51
Gambar 5.5 Grafik hubungan sudut kaca belakang α dengan
reduksi koefisien tahanan Ř
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahawa semakin kecil sudut kaca belakang mobil α maka semakin besar prosentase reduksi Ř koefisien tahanan yang
dihasilkan. Hal ini terjadi karena adanya penundaan titik separasi pada bagian kaca belakang mobil akibat dari pengecilan sudut kaca belakang mobil sehingga area yang
terjadi pusaran menjadi lebih kecil maka nilai koefisien tahanan menjadi semakin kecil.
5.4.1 Analisa Hasil Simulasi Variasi Sudut Kaca Belakang Mobil
Hasil simulasi yang telah dilakukkan untuk variasi sudut kaca belakang mobil ditampilkan dengan pola sebagai berikut :
5.4.1.1 Analisa Hasil Simulasi Berdasarkan Kontur Tekanan
-6 -5.5
-5 -4.5
-4 -3.5
-3 -2.5
-2 -1.5
-1 -0.5
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35
R e
d u
k si
α derajat
Reduksi - α
52
1 Mobil Model Acuan α =
.
Gambar 5.6 Kontur distribusi tekanan pada mobil model acuan α = 35.8
Dari gambar 5.6 terlihat bahwa distribusi tekanan pada permukaan bagian kaca belakang mobil dan permukaan depan mobil memiliki selisih nilai distribusi tekanan
yang besar sehingga nilai koefisien tahanan menjadi besar. Besarnya distribusi tekanan pada bagian belakang mobil dianggap tetep karena dalam kasus ini tidak ada perubahan
bentuk pada bagian depan mobil. Dengan perubahan sudut kaca belakang mobil diharapkan terjadi penambahan distribusi tekanan pada bagian belakang mobil sehingga
selisih distribusi tekanan anatara bagian depan dan belakang mobil menjadi semakin kecil maka nilai koefisien tahanan menjadi semakin kecil.
53
2 Mobil Model 1 α =
.
Gambar 5.7 Kontur distribusi tekanan pada mobil model 1 α =
33.7 Gambar 5.7 memperlihatkan distribusi tekanan pada kaca belakang mobil
dengan sudut α = 33.7
menjadi lebih besar pada bagian permukaan bagasi atas dan pada sudut bawah kaca belakang sehingga selisih distribusi tekanan antara tekanan pada
bagian depan dan bagian belakang mobil menjadi semakin kecil, maka terjadi reduksi nilai kefisien tahanan.
3 Mobil Model 2 α =
.
Gambar 5.8 Kontur distribusi tekanan pada mobil model 2 α =
32.2
54
Pada model mobil 2 α = 32.2
terlihat jelas pada gambar 5.8 distribusi tekanan pada permukaan kaca belakang mobil dan bagian atas bagasi menunjukan nilai
yang bertambah besar dibandingkan mobil model 1 sehingga selisih distribusi tekanan menjadi lebih kecil dan koefisien tahanan yang dihasilkan menjadi lebih kecil.
4 Mobil Model 3 α =
.
Gambar 5.9 Kontur distribusi tekanan pada mobil model 3 α = 29.9
Terlihat pada gambar 5.9 bahwa pada model mobil 3 α = 29.9
distribusi tekanan pada kaca belakang mobil menjadi lebih luas dari pada distribusi tekanan pada
mobil model 2, terutama pada bagian atap mobil dan disekitar kaca belakang mobil. Apabila kita amati secara detail pada bagian depan mobil mengalami penurunan
distribusi tekanan sehingga selisih distribusi tekanan antara bagian depan dan belakang mobil menjadi berkurang. Konsekuensinya akan dihasilkan koefisien tahanan yang
menjadi lebik kecil.
55
5 Mobil Model 4 α =
.
Gambar 5.10 Kontur distribusi tekanan pada mobil model 4 α = 28.2
Dari gambar 5.10 terlihat bahwa disrtibusi tekanan pada bagian atas bagasi mobil dan kaca belakang menjadi bertambah besar karena sudut kaca belakang mobil
semakin kecil dan permukaan antara kaca belakang dan atap mobil semakin landai sehingga terjadi penambahan tekanan pada permukaan atas bagasi dan kaca belakang.
Dengan mengasumsikan besarnya distribusi tekanan pada bagian belakang mobil tetep maka selisih distribusi tekanan anatara bagian depan dan belakang mobil menjadi
berkirang maka nilai koefisien tahanan menjadi semakain kecil pula.
6 Mobil Model 5 α =
.
Gambar 5.11 Kontur distribusi tekanan pada mobil model 5 α = 25.7
56
Pada gambar 5.11 terlihat bahwa distribusi tekanan di bagian kaca belakang mobil dan bagian atas bagasi mobil menjadi semakin besar bila dibandingkan dengan
model mobil sebelumnya pada gambar 5.10. Semakain besar distribusi tekanan pada bagian belakang mobil maka dihasilkan selisih distribusi tekanan antara bagian depan
dan belakang mobil yang lebih kecil sehingga pada model mobil 5 menghasilkan selisih distribusi tekanan yang paling kecil diantara model mobil yang lainya. Dengan
demikian nilai koefisien tahanan pada model mobil 5 menjadi lebih kecil dari pada model mobil sebelumnya.
5.4.1.2 Analisa Hasil Simulasi Berdasarkan Kontur Kecepatan 1