Dalam PPKI syarat-syarat serta cara-cara perhitungan dan perencanaan sambungan paku telah ditetapkan, yaitu sebagai berikut:
1. Paku yang dipergunakan dapat mempunyai tampang melintang
yang berbentuk bulat persegi atau beralur lurus. 2.
Kekuatan paku bertampang bulat tidak tergantung dari besar sudut yaitu sudut antara arah gaya dan arah serat kayu.
3.Untuk sambungan yang menyimpang dari Daftar Va dapat dipakai rumus-rumus di bawah ini dengan mengingat syarat-syarat
ukuran paku seperti tertera dalam gambar 4 dan syarat-syarat kd dalam Daftar Va.
a. Sambungan bertampang satu :
79
paku tampang dua b
1
1 2b
1
+b
2
paku tampang satu b
1
b
2
b
3
d 1b
1
+b
2
12,5b
1
b
1
b
2
-b
3
F paku
tampang dua b
1
2b
1
+b
2
b
1
b
2
b
3
b
1
b
2
b
3
G paku
tampang dua b
1
2b
1
+b
2
b
1
b
2
b
3
b
1
b
2
b
3
I paku
tampang dua b
1
2b
1
+b
3
b
1
b
2
b
3
b
1
b
2
b
3
H paku
tampang Satu
b
1
b
2
125b
1
paku tampang
satu 1 25b
1
1b
1
+b
2
+3d b
2
b
1
paku tampang
satu 1 25b
1
1b
1
+b
2
+3d b
1
b
2
b
1
= b
2
A b
1
b
2
C b
2
15 b
1
B paku
tampang satu
b
1
b
2
b
2
15b
1
D
b
1
+ b
2
1 2,5b
1
paku tampang satu
b
1
b
2
1b
1
+ b
2+
3 1
b
1
= b
2
b
3
E
1 2,5b
1
1 2,5b
2
paku
tampang dua
b
2
S= 1
2 bd σ
kd
b≤7d
S=3,5 d
2
σ
kd
7d ≤b
b. Sambungan bertampang dua:
= gaya yang diperkenankan per paku b1
= tebal kayu d
= diameter paku Daftar Va. = kokoh desak kayu
4. Ujung paku yang keluar dari sambungan sebaiknya
dibengkokkan tegak lurus arah serat, asal pembengkokan tersebut tidak dapat merusakkan kayu.
5 Apabila dalam satu barisan terdapat lebih dari 10 batang paku,
maka kekuatan paku harus dikurangi dengan 10 dan jika lebih dari 20 batang harus dikurangi 20.
6. Pada sambungan dengan paku paling sedikit harus digunakan 4
batang paku. 7.
Jarak paku minimum harus memenuhi syarat-syarat seperti ditunjukkan dalam gambar
a. Dalam arah gaya.
12 d untuk tepi kayu yang dibebani 5 d untuk tepi kayu yang tidak dibebani
10 d jarak antara paku dalam satu barisan b.
Dalam arah tegak lurus arah gaya 5 d untuk jarak sampai tepi kayu
5 d untuk jarak barisan paku.
80
S= 1
2 bd σ
kd
b≤7d
S=3,5 d
2
σ
kd
7d≤b
S
σ
kd
8. Apabila ada banyak kemungkinan, bahwa paku akan berkarat, maka
hendaknnya dipakai paku yang disepuh seng atau cadmium. 9.
Apabila baut tersebut dipergunakan pada konstruksi dalam keadaan selalu terendam dalam air untuk bagian konstruksi yang tidak
terlindungi dan kemungkinan besar kadar lengas kayu akan selalu tinggi, maka di dalam perhitungan, kekuatannya harus dikalikan
dengan angka 23. Apabila baut tersebut dipergunakan untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu itu dapat mongering
dengan cepat, maka di dalam perhitungan, kekuatannya harus dikalikan dengan angka 56.
10. Untuk bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan
tetap dan muatan angin atau untuk bagian-bagian konstruksi yang tegangannya diakibatkan oleh muatan tetap dan muatan tidak tetap,
maka kekuatan sambungan dapat dinaikan dengan 25.
81
12 d
un tu
k t ep
i k ay
u
ya ng
d ibe
ba ni
5d 12
d 10
d 10
d 10
d 5d
5d 5d
5d 5d
5d
9 SambunganDengan Pasak
Pada prinsipnya suatu pasak adalah suatu benda yang dimasukkan sebagian, pada bidang sambungan, dalam tiap bagian-bagian kayu
yang disambung, untuk memindahkan beban dari bagian yang satu kepada yang lain. Menurut pemasangannya pasak-pasak dapat dibagi
dalam 3 macam sebagai berikut : a.
Yang pada bidang sambungan dimasukkan ke dalam takikan- takikan di dalam bagian-bagian kayu yang disambung.
b. Yang pada bidang sambungan dimasukkan di dalam bagian-bagian
kayu dengan cara dipres. c.
Kombinasi dari a dan b.
Peraturan mengenai pasak diberikan dalam PKKI pasal 13 hanya sebagai berikut :
1. Yang disebut pasak ialah alat yang dimasukkan ke dalam takikan-
takikan di dalam kayu, dan yang dibebani tekanan dan geseran. Pasak hanya boleh dibuat dari kayu keras, besi atau baja.
2. Pasak kayu keras yang mempunyai tampang persegi empat
panjang, memasangnya harus sedemikian sehingga serat-seratnya terletak sejajar dengan serat-serat batang-batang kayu yang
disambung. Antara masing-masing pasak, demikian pula antara pasak dan ujung kayu harus diberi baut pelekap dengan garis
tengah minimum 1,27 cm 12”. Ukuran-ukuran pasak itu harus diambil seperti dalam gambar 3.
82
Pasak kayu yang agak modern dan yang sudah diselidiki dan banyak dipergunakan di Indonesia sebelum perang dunia ke-II adalah pasak
kayu model Kubler, yang berbentuk bulat. Pasak kayu Kubler telah
banyak dipakai dalam konstruksi-konstruksi kayu rangka batang. Dalam konstruksi kayu rangka batang dikenal prinsip pendukungan
pada sambungan-sambungan, yang karena prinsip mana telah dilaksanakan untuk pertama kali oleh Kubler secara konsekuen,
prinsio itu dibahas disini : prinsip pendukung dalam teknik sambungan batang-batang rangka batang kayu sekiranya menjadi
cukup jelas dengan memandang kedua pemecahan rencana pada gambar 4 mengenai sambungan batang-batang tepi, vertikal dan
diagonal. Berikut ini pasak-pasak modern yang sudah biasa dipakai di luar
negeri seperti Amerika dan Eropa anatara lain adalah :
1. Split-ring Connector
Cincin dari baja dimasukkan ke dalam takikan yang berbentuk
seperti cincinnya. Takikan dibuat dengan alat khusus. Maksud daripada belahan split adalah untuk mendapatkan fleksibilitas
83
sehingga memungkinkan adanya pemikulan yang bersamaan pada teras kayu di dalam cincin maupun pada kayu luar cincin.
2. Toothed Ring
Macam connector ini yang juga dibuat dari baja memberikan kekuatan
setinggi pasak cincin dan tidak
membutuhkan takikan dalam
kayu tetapi dimasukkan ke
dalam bagian- bagian
kayu dengan
cara dipres
dengan
menggunakan alat khusus. Pasak cincin bergigi ini dipakai hanya untuk sambungan kayu pada kayu
3. Bulldog connector
84
Pelat kokot Bulldog dari baja ini yang berbentuk bulat atau persegi, pelaksanaan penggunaannya sama seperti pasak cincin
bergigi tetapi mempunya perbedaan sebagai berikut : o
Pelatnya menjamin penetrasi yang rata ke dalam bidang-bidang kayu yang disambung.
Sambungan kayu pada logam timber to metal connection
dapat dibuat dengan
menggunakan single-sided
Bulldog.
4. Claw-plate connector
Pasak pelat kuku ini yang dibuat dari besi dimasukkan ke dalam takikan yang dibuat dengan alat khusus tetapi lebih lanjut dipres
kuku-kukunya ke dalam kayu, juga dengan alat khusus. Pasak- pasak dipergunakan dalam pasangan male and famale untuk
sambungan kayu pada kayu. Untuk sambungan kayu pada logam dipakai sendiri. Pasak pelat kuku sangat cocok untuk sambungan
batang-batang yang pembebannya utama berbolak-balik tekan dan tarik.
85
5. Shear-plate connector
Macam pasak pelat ini dibuat dari baja atau besi dan dapat dipakai untuk sambungan kayu pada kayu maupun sambungan
kayu pada logam. Karena kedua bagian pasak pada sambungan alat adalah rata
pada bidang sambungan
maka macam pasak ini sangat
cocok konstruksi-
konstruksi yang harus dapat dibongkar dan untuk komponen- komponen yang dibuat dalam pabrik yang kemudian dipasang
setempat dalam hal mana pasak-pasak dipaku ke dalam takikannya untuk menghindarkan lepasnya dalam transport.
6. Spike-gird
86
Pasak ini telah
direncanakan untuk sambungan kayu pada kayu dimana bidang- bidang hubungan adalah rata atau melengkung. Pasak dipaksa ke
dalam kayu dengan cara
dipres dengan alat khusus.
Macam pasak ini
memberikan kekuatan tinggi pada sambungan bagian-bagian yang berukuran besar seperti dapat dipergunakan dalam
pekerjaan jembatan, dok pelabuhan.
10Sambungan Dengan Perekat
Sambungan dengan perekat berlainan dengan sambungan- sambungan baut, paku atau pasak, bagian-bagiannya kayu tidak
disambung pada titik melainkan pada bidang-bidang, sedangkan mempunyai kekakuan yang jauh lebih tinggi. Kekakuan tersebut
merugikan dalam sambungan rangka batang karena timbulnya
87
tegangan-tegangan sekunder yang besar. Akan tetapi untuk balok- balok tersusun, sambungan dengan perekat lebih menguntungkan.
Perekat-perekat yang terdapat untuk konstruksi kayu dapat dibagi dalam golongan sebagai berikut :
1. Vegetable adhesives perekat-perekat tumbuhan dibuat dari
starch pati atau suatu bahan yang banyak mengandung starch. 2.
Animal glues perekat-perekat binatang dibuat dari tulang, kulit dan ikan.
3. Casein glue perekat casein dibuat dari casein yang dikeringkan
dari susu. 4.
Blood albumen glues perekat-perekat darah tercampur zat putih telur dibuat dari darah binatang yang dikeringkan.
Vegetable dan animal adhesives dari tipe 1 dan 2 dapat memberikan kekuatan tinggi dalam keadaan-keadaan tertentu tetapi
tidak tahan lengas dengan konsekuensi penurunan kekuatan. Dalam keadaan lembab dapat diserang jamur serta bakteria dan bila dalam
keadaan kena air dapat larut. Perekat-perekat tersebut murah dan mudah penggunaannya, tetapi pemakaiaanya pada umumnya terbatas
pada interior non-load bearing assemblies pemasangan di bawah atap yang tidak dibebani primer seperti mebel, dimana kadar lengas
kayu biasanya rendah dan regluing dapat dilaksanakan tanpa banyak kesulitan.
Catatan di atas pada umumnya berlaku juga untuk casein, tetapi perekat ini dapat dibuat lebih banyak tahan air sedangkan dengan
tambahan bahan pengawet seperti chlorinated phenols, perekat casein menjadi lebih tahan terhadap pembusukan oleh jamur dan
bakteria. Perekat ini mempunyai kekuatan yang relatif rendah jika dalam keadaan basah, kembali mendapat kekuatan semula jika dalam
keadaan kering. Blood albumen glues adalah perekat-perekat yang paling tahan air
dan awet. Dikombinir dengan formaldehyde, blood albumen
88
memberikan perekat yang sangat tahan air tetapi membutuhkan hot- pressing untuk mendapatkan kekuatannya yang tinggi. Sekarang
perakat ini dipakai dalam kombinasi dengan resins, pada umumnya berhubungan dengan penekanan harga resins glues.
Synthetic resin glues yang dipakai panas maupun dingin, semuanya memberikan kekuatan yang tinggi, sangat bertahan terhadap
pengaruh lengas dan tidak diserang jamur. Akan tetapi perekat lebih mahal dari pada perekat lain, sedangkan membutuhkan jauh lebih
banyak perhatian dalam penyimpanan, pencampuran dan penggunaan.
Penggunaan perekat dalam konstruksi kayu dapat dibedakan sebagai berikut :
o Sebagai alat penyambung batang-batang kayu
o Untuk konstruksi kayu berlapis majemuk.
Contoh-contoh sebagai alat penyambung batang-batang kayu dapat dilihat pada gambar 5.
11Sambungan Gigi
Syarat-syarat dalam PKKI untuk sambungan gigi adalah sebagai berikut gambar 6:
1. Pada sambungan gigi, gerakan antara kayu dengan kayu di dalam
perhitungan harus diabaikan. Untuk sambungan gigi tunggal dalamanya gigi tidak boleh melebihi sesuatu batas, yaitu :
t
m
b untuk 50
o
89
t
m
l
m
h
a
t
m1
l
m1
h
b
l
m2
t
m2
t
m
h
S
t
m
b untuk 60
o
h adalah tinggi batang mendatar. Untuk harga antara 50
o
dan 60
o
besarnya gigi maksimum harus
disisipkan lurus. Gigi dibuat menurut garis bagi sudut luar.
Panjang kayu muka harus dihitung l
m
=
tetapi juga l
m
5
cm, dimana b berarti lebar batang mendatar.
2. Untuk sambungan dengan gigi rangkap dalamnya gigi kedua harus
memenuhi syarat seperti pada sambungan gigi tunggal.
Untuk perhitungan sambungan gigi masih perlu ditambah penjelasan sebagai berikut :
90
1. Sambungan gigi tunggal
S diuraikan dalam arah-arah tegak lurus bidang-bidang sambungan. Pemikulan D tidak menjadi soal sehingga
perhitungan meliputi pemikulan N pada bidang desak II. Dapat dibuktikan bahwa garis bagi II memberikan t
m
yang pali ekonomis.
Kemudian dihitung panjang kayu muka dengan rumusan lm =
2. Sambungan gigi rangkap dua
Langkah-langkah perhitungan : 1. Pendekatan pertama
91
t
m1
S
l
m2
t
m2
2
90
o
-
2 90
o
-
l
m1
2 S
1
S
2
N N
1
M N
2
S
1
S
2
S
N=S cos 1
2 α
bidang desak II =b . t
m
cos 1
2 α
S cos 1
2 α
b . t
m
cos 1
2 α
= σ
tk
1 2
α→t
m
= S . cos
2
1 2
α σ
tk
1 2
α . b
H τ
.b =
Scosα τ .
b
S
1
= S
2
= 1
2 S
dibulatkan dan dicek dengan syarat PKKI
2.Dengan harga tm2 yang dibulatkan di atas dihitung tepat
3. Dihitunglalu dicek dengan syarat
tm2-tm1 1 cm menurut PKKI.
4. Panjang kayu maka :
Harga lm1 15 cm
Yang mana yang menentukan lm1 atau lm2 dapat mudah dilihat secara grafis digambar dengan skala
92
t
m 2
= 1
2 S . cos α
σ tk α .
b
S
2
= t
m 2
. σ
tk
α .b cosα
= t
m 2
dibulatkan t
m 2
belum dibulatkan 1
2 S
S
1
= S−S
1
S
1
cos
2
1 2
α
t
m 2
= S
1
cos
2
1 2
α σ
tk
. 1
2 α . b
l
m 1
= H
1
τ
II
.b . =
S
1
cos α τ
II
. b
l
m 2
= H
τ
II
. b. =
S
1
cos α τ
II
. b
12Pelat Penyambung
Syarat-syarat menurut PKKI adalah sebagai berikut: 1.
Pada sambungan yang menahan gaya tarik, pelat-pelat penyambung harus diletakkan setangkup terhadap sumbu batang yang disambung.
Lebarnya atau tingginya harus sama besar dengan lebar atau tinggi batang yang disambung.
Ukuran pelat penyambung didasarkan atas gaya yang besarnya 1,5 kali gaya tarik yang ditahannya.
2. Pada sambungan yang menahan gaya tekan ujung-ujung kayu yang
akan disambung harus melekat benar atau sama lain. Pelat-pelat penyambungnya harus diletakan setangkup untuk menahan gerakan
batang ke samping. Pelat-pelat penyambung harus harus mempunyai momen lembam yang paling sedikit sama besarnya dengan momen
lembam batang yang disambung. 3.
Bila sambungan itu berganti-ganti menahan gaya tarik dan gaya tekan, maka pelat penyambungnya harus diperhitungkan terhadap
gaya yang besarnya sama dengan 1,3 kali gaya tarik atau tekan yang terbesar.
4. Pada sambungan yang menahan momen lentur, momen penahan
pelat penyambung paling sedikit harus sama dengan momen penahan balok yang disambung. Di samping itu pelat tersebut harus cukup
kuat untuk menahan gaya melintang yang timbul pada sambungan tersebut.
93
4. KEGIATAN BELAJAR 4;
APLIKASI PEMBUATAN SAMBUNGAN BIBIR LURUS BERKAIT
a. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini siswa dapat: - Menyebutkan macam-macam sambungan memanjang.
- Menyebutkan macam-macam alat-alat kayu tangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pembuatan sambungan bibir
lurus berkait. - Merangkai sambungan bibir lurus berkait.
- Menjelaskan kegunaan sambungan bibir lurus berkait.
b. Uraian Materi 1 Pengamatan
Coba kalian amati gambar sambungan Bibir lurus berkait di bawah ini , perhatikan dengan seksama konsep ukuran yang
harus diterapkan dan coba uraikan langkah kerja langkah kerja yang harus dilakukan dan keselamatan kerja apa yang
harus dijalankan untuk membuat sambuang yang baik dan benar.
Diskusikan dengan temen sekelompokmu bacalah buku
bahan ajar ini atau bahan sumber informasi lain untuk menambah pengetahuanmu dalam sambungan yang sedang
94
dikerjakan, presentasikan uraian tugasmu dan tunjukan hasil kerjaan yang kalian buat.
13 Pengetahuan Dasar
Sambungan bibir lurus berkait adalah salah satu sambungan balok memanjang yang digunakan untuk sambungan
memanjang konstruksi kayu yang penggunaannya
menumpu, misalnya untuk balok tembok, dsb.
14 Bahan dan Alat - Bahan:
1. - Kayu balok ukuran 612 – 100 cm. Alat: 2. Gergaji pemotong
3. Gergaji pembelah 4. Gergaji punggung
5. Ketam 6. Pahat lubang
7. Pahat tusuk 8. Palu kayu
9. Palu Besi 10. Alat-alat lukis:
- Pensil dan Krespen - Siku-siku
- Perusut ganda
- Mistar bajaRolmeter
15 KeselamatanKerja
1. Mengawali pekerjaan dengan berdoa 2.
Mempelajari modul dengan cermat dan teliti. 3.
Memakai pakaian kerja dengan baik, sopan dan aman.
4. Meletakkan alat-alat di tempat yang aman.
5. Menggunakan alat-alat sesuai dengan fungsinya.
6. Memusatkan perhatian pada pekerjaan dan alat-alat
95
yang sedang digunakan. 7. Bekerja dengan hati-hati dengan penuh perhatian.
8. Mengikuti petunjuk keselamatan, kesehatan kerja. 9. Bekerja dengan mengikuti prosedur yang benar.
10. Selalu mengikuti petunjuk instruktur. 11.Mengakhiri pekerjaan dengan berdoa.
16 Langkah Pengerjaan
a Mempelajari modul dengan cermat lengkap dengan gambarnya.
b Menanyakan hal-hal yang kurang jelas. c Menyiapkan alat-alat yang diperlukan sesuai pekerjaan.
d Menyiapkan bahan. e Memotong bahan sesuai dengan kebutuhan dan
membelah bila diperlukan. f Mengetam bidang I hingga lurus dan rata.
g Mengetam bidang II hingga lurus, rata dan siku-siku terhadap bidang I.
h Memerusut bidang III. i Mengetam bidang III hingga lurus, rata dan siku-siku
terhadap bidang II. j Memerusut bidang IV.
k Mengetam bidang IV, hingga rata, lurus dan siku-siku terhadap bidang I dan bidang III.
l Mengetam kepala kayu bila belum siku-siku, hingga kedua kepala kayu siku-siku terhadap bidang I, II, III dan IV.
m Membuat tanda paneng. n Melukismenggambar gambar kerja.
o Membuat bagian-bagian sambungan bibir lurus berkait dengan memotong bagian-bagian tepi tarikan
96
menggunakan gergaji panggung agar hasilnya presisi dan bagus.
p Memotong-motong bagian-bagian yang akan dipakat untuk membantu agar hasil pemakatan baik dan presisi
sesuai dengan gambar kerja. q Melaksanakan percobaan merangkai sambungan.
r Memperbaiki bagian-bagian yang belum bagus dan memcoba kembali merangkais ambungan.
s Merangkai sambungan. t Memeriksakan pekerjaan kepada guruinstruktur.
u Mengumpulkan tugaspekerjaan. 17
• Petunjuk Penilaian Hasil Kerja
97
No Aspek
Indikator Skor
maks Skor
Yang dicap
Ket
Hasil Kerja
e.
Ketepatan ukuran
Kesikuan Kerataantidak
baling 30
20 30
20 Jumlah Skor Maksimal
100 Syarat Skor Minimal Lulus 70
Jumlah Skor Yang Dapat Dicapai
Kesimpulan
LULUS TIDAK
LULUS
Ga
Gambar Sambungan bibir lurus berkait
98
5. K
EGIA T
AN
BELAJAR 5; SAMBUNGAN BIBIR MIRING BERKAIT a. Tujuan
Setelah mempelajari dan mempraktekkan modul ini diharapkan siswa dapat:
1 Mengetahui dan memahami sambungan bibir miring berkait dengan segala macam variasi dan bentuk
sambungan bibir miring. 2 Mengetahui alat-alat yang diperlukan untuk
melaksanakan pembutan sambungan tersebut. 3 Merakit sambungan dengan hasil rapat, rapi dan plattidak
baling. 4 Membuat komponenbagian-bagian sambungan kayu
memanjang.
b. Uraian materi 1 Pengamatan