ISU STRATEGIS PROVINSI LAMPUNG

LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 16

1.7 ISU STRATEGIS PROVINSI LAMPUNG

Isu global maupun Nasional, secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan isu lokal di Provinsi Lampung. Isu lokal ini akan meliputi berbagai aspek kehidupan masyarakat Lampung, sehingga perlu dilakukan pemahaman secara tepat dan akurat semua isu yang berkembang agar dapat direncanakan antisipasi sekaligus solusi untuk menjaga keberlangsungan pembangunan di Provinsi Lampung. Berbagai isu strategis di Provinsi Lampung Tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1. Pada tahun 2016, apabila AEC tercapai, maka ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasidan tenaga terampil yang bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara Negara ASEAN. Dengan terbentuknya pasar tunggal yang bebas tersebut maka akan terbuka peluang sekaligus tantangan bagi Provinsi Lampung sebagai bagian dari NKRI untuk memperkuat efisiensi dan meningkatkan daya saing komoditas unggulan bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan hasil laut, pariwisata dikancah pasar nasional dan global, yang diikuti dengan peningkatan kualitas sumberdaya manusia; 2. Provinsi Lampung dengan statusnya sebagai pintu gerbang Pulau Sumatera belum didukung infrastruktur yang baik seperti jaringan transportasi darat baik lintas timur maupun lintas barat guna memperlancar arus barang dan orang dari Pulau Sumatera ke Pulau Jawa dan sebaliknya; 3. Perlu dilakukan pengembangan ekonomi kreatif dan berbasis IPTEK yang mengikuti perubahan teknologi dan informasi, dimana hal ini harus dilihat sebagai potensi untuk mempercepat laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan; 4. Rendahnya mutu layanan publik pada Standar Pelayanan Minimal mengakibatkan lambatnya peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah, makadiperlukan regulasi pemerintah yang bertujuan mengembangkan dan pelaksanaan manajemen berbasis kinerja; LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 17 5. Perlu upaya penataan dan pengembangan manajemen sumber daya dan aset daerah, perencanaan tata ruang dan tata guna lahan untuk memperkuat manajemen sumberdaya dan aset daerah yaitu tata ruang, SDA, tanahdan laut yang ke depannya akan memicu optimalnya pengelolaan sumberdaya secara berkelanjutan; 6. Dibutuhkan pengembangan sistem insentif dan disinsentif untuk mendukung reformasi birokrasi daerah; 7. Perlu melakukan perencanaan dan pengembangan kerjasama pemerintah dan swasta untuk memperkuat kerjasama dan kemitraan pemerintah dan swasta serta meningkatkan investasi; 8. Indeks Pembangunan Manusia IPM Provinsi Lampung merupakan yang terendah di Pulau Sumatera yaitu sebesar 65,55; 9. Perkembangan jumlah penduduk Provinsi Lampung dengan laju pertumbuhan ± 1,23 selama 10 tahun terakhir, memberikan konsekuensi dari kondisi tersebut adalah ketersediaan ruang, lapangan kerjadan lain-lain dengan tetap memperhatikan keseimbangan dengan sumberdaya alam dan lingkungan hidup; 10. Angka kemiskinan di Lampung yaitu 14,29 masih diatas rata-rata nasional sekitar 10,86; 11. Kerusakan hutan di Provinsi Lampung hingga tahun 2012 sudah mencapai 55 dari luas yang ada akibat berbagai tekanan pembangunan dan aktivitas masyarakat. Potensi ekonomi dari kawasan hutan berupa hasil hutan bukan kayu, jasa lingkungan dan keanekaragaman hayati belum termanfaatkan secara maksimal; 12. Beberapa daerah-daerah berpotensi ekonomi Tanggamus, Lampung Barat, Lampung Timur, Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Lampung Selatan, Lampung Utara dan Way Kanan belum memiliki sarana dan prasarana yang memadai; 13. Terjadinya disparitas pembangunan antara Bandar Lampung sebagai ibukota Provinsi dengan kabupaten-kabupaten di Provinsi Lampung; 14. Menurunnya daya dukung lingkungan yang ditandai dengan semakin tingginya frekuensi kelangkaan air pada musim kemarau; LKj Provinsi Lampung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 18 15. Adanya peningkatan penggunaan teknologi dan informasi harus dilihat sebagai potensi yang mendukung percepatan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan di daerah KabupatenKota.

1.8 INOVASI DALAM REFORMASI SISTEM AKIP DAN PENGELOLAAN KINERJA