Giya Afdila, 2016 PENGARUH IMPLEMENTASI KODE ETIK PROFESI TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH
LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sekolah Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia keseluruhan berjumlah 135 orang.
Berikut ini adalah mengenai gambaran jumlah populasi guru di Sekolah Laboratorium Percontohan Universitas
Pendidikan Indonesia.
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No Jenjang
Jumlah guru
1 TK Laboratorium Percontohan UPI
10 2
SD Laboratorium Percontohan UPI 22
3 SMP Laboratorium Percontohan UPI
61 4
SMA Laboratorium Percontohan UPI 42
Total populasi 135
Sumber: data BPS Sekolah Laboratorium Percontohan UPI Tahun 2015
3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama dengan populasi dan juga mempermudah peneliti
dalam melakukan penelitian.seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono 2012: hlm 90 “sampel adalah sebagian dari populasi”. Sampel penelitian
diperlukan oleh peneliti jika dalam penelitian jumlah populasinya terlalu besar dan membatasi peneliti dalam melakukan penelitian.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono 2012: hlm 91, bahwa:
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi
Sementara, untuk teknik pengambilan sampel ditentukan berdasarkan jumlah populasi menurut Surakhmad dalam Riduwan 2009:
hlm 65, menyebutkan bahwa Apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100, maka
pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50 dari ukuran
Giya Afdila, 2016 PENGARUH IMPLEMENTASI KODE ETIK PROFESI TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH
LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15 dari
ukuran populasi
Selanjutnya, menurut Arifin 2011: 224 mengemukakan bahwa dalam pengambilan dan penentuan sampel, sebenarnya tidak ada
penentuan yang mutlak, tetapi sekedar gambaran dapat mengikuti petunjuk sebagai berikut.
a. Bila jumlah anggota populasi sampai dengan 50, sebaiknya
dijadikan sampel total, artinya seluruh anggota populasi dijadikan obejk penelitian.
b. Jika jumlah anggota populasi berada antara 51 sampai dengan
100, maka sampel dapat diambil 50-60 atau dapat juga menggunakan sampel total
c. Jika jumlah anggota populasi berada antara 101 sampai dengan
500, maka sampel dapat diambil 30-40. d.
Jika jumlah anggota populasi berada antara 501 sampai dengan 1000, maka sampel dapat diambil 20-25.
e. Jika jumlah anggota populasi lebih dari 1000, maka sampel
dapat diambil 10-15. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti akan menggunakan sampel yang
diambil dari populasi. Dengan jumlah populasi yaitu 135, maka peneliti mengambil sekitar 30-40 dari jumlah populasi. Rumus yang akan
digunakan dalam menentukan besarnya sampel yangd
2
akan dijadikan objek penelitian ini adalah rumus dari Taro Yamane dalam Riduwan
2009: 65, yaitu: n =
1 d
.
2
N
N
Dimana:
N
= ukuran populasi n
= ukuran sampel minimal d
2
= presisi yang ditetapkan Berdasarkan rumus di atas, dengan presisi yang ditetapkan sebesar 10,
dapat diperoleh perhitungan sampel penelitian sebagai berikut n =
1 d
.
2
N
N
Giya Afdila, 2016 PENGARUH IMPLEMENTASI KODE ETIK PROFESI TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH
LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
=
1 1
, .
135 135
2
= 1
01 ,
. 135
135
= 1
35 ,
1 135
=
35 ,
2 135
n = 57,45 = 57
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh jumlah sampel dari keseluruhan populasi sebanyak 57 orang guru. Adapun sampel yang
digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan
representative.
Sedangkan, teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah teknik
Probability Sampling
melalui
Proportionate Stratified Random Sampling
, karena anggota dalam populasi bersifat heterogen atau tidak sejenis sehingga dilakukan stratifikasi secara
proporsional. Seperti yang dijelaskan oleh Riduwan 2009: hlm 58, bahwa “
Proportionate Stratified Random Sampling
ialah pengambilan sampel dari anggota secara acak dan berstrata secara proporsional,
dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen”.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, teknik ini digunakan untuk mempermudah menggolongkan populasi sehingga hasil daripada sampling ini dapat
memberi gambaran dari popuasi yang sebenarnya. Selanjutnya, untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari
masing-masing jenjang secara proporsional, dilakukan perhitungan dengan stratifikasi atau penggolongan dengan menggunakan rumus alokasi
proporsional dalam Riduwan 2009: hlm 66 sebagai berikut:
n N
N n
i i
.
Dimana: n
i
= jumlah sampel menurut stratum
Giya Afdila, 2016 PENGARUH IMPLEMENTASI KODE ETIK PROFESI TERHADAP PROFESIONALISME GURU DI SEKOLAH
LABORATORIUM PERCONTOHAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
n = jumlah sampel seluruhnya
N
i
= jumlah populasi menurut stratum N
= jumlah populasi seluruhnya
Secara lengkap tertuang dalam tabel berikut. Tabel 3.2
Perhitungan Besaran Sampel Berdasarkan Teknik
Proportionate Stratified Random Sampling
No. Jenjang
N
i
n N
N n
i i
.
Jumlah Sampel
1 TK Laboratorium UPI
10
22 ,
4 57
135 10
n
4 2
SD Laboratorium UPI 22
28 ,
9 57
135 22
n
9 3
SMP Laboratorium UPI 61
75 ,
25 57
135 61
n
26 4
SMA Laboratorium UPI 42
73 ,
17 57
135 42
n
18
Jumlah 135
57
B. Desain Penelitian