Terapi dengan operasi dengan m engevaluasi t erlebih dahulu fungsi hipofisa. Kem udian diberi radiot erapi. Scan post operat if perlu unt uk evaluasi t um or yang t ersisa dan kem ungkinan pengum pulan cairan kist a. D . Tu m or da r i la in - la in Tu m or da r i r e gio pin e a l. Neoplasm a regio pinel dibedakan at as yang berasal dari sel parenchym norm al dan yang berasal dari germ sel. Pineoblast om a m erupakan neoplasm a pada anak, pineocyt om a biasanya t eraj adi pada dew asa. Germ sel neoplasm a yang t ersering yait u germ inom a, lalu diikut i oleh t erat om a, endoderm al sinus t um or, em bryonal carcinom a, cgorlocarcinom a. Germ sel t um or ini berasal dari sisa prim it ive t ot ipot ensial germ sel yang t erj adi pada berbagai st rukt us digaris t engah, t erm asuk pineal, regio supraselar, m ediast inum danarea sacrococcygea. Tum or ini m erupakan 0,5 - 1,6 dari t um or ot ak. Manifest asi klinik t ergant ung dari besarnya lesi dan invasinya kepada st rukt ur neural disekit arnya. Dapat t erj adi peningkat an t ekananan int rakranial karena hidrosefalus. Lesi pada foram en m onroe akan m enim bulkan gaj ala obst ruksi vent rikel yang int erm it t en yang dapat berakibat fat al, t et api sering t api sering pula m enim bulkan obst ruksi yang kronis dant erj adi gej ala hidrosefalus. Lesi yang m em besar kedalam vent rikel I I I dan akhirnya m enyum bat vent rikel t ersebut akan m enyebabkan gej ala peninggian t ekanan int rakranial. Pineal t um or yang berkem bang kearah baw ah sering m enekan aquaduct us sylvii dan m enyebabkan hidrosefalus. I nvasi pada kapsula int erna m enyebabkan hem iparese at au hem iplegi. Ket erlibat an basal ganglia dapat m enyebabkan sindrom a ekst rapiram idal at au gangguan gerakan. I nvasi ke hypot halam us m enyebabkan gangguan regulasi cairan, suhu t ubuh, berat badan. Penekanan pada colliculus inferior m engakibat kan hiperakusis danket ulian. Gangguan m em ori, t erut am a ingat an j angka pendek dapat disebabkan karena invasi t um or kej aras m em illot halam ic fornices . CT scan non kont ras pada pineal sel t um or m enunj ukkan isodens sam pai hiperdens ringan. Khas adanya kalsifikasi abnorm al dalam t um or. Pineost om a dapat kist ik. Enhancem ennya dense dan uniform . Tum or berbat as t egas at au infilt rat if. Khem ot erapi berperan pent ing dalam pengobat an t um or regio pineal, w alaupun t erapi prim er unt uk germ inom a yang m urni adalah radiot erapi. Berperan pula pada kekam buhan dan adanya m et ast asis.     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 11 Ge j a la fok a l t u m or ve n t r ik e l 1. Ve n t r ik e l la t e r a l Tum or vent rikel lat eral dibedakan at as t um or int ravent rikular prim er dan t um or sekunder. Tum or int ravent rikular prim er, m erupakan t um or yang t erbent uk dari dinding yang m elapisi vent rikel, m isalnya ependym a, subependym al glia, dari epit el pleksus choroideus dan j aringan arachnoid disekit arnya. Tum or paravent rikular yait u t um or yang t erbent uk dari subst ansia ot ak dan lebih dari 2 3 bagian t um or t ersebut m enonj ol kedalam vent rikel lat eral. Tum or vent rikel lat eral ini j arang, 7 dari seluruh t um or vent rikel, 49 nya dit em ukan pada vent rikel lat eral usia dew asa. Pada anak insidensi t um or vent rikel 41 , 25 nya dit em ukan pada vent rikel lat eral. Biasanya m erupakan t um or j inak. Terbanyak didapat kan pada um ur yang m uda, kecuali pada gliom a. Terbanyak berlokasi di horn front al, cella m edia, regio t rigonal. Bila t um or m em besar kedalam rongga vent rikel, dia berkem bang m enj adi besar sebelum m enim bulkan gej ala defisit neurologis. Karena t um or ini j inak dan t um buh lam bat , dapat m enekan st rukt ur disekit arnya at au m enim bulkan hidrosefalus obst rukt if dan m enim bulkan gej ala. Terapi dengan eksisi 2 . Ve n t r ik e l I I I Vent rikel I I I dapat m erupakan t em pat asal t um or prim er dapat pula m erupakan t um or yang berasal dari st rukt ur dibaw ahnya ruang int erpedunkularis at au diat asnya falk at au korpus kallosum at au disebelah lat eral basal ganglia . Tum or ekst ravent rikular biasanya cukup m em berikan bukt i t ent ang keberadaannya, sebelum m eluas kedalam vent rikel, t et api yang berasal dari vent rikel sering kali sulit m elokalisirnya. Ast rocyt om a yang berasal dari vent rikel t idak j arang t erj adi pada anak. Hidrosefalus dapat t erj adi akut , subakut , int erm it t en at au kronis. Nyeri kepala proksism al yang berat sering t erj adi dan m ungkin dipengaruhi oleh perubahan posisi kepala. Nyeri kepala dan papil udem kadang- kadang hanya m erupakan gej ala yang ada. Dapat t erj adi progresif dem ent ia at au t erj adi kom a m endadak. Dapat t erj adi gangguan daya ingat . Pada kasus kist a koloid vent rikel, serangan hilangnya kesadaran t anpa konvulsi sering t erj adi pada serangan nyeri kepala hebat , dem ikian pula drop at t ack dengan kelem ahan pada anggot a gerak baw ah yang bersifat sem ent ara, dan j at uh, t anpa adanya gangguan sensasi. Dapat pula t erj adi episode parest esi pada anggot a gerak. Som nolen, hiperglikem i dan glukosuri, obesit as, regresi seksual dapat t erj adi pada penekanan kebaw ah t erhadap t uber cinerium dan kelenj ar hipofisa, diabet es insipidus dan at au kaheksia dapat t erj adi karena hipot alam us t erlibat . Perluasan kelat eral yang m engenai kapsula int erna dapat m enyebabkan t erj adinya gej ala gangguan cort ikospinal at au sat u at au kedua sisi. 3 . Ve n t r ik e l I V Tum or yang perim er berasal dari vent rikel I V biasanya ependym om a. Vent rikel I V ini dapat pula diinvasi oleh pert um buhan yang berasal dari verm is serebelum at au pons. Gej ala yang khas yait u nyeri kepala, m unt ah pagi dan vert igo dengan hyst agm us yang bert am bah dengan perubahan posisi kepala. Pada pasien yang m uda ependym om a m erupakan penyebab t ersering, t api pada usia diat as 50 t ahun syndrom a yang sam a dapat pula     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 12 berasal dari t um or m et ast t asis kedalam vent rikel I V. Nyeri kepala m erupakan gej ala aw al, sering dengan eksaserbasi paroksism al dan nyeri m enj alar ke leher, bahkan sam pai ke bahu dan lengan. Munt ah, papil udem bukt i hidrosefalus yang lain dapat t erj adi dengan cepat . Tapi dapat pula nyeri kepala dan papil udem ini t idak ada. Sering t erj adi kekakuan leher dan t runcal at axia, t epi gej ala gangguan serebelum pada anggot a gerak dapat ringan at au t idak ada. Gangguan pada saraf kranial sering kali ringan. Tum o dapat pula m engganggu pusat viseral dim edulla, sehingga t erj adi serangan t achicardi, dyspnoe, pernapasan t ak t erat ur, cegukan, berkeringat , gangguan vasom ot or, polyuri dan glycosuri. Dapat t erj adi keam t ian yang m endadak. Jarang t erj adi t um or t um buh keluar dari vent rikel I V ke daerah sekit arnya dan m enekan spinal cord set inggi foram en m egnum , sehingga t erj adi analgesi dan t erm o anest esi daerah w aj ah, anggot a gerak at as dengan gej ala ket erlibat an cort ikospinal, sehingga gam barannya m enyerupai suat u syringobulbia. 4 . For a m e n m a gn u m da n ba sa l e x it for a m in a Tum or pada at au didekat foram en m agnum sering t ak t erdiagnosa. Kebanyakan berbent uk m eningiom a, biasanya m enim bulkan gej ala m enyerupai syringobulbi at au penekanan bersiler dari t engkorak, dengan gej ala gangguan saraf kranial bagian baw ah, dan ket erlibat an dengan t rakt us desending dan t rakt us scending. Gangguan posisi yang berat dan sensasi persendian pada kedua t angan dan nyst agm us vert ikal dapat m erupakan gej ala yang m enunj uk pada lesi disekit ar daerah ini. TERAPI A. Ope r a t if Teknik operasi pada t um or vent rikel t idak dapat dist andarisasi, karena lokasi, beasr dan kedalam an let ak t um or perlu diperhat ikan. Teknik operasi harus m em pert im bangkan st rukt ur fungsional yang t erdapat disekit ar t um or, m aupun st rukt ur yang akan t erlew at i m elalui t indakan operat it t ersebut , m elalui art eriogram . 1 . Ve n t r ik e l la t e r a l Unt uk m em ilih t eknik operasi yang akan dit em puh, perlu diket ahui berapa besar t um or yang ada dalam rongga vent rikel, dan berapa besar yang berada dalam regio paravent rikular. Front al horn, pada t um or yang kecil, dit em puh t eknik front al t ranscort ikal m elalui gyrus front al at au t ranscollosal m elalui fissura int erhem isferik. Unt uk t um or yang besar m em akai cara pendekat an t ranscort ikal. Sesudah eksisi t um or, aliran liquor int ervent rikular harus diperbaiki. Cella m edia, t erlet ak dibaw ah regio sent ral. Disebelah proksim al t erdapat capsula int erna. Tum or dapat pula m enekan st rukt ur t halam us ipsilat eral m aupun bilat eral dari sebelah at as, dan t erhadap vent rikel I I I . t eknik operasi m elalui pendekat an t ranscollosal m elalui fissura int erhem isfer. Tum or pada hem isfer dom inan, bila kecil dipilih pendekat an dari sisi berlaw anan. Tum or berukuran besar pada gyrus front alis m edia, dipakai t eknik t ranscort ikal. Pada beberapa kasus, unt uk m endapat hasil yang opt im al diperlukan t indakan pendekat an m elalui dua t ahap. Pendekat an t ranskort ikal yang langsung m elalui pariet al lat eral, m erupakan kont ra     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 13 indikasi, karena gyrus m ot orik dan sensorik prim er t erlet ak diat as t um or t ersebut . Regio t rigonal dengan occipit al horn, let ak t um or dapat didekat t halam us pulvinar at au berasal dari t halam us pulvinar t ersebut , dapat pula dari glom us plerksus choroideus. Terbanyak diperdarahi oleh art eri choroidea post erior. Disebelah lat eral dan dibaw ahnya t erdapat serabut proyeksi visual. Disebelah ant erior dan m edialnya t erdapat j aringan yang berhubungan dengan st rukt ur hipokam pus dari sist em lim bik. Teknik operasi yang diam bil, pendekat an insisi t em poro oksipit al t ranskort ikal. Unt uk t um or yang t erlet ak dim edia, at au m eningiom a yang di perdarahi oleh art eri choroidea ant erior dan post erior, dipakai pendekat an t ranscollosal pariet o oksipit al int erhem isferik. Tem poral horn, st rukt ur anat om is yang pent ing didaerah ini pleksus choroideus, sist im lim bik dengan am ygdala dan hypocam pus, cyst erna am bient dengan art eri serebri post erior dan vena rosent hal. St rukt ur pent ing disekit ar lobus t em poralis j aras penglihat an, dihem isfer dom inan area bahasa. Tum or disini j arang dan t erbanyak m eningiom a. Diperdarahi oleh art eri choroidea ant erior dan post erior. I ncici kort ikal dilakukan pada gyrus t em poral m edia dari ant erior at au post erior t ergant ung let ak t um or. 2 . Ve n t r ik e l I I I Teknik operasi pada vent rikel I I I dilakukan dengan pendekat an dari garis t engah pada arah dorsal at au vent ral. Dapat pula dari arah lat eral. Dari arah dorsal, kit a dapat m asuk m elalui insisi t ranscolosal int erhem isferik, dim ana sem ua bagian vent rikel I I I dapat dim asuki. Pendekat an vent rikel I I I bagian ant erior dapat dilakukan dari vent ral ant erior, dengan m elakukan craniot om i subfront al dan m em buka lam ina t erm inalis yang m erupakan dinding vent rikel yang paling t ipis. Hat i- hat i t erhadap adanya kerusakan pada t rakt us opt ikus, com m isura ant erior, fornices. Pendekat an t erhadap vent rikel I I I dinding post erior dan regio pineal dapat dilakukan dari post erior vent ral secara pendekat an suboccipit al t ranst ent orial at au pendekat an fossa post erior. Hat i- dat i t erhadap kerusakan sist em vena. Vent rikel I I I dapat pula dim asuki dari lat eral m elalui pendekat an t ranscort ical t ransvent ricular, dim ana insisi kort ikal dilakukan didaerah am an silent area dengan resiko gej ala klinis sisa yang m inim al. Dengan cara ini dapat dicapai lesi di vent rikel I I I bagian ant erio, t erut am a yang m elalui dilat asi foram en m onroe. Dengan cara ini vent rikel lat eralpun dapat t erlihat dan dapat t ercapai. Unt uk m encapai vent rikel I I I bagian ant erior t engah dapat dengan cara m em ot ong fornix ant erior at au post erior ipsilat eral t et api cara ini akan m enim bulkan resiko t erj adinya gangguan fungsi m em ori, t erut am a bila fornix kont ralat eral rusak. Cara lain adalah dengan m em buka foram en m onroe disebelah inferior dan post erior dengan m em belah vena t halam ost riat a. Cara ini resikonya lebih sedikit dibanding dengan m em belah fornix. Pendekat an vent rikel I I I dari lat eral yang am an, dapat dengan m elalui pendekat an subkhoroidal. 3 . Ve n t r ik e l I V Unt uk proses dibagian baw ah vent rikel I V, dilakukan pendekat an m elalui foram en m onroe, unt uk proses dibagian at as foram en I V dan aquaduct us, m elalui pyram is- uvula- point .     2 0 0 2 digit iz e d by USU digit a l libr a r y 14

B. Te r a pi Ra dia si