Perumusan Masalah Tujuan PENDAHULUAN

5 dan tumbuhan liar Bab II. Pada Bab III, dibahas nilai penting keragaman serangga penyerbuk bagi produksi pertanian. Pembahasan dilakukan secara terperinci berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis. Penelitian tentang keragaman spesies, khususnya spesies serangga penyerbuk, sering mengalami kendala dalam melakukan pengambilan contoh sampel sehingga pada Bab IV akan dibahas hal tersebut secara rinci. Pembahasan metode sampling meliputi sampling sederhana yang hanya bertujuan untuk mengetahui keragaman dan kelimpahan serangga penyerbuk, sampling yang lebih kompleks yang menyangkut perubahan ruang dan waktu serangga penyerbuk dan hubungannya dengan tanaman inang, serta metode penentuan awal spesies di lapangan. Pada bab ini juga dibahas metode analisis keanekaragaman hayati serangga penyerbuk yang meliputi penggunaan indeks diversitas, prakiraan populasi, prakiraan spesies yang ada, dan kesamaan komposisi spesies antar habitat maupun tanaman pertanian. Akhirnya pada bab V disusun kesimpulan dari seluruh bahasan yang ada. 7

BAB II. KERAGAMAN SERANGGA PENYERBUK

2.1. Keragaman Serangga Penyerbuk di Daerah Oriental

Daerah Oriental meliputi kawasan yang cukup luas mencakup daerah tropis dan sub tropis. Di bagian utara mencakup pegunungan Himalaya sampai ketinggian di bawah 3000 m dpl, di bagian selatan mencapai Nusa Tenggara, bagian barat mencapai Madagaskar dan bagian Timur mencapai kepulauan Halmahera Corlett, 2004 Gambar 1. Peta daerahkawasan Oriental Corllet, 2004 Keragaman serangga penyerbuk pada daerah Oriental dibahas dalam buku ini untuk acuan dasar dalam membahas keragaman serangga penyerbuk di Jawa maupun di lereng Gunung Slamet dan sekitarnya. Namun demikian, jenis serangga penyerbuk yang dibahas hanya akan dibatasi pada Ordo Hymenoptera kelompok lebah dan tawon, sedikit Ordo Lepidoptera kelompok