d. Tugas Siswa
1. Sebutkan 5 macam sambungan memanjang 2. Sebutkan sambungan yang biasa digunakan untuk sambungan
memanjang untuk batang yang menggantung. 3. Jelaskan dimana letaknya suatu titik terlemah pada suatu
konstruksi 4. Jelaskan menggunakan sambungan apa bila yang akan
bekerja pada batang itu adalah gaya tarik? 5. apa yang menyebabkangaya apa yang bekerja pada batang itu
ketika kita memilih sambungan pengunci? 6. Sebutkan 5 macam variasi sambungan bibir lurus
7. Sebutkan 5 macam sambungan tegaksambungan tiang 8. Dimana digunakan sambungan bibir lurus?
9. Sebutkan dua macam sambungan memanjang untuk bentukukuran papan
e. Petunjuk Pen ilaian Hasil Kerja
No Aspek
Indikator Skor
mak s
Skor Yang
dicap Ket
1 Soal No. 1
Terjawab benar 10
2 Soal No. 2
Terjawab benar 10
3 Soal No. 3
Terjawab benar 10
4 Soal No. 4
Terjawab benar 10
5 Soal No. 5
Terjawab benar 10
6 Soal No. 6
Terjawab benar 10
7 Soal No. 7
Terjawab benar 10
8 Soal No. 8
Terjawab benar 10
9 Soal No. 9
Terjawab benar 10
10 Soal No. 10
Terjawab benar 10
Jumlah Skor Maksimal 100
Syarat Skor Minimal Lulus 70
Jumlah Skor Yang Dapat Dicapai LULUS
70
Kesimpulan TIDAK LULUS
71
3. KEGIATAN BELAJAR 3; SAMBUNGAN DAN ALAT-ALAT
PENYAMBUNG a. Tujuan pembelajaran
Mendiskripsikan perhitungan sambungan baut
Mendiskripsikan perhitungan sambungan paku
Mendiskripsikan perhitungan pasak
Mendiskripsikan perhitungan perekat
b. Uraian Materi 1 Pengamatan
72
Pernahkah kalian melihat seorang tukang kayu membuat sebuah warung gubug kayu, coba kalian perhatikan sambungan apa
yang digunakan untuk menyambung kayu, baik sambungan perpanjangan maupun hubungan menyudut, tentunya banyak
menggunakan sambungan paku dan baud bukan ....? Apa yang terjadi dengan kekuatan konstruksinya ? benarkah
jumlah alat sambung yang digunakan, perhatikan dengan seksama ? dan menurut
kalian pengetahuan apa yang harus dimiliki oleh
tukan tersebut .diskusikan secara kelompok pada
konten perhitungan alat sambung bacalah buku
bahan ajar ini dan carilah sumber informasi lain baik buku teks maupun internet, presentasikan hasil rangkuman yang kalian
buat setelah diskusi usai.
6 Alat Penyambunga Kayu
Perluasan pengetahuan dan kemungkinan-kemungkinan sambungan serta alat-alat penyambung adalah salah satu bidang yang penting
dalam perkembangan teknik konstruksi kayu rasional. Dibanding dengan konstruksi baja di mana praktis kita hitung
dengan sambungan-sambungan dan titik-titik buhul yang kaku, maka karakteristik dalam konstruksi kayu adalah juga adanya deformasi-
deformasi atau pregeseran-pergeseran pada sambungan-sambungan. Maka untuk sambungan-sambungan konstruksi kayu tidak cukup
memandang beban patah dan mengambil suatu safety factor factor keamanan, tetapi perlu diketahui pergeseran-pergeseran, yang juga
harus dibatasi.
73
Berdasarkan hasil penyelidikan-penyelidikan, untuk tiap alat penyambung kayu ditetapkan syarat-syarat sambungan, seperti izin,
jarak-jarak dan sebagainya. Menganggap efisiensi suatu konstruksi kayu tanpa sambungan sama dengan 100 maka, “overall
efficiency” konstruksi-konstruksi dengan bermacam-macam alat penyambung dalat dinilai sebagai berikut :
Dengan sambungan baut 30
Dengan sambungan paku 50
Dengan sambungan pasak 60
Dengan sambungan perekat 100
Dari angka-angka efisiensi di atas dapat dilihat bahwa hanya sambungan dengan perekat dapat mencapai efisiensi 100. Ini
berarti bahwa untuk sambungan-sambungan yang lain sering kali ukuran-ukuran batang konstruksi kayu ditetapkan oleh tempat yang
dibutuhkan untuk menempatkan alat-alat penyambung.
7 SambunganDengan Baut
Baut sebagai alat penyambung yang dibebani, banyak dipakai meskipun sebetulnya tidak begitu baik karena :
Efisiensi rendah
Deformasi besar
Tegangan-tegangan dalam arah sambungan maupun pada penampang baut diambang rata dalam perhitungan. Indonesia telah
menetapkan syarat-syarat dan cara perhitungan serta perencanaan berdasarkan penyelidikan-penyelidikan sendiri, yang telah
ditetapkan dalam PKKI Pasal 14 oleh Ir. Suwarno Wirjomarto Universitas Gadjah Mada, syarat-syarat tersebut sebagai berikut :
1. Alat penyambung baut harus dibuat dari baja St. 37 atau dari
besi yang mempunyai kekuatan paling sedikit seperti St. 37.
74
2. Lubang baut harus dibuat secukupnya saja dan kelongggaran
tidak boleh lebih daari 1,5 mm. 3.
Garis tengah baut paling kecil harus 10 mm 38”, sedang untuk sambungan, baik bertampang satu maupun bertampang dua,
dengan tebal kayu lebih besar dari 8 cm, harus dipakai baut dengan garis tengah paling kecil 12,7 mm 12”.
4. Baut harus di sertai pelat ikutan yang tebalnya minimum 0,3 d
dan maksimum 5 mm dengan garis tengah 3 d, atau mempunyai bentuk persegi empat, lebarnya 3 d, dimana d = garis tengah
baut. Jika bautnya sebagai pelengkap, maka tebal pelat ikutan dapat diambil minimum 4 mm.
5. Sambungan dengan baut dibagi dalam 3 golongan menurut
kekuatan kayu, yaitu golongan-golongan I, II dan III. Agar sambungan dapat memberi hasil kekuatan yang sebaik-baiknya
uitgenut, hendaknya
λ
b
= diambil dari angka-angka yang
tertera di bawah ini 6. Tegangan-tengan dalam arah sambu-ngan maupun pada
penampang baut dianggap rata dalam perhitungan. Sesungguhnya pembagian tegangan-tegangan itu seperti pada
gambar
75
Penampang baut
dalam arah sambung
Golongan I ;
Sambungan bertampang satu : S = 50 db
1
1 – 0,6 sin α atau
λ
b
= 4,8 S = 240 d
2
1 – 0,35 sin α Sambungan bertampang dua : S = 125 db
3
1 – 0,6 sin α atau
λ
b
= 3,8 S = 250 db
1
1 – 0,6 sin α atau S = 480 d
2
1 – 0,35 sin α
Golongan II :
Sambungan bertampang satu : S = 40 db
1
1 – 0,6 sin α atau
λ
b
= 5,4 S = 215 d
2
1 – 0,35 sin α Sambungan bertampang dua : S = 100 db
3
1 – 0,6 sin α atau
λ
b
= 4,3 S = 200 db
1
1 – 0,6 sin α atau S = 4830 d
2
1 – 0,35 sin α
Golongan III :
Sambungan bertampang satu : S = 25 db
1
1 – 0,6 sin α atau
76 d
1
b
1
b
2
S S
b
1
b
2
b
1
b
2
S S
b
3
S
b
1
2 1
2 1
λ
b
= 6,8 S = 170 d
2
1 – 0,35 sin α Sambungan bertampang dua : S = 60 db
3
1 – 0,6 sin α atau
λ
b
= 5,7 S = 120 db
1
1 – 0,6 sin α atau S = 340 d
2
1 – 0,35 sin α
S = kekuatan sambungan dalam kg α = sudut antara gaya dan arah serat kayu
b
1
= tebal kayu tepi dalam cm b
3
= tebal kayu tengah dalam cm d = garis tengah baut dalam cm.
Dari tiap-tiap golongan yang diambil adalah harga yang terkecil. Yang termasuk di dalam golongan I ialah semua kayu dengan kelas
kuat I ditambah dengan kayu rasamala. Yang termasuk dalam golongan II ialah semua kayu degan kelas
kuat II. Yang termasuk di dalam golongan III ialah semua kayu dengan kelas kuat III.
6. Jika pada sambungan bertampang satu, salah satu batangnya
adalah dari besi baja atau pada sambungan bertampang dua pelat-pelat penyambungnya dari besi baja, maka harga-harga S
dalam rumus-rumus tersebut dapat dinaikan 25. 7.
Apabila baut tersebut dipergunakan pada konstruksi dalam keadaan selalu terendam dalam air untuk bagian konstruksi yang
tidak terlindungi dan kemungkinan besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi, maka di dalam perhitungan, kekuatannya
harus dikalikan dengan angka 23. Apabila baut tersebut dipergunakan untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu
itu dapat mongering dengan cepat, maka di dalam perhitungan, kekuatannya harus dikalikan dengan angka 56.
8. Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh
muatan tetap dan muatan angin atau untuk bagian-bagian 77
konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap dan muatan tidak tetap, maka kekuatan sambungan dapat dinaikan
dengan 25.
8 SambunganDengan Paku
Di banding dengan sambungan baut maka sambungan dengan paku :
Mempunyai efisiensi yang lebih besar
Memberi perlemahan yang lebih kecil yaitu kira-kira 10, yang sering kali diabaikan saja
Kekuatan tidak tergantung arah serat dan pengaruh cacat-cacat
kayu juga kurang
Lebih kaku
Beban-beban pada penampang lebih merata
Untuk kayu yang tidak terlalu keras dan bila kayu harus disambung tidak terlalu tebal, maka tidak perlu dibor, sehingga
dikerjakan oleh setengah tukang
78
d
6d 6d
d dan 10 cm untuk tarik
2.5 d untuk tekan 3d
2d 2d
2d 5d
5d 3d
5d 5d
2d 3d
10 c
m 7d
3d 5-
6d 5-
6d 2d
2 d
3d 10
c m
5- 6d
2d 2d
5 6d
7d
Dalam PPKI syarat-syarat serta cara-cara perhitungan dan perencanaan sambungan paku telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut:
1. Paku yang dipergunakan dapat mempunyai tampang melintang
yang berbentuk bulat persegi atau beralur lurus. 2.
Kekuatan paku bertampang bulat tidak tergantung dari besar sudut yaitu sudut antara arah gaya dan arah serat kayu.
3.Untuk sambungan yang menyimpang dari Daftar Va dapat dipakai rumus-rumus di bawah ini dengan mengingat syarat-syarat
ukuran paku seperti tertera dalam gambar 4 dan syarat-syarat kd dalam Daftar Va.
a. Sambungan bertampang satu :