Provinsi Lampung - Pemerintah Provinsi Lampung BAB III 2016
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 81
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
Akuntabilitas Kinerja dalam LKj Provinsi Lampung tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari RPJMD, Renstra SKPD, RKPD ataupun RKT dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung. Dalam pelaksanaan pembangunan Pemerintah Provinsi Lampung sebagaimana fungsi actuating, dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga sampai pada saat pertanggungjawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya.
Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggungjawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program dan sasaran yang prosesnya adalah sejauh mana ketiga komponen tersebut dilaksanakan selaras dan sinergi dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. Piranti pengukurannya berupa Pengukuran Kinerja (atau sebelum Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 disebut dengan Pengukuran Pencapaian Sasaran untuk mengukur sasaran).
Adapun pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah kinerja (performance gap). Selanjutnya, berdasarkan selisih kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan kinerja di masa yang akan datang (performance improvement).
Dalam hal ini, laporan kinerja pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja (Permenpan No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah).
(2)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 82
Dalam memberikan klasifikasi penilaian tingkat capaian kinerja setiap sasaran berpedoman pada Permendagri No. 54 tahun 2010 dengan menggunakan skala penilaian terhadap kinerja pemerintah dibagi 4 (empat) kategori dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2016
No. Interval Nilai Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian
Realisasi Kinerja Kode
1. 91 Sangat Tinggi
2. 76 90 Tinggi
3. 66 75 Sedang
4. 51 65 Rendah
5. 50 Sangat Rendah
Sumber: Permendagri No. 54 Tahun 2010
3.1 CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2016
Pengukuran target kinerja dari sasaran strategis yang telah ditetapkan akan dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dengan realisasi kinerja. Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.2 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemda Lampung untuk tahun 2016. Pencapaian IKU Gubernur tahun 2016 secara ringkas ditunjukkan oleh tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Tabel Pencapaian IKU Gubernur Tahun 2016
No Indikator
Capaian 2015
2016 Target
Akhir RPJMD (2019)
Capaian s/d 2016 terhadap 2019 Target Realisasi % Realisasi
1 Pertumbuhan Ekonomi
5,13 6,35-6,50 5,15 87,67 7,00-7,50 73,57
2 Indeks Gini 0,35 0,33 0,36 90,91 0,32 87,50
3 PDRB atas dasar harga berlaku
253.162.53 8,30
261.081.194 281.113.138,68 86,86 318.996.629 88,12
4 PDRB atas dasar harga konstan
199.525.41 9,80
241.539.088 209.807.185,73 107,67 262.203.722 80,02
5 PDRB per kapita (berlaku)
31,20 32,82 34,26 104,39 39,45 86,84
6 Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan
3,45 4,16 3,16 75,96 4,48 70,54
7 Nilai Tukar Petani (NTP)
103,84 103,84 105,12 101,23 104,84 100,27
8 Nilai Tukar Nelayan (NTN)
(3)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 83 9 Skor Pola Pangan
Harapan (PPH) Konsumsi
84,1 85,00 78,00 91,76 92,5 84,32
10 Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan
7,48 7,44 3,89 52,28 7,46 52,14
11 Laju pertumbuhan sektor perdagangan
1,98 4,40 6,65 151,14 5,24 126,91
12 Pertumbuhan ekspor non migas
17,4 6,25 17,56 280,96 6,70 262,10
13 Jumlah koperasi aktif
2.760 3.018 3.024 100,20 3.250 93,05
14 Jumlah UMKM 382.247 384.810 301.814 78,43 414.398 41,89
15 Laju pertumbuhan investasi (PMTDB) atas dasar harga berlaku
7,24 10,94 8,61 78,70 14,56 59,13
16 Jumlah wisatawan nusantara (orang)
5.530.803 7.115.000 7.381.774 103 13.578.673 54,36
17 Jumlah wisatawan mancanegara (orang)
114.907 115,639 155.053 100,03 301.053 51,50
18 Pertumbuhan PAD 2,55 3,23 5,24 162,23 15,68 33,42
19 Kemantapan jalan provinsi
67,02 70,00 70,02 100,03 85,00 82,38
20 Tingkat kesesuaian antara RTRW Provinsi Lampung dengan penataan ruang
Sesuai Sesuai Sesuai 100,00 Sesuai 100,00
21 Kondisi jaringan irigrasi dan bangunan pelengkap yang terpelihara
65 70 80 114,26 85 94,11
22 Pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya dari kebutuhan yang akan dibangun
12 14 41 292,86 20 205,00
23 Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Masyarakat
Terhadap Air Minum Layak
68,82 74,34 74,51 100,23 100 74,51
24 Tingkat Kawasan Permukiman Kumuh
(4)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 84 25 Tingkat Rumah
Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Lingkungan Permukiman yang Sehat (sanitasi layak,drainase, persampahan, air limbah)
50,71 62,86 62,45 99,35 100 62,45
26 Tingkat Rumah Layak Huni
39,75 45 82,34 182,98 60 137,23
27 Laju pertumbuhan sektor
pertambangan
4,20 2,16 4,36 201,85 2,50 174,40
28 Rasio elektrifikasi rumah tangga
80,46 76,38 51,80 66,87 83,47 61,19
29 Angka melek huruf 99,88 96,50 96,67 100,17 98 98,64
30 Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
110,17 111,94 111,44 99,55 112,08 99,43
31 APK
SMP/MTS/Paket B
95,66 96,45 93,58 97,02 97,62 95,86
32 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
92,92 95,61 98,46 102,98 95,75 102,83
33 APM SMP/MTs/ Paket B
72,24 75,90 78,34 103,21 77,10 101,61
34 Angka rata-rata lama sekolah
7,20 7,55 7,56 100,13 7,70 98,18
35 Angka Kelulusan 100 100 100 100 100 100
36 Angka melanjutkan SMP ke SMA
79,23 85 72,06 84,78 100 72,06
37 Angka melanjutkan SMA ke PT
72.06 60 55 91,67 75,00 73,33
38 APK SMA/SMK/MA/ Paket C
66,06 72 82,98 115,25 78 106,38
39 APM SMA/SMK/ MA/Paket C
50,15 64 58,85 91,95 70 84,07
40 Angka harapan hidup
70 69,85 69,90 100,07 72 97,08
41 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 lahir hidup
4,88 30 3,76 187,47 24 184,33
42 Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup
95,46 333 81,07 175,65 309 173,76
43 Prevalensi Balita Kurang Gizi
(5)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 85 44 Angka Penemuan
Kasus TB (semua tipe yg
dilaporkan)/Case Notification Rate) per 100.000 penduduk
99 109 75 68,81 154 48,70
45 Angka Kesakitan Positif Malaria (API) per 1000 penduduk
0,43 0,30 0,47 43,33 0,10 -270,00
46 Prevalensi HIV AIDS per 100 penduduk usia > dari 15 tahun
0,01 0,49 0,01 197,96 0,49 197,96
47 Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
38,51 49 56,23 85,24 46 77,76
48 Cagar budaya dan aset daerah yang bernilai budaya yang diperlihara
1.576 1.891 1.546 81,76 3.267 47,32
49 Jumlah pengunjung museum
137.987 150.000 154.722 103,15 225.000 68,76
50 Jumlah sanggar kesenian
494 915 494 54,71 960 28,02
51 Persentase penduduk miskin
14,35 12,93 13,86 92,81 11,10 75,14
52 Indeks kedalaman kemiskinan
2,36 1,90 1,92 98,95 1,40 62,86
53 Indeks keparahan kemiskinan
0,38 0,44 0,41 106,82 0,34 79,41
54 Jumlah PMKS yang ditangani (jiwa)
8.595 10.062 10.713 106,47 8.220 130,33
55 Rasio
ketergantungan
71,97 46,51 49,33 93,94 46,75 94,48
56 Tingkat partisipasi angkatan kerja
60,65 65,91 69,61 105,61 66,46 104,74
57 Tingkat pengangguran terbuka
5,42 5,01 4,62 107,78 4,17 89,21
58 Penempatan transmigrasi ke luar Lampung
55 100 85 85,00 125 68,00
59 Fasilitas yang dibangun di kawasan KTM sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru
(6)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 86 60 Jumlah SKPD
Provinsi yang mengimplementasik an anggaran responsif gender
5,45 14,5 58,18 401,24 36,4 59,83
61 Jumlah perempuan keluarga miskin pedesaan yang diberdayakan melalui kelompok ekonomi kreatif
450 320 320 100 130 246
62 Jumlah Kab/Kota layak anak se-Provinsi Lampung
1 0 0 100 3 33,33
63 Penanganan kasus perempuan dan anak
95 100 kasus 173 173 200 86,50
64 Peringkat pekan olahraga prestasi nasional
8 - - - 5 -
65 Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader
kewirausahaan
20 20 kelompok - - 35 -
66 Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk
1:293 1:288 1:296 97,22 1:279 93,90
67 Jumlah Rumusan Kebijakan (policy paper)
pembangunan daerah yang aplikatif
9 18 policy paper
8 44,44 40 20
68 Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap SIDa
5 7
Kabupaten/ Kota
3 42,86 15 13,33
69 Kelas status mutu sungai utama dan waduk besar
D C C 100 B 50,00
70 Jumlah perusahaan yang menjadi peserta PROPER
70 110
perusahaan
70 63,64 140 50,00
71 Tingkat
pencemaran air pada sungai utama
(7)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 87 72 Luas rehabilitasi
hutan dan lahan termasuk mangrove
86.364 106.953 Hektar
99.646,10 93,00 175.769 56,69
73 Jumlah Raperda dan Pergub yang dihasilkan
11 dan 66 10 raperda 35 pergub
14 dan 105 140 dan 300 10 dan 30 140 dan 350
74 Penyelesaian Kasus Tanah
6 6
kasus/tahun
6 100 6 100
75 Hasil Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Provinsi Lampung
CC CC B 120 BB 66,66
76 Hasil evaluasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)
Tinggi Tinggi Tinggi 100 Tinggi 100
77 Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah
WTP WTP WTP 100 WTP 100
78 Persentase Hasil Audit APIP yang Terselesaikan
50 60 41,70 69,50 90 46,33
79 Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan
50 40 14 285,71 10 71,42
80 Konsistensi antar dokumen perencanaan
100 100 100 100 100 100
81 Indeks kepuasan masyarakat (skala 1-10)
6,23 6,40 6,23 97,34 7,00 89,00
82 Akreditasi kelembagaan Badan Diklat
B B B 100 A 67
83 Indeks demokrasi 71,62 72,00 65,95 91,60 73,50 89,73
(8)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 88 Catatan:
Untuk indikator ke-66, 76, 77 dan 83 merupakan capaian kinerja tahun 2015, karena realisasi kinerja tahun 2016 baru bisa dilihat pada triwulan 3 dan 4 tahun 2017. Sedangkan, untuk indikator ke-75 merupakan angka sementara (asem) sambil menunggu pengumuman resmi dari Kementerian PAN & RB.
Berdasarkan skala nilai peringkat kinerja pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010, dari 83 Indikator Kinerja Sasaran yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Provinsi Lampung pada tahun 2016, terdapat 61 indikator menunjukkan capaian sangat tinggi. Tingkat ketercapaian ini menunjukkan pelaksanaan urusan yang terkait dicapai melalui dukungan penganggaran dan kerja keras seluruh stakeholder dalam mendukung capaian sejumlah indikator tersebut. Sedangkan, 22 indikator lainnya yaitu 10 indikator dengan capaian tinggi, 4 indikator capaian sedang, 3 indikator capaian rendah dan masih terdapat 5 indikator dengan capaian sangat rendah masih diperlukan upaya kinerja yang lebih keras, fokus, dan terarah.
Sementara apabila dilihat dalam kerangka triwulan, perbandingan antara rencana dan realisasi kinerja untuk seluruh sasaran dapat dilihat pada tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Realisasi dan Capaian Kinerja IKU Gubernur Tahun 2016 Per Triwulan
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target
Tahunan Triwulan Target Realisasi Persentase 1 Peningkatan pertumbuhan
dan kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung
Pertumbuhan
Ekonomi Persen 6,35-6,50
Triwulan I 6,35 5,06 79,69 Triwulan II 6,35 5,15 81,10 Triwulan III 6,35 5,19 81,73 Triwulan IV 6,35 5,15 81,10
Indeks Gini Koefisien 0,33
Triwulan I 0,33 -
Triwulan II 0,33 -
Triwulan III 0,33 0,36 90,91 Triwulan IV 0,33 0,36 90,91 PDRB atas dasar harga
berlaku
Juta Rp
261.081.194 Triwulan I 66.831.534,19 66.831.534,19 100 Triwulan II 70.804.058,50 70.804.058,50 100 Triwulan III 74.296.607,20 74.296.607,20 100 Triwulan IV 69.180.938,79 69.180.938,79 100 PDRB atas dasar harga
konstan Juta Rp 241.539.088
Triwulan I 51.065.274,74 51.065.274,74 100 Triwulan II 53.301.369,01 53.301.369,01 100 Triwulan III 55.085.713,52 55.085.713,52 100 Triwulan IV 50.354.828,46 50.354.828,46 100 PDRB per kapita
(berlaku) Juta Rp 32,82
Triwulan I 32,82 32,82 100 Triwulan II 32,82 32,82 100 Triwulan III 32,82 32,82 100 Triwulan IV 32,82 32,82 100 Laju pertumbuhan
sektor pertanian, kehutanan, perikanan
Persen 4,16
Triwulan I 4,16 1,53 36,78 Triwulan II 4,16 2,71 65,14 Triwulan III 4,16 3,59 86,30 Triwulan IV 4,16 3,16 75,96 Nilai Tukar Petani
(NTP)
Indeks
Harga 103,84
Triwulan I 103,84 102,73 98,93 Triwulan II 103,84 104,59 100,72 Triwulan III 103,84 103,34 99,52 Triwulan IV 103,84 105,12 101,23 Nilai Tukar Nelayan
(NTN)
Indeks
Harga 113,86
Triwulan I 113,86 95,48 83,86 Triwulan II 113,86 96,05 84,36 Triwulan III 113,86 95,13 83,55 Triwulan IV 113,86 94,24 82,77 2 Terpenuhinya kebutuhan
pangan per kapita masyarakat untuk
Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Konsumsi
Persen 85,00
Triwulan I 85,00 79,30 93,29 Triwulan II 85,00 79,30 93,29 Triwulan III 85,00 79,30 93,29
(9)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 89
memenuhi kecukupan energy dan keamanan pangan
Triwulan IV 85,00 78,00* 91,76
3 Meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Lampung
Laju pertumbuhan sektor industri
pengolahan
Persen 7,44
Triwulan I 7,44 3,60 48,39 Triwulan II 7,44 2,82 37,90 Triwulan III 7,44 2,95 39,65 Triwulan IV 7,44 3,89 52,28 4 Meningkatnya
pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan pada PDRB Provinsi
Laju pertumbuhan
sektor perdagangan Persen 4,40
Triwulan I 4,40 3,71 84,32 Triwulan II 4,40 5,41 122,95 Triwulan III 4,40 5,65 128,41 Triwulan IV 4,40 6,65 151,14 Pertumbuhan ekspor
Non Migas Persen 6,25
Triwulan I 6,25 -
Triwulan II 6,25 - Triwulan III 6,25 -
Triwulan IV 6,25 17,56 280,96 5 Meningkatnya peran
koperasi dan UMKM dalam
perekonomian daerah Jumlah koperasi aktif Unit 3.018
Triwulan I 2.818 2.827 100,32 Triwulan II 2.878 2.889 100,38 Triwulan III 2.938 2.951 100,44 Triwulan IV 3.018 3.024 100,20
Jumlah UMKM UMKM 384.810
Triwulan I 384.810 301.814 78,43 Triwulan II 384.810 301.814 78,43 Triwulan III 384.810 301.814 78,43 Triwulan IV 384.810 301.814 78,43 Peningkatan kontribusi
penanaman modal (investasi) terhadap perekonomian daerah
Laju pertumbuhan investasi (PMTDB) atas
dasar harga berlaku
Persen 10,94
Triwulan I 10,94 19,69 179,98
6 Triwulan II 10,94 14,05 128,43
Triwulan III 10,94 9.70 88,67 Triwulan IV 10,94 8,61 78,70 7 Berkembangnya kontribusi
pariwisata pada perekonomian daerah
Jumlah wisatawan
nusantara Orang 7.115.000
Triwulan I 500.000 521.115 104,20 Triwulan II 2.000.000 2.189.672 109,40 Triwulan III 3.000.000 3.009.726 100,30 Triwulan IV 1.615.000 1.661.261 102,80 Jumlah wisatawan
mancanegara Orang 155.000
Triwulan I 10.000 9.458 94,50 Triwulan II 70.000 71.256 101,70 Triwulan III 40.000 40.509 101,20 Triwulan IV 35.000 33.828 96,65 8 Peningkatan pendapatan
asli daerah (PAD)
Pertumbuhan PAD Persen 3,23
Triwulan I 3,23 - -
Triwulan II 3,23 - -
Triwulan III 3,23 - -
Triwulan IV 3,23 5,24 162,23 9 Tersediannya
infrastruktur/ prasarana dan sarana transportasi yang handal, terintegritas dengan system transportasi nasional untuk mendukung pergerakan orang dan barang
Kemantapan jalan
provinsi Persen 70,00
Triwulan I 65 65 100
Triwulan II 65 61,95 95,31
Triwulan III 70 65 92,86
Triwulan IV 70 70,02 100,03 10 Terwujudnya tata ruang
wilayah sesuai arah pemanfaatan ruang nasional, provinsi dan kabupaten/ kota
Tingkat kesesuaian antara RTRW Provinsi
Lampung dengan penataan ruang
Sesuai
Triwulan I Sesuai Sesuai 100 Triwulan II Sesuai Sesuai 100 Triwulan III Sesuai Sesuai 100 Triwulan IV Sesuai Sesuai 100 11 Tersedianya sumberdaya
air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), pertanian (irigasi), industry dan untuk berbagai keperluan lainnya baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang
Kondisi jaringan irigrasi dan bangunan
pelengkap
Persen 70
Triwulan I 70 -
Triwulan II 70 -
Triwulan III 70 -
Triwulan IV 70 80 114,26
Pembangunan embung dan
bangunan penampungan air
lainnya
Persen 14
Triwulan I 14 -
Triwulan II 14 -
Triwulan III 14 -
Triwulan IV 14 41 292,86
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (mencakup persampahan, air bersih, air limbah)
Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum
Layak
Persen 74,34
Triwulan I 74,34 -
12 Triwulan II 74,34 -
Triwulan III 74,34 74,51 100,23 Triwulan IV 74,34 74,51 100,23
Tingkat Kawasan
Permukiman Kumuh Persen 1,93
Triwulan I 1,93 -
Triwulan II 1,93 - Triwulan III 1,93 -
Triwulan IV 1,93 1,8 106,73 Tingkat Rumah Tangga
yang Memiliki Akses Terhadap Lingkungan
Sehat
Persen 62,86
Triwulan I 62,86 - Triwulan II 62,86 - Triwulan III 62,86 -
Triwulan IV 62,86 62,45 99,35 Tingkat Rumah Layak
Huni Persen 45
Triwulan I 45 -
Triwulan II 45 -
(10)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 90
Triwulan IV 45 82,34 182,98 13 Meningkatnya cakupan
pelayanan dan kualitas infrastruktur energy dan ketenagalistrikan di Provinsi Lampung
Laju pertumbuhan
sektor pertambangan Persen 2,16
Triwulan I 2,16 2,49 115,28 Triwulan II 2,16 2,52 116,67 Triwulan III 2,16 3,59 166,20 Triwulan IV 2,16 4,36 201,85 Rasio elektrifikasi
rumah tangga Persen 76,38
Triwulan I 76,58 - Triwulan II 76,58 - Triwulan III 76,58 -
Triwulan IV 76,58 51,80 66,87 14 Meningkatnya angka
melek huruf Angka melek huruf
Persen 96,50
Triwulan I 96,50 96,67 100,17 Triwulan II 96,50 96,67 100,17 Triwulan III 96,50 96,67 100,17 Triwulan IV 96,50 96,67 100,17 15 Tuntasnya wajib belajar 9
tahun Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI/Paket A
Persen 111,94
Triwulan I 111,94 111,44 99,55 Triwulan II 111,94 111,44 99,55 Triwulan III 111,94 111,44 99,55 Triwulan IV 111,94 111,44 99,55 APK SMP/MTS/Paket B
Persen 96,45
Triwulan I 96,45 93,58 97,02 Triwulan II 96,45 93,58 97,02 Triwulan III 96,45 93,58 97,02 Triwulan IV 96,45 93,58 97,02 Angka Partisipasi
Murni (APM) SD/MI/Paket A
Persen 95,61
Triwulan I 95,61 98,46 102,98 Triwulan II 95,61 98,46 102,98 Triwulan III 95,61 98,46 102,98 Triwulan IV 95,61 98,46 102,98 APM SMP/MTs/ Paket
B Persen 75,90
Triwulan I 75,90 78,34 103,21 Triwulan II 75,90 78,34 103,21 Triwulan III 75,90 78,34 103,21 Triwulan IV 75,90 78,34 103,21 Angka rata-rata lama
sekolah Persen 7,55
Triwulan I 7,55 - -
Triwulan II 7,55 - -
Triwulan III 7,55 7,56 100,13 Triwulan IV 7,55 7,56 100,13
Angka Kelulusan Persen 100
Triwulan I 100 - -
Triwulan II 100 - -
Triwulan III 100 100 100
Triwulan IV 100 100 100
Angka melanjutkan
SMP – SMA Persen 85
Triwulan I 85 - -
Triwulan II 85 - -
Triwulan III 85 72,06 84,78 Triwulan IV 85 72,06 84,78 Angka melanjutkan
SMA - PT Persen 60
Triwulan I 60 - -
Triwulan II 60 - -
Triwulan III 60 55 91,67
Triwulan IV 60 55 91,67
16 Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat ke jenjang menengah dan tinggi
APK SMA/SMK/MA/
Paket C Persen 72
Triwulan I 72 82,98 115,25 Triwulan II 72 82,98 115,25 Triwulan III 72 82,98 115,25 Triwulan IV 72 82,98 115,25 APM SMA/SMK/
MA/Paket C Persen 64
Triwulan I 64 58,85 91,95
Triwulan II 64 58,85 91,95 Triwulan III 64 58,85 91,95 Triwulan IV 64 58,85 91,95 17 Meningkatnya akses dan
mutu pelayanan kesehatan
masyarakat Angka harapan hidup Tahun 69,85
Triwulan I 69,85 69,66 99,73 Triwulan II 69,85 69,66 99,73 Triwulan III 69,85 69,66 99,73 Triwulan IV 69,85 69,90 100,07 Angka Kematian Bayi
(AKB)
Per 1.000 Lahir Hidup
30
Triwulan I 30 4,88 183,73
Triwulan II 30 4,88 183,73 Triwulan III 30 4,88 183,73 Triwulan IV 30 3,76 187,47 Angka Kematian Ibu
(AKI) Per 100.000 Kelahiran Hidup 333
Triwulan I 333 103 169,07
Triwulan II 333 103 169,07 Triwulan III 333 103 169,07 Triwulan IV 333 81,07 175,65 Prevalensi Balita
Kurang Gizi Persen 18,08
Triwulan I 18,08 15,64 113,50 Triwulan II 18,08 15,64 113,50 Triwulan III 18,08 15,64 113,50 Triwulan IV 18,08 14,10 122,01 Angka Penemuan
Kasus TB (semua tipe yg dilaporkan)/ Case Notification Rate)
Per 100.000 Penduduk
109
Triwulan I 109 99 90,83
Triwulan II 109 99 90,83
Triwulan III 109 99 90,83
Triwulan IV 109 75 68,81
Angka Kesakitan Positif Malaria (API)
Per 100.000 Penduduk
0,30
Triwulan I 0,3 0,43 56,67
Triwulan II 0,3 0,43 56,67 Triwulan III 0,3 0,43 56,67 Triwulan IV 0,3 0,47 43,33 Prevalensi HIV AIDS
per 100 penduduk usia > dari 15 tahun
Persen 0,49
Triwulan I 0,49 0,01 197,96 Triwulan II 0,49 0,01 197,96 Triwulan III 0,49 0,01 197,96
(11)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 91
Triwulan IV 0,49 0,01 197,96
Angka Kesakitan DBD Per 100.000 Penduduk
49
Triwulan I 49 38,51 121,41 Triwulan II 49 38,51 121,41 Triwulan III 49 38,51 121,41 Triwulan IV 49 56,25 85,20 18 Terinternalisasinya
nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
Cagar budaya dan aset daerah yang bernilai
budaya yang diperlihara
benda 1.891
Triwulan I 1.891 975 51,56 Triwulan II 1.891 1.050 55,52 Triwulan III 1.891 1.325 70,07 Triwulan IV 1.891 1.546 81,76 Peningkatan jumlah
pengunjung museum Persen 150.000
Triwulan I 150.000 90.450 60,30 Triwulan II 150.000 110.235 74,90 Triwulan III 150.000 130.650 87,10 Triwulan IV 150.000 154.722 103,15 Jumlah sanggar
kesenian Sanggar 915
Triwulan I 915 494 54,71
Triwulan II 915 494 54,71
Triwulan III 915 494 54,71
Triwulan IV 915 494 54,71
19 Meningkatnya pelayanan kesejahteraan dan rehabilitasi bagi tuna sosial
Persentase penduduk
miskin Persen 12,93
Triwulan I 12,93 14,29 110,52 Triwulan II 12,93 14,29 110,52 Triwulan III 12,93 12,67 97,99 Triwulan IV 12,93 13,86 107,19 Indeks kedalaman
kemiskinan Persen 1,90
Triwulan I 1,90 2,63 138,42 Triwulan II 1,90 2,63 138,42 Triwulan III 1,90 1,92 101,05 Triwulan IV 1,90 1,92 101,05 Indeks keparahan
kemiskinan Persen 0,44
Triwulan I 0,44 0,70 159,09 Triwulan II 0,44 0,70 159,09 Triwulan III 0,44 0,41 93,18 Triwulan IV 0,44 0,41 93,18 Jumlah PMKS yang
ditangani Jiwa 10.062
Triwulan I 2.515 2.259 89,82 Triwulan II 5.169 4.820 93,25 Triwulan III 8.603 7.650 88,92 Triwulan IV 10.062 10.713 106,47 20 Meningkatnya kualitas dan
perlindungan terhadap
tenaga kerja Rasio ketergantungan Persen 46,51
Triwulan I 46,51 - Triwulan II 46,51 - Triwulan III 46,51 -
Triwulan IV 46,51 49,33 93,94 Tingkat partisipasi
angkatan kerja Persen 65,91
Triwulan I 65,91 - Triwulan II 65,91 - Triwulan III 65,91 -
Triwulan IV 65,91 69,61 105,61 Tingkat pengangguran
terbuka Persen 5,01
Triwulan I 5,01 -
Triwulan II 5,01 - Triwulan III 5,01 -
Triwulan IV 5,01 4,62 107,78 21 Meningkatnya
kesejahteraan masyarakat transmigrasi dan berkembangnya kawasan transmigrasi
Penempatan transmigrasi ke luar
Lampung
KK 100
Triwulan I 100 -
Triwulan II 100 -
Triwulan III 100 -
Triwulan IV 100 85 85
Fasilitas yang dibangun di kawasan KTM sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru
Lembaga Ekonomi 3
Triwulan I 3 -
Triwulan II 3 -
Triwulan III 3 -
Triwulan IV 3 1 33,33
22 Meningkatnya indeks pembangunan dan kesetaraan gender
Jumlah SKPD Provinsi yang mengimplementasikan
anggaran responsif gender
Persen 14,5
Triwulan I 14,5 14,5 100
Triwulan II 0 0 0
Triwulan III 14,5 58,18 401,24 Triwulan IV 14,5 58,18 401,24
Perempuan keluarga
miskin pedesaan Orang 320
Triwulan I 80 80 100
Triwulan II 80 80 100
Triwulan III 0 0 100
Triwulan IV 160 160 100
23 Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak
Jumlah Kab/Kota layak anak se-Provinsi
Lampung
Kab/Kota 0
Triwulan I 0 0 100
Triwulan II 0 0 100
Triwulan III 0 0 100
Triwulan IV 0 0 100
Penanganan kasus
perempuan dan anak Kasus 100
Triwulan I 0 0 100
Triwulan II 0 0 100
Triwulan III 0 0 100
Triwulan IV 100 173 173
24 Meningkatnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.
Peringkat pekan olahraga prestasi
nasional
Peringkat -
Triwulan I - -
Triwulan II - -
Triwulan III - -
Triwulan IV - -
Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader
kewirausahaan
Kelompok 20
Triwulan I - -
Triwulan II - -
Triwulan III - -
(12)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 92
25 Meningkatnya kualitas
kehidupan beragama Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk Tempat Ibadah : Orang 1:288
Triwulan I 1:288 - Triwulan II 1:288 - Triwulan III 1:288 -
Triwulan IV 1:288 1:296 97,22 26 Meningkatnya
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang efisien dan efektif melalui perumusan kebijakan pembangunan daerah yang berbasis riset, IPTEK dan Inovasi
Jumlah rumusan kebijakan (policy paper) pembangunan daerah yang aplikatif
Policy
paper 18
Triwulan I 0 -
Triwulan II 0 -
Triwulan III 10 6 60
Triwulan IV 8 2 25
Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah
melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap
Sida
Kab/Kota 7
Triwulan I 7 -
Triwulan II 7 -
Triwulan III 7 -
Triwulan IV 7 3 42,86
27 Penurunan beban pencemaran, pengendalian kerusakan lingkungan, serta perlindungan dan konservasi SDA.
Kelas status mutu sungai utama dan waduk besar
Status C
Triwulan I C -
Triwulan II C C
Triwulan III C C 100
Triwulan IV C C 100
Jumlah perusahaan yang menjadi peserta
PROFER
Perusaha
an 110
Triwulan I 110 25 22,73
Triwulan II 110 40 36,36
Triwulan III 110 55 50,00
Triwulan IV 110 70 63,64
28 Peningkatan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Tingkat pencemaran air
Titik
pantau 40
Triwulan I 5 10 200
Triwulan II 15 20 133,33
Triwulan III 30 30 100
Triwulan IV 40 40 100
29 Peningkatan manfaat kawasan hutan Provinsi Lampung dari aspek ekonomis dan ekologis.
Luas rehabilitasi hutan dan lahan termasuk
mangrove
Hektar 106.953
Triwulan I 89.816,25 89.816,25 100 Triwulan II 95.528,50 95.528,50 100 Triwulan III 101.240,75 99.646,10 100 Triwulan IV 106.953,00 99.646,10 93,00 30 Terciptanya keadilan,
kepastian dan kemanfaatan hukum di masyarakat
Jumlah Raperda dan Pergub yang
dihasilkan
Raperda dan Pergub
10 dan 35
Triwulan I 10 & 35 0 & 20 57,14 Triwulan II 10 & 35 0 & 30 85,71 Triwulan III 10 & 35 7 & 53 151,43 Triwulan IV 10 & 35 14 & 105 300,00 Penyelesaian Kasus
Tanah
Kasus/
Tahun 6
Triwulan I 6 -
Triwulan II 6 2 33,33
Triwulan III 6 4 66,66
Triwulan IV 6 6 100
31 Meningkatnya kinerja pemerintahan ditandai dengan meningkatnya kepercayaan publik melalui pelayanan prima
Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung 1 = AA; 2 = A; 3 = BB; 4 = B; 5 =CC; 6=C; 7 =D
Nilai 5
Triwulan I 5 - -
Triwulan II 5 - -
Triwulan III 5 - -
Triwulan IV 5 4 120
Hasil evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)
Status Tinggi
Triwulan I Tinggi Tinggi 100 Triwulan II Tinggi Tinggi 100 Triwulan III Tinggi Tinggi 100 Triwulan IV Tinggi Tinggi 100 32 Meningkatnya kapasitas
dan akuntabilitas kinerja pelayanan publik
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah
Opini WTP
Triwulan I WTP WTP 100
Triwulan II WTP WTP 100
Triwulan III WTP WTP 100
Triwulan IV WTP WTP 100
33 Terwujudnya
pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Persentse Hasil APIP yang Terselesaikan
Persen 60
Triwulan I 60 16,58 27,63
Triwulan II 60 26,70 44,50 Triwulan III 60 33,50 55,83 Triwulan IV 60 41,70 69,50 Persentase Penurunan
Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan
Persen 40
Triwulan I 40 22 181,82
Triwulan II 40 28 142,86
Triwulan III 40 16 250,00
Triwulan IV 40 14 285,71
34 Meningkatnya kinerja pelayanan publik yang memuaskan masyarakat dan kualitas pelayanan yang merata
Konsistensi antar
dokumen perencanaan Persen 100
Triwulan I 100 100 100
Triwulan II 100 100 100
Triwulan III 100 100 100
Triwulan IV 100 100 100
Indeks kepuasan
masyarakat (skala 1-10) Indeks 6,40
Triwulan I 6,40 -
Triwulan II 6,40 -
Triwulan III 6,40 6,23 97,34 Triwulan IV 6,40 6,23 97,34 Akreditasi kelembagaan
Badan Diklat Kategori B
Triwulan I B B 100
Triwulan II B B 100
Triwulan III B B 100
Triwulan IV B B 100
35 Meningkatnya kualitas kehidupan berdemokrasi dengan proses demokrasi yang menghargai kebebasan, persamaan,
Indeks demokrasi Skala 72,00 Triwulan I 72,00 - Triwulan II 72,00 -
(13)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 93
keadilan dalam kerangka supremasi hukum.
Triwulan IV 72,00 65,95 91,60
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
Beberapa IKU yang diuraikan di atas, penetapan target dan pengukuran realisasi triwulan dilakukan dengan menggunakan proxy indicator karena karakter indicator yang spesifik, termasuk tentang metode pengukuran indikator. Indikator yang dimaksud dan penjelasan mengapa dipergunakan proxy indicator
adalah sebagai berikut:
1. Sebagian indikator merupakan indikator pada level outcome, dimana pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan, belum tentu akan berkontribusi pada pencapaian target kinerja IKU secara langsung, seperti IKU yang pertama.
2. Sebagian indikator mempergunakan data yang dihasilkan oleh pengukuran secara periodik oleh lembaga di luar OPD di lingkungan Provinsi Lampung, yang biasanya dilakukan sekali atau dua kali dalam setahun. Indikator yang masuk dalam kategori ini adalah Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Gini, PDRB atas dasar harga berlaku, PDRB atas dasar harga konstan, PDRB per kapita (berlaku), Laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan, Nilai Tukar Petani (NTP), Nilai Tukar Nelayan (NTN), Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan, Laju pertumbuhan sektor perdagangan, Pertumbuhan ekspor, Laju pertumbuhan investasi (PMTDB) atas dasar harga berlaku, Laju pertumbuhan sektor pertambangan, Angka Melek Huruf, Angka Harapan Hidup, Jumlah penduduk miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan, Indeks Keparahan Kemiskinan, Rasio Ketergantungan, Tingkat partisipasi angkatan kerja, Tingkat pengangguran terbuka, Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk, Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Hasil Evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Opini Pemeriksaan BPK, Indeks kepuasan masyarakat dan Indeks demokrasi.
Proxy indikator yang dipakai adalah pencapaian indikator yang menjadi
penyumbang IKU. Pencapaian kinerja tahun 2016 dibandingkan dengan target kinerjanya, Target RPJMD dan Perjanjian Kinerja Tahun 2017, ditunjukkan table 3.4 berikut ini.
Tabel 3.4 Kinerja dan Realisasi Pencapaian IKU Tahun 2016
No Sasaran
Strategis Indikator Kinerja Satuan
2016 2017
Target Realisasi Capaian Target
(RPJMD) PK
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Peningkatan
Pertumbuhan Pertumbuhan Ekonomi Persen
6,35-6,50
(14)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 94
dan kontribusi terhadap PDRB Provinsi Lampung
Indeks Gini Koefisien 0,33 0,36 90,91 0,32 0,32
PDRB atas dasar harga
berlaku Juta Rp
261.081.194
281.113.138,86 86,86 278.364.769 278.364.769
PDRB atas dasar harga
konstan Juta Rp
241.539.088
209.807.185,73 107,67 228.741.575 228.741.575
PDRB per kapita (berlaku) Juta Rp 32,82 34,26 104,39 35,04 35,04 Laju pertumbuhan sektor
pertanian, kehutanan, perikanan
Persen
4,16
3,16 75,96 4,39 4,39
Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks Harga
103,84
105,12 101,23 104,31 104,31
Nilai Tukar Nelayan (NTN) Indeks Harga
113,86
94,24 82,77 114 114
2 Terpenuhinya kebutuhan pangan per kapita masyarakat untuk memenuhi kecukupan energy
Skor Pola Pangan Harapan
(PPH) Konsumsi Persen 85,00 78,00 91,76 85,90 85,90
3 Meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Lampung
Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan
Persen 7,44 3,89 52,28 7,46 7,46
4 Meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan pada PDRB Provinsi
Laju pertumbuhan sektor
perdagangan Persen
4,40
6,65 151,14 5,48 5,48
Pertumbuhan ekspor
Persen
6,25
-2,65 -42,40 6,30 6,30
5 Meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah
Jumlah koperasi aktif
Unit 3.018 3.024 100,20 3.093 3.093
Jumlah UMKM UMKM 384.810 301.814 78,43 394.430 394.430 6 Peningkatan
kontribu si pena naman modal (investasi) terhadap perekonomian daerah Laju pertumbuhan investasi (PMTB) atas
dasar harga berlaku
Persen 10,94 8,61 78,70 12,03 12,03
7 Berkem-bangnya kontribu-si pariwi-sata pada perekonomian daerah Jumlah wisatawan
nusantara Orang
7.115.000
7.381.774 103 5.759.540 5.759.540 Jumlah wisatawan
mancanegara
Orang
115.000
155.053 100,03 127,202 127,202
8 Peningkatan pendapatan asli
daerah (PAD) Pertumbuhan PAD Persen 3,23 5,24 162,23 3,25 3,25 9 Tersedianya
infra-struktur/ prasarana dan sarana transpor-tasi yang handal, terintegrasi dengan system transpor-tasi nasional untuk mendu-kung pergera-kan orang dan barang Kemantapan jalan provinsi
(15)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 95
10 Terwujudnya Tata Ruang Wilayah Sesuai Arah Pemanfaatan Ruang Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kot a
Tingkat kesesuaian antara RTRW Provinsi Lampung dengan penataan ruang
Sesuai Sesuai 100 Sesuai Sesuai
11 Tersedianya sumberdaya air yang handal dan berkuali-tas untuk memenuhi kebutu-han rumah tangga (domes-tik), pertanian (irigasi), industry dan untuk berbagai keperlu-an lain-nya baik pada waktu sekarang maupun yang akan dating
Kondisi jaringan irigrasi dan bangunan pelengkapyang terpelihara
Persen 70 80 114,26 100 100
Pembangunan embung dan bangunan penampungan air lainnya dari kebutuhan yang akan dibangun
Persen 14 41 292,86 16 16
12 Mening-katkan akses masyara-kat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (menca-kup persampa-han, air bersih, air limbah)
Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum Layak
Persen 74,34 74,51 100,23 82,20 82,20
Tingkat Kawasan
Permukiman Kumuh Persen 1,93 1,80 106,73 1,41 1,41
Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Lingkungan yang Sehat
Persen 62,86 62,45 99,35 67,78 67,78
Tingkat Rumah Layak
Huni Persen 45 82,34 182,98 50 50
13 Mening- katnya cakupan pelaya-nan dan kualitas infra-struktur energy dan ketenaga-listrikan di Provinsi Lampung dari 72% menjadi 78% di akhir tahun 2019
Laju pertumbuhan sektor
pertambangan Persen 2,16 4,36 201,85 2,27 2,27
Rasio elektrifikasi rumah
tangga Persen
76,38
51,80 66,87 78,68 78,68
14 Mening-katnya angka melek huruf
Angka melek huruf Persen 96,50 96,67 100,17 97 97
15 Tuntas-nya wajib belajar 9 tahun
Angka Partisipasi Kasar
(APK) SD/MI/Paket A Persen 111,94 111,44 99,55 111,99 111,99 APK SMP/MTS/ Paket B Persen 96,45 93,58 97,02 96,84 96,84 Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/Paket A Persen 95,61 98,46 102,98 95,65 95,65 APM SMP/MTs/ Paket B Persen 75,90 78,34 103,21 76,30 76,30 Angka rata-rata lama
sekolah Persen 7,55 7,56 100,13 7,60 7,60
Angka Kelulusan Persen 100 100 100 100 100
Angka melanjutkan SMP -
SMA Persen 85 72,06 84,78 90 90
Angka melanjutkan SMA -
PT Persen 60 55 91,67 65 65
16 Meningkatnya tingkat pendidi-kan masyara-kat ke jenjang mene-ngah dan tinggi
APK SMA/SMK/MA/ Paket
C Persen 72 82,98 115,25 74 74
APM SMA/SMK/
MA/Paket C Persen 64 58,85 91,95 66 66
17 Mening-katnya akses dan mutu pelaya-nan keseha-tan terutama untuk keseha-tan ibu dan anak
Angka harapan hidup Tahun 69,85 69,90 100,07 70 70
Angka Kematian Bayi (AKB)
Per 1.000 Lahir Hidup
30 3,76 187,47 28 28
Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 Kelahiran
(16)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 96
Hidup Prevalensi Balita Kurang
Gizi Persen 18,08 14,10 121,84 17,72 17,72
Angka Penemuan Kasus TB (semua tipe yg dilaporkan)/ Case Notification Rate)
Per 100.000 Penduduk
109 75 68,81 123 123
Angka Kesakitan Positif Malaria (API)
Per 100.000
Pddk 0,30 0,47 146,67 0,25 0,25
Prevalensi HIV AIDS per 100 penduduk usia > dari 15 tahun
Persen 0,49 0,01 197,96 0,49 0,49
Angka Kesakitan DBD Per 100.000
Pddk 49 56,23 85,24 48 48
18 Terinter-nalisa sinya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
Cagar budaya dan aset daerah yang bernilai budaya yang diperlihara
1.891 1.546 81,76 2.269 2.269
Peningkatan jumlah
pengunjung museum 150.000 154.722 103,15 175.000 175.000 Jumlah sanggar kesenian Sanggar 915 494 54,71 930 930 19 Mening-katnya
pelaya-nan kesejahteraan dan rehabilitasi bagi tuna sosial
Persentase penduduk
miskin Persen
12,93
13,86 92,81 12,32 12,32 Indeks kedalaman
kemiskinan Persen
1,90
1,92 98,95 1,75 1,75
Indeks keparahan
kemiskinan Persen
0,44
0,41 106,82 0,41 0,41
Jumlah PMKS yang
ditangani Jiwa 10.062 10.713 106,50 8.000 8.000
20 Mening-katnya kualitas dan perlindu-ngan terhadap tenaga kerja
Rasio ketergantungan Persen 46,51 49,33 93,94 46,52 46,52 Tingkat partisipasi
angkatan kerja Persen
65,91
69,61 105,61 66,08 66,08 Tingkat pengangguran
terbuka Persen
5,01
4,62 107,78 4,74 4,74
21 Mening-katnya kesejahteraan masyara-kat transmi-grasi dan berkem-bang nya kawasan transmi-grasi Penempatan transmigrasi
ke luar Lampung KK 100 85,00 85,00 115 115
Fasilitas yang dibangun di kawasan KTM sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru
Lembaga
Ekonomi 3 1 33,33 4 4
22 Mening-katnya indeks pemba-ngunan dan kesetara-an gender
Jumlah SKPD Provinsi yang
mengimplementasikan anggaran responsif gender
Persen 14,5 58,18 401,24 18,2 18,2
Perempuan keluarga
miskin pedesaan Orang 320 320 100 300 300
Jumlah Kab/Kota layak
anak se-Provinsi Lampung Kab/ Kota 0 0 0 2 2
Penanganan kasus
perempuan dan anak Kasus 100 173 173 125 125
23 Mening-katnya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangunan kualitas hidup dan kehidu-pan masyara-kat.
Peringkat pekan olahraga
prestasi nasional Peringkat -
- - 5 5
Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan
Kelompok 20 - 0 35 35
24 Mening-katnya kualitas kehidu-pan beraga-ma
Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk
Tempat Ibadah : Orang
1:288 1 : 296 97,22 1:285 1:285
25 Meningkatnya penyelenggara an pemerintahan daerah yng efisien dn efektif melalui perumusan kebijakan pembangunan daerah yang berbasis Riset, IPTEK dan Inovasi
Jumlah kajian kebijakan pemerintah daerah berbasis Riset dan Iptek yang dimanfaatkan
Policy Paper
18 8 44,44 28 28
Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap Sida
Kab/Kota 7 3 42,86 10 10
26 Penurunan beban pencemaran, pengendalian kerusa-kan lingkungan,
Kelas status mutu sungai
utama dan waduk besar Status C C 100 C C
Jumlah perusahaan yang menjadi peserta PROFER
Perusa haan
(17)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 97
serta perlindu-ngan dan konservasi SDA. 27 Peningkatan
upaya adaptasi dan mitigasi peruba-han iklim
Menurunnya tingkat
pencemaran air Persen 40 40 100 35 35
28 Peningkatan manfaat kawasan hutan Provinsi Lampung dan aspek ekono-mis dan ekologis.
Luas rehabilitasi hutan dan lahan termasuk mangrove
Hektar 106.953 99.646,10 93,00 129.892 129.892
29 Tercipta-nya keadilan, kepastian dan keman-faatan hukum di masyara-kat
Jumlah Raperda dan Pergub yang dihasilkan
Raperda dan Pergub
10 raperda 35 pergub
14 dan 105 140 dan 300
10 raperda 20 pergub
10 raperda 20 pergub
Penyelesaian Kasus Tanah Kasus/ Tahun
6
6 100 6 6
30 Mening-katnya kinerja pemerin-tahan ditandai dengan mening-katnya keper-cayaan publik melalui pelaya-nan prima
Hasil Evaluasi Kinerja Pemerintah Provinsi Lampung
Nilai CC B 120 B B
Hasil evaluasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)
Tinggi Tinggi Tinggi 100 Tinggi Tinggi
31 Mening-katnya kapasitas dan akunta-bilitas kinerja pelaya-nan publik
Opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah
Opini WTP WTP 100 WTP WTP
32 Terwu-judnya pemerin-tahan yang bersih dan bebas KKN
Persentase Hasil Audit
APIP yang Terselesaikan Persen 60 41,75 69,58 80 80
Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan
Persen 40 14 285,71 20 20
33 Mening-katnya kinerja pelaya-nan publik yang memuas-kan masyara-kat dan kualitas pelaya-nan yang merata Konsistensi antar
dokumen perencanaan Persen 100 100 100 100 100
Indeks kepuasan
masyarakat (skala 1-10) Skala 6,40 6,23 97,34 6,85 6,85 Akreditasi kelembagaan
Badan Diklat
Indeks B B 100 B B
34 Mening-katnya kualitas kehidu-pan berdemokrasi dengan proses demokrasi yang menghargai kebeba-san, persama-an, keadilan dalam kerangka suprema-si hukum.
Indeks demokrasi Skala 72,00 65,95 91,60 72,50 72,50
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Bagian ini akan menguraikan evaluasi dan analisis capaian kinerja yang menjelaskan capaian kinerja secara umum sebagaimana sudah diuraikan dalam sub bab sebelumnya. Penyajian untuk sub bab ini akan disajikan per sasaran strategis. Beberapa sasaran strategis yang terkait digabungkan menjadi satu dalam analisis ini.
(18)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 98
1. Sasaran Peningkatan Pertumbuhan dan Kontribusi Terhadap PDRB Provinsi Lampung
Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran peningkatan pertumbuhan dan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung didukung 8 (delapan) indikator sebagaimana tabel 3.5 berikut :
Tabel 3.5 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Peningkatan pertumbuhan dan kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB Provinsi Lampung
No Indikator Capaian 2015
2016 Target
Akhir RPJMD (2019)
Capaian s/d 2016 terhadap 2019
Target Realisasi %
Realisasi 1 Pertumbuhan
Ekonomi
5,13 6,00-6,35 5,26 81,10 7,00-7,50 73,57
2 Indeks Gini 0.33 0,33 0,36 90,91 0,32 87,50
3 PDRB atas dasar harga berlaku
245.330.948 261.081.194 281.113.138,86 86,86 318.996.629 88,12
4 PDRB atas dasar harga konstan
201.577.645 241.539.088 209.807.185,73 107,67 262.203.722 80,02
5 PDRB per kapita (berlaku)
30,63 32,82 34,26 104,39 39,45 86,84
6 Laju
pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, perikanan
3,69 4,16 3,16 75,96 4,48 70,54
7 Nilai Tukar Petani (NTP)
103,84 103,84 105,12 101,23 104,84 100,27
8 Nilai Tukar Nelayan (NTN)
113,72 113,86 94,24 82,77 114,29 82,46
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
Tahun 2016, Provinsi Lampung dihadapkan kepada persoalan ekonomi global dan nasional. Namun, perekonomian Lampung sepanjang tahun 2016 masih dapat tumbuh cukup tinggi. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung triwulanan tahun 2016 selalu berada di atas Nasional dan rata-rata Sumatera.
Pada Triwulan IV – 2016 pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tercatat sebesar 5,15 % (yoy) di atas Nasional (5,04 %) dan di atas rata-rata Sumatera (3,88 %). Pertumbuhan Ekonomi Lampung Tahun 2016 tercatat sebesar 5,15, menguat dibanding tahun 2015 sebesar 5,13 persen dan tahun 2014 sebesar 5,08 persen.
(19)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 99
Grafik 3.1
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung dan Nasional Tahun 2016
Sumber : Bappeda Provinsi Lampung, 2017
Pencapaian pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung tahun 2016 tersebut, menempatkan Provinsi Lampung pada urutan ke-2 di Sumatera setelah Provinsi Sumatera Utara. Posisi ini lebih baik dibandingkan tahun 2015 yang berada pada posisi ke-4. Perekonomian Lampung didominasi 3 Sektor Utama: (1). Pertanian, Kehutanan, Perikanan 33,30 %, (2). Industri Pengolahan 18,20 % dan (3). Perdagangan dan ReparasiKendaraan 11,15 %.
Grafik 3.2
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung dibandingkan Provinsi Lain se Sumatera Tahun 2016
Sumber : Bappeda Provinsi Lampung, 2017.
Berdasarkan penghitungan inflasi Desember 2016 sebesar 2,78 persen, dan inflasi year on year (yoy) Desember 2016 juga sebesar 2,78 persen. Dari tujuh kelompok pengeluaran, enam kelompok mengalami inflasi yaitu kelompok bahan makanan naik 0,47 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau naik 0,13 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan
5.32 5.03
5.14 5.35
4.62 4.67
4.73 5.04 4.92
5.18 5.04
5.04 5.9
4.7 5.03
4.7
4.93 5.07 5.22 5.33
5.06 5.15
5.19 5.15
0 1 2 3 4 5 6 7
I II III IV I II III IV I II III IV
Nasional Lampung
5.28
5.19 5.19
4.82 4.78 4.64
4.03
3.83
0 1 2 3 4 5 6
Sumatera Utara Lampung Bengkulu Sumatera Barat Sumatera Selatan Kepulauan Riau Jambi Kep.Bangka Belitung
(20)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 100
bakar naik 1,42 persen; kelompok sandang naik 0,18 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga naik 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,61 persen. Sebaliknya kelompok kesehatan mengalami deflasi (turun 0,02 persen).
Dari dua kota pemantauan di Lampung pada Desember 2016, Bandar Lampung dan Metro mengalami inflasi. Inflasi Bandar Lampung sebesar 0,70 persen, dan inflasi Metro sebesar 0,13 persen.
Perekonomian Lampung tahun 2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 281.113.138,86 Juta dan PDRB perkapita mencapai 34,26 juta.
Laju pertumbuhan sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan Tahun 2016
tercatat sebesar 3,16 persen. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun
2015 sebesar 3,66 persen dan meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 3.39 persen.
Tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk direpresentasikan oleh Indeks Gini (Gini Ratio). Besarnya Indeks Gini berkisar antara 0 dan 1. Semakin mendekati 0 artinya distribusi pendapatan semakin merata. Sebaliknya, semakin mendekati 1 artinya distribusi pendapatan semakin tidak merata. Indeks Gini seluruh provinsi se-Indonesia, menunjukkan keadaan Provinsi Lampung lebih baik dari Nasional (0,397). Gini Ratio Provinsi Lampung (Maret 2016) sebesar 0,36 mengalami perbaikan sekitar 0,02 poin dari kondisi 2015.
Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2017
Capaian penurunan indeks gini tahun 2016 mencapai 90,91% dari target 0,33 atau memiliki capaian sangat tinggi. Dibandingkan dengan target akhir RPJMD, telah tercapai 90,62% dari target indeks gini sebesar 0,32.
Apabila dilihat dari sisi disparitas pendapatan penduduk di Provinsi Lampung dilihat dari angka Indeks Gini Rasio, ketimpangan pendapatan menunjukkan perbaikan dari 0,38 pada tahun 2015 menjadi 0,36 pada tahun
0.37
0.36
0.36
0.35
0.38
0.36
0.33 0.34 0.35 0.36 0.37 0.38 0.39
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Grafik 3.3
(21)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 101
2016. Hal ini menunjukkan bahwa angka kesenjangan pendapatan semakin mengecil (pendapatan masyarakat semakin merata).
Capaian Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung tahun 2016 adalah 105,12 lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sebesar 103,17 dan melebihi dari target yang ditetapkan 103,84. Hal ini menunjukkan bahwa capaian kinerja masuk kategori sangat tinggi (101,23%) dan mampu melewati target RPJMD 2019 sebesar 0,28 poin. NTP di Provinsi Lampung tahun 2015 – 2016 disajikan pada Grafik 3.4 di bawah.
Grafik 3.4
Capaian Nilai Tukar Petani Provinsi Lampung Tahun 2015 -2016
Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2017
Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung merupakan yang tertinggi di wilayah Sumatera. Di wilayah Sumatera, hanya Provinsi Lampung dan Bangka Belitung yang memiliki NTP di atas 100 yang berarti tingkat kesejahteraan petani Lampung mengalami peningkatan dibanding periode tahun dasar (Tahun 2012).
Grafik 3.5
NTP Provinsi Lampung Dibandingkan Dengan Provinsi Lain se Sumatera Tahun 2015 -2016
Sumber : Bappeda Provinsi Lampung, 2017
102.3
102.42 104.21
103.83 102.73
104.59
103.34 105.12 101.86
100.23 101.11
102.71 102.03
101.41
101.94
102.02
0 50 100 150 200 250
I - 2015 II - 2015 III - 2015 IV - 2015 I - 2016 II - 2016 III - 2016 IV - 2016
Nasional Lampung
105.12
101.09 99.72
98.45 98.17 97.54 97.28
95.29 93.91
92.44
Lampung Bangka Belitung
Suatera Utara
Jambi Riau Kepulauan Riau
Sumatera Barat
Aceh Sumatera Selatan
(22)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 102
Tingginya angka NTP Provinsi Lampung ditunjukkan dengan pencapaian produksi padi pada pertengahan bulan November 2016 sudah mencapai 4,05 juta ton, dari target nasional 4,3 juta ton pada akhir tahun 2016. Pencapaian target tersebut diperoleh melalui kebijakan/program yang dilaksanakan sepanjang tahun 2016, antara lain:
Pembukaan lahan sawah baru yang sudah mencapai ± 10 ribu ha di 4 (empat)
kabupaten yaitu; Mesuji, Tulang Bawang, Tulang bawang Barat, dan Lampung Tengah.
Perbaikan sistem irigasi Sekampung system" di sentra pertanian Lampung.
Melakukan pengaturan debit air serta memaksimalkan pemberian bantuan berupa sumur bor, groundtank, dan pompa air bagi petani.
2. Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Pangan Per Kapita Masyarakat Untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Keamanan Pangan
Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran terpenuhinya kebutuhan pangan per kapita masyarakat untuk memenuhi kecukupan energi dan keamanan pangan didukung oleh indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi sebagaimana tabel 3.6 Realisasi pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) ketersediaan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.6 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Terpenuhinya Kebutuhan Pangan Per Kapita Masyarakat Untuk Memenuhi Kecukupan Energi dan Keamanan Pangan
Indikator Kinerja
Capaian 2015
Tahun 2016 Target Akhir RPJMD
(2019)
Capaian s/d 2016 terhadap 2019 (%) Target Realisasi %
Skor Pola Pangan Harapan Ketersediaan
70,31 85,00 78,00 91,76 92,50 84,32
(23)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 103
Pola Pangan Harapan (PPH) atau Desirable Dietary Pattern adalah susunan keberadaan pangan yang didasarkan pada sumbangan energi dari kelompok pangan utama (baik secara absolut maupun relative) dari suatu pola ketersediaan dan atau konsumsi pangan. Mutu konsumsi pangan penduduk dapat dilihat dari skor pangan (dietary score) dan dikenalnya sebagai skor PPH. Semakin tinggi skor PPH, konsumsi pangan semakin berimbang dan seimbang.
Kegunaan PPH merupakan instrumen sederhana untuk menilai situasi konsumsi pangan penduduk, baik jumlah maupun komposisi pangan menurut jenis pangan yang dinyatakan dalam skor PPH. Pada tahun 2016 ini, skor PPH di Provinsi Lampung ditargetkan 85,00 dan ternyata dari hasil analisis target PPH tahun 2016 tercapai 78,00 (Angka Sementara), seperti terlihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 3.7 Skor PPH Konsumsi di Provinsi Lampung Tahun 2016
Kelompok Pangan
Perhitungan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
Kalori % % AKE*) Bobot Aktual Skor Skor AKE Skor
Maks Skor PPH Padi-padian 1.038,4 55,9 51,9 0,5 28,0 26,0 25,0 25,0
Umbi-umbian 25,9 1,4 1,3 0,5 0,7 0,6 2,5 0,6
Pangan Hewani 160,5 8,6 8,0 2,0 17,3 16,0 24,0 16,0
Minyak &Lemak 284,4 15,3 14,2 0,5 7,7 7,1 5,0 5,0
Buah/Biji Berminyak 59,8 3,2 3,0 0,5 1,6 1,5 1,0 1,0
Kacang-kacangan 75,5 4,1 3,8 2,0 8,1 7,6 10,0 7,6
Gula 100,7 5,4 5,0 0,5 2,7 2,5 2,5 2,5
Sayur dan Buah 81,1 4,4 4,1 5,0 21,8 20,3 30,0 20,3
Lain-lain 30,5 1,6 1,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
Total 1.856,7 100 92,8 87,9 81,6 100 78,0
Sumber Data : BKPD Provinsi Lampung, 2017
Keterangan : Penghitungan menggunakan data sementara
Untuk skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi tahun 2016 yang ditampilkan pada tabel diatas merupakan angka sementara (ASEM) karena angka tetapnya baru akan keluar sekitar bulan Juni 2017.
(24)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 104
Pola Pangan masyarakat Provinsi Lampung masih di dominasi oleh beras/padi-padian, sementara konsumsi umbi-umbian masih dibawah standar, untuk itu perlu ditingkatkan kampanye peningkatan pengolahan makanan yang berbahan pangan dari umbi-umbian. Konsumsi pangan yang berasal dari hewani juga masih kurang, masih bisa ditingkatkan mengingat Provinsi Lampung merupakan penghasil ikan dan daging yang cukup besar. Untuk itu gerakan makan ikan atau daging dan telur perlu ditingkatkan, namun yang lebih penting lagi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena harga produk hewani cukup mahal. Maka perlu dipertimbangan di kegiatan kawasan rumah pangan lestari (KRPL) di kembangkan ternak ayam atau ternak ikan.
Tabel 3.8 Perbandingan Target Nasional, Target Provinsi Lampung dan Realisasi Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi
2012 2013 2014 2015 2016
Target Nasional 89,8 91,5 93,3 84,10 86,2
Target Provinsi Lampung 89,8 91,5 93,3 84,10 85,0
Realisasi Kinerja 86,5 84,3 83,4 79,3 78,0
Sumber Data : BKPD Provinsi Lampung, 2017
Target Nasional Realisasi Kinerja 70
75 80 85 90 95
2012 2013
2014 2015 2016
89.8 91.5 93.3
84.1 86.2 89.8 91.5
93.3
84.1 85 86.5
84.3 83.4
79.3 78
Target Nasional
Target Prov. Lampung
(25)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 105
Grafik 3.6 Perbandingan antara Target Nasional, Target Provinsi Lampung dan Capaian Kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Konsumsi Tahun 2012 - 2016
Grafik 3.6 Skor PPH Konsumsi Provinsi Lampung Tahun 2012 – 2016
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi masyarakat Provinsi Lampung sudah mulai mengarah kepada beragam, bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA). PPH konsumsi dari tahun 2012 – 2016 terjadi penurunan, hal ini dikarenakan terjadi revisi hasil justifikasi data BPS dan BKP Pusat. Dan pada tahun 2015 terjadi perubahan cara penghitungan dalam pengelompokan jenis pangan. Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi Lampung dalam meningkatkan angka PPH antara lain :
a. Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan
b. Lomba cipta menu tingkat Provinsi dan Nasional
c. Pengembangan usaha pangan lokal
Dalam rangka meningkatkan PPH di Provinsi Lampung, pada Tahun 2016 ini dilakukan beberapa upaya diantaranya melalui kegiatan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan dengan sasaran anak SD/usia dini, petugas kabupaten/kota, kepala sekolah, dewan guru, dan kelompok wanita tani di 3 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Lampung Utara, Way Kanan dan Bandar Lampung. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi kelompok tani dan anak-anak SD dalam mewujudkan pola
86.5
84.3 83.4
79.3
78.0
70 75 80 85 90
Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016
SKOR PPH KONSUMSI
(26)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 106
konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA), serta mengurangi ketergantungan terhadap bahan pokok beras.
Selain kegiatan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan juga di lakukan sosialisasi gerakan penganekaragaman konsumsi pangan dan konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) kepada tim penggerak PKK. Hal ini dikarenakan tim penggerak PKK merupakan organisasi wanita yang mempunyai anggota sampai pada tingkat desa. Oleh karena itu TP-PKK merupakan mitra yang sangat cocok dan tepat dalam mensosialisasikan dan menyebarluaskan gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) dan konsumsi pangan B2SA. TP-PKK bisa dijadikan ujung tombak dalam menyukseskan program P2KP dan pangan B2SA kepada masyarakat.
Untuk mempercepat pemahaman masyarakat tentang konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman, Pemerintah Provinsi Lampung menyelenggarakan lomba cipta menu beragam, bergizi, seimbang dan aman yang diikuti oleh perwakilan dari Kabupaten/Kota se Provinsi Lampung. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk mendorong kemandirian masyarakat khususnya ibu-ibu rumah tangga dalam pengembangan pangan lokal guna mendukung percepatan diversifikasi penganekaragaman pangan, dan diharapkan dapat diterapkan di tingkat rumah tangga untuk mewujudkan ketahanan pangan keluarga menuju ketahanan pangan nasional.
Dalam pencapaian indikator skor pola pangan harapan (PPH) konsumsi, terdapat masalah/hambatan/kendala diantaranya yaitu :
1. Pendapatan masyarakat masih rendah dibandingkan harga kebutuhan pangan secara umum, sehingga daya beli masyarakat menurun disebabkan oleh kenaikan harga pangan daripada masalah ketersediaan sehingga kualitas konsumsi pangan masih rendah, kurang beragam dan masih di dominasi pangan sumber karbohidrat serta masih rendahnya konsumsi protein hewani, umbi-umbian, aneka kacang serta sayur dan buah
(27)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 107
2. Keterbatasan dalam memberikan dukungan program bagi dunia usaha dan asosiasi yang mengembangkan aneka produk olahan pangan lokal
3. Konsumsi beras per kapita masih tinggi hai ini dikarenakan harga pangan pokok bersumberdaya lokal sebagai pengganti beras harganya masih relatif lebih tinggi, budaya masyarakat yang menjadikan beras merupakan bahan makanan pokok, serta masih terbatasnya dukungan sosialisasi, promosi dalam penganekaragaman konsumsi pangan melalui berbagai media.
Untuk mengatasi permasalahan/hambatan/kendala tersebut, ada beberapa solusi yaitu :
1. Peningkatan pengetahuan kelompok wanita tentang pentingnya pemanfaatan pekarangan untuk tambahan gizi keluarga dan untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
2. Peningkatan koordinasi dalam perumusan kebijakan konsumsi dan keamanan pangan melalui peningkatan pemantauan dan analisis pola konsumsi pangan serta pengembangan kelembagaan pedesaan dalam diversifikasi konsumsi pangan.
3. Fasilitasi kepada kelompok pengembangan bisnis pangan lokal dan makanan tradisional serta mendorong peran aktif swasta dan dunia usaha dalam pengembangan industri dan bisnis pangan lokal (MP3L).
3. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Provinsi Lampung
Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Provinsi Lampung didukung 1 (satu) indikator sebagaimana tabel 3.9 berikut :
(28)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 108 Tabel 3.9 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan
Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Terhadap PDRB Provinsi Lampung
No Indikator Capaian
2015
2016 Target
Akhir RPJMD
(2019)
Capaian s/d 2016 terhadap 2019 Target Realisasi %
Realisasi 1 Laju pertumbuhan
sektor industri pengolahan
7,48 7,44 3,89 52,29 7,46 52,14
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
Capaian laju pertumbuhan sektor industri pengolahan Tahun 2016 hanya sebesar 52,29%. Capaian ini menurun dibandingkan tahun 2015 (7,48%) dan tahun 2014 sebesar 4,51. Capaian ini menyumbang sebanyak 52,14% dari target kinerja pada akhir RPJMD.
Kegiatan industri pengolahan di Lampung secara umum juga menunjukkan peningkatan produksi. Sepanjang tahun 2010 – 2015 lapangan usaha industri pengolahan tumbuh 6,63 persen rata-rata per tahunnya. Kegiatan industri di Lampung keseluruhannya merupakan pengolahan komoditi non migas, sedangkan minyak dan gas bumi yang ada baru sebatas kegiatan eksplorasi sumber daya alam. Selain itu produk lain yang juga tumbuh signifikan adalah industri barang galian bukan logam, industri alat angkutan, industri mesin dan perlengkapannya, industri batu bara dan pengilangan minyak, industri logam dasar, serta industri tekstil dan pakaian jadi yang diperkirakan tumbuh di atas 5 persen.
Pengembangan Sektor Industri di Provinsi Lampung diarahkan pada pengembangan Kawasan Industri di Bagian Selatan Lampung yaitu Kawasan Industri Way Pisang, Kawasan Industri Bagian Utara Lampung yang akan disusun Master plan dan Detail Kawasan pada tahun 2016. Selain itu pengembangan Kawasan Industri Maritim (KIM) di Tanggamus serta Pengembangan Kawasan Industri Lampung (KAIL) eksisting di Tanjung Bintang serta penyiapan lahan untuk pengembangan lahan kawasan industri di tiap-tiap kabupaten/kota.
4. Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan dan Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB Provinsi
Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan terhadap
(29)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 109
PDRB Provinsi Lampung didukung 2 (dua) indikator sebagaimana tabel 3.10 berikut :
Tabel 3.10 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Dan Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB Provinsi
No Indikator Capaian
2015
2016 Target
Akhir RPJMD
(2019)
Capaian s/d 2016 terhadap 2019 Target Realisasi %
Realisasi 1 Laju Pertumbuhan
Sektor Perdagangan
1,98 4,40 6,65 151,14 5,24 126,91
2 Pertumbuhan Ekspor Non Migas
17,40 6,25 17,56 280,96 6,70 262,10
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
Pengukuran terhadap capaian kinerja untuk sasaran ini menunjukkan bahwa capaian kinerja untuk indikator laju pertumbuhan sektor perdagangan sangat tinggi, karena mencapai 151,14% dari target yang ditetapkan. Pencapaian ini juga telah mencapai 126,91 % dari rencana target kinerja pada akhir RPJMD pada tahun 2019 yaitu sebesar 5,24 persen.
Pada indikator pertumbuhan ekspor non migas juga menunjukkan capaian kinerja sangat tinggi mencapai 280,96 persen. Begitu pula bila dibandingkan dengan target akhir RPJMD.
Neraca Perdagangan Luar Negeri Provinsi Lampung periode Januari – November 2016 mengalami SURPLUS. Tercatat nilai total ekspor lebih besar US$ 644,74 juta dari nilai total impor.
Nilai ekspor pada November 2016 mencapai US$ 375,32 juta mengalami kenaikan 0,81% dibandingkan ekspor Oktober 2016. Ekspor Lampung juga mengalami kenaikan 26,54% dibandingkan November 2015 yang sebesar US$ 296,61 juta.
Nilai impor nonmigas November 2016 mencapai US$ 224,41 juta mengalami kenaikan 11,69% dibandingkan Oktober 2016. Nilai impor November 2016 tersebut naik 14,42% jika dibandingkan November 2015.
(30)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 110
Uraian Oktober
2016
November 2016
Januari – November 2016
Ekspor 372,29 375,32 2.805,69
Impor 200,93 224,41 2.160,95
Selisih 171,36 150,91 644,74
* Dalam Juta US$
Sumber : Data Olahan Bappeda Prov.Lampung, 2017
Permasalahan dan Solusi
1) Permasalahan
a). Permintaan masyarakat terhadap komoditi kebutuhan bahan pokok, barang penting dan barang strategis lainya pada hari besar nasional cenderung melonjak sehingga menyebabkan kenaikan harga
b). Masih rendahnya daya saing komoditi eksport daerah
2) Solusi
a) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan para distributor untuk menjaga ketersediaan barang pada hari besar nasional sehingga gejolak harga dapat terkendali.
b) Perlu terus dilakukan upaya peningkatan mutu produk ekspor daerah, diversifikasi komoditi ekspor dan perluasan pasar ekspor. 5. Sasaran Meningkatnya Peran Koperasi Dan UMKM Dalam Perekonomian
Daerah
Tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi ketimpangan pembangunan daerah yang dijabarkan dalam sasaran meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah didukung 2 (dua) indikator sebagaimana tabel 3.11 berikut :
296.61 290.46
273.54 249.92 218.47
195.69 185.58 222.77 179.49 270.64 261.99 372.29 375.32 NOV '15 DES '15 JAN '16 FEB '16 MAR '16 APR '16 MEI '16 JUN '16 JUL '16 AGT '16 SEP '16 OKT '16 NOV '16
196.14 201.34
153.56 161.28 169.26 207.82 195.59 198.29 154.78 283.03
211.99 200.93 224.41 NOV '15 DES '15 JAN '16 FEB '16 MAR '16 APR '16 MEI '16 JUN '16 JUL '16 AGT '16 SEP '16 OKT '16 NOV '16
(31)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG 111 Tabel 3.11 Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Peran Koperasi Dan
UMKM Dalam Perekonomian Daerah
No Indikator Capaian
2015
2016 Target
Akhir RPJMD (2019)
Capaian s/d 2016 terhadap 2019 Target Realisasi %
Realisasi 1 Jumlah koperasi
aktif
2.760 3.018 3.024 100,20 3.250 93,05
2 Jumlah UMKM 300.926 384.810 301.814 78,43 414.398 41,89
Sumber : Data Olahan Biro Organisasi Setdaprov. Lampung, 2017
Capaian kinerja sasaran meningkatnya peran koperasi dan UMKM dalam perekonomian daerah dari 2 (dua) indikator menunjukkan capaian kinerja sangat tinggi. Pada indikator jumlah koperasi aktif menunjukkan hasil yang sangat tinggi dengan capaian 100,20% dan menyumbang 93,05% pada capaian akhir RPJMD. Begitu pula dengan indikator jumlah UMKM memperlihatkan hasil capaian sangat tinggi diatas 100% yaitu sebesar 101,23% dan telah menyumbang 92,23 persen pada pencapaian target akhir RPJMD.
Pada tahun 2016 target kinerja yang hendak dicapai sebanyak 3.018 unit dan realisasi capaian 3.024 unit artinya adanya kenaikan jumlah koperasi aktif tahun 2016 sebanyak 264 unit dibandingkan tahun 2015. Hal ini dikarenakan adanya Koperasi baru. Perkembangan jumlah Koperasi di Provinsi Lampung Tahun 2012 – 2016 dapat dilihat di bawah ini :
Grafik 3.7
Perkembangan Koperasi Provinsi Lampung Tahun 2012 -2016
Sumber : Dinas Koperasi dan UKM, Prov. Lampung 2017
2012 2013 2014 2015 2016
Aktif 2.740 2.885 2.903 2.760 3.024
Tdk Aktif 1.738 1.787 1.810 2.335 2.296
JUMLAH 4.478 4.672 4.713 5.095 5.320
1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000
Ju
m
lah
K
o
p
e
(1)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
238
Kasus TB (semua tipe yg
dilaporkan)/Case Notification Rate) per 100.000 penduduk Angka Kesakitan Positif Malaria (API) per 1000 penduduk
0,30 0,47 43,33
Prevalensi HIV AIDS per 100 penduduk usia > dari 15 tahun
0,49 0,01 197,9 6
Angka Kesakitan DBD per 100.000 penduduk
49 56,23 85,24
18 Terinternalisa sinya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal
Cagar budaya dan aset daerah yang bernilai budaya yang diperlihara
1.891 1.546 81,76
Kebudayaan 6.794.672.445,00 2.390.397.540,00 35,18
Jumlah Pengunjung Museum
150.0 00
154.7 22
103,1 5 Jumlah Sanggar
Kesenian
915 494 54,71
19 Meningkatny a pelayanan kesejahteraa n dan rehabilitasi bagi tuna sosial
Indeks kedalaman kemiskinan
1,90 1,92 98,95 Sosial 10.564.694.500,00 8.791.025.873,00 83,21
Indeks keparahan kemiskinan
0,44 0,41 106,8 2
Kependuduk an & Catatan Sipil
112.000.000,00 100.000.000,00 89,29
Jumlah PMKS yang ditangani (jiwa)
10.06 2
10.71 3
106,4 7
Pemberdaya an Masyarakat Desa
9.750.000.000,00 8.801.567.611,00 90,27
20 Meningkatny a kualitas dan perlindungan terhadap tenaga kerja
Rasio
Ketergantungan
46,51 49,33 93,94
Ketenagake
rjaan 20.450.171.100,00 7.850.171.100,00 38,39 Tingkat partisipasi
angkatan kerja
65,91 69,61 105,6 1 Tingkat
pengangguran terbuka
5,01 4,62 107,7 8
21 Meningkatny a
kesejahteraa n masyarakat transmigrasi dan berkembangn ya kawasan transmigrasi
Penempatan transmigrasi ke luar Lampung
100 85 85,00
Ketransmig
rasian 788.287.200,00 614.771.919,00 77,99 Fasilitas yang
dibangun di kawasan KTM sebagai embrio pusat pertumbuhan ekonomi baru
3 1 33,33
22 Meningkat kan Pemberdaya an dan kesetaraan gender
Jumlah SKPD Provinsi yang
mengimplementasik an anggaran responsif gender
14,5 58,18 401,2 4
Pemberday aan Perempuan
& Perlindung
an Anak
7.188.987.800,00 6.211.707.770,00 86,41
Perempuan keluarga miskin pedesaan
320 320 100
23 Meningkatka n
perlindungan perempuan dan anak
Jumlah Kab/Kota layak anak se-Provinsi Lampung
0 0 100
Penanganan kasus perempuan dan anak
100 kasus
(2)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
239
24 Meningkat nya peran pemuda dan prestasi olahraga dalam pembangu nan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat
Peringkat pekan olahraga prestasi nasional
- - -
Pemuda dan Olahraga
13.523.168.010,00 8.614.586.468,00 63,70
Kelompok pemuda yang dilatih sebagai kader kewirausahaan
20 kelom
pok
- -
25 Meningkatny a kualitas kehidupan beragama
Rasio tempat peribadatan per jumlah penduduk
1:288 1:296 97,22 Sosial 10.903.033.000,00 10.510.672.400,00 96,40
26 Meningkatny a
penyelenggar aan pemerintaha n daerah yang efisien dan efektif melalui perumusan kebijakan pembanguna n daerah yang berbasis riset, IPTEK dan Inovasi
Jumlah rumusan kebijakan (policy paper) pembangunan daerah yang aplikatif
18 policy paper
8 44,44
Perencanaan Pembangu
nan
5.560.000.000,00 5.359.799.465,00 96,40
Jumlah Kabupaten dan Kota di Provinsi Lampung yang telah melakukan sinkronisasi dan koordinasi Roadmap Sida
7 Kabup
aten/ Kota
3 42,86
27 Penurunan beban pencemaran, pengendalian kerusakan lingkungan, serta perlindungan dan konservasi SDA.
Kelas status mutu sungai utama dan waduk besar
C C 100
Lingkungan
Hidup 5.586.453.000,00 4.907.874.246,00 87,85 Jumlah perusahaan
yang menjadi peserta PROFER
110 perus ahaan
70 63,64
28 Peningkatan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim
Tingkat pencemaran air
40 40 100
29 Peningkatan manfaat kawasan hutan Provinsi Lampung dari aspek ekonomis dan ekologis.
Luas rehabilitasi hutan dan lahan termasuk mangrove
106.9 53 Hekta
r
99.64 6,10
93,00 Kehutanan
30 Terciptanya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum di masyarakat
Jumlah Raperda dan Pergub yang dihasilkan
10 raper da 35 pergu
b 14 dan 105
140 dan 300
Perencanaa n Pembangu
nan
(3)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
240
Tanah kasus/ tahun 31 Meningkatny
a kinerja pemerintaha n ditandai dengan meningkatny a
kepercayaan publik melalui pelayanan prima
Hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
CC B 120
Otonomi Daerah, Pemerintaha n Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian & Persandian
Komunikasi &Informasi
314.687.913.876,00
11.134.281.600,00
308.267.512.316,00
10.724.531.085,00 97,96
96,32
Hasil evaluasi Laporan
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)
Tinggi Tinggi 100
32 Meningkat kan kapasitas dan akuntabilitas kinerja pelayanan publik
Opini Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah
WTP WTP 100
33 Terwujudnya pemerintaha n yang bersih dan bebas KKN
Persentase Hasil Audit APIP yang Terselesaikan
60 41,70 69,50 6.000.000.000,00 5.078.033.960,00 84,63
Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan
40 14 285,7 1
34 Meningkatny a kinerja pelayanan publik yang memuaskan masyarakat dan kualitas pelayanan yang merata
Konsistensi antar dokumen
perencanaan
100 100 100
Perencanaa n Pembangu
nan
11.652.044.749,00,00 10.607.056.442,51 91,03
Indeks kepuasan masyarakat (skala 1-10)
6,40 6,23 97,34
Akreditasi
kelembagaan Badan Diklat
B B 100
35 Meningkatny a kualitas kehidupan berdemokrasi dengan proses demokrasi yang menghargai kebebasan, persamaan, keadilan dalam kerangka supremasi hukum.
Indeks Demokrasi 72,00 65,95 91,60 Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
41.870.778.000,28 36.578.019.215,00 87,36
TOTAL BELANJA LANGSUNG 2.334.539.863.248,28 2.139.709.111.310,,51 91,65
(4)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
241
Analisa Efisiensi
Bagian yang disajikan dalam tabel ini terkait dengan efisiensi anggaran
untuk sasaran yang pencapaian kinerjanya mencapai atau lebih dari 100%.
Terlihat bahwa mayoritas dari 35 sasaran, menunjukkan pencapaian yang sama
atau lebih dari 100%, yaitu sebanyak 20 sasaran, sebagaimana ditunjukkan dalam
tabel di bawah ini. Sebagai contoh, untuk sasaran
Te
rpenuhinya kebutuhan
pangan perkapita masyarakat untuk memenuhi kecukupan energi dan ketahanan
pangan, telah mencapai kinerja sebanyak 100% namun dengan realisasi
anggaran hanya sebanyak 63,64% dari total anggaran yang dialokasikan. Capaian
serupa juga bisa dilihat dari pencapaian sasaran
Me i gkat ya ko tribusi sektor
pariwisata pada perekonomian daerah, dengan pencapaian kinerja sebanyak
112,77%, namun dengan realisasi anggaran hanya sebanyak 93,67%. Banyaknya
sasaran yang berhasil dicapai dengan sumber daya yang efisien menunjukkan
bahwa efisiensi anggaran telah mencapai tingkat yang tinggi ataupun sangat
tinggi. Kondisi ini sejalan dengan prinsip pengelolaan anggaran publik danlebih
jauh juga sejalan dengan prinsip pemerintahan yang baik, yang salah satunya
adalah pengelolaan sumber daya anggaran yang efisien dalam mencapai tujuan
dan sasaran pembangunan.
Tabel 3.69
Efisiensi Penggunaan Sumber Daya
NO Sasaran Strategis Indikator Kinerja
% Capaian Kinerja
≥ Urusan
% Penyerapan
Anggaran
Tingkat Efisiensi
1 2 3 4 5 6 7
1 Meningkatnya pertumbuhan dan kontribusi sektor perdagangan pada PDRB Provinsi
Laju pertumbuhan sektor perdagangan
151,14
Perdagangan 90,57 9,43 Pertumbuhan
ekspor non migas
280,96
2 Meningkatnya kontribusi sektor pariwisata pada perekonomian daerah
Jumlah wisatawan nusantara
103,00
Pariwisata 93,07 6,93 Jumlah wisatawan
mancanegara
100,03
3 Peningkatan pendapatan asli daerah (PAD)
Pertumbuhan PAD 162,23 Pendapatan 92,43 7,57
4 Tersediannya infrastruktur/ prasarana dan sarana transportasi yang handal, terintegritas dengan system transportasi nasional untuk mendukung pergerakan orang dan barang
Kemantapan jalan provinsi
100,03 Pekerjaan Umum
90,04 9,96 Perhubungan
5 Terwujudnya tata ruang wilayah sesuai arah pemanfaatan ruang nasional, provinsi dan
Tingkat Kesesuaian antara RTRW Provinsi Lampung
100 Pekerjaan Umum
(5)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
242
kabupaten/kota dengan Penataan Ruang
6 Tersedianya sumberdaya air yang handal dan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), pertanian (irigasi), industri dan untuk berbagai keperluan lainnya baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang
Kondisi jaringan irigrasi dan bangunan
pelengkap
114,26
Pekerjaan
Umum 97,01 2,99 Pembangunan
embung dan bangunan
penampungan air lainnya
292,86
7
Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana dan prasarana dasar pemukiman (mencakup persampahan, air bersih, air limbah)
Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap Air Minum Layak
100,23
Perumahan 91,47 8,53 Tingkat Kawasan
Permukiman Kumuh
106,73
Tingkat Rumah Tangga yang Memiliki Akses Terhadap
Lingkungan yang Sehat
99,35
Tingkat Rumah Layak Huni
182,98
8 Meningkatnya cakupan pelayanan dan kualitas infrastruktur energy dan ketenagalistrikan di Provinsi Lampung
Laju pertumbuhan sektor
pertambangan
201,85
Energi&
Sumberdaya 92,66 7,34 Rasio elektrifikasi
rumah tangga
66,87
9 Meningkatnya angka melek huruf Angka melek huruf 100,17 Pendidikan 95,43 4,57
10 Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat ke jenjang menengah dan tinggi
1. APK
SMA/SMK/MA/ Paket C
115,25
2. APM
SMA/SMK/MA/ Paket C
91,95
11. Meningkatnya kualitas dan perlindungan terhadap tenaga kerja
1. Rasio
ketergantungan
93,94 Ketenaga kerjaan
38,39 61,61
2. Tingkat partisipasi angkatan kerja
105,61
3. Tingkat pengangguran terbuka
107,78
p Meningkatkan Pemberdayaan dan kesetaraan gender
Jumlah SKPD Provinsi yang
mengimplementasik an anggaran responsif gender
401,24
Pemberdayaa n Perempuan
& Perlindungan
Anak
86,41 13,59 Jumlah Perempuan
keluarga miskin pedesaan
100
13 Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak
Jumlah Kab/Kota layak anak se-Provinsi Lampung
100
Penanganan kasus perempuan dan anak
(6)
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG
243
14 Terciptanya keadilan, kepastian dan kemanfaatan hukum di masyarakat
Jumlah Raperda dan Pergub yang dihasilkan
140 dan 300
Perencanaan
Pembangunan 59,54 40,46
Penyelesaian Kasus Tanah
100 Pertanahan
15 Meningkatnya kinerja pemerintahan ditandai dengan meningkatnya kepercayaan publik melalui pelayanan prima
Hasil evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
120 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian & Persandian
Komunikasi &Informasi
97,96 2,04 Hasil evaluasi
Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)
100
16 Meningkat kan kapasitas dan akuntabilitas kinerja pelayanan publik
Opini Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) terhadap
Pengelolaan Keuangan Daerah
100
17 Terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN
Persentase Hasil Audit APIP yang Terselesaikan
69,50 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian & Persandian
84,63 15,37
Persentase Penurunan Pelanggaran Terhadap Standar Atas Pelaksanaan Tugas SKPD Sesuai Aspek Pembinaan dan Pengawasan
285,71